Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anna Valentine
Abstrak :
Lansia merupakan suatu kelompok usia yang seringkali merasakan dampak dari penuaan. Salah satunya yaitu lebih lamanya penyembuhan luka pada lansia dan jika tidak ditangani dengan tepat, maka luka akut bisa menjadi luka kronik. Di lain sisi, sejak dahulu, madu telah digunakan untuk merawat luka karena memiliki sifat antimikroba, anti inflamasi, dan debridement luka yang membantu proses penyembuhan luka. Bahkan jika dibandingkan dengan antibakteri lain, perawatan luka dengan madu dapat mempercepat penyembuhan luka lebih baik dari yang lain. Oleh karena itu, pengembangan tatalaksana berbasis bukti dalam melakukan perawatan luka menggunakan madu dilakukan untuk mendukung proses penyembuhan luka dan meningkatkan kenyamanan lansia. Dalam karya ilmiah ini, perawatan luka dengan madu menghasilkan peningkatan penyembuhan luka dan pengurangan kualitas nyeri pada lansia setelah dua minggu intervensi. Hasil ini dibuktikan dengan adanya penurunan skala Bates-Jensen Wound Assessment Tool dan Visual Analog Scale serta Numeric Rate Scale setelah perawatan dua minggu. Skala BWAT klien dari 30 menjadi 15, nilai VAS 2 dan Numeric Rating Scale 3 (nyeri ringan) menjadi 0 atau tidak nyeri. Setiap intervensi dilakukan sehari sekali selama 5-10 menit. Kesimpulannya, setelah dilakukan intervensi, terdapat penyembuhan luka diamati dengan tidak adanya jaringan nekrotik, pus, dan adanya jaringan granulasi yang menutupi keseluruhan luka. ...... The elderly are an age group that often feel the impact of aging. One of them is the longer healing time of wounds in the elderly and if not treated properly, then acute wounds can become chronic wounds. On the other hand, honey has long been used to treat wounds as it has antimicrobial, anti-inflammatory, and wound debridement properties that help the wound healing process. Even when compared to other antibacterials, wound treatment with honey can accelerate wound healing better than others. Therefore, the development of evidence-based management in performing wound care using honey is carried out to support the wound healing process and improve the comfort of the elderly. In this scientific work, wound care with honey resulted in improved wound healing and reduced pain quality in the elderly after two weeks of intervention. This result was evidenced by a decrease in the Bates-Jensen Wound Assessment Tool scale and Visual Analog Scale and Numeric Rate Scale after two weeks of treatment. The client's BWAT scale from 30 to 15, VAS value 2 and Numeric Rating Scale 3 (mild pain) to 0 or no pain. Each intervention is done once a day for 5-10 minutes. In conclusion, after the intervention, wound healing was observed with the absence of necrotic tissue, pus, and granulation tissue covering the entire wound.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Gaithersburg: AN Aspen , 1998
617.1 WOU
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Baranoski, Sharon
Abstrak :
This book is your go-to clinical guide to assessing and treating the full range of skin and wound conditions--from common to less common, simple to complex, and acute to chronic. This comprehensive, easy-read handbook provides practical guidance on the many aspects of wound care, including the legal, ethical, psychological, and social aspects.
Philadelphia: Wolters Kluwer, 2016
617.1 BAR w
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Lidya
Abstrak :
ABSTRAK
Permasalahan luka kanker bukan hanya permasalahan fisik namun psikososial. Perawatan luka kanker yang benar akan mengatasi permasalahan fisik dan psikologis sehingga meningkatkan kualitas hidup. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi pengetahuan, pengalaman yang membentuk persepsi pasien luka kanker dalam menjalani perawatan luka. Desain penelitian adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi pada delapan partisipan. Pengumpulan data dengan wawancara mendalam dan catatan lapangan. Analisa data menggunakan metode Collaizi. Ditemukan enam tema yaitu 1 literasi kesehatan yang tidak adekuat dan informasi negatif mengarahkan pengambilan keputusan perawatan luka, 2 penurunan kemampuan aktifitas dan tidur akibat nyeri, bau dan perdarahan pada luka, 3 distress sosial akibat anggapan negatif masyarakat, 4 intuisi dan sumber informasi informal mempengaruhi bahan dan cara perawatan luka, 5 ketergantungan perawatan luka pada keluarga karena keterbatasan sumber daya dan 6 mampu beraktifitas normal sebagai tujuan perawatan luka. Hasil penelitian diharapkan menjadi bahan pemikiran bagi perawat dalam melakukan pendekatan dan pengkajian perawatan luka kanker.Kata kunci : Persepsi, Pengetahuan, Pengalaman, Luka Kanker, Perawatan luka.
ABSTRACT
Wound cancer involves physical and psychosocial problems. The proper wound care will overcome the physical and psychological problems so it will improve the quality of life. The purpose of this study was to explore the knowledge, experience and perceptions of cancer patients undergoing wound care. This is a qualitative study with phenomenological approach involving eight participants. In depth interviews and field notes were used to collect the data and analyzed with Collaizi rsquo s method. The result found six themes 1 inadequate health literacy and negative information influence the decision making of wound care, 2 decrease of activity and sleep due to pain, odor and bleeding of the wound, 3 social distress due to the negative perception of society, 4 intuition and informal sources of information affects the instrument and technique of wound care, 5 family dependence on wound care because of limited resources, and 6 wound healing and capable of normal activity as wound care purposes. This study can be used as a perspective in caring patients with wound cancerKeywords Perception, Knowledge, Experience, Wound cancer, Wound care
2015
T47128
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imam Kurniawan Rizal
Abstrak :
ABSTRAK
Metode perawatan luka berkembang dari metode konvensional ke metode perawatan luka modern dressing. Perawatan luka dengan menggunakan modern dressing memiliki lebih banyak manfaat dibanding dengan menggunakan balutan konvensional. Modern dressing sangat baik digunakan untuk balutan luka kronik dikarenakan dapat mempercepat proses penyembuhan luka pasien. Namun, tidak semua perawat mengetahui modern dressing ini. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perawat dalam menggunakan modern dressing untuk perawatan luka, seperti faktor pengetahuan, pelatihan, kebijakan RS, SOP ruangan, akses, usia, tingkat pendidikan, dan rekomendasi dokter. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perawat dalam menggunakan modern dressing untuk perawatan luka. Metode penelitian yang digunakan adalah simple random sampling. Data penelitian diuji menggunakan uji Chi-Square. Penelitian ini dilakukan di RSUP Persahabatan dengan jumlah sampel 82 orang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor pengetahuan, SOP ruangan, dan pelatihan mempengaruhi perawat dalam menggunakan modern dressing untuk perawatan luka. Hasil ini dapat memberikan manfaat bagi pelayanan keperawatan terkait penggunaan modern dressing sebagai balutan luka pasien.
ABSTRACT
Wound care methods progress from conventional methods to modern methods of wound care dressings. Using modern dressing has more benefits compared with using conventional dressings. Modern dressings very usefull for chronic wound because it can accelerate wound healing process of patients. However, not all nurses knowing about benefits of modern dressing. There are several factors that influence nurses in the use of modern dressing for wound care, as a factor of knowledge, training, hospital policies, SOP rooms, access, age, educational level, and the doctor's recommendation. The purpose of this study is to determine the factors that influence nurses in the use of modern dressings for wound care. The method of this study using simple random sampling. This study data was tested by Chi-Square test. This study was conducted in Persahabatan Hospital with total sample of 82 people. The results showed that knowledge, SOP room and training affect nurses in the use of modern dressing for wound care. This results can give benefits for nursing care about using modern dressing as wound dressing patients.
2016
S65123
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yoni Vanto
Abstrak :
Latar Belakang: Surgical Site Infection (SSI) adalah infeksi sekitar luka operasi dalam kurun waktu 30 hari pascabedah. SSI merupakan 23,6% dari total infeksi nosokomial pascabedah abdomen di RSCM tahun 2009 – 2011. Tingginya angka morbiditas dan mortalitas dikarenakan SSI menyebabkan biaya penangganan SSI, sehingga pencegahan SSI akan mengurangi biaya pengobatan. Aquadest diketahui cairan yang efektif untuk irigasi luka, mudah didapatkan, murah dan aman untuk irigasi luka. Tujuan: Mengetahui pencucian luka dengan aquadest dibanding perawatan luka Standar. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental terandomisasi tersamar tunggal, yang dilakukan di departemen bedah, Fakultas kedokteran Universitas Indonesia, Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Mei – Juni 2018. Subyek berjumlah 80 orang setelah laparatomi mediana, dibagi menjadi grup kontrol (n=40) yang menerima perawatan standar dengan tulle setiap 2 hari dan grup eksperimental (n=40) yang menerima pencucian luka dengan aquadest setiap hari, dimulai hari kedua pascabedah. Pada hari ketujuh, dilakukan kultur mikrobiologi yang diambil dari benang jahitan. Parameter yang dievaluasi adalah pertumbuhan kuman, tanda infeksi, dan biaya per subyek antara 2 grup untuk mengetahui efisiensi dan efektivitas keduanya. Hasil: Positif kultur mikrobiologi 57,5% (n=23) pada grup kontrol dan 55% (n=22) pada grup eksperimental. Tidak ada perbedaan bermakna antara kolonisasi kuman di grup kontrol dan grup eksperimental (p=0,820) maupun insiden SSI (p=1,00). Selisih biaya Rp 27.500,00 (Rp 19.400,00 – Rp 40.990,00) lebih rendah pada grup eksperimental (Rp 385.500,00 (Rp 379.500,00 – Rp 385.960,00)) dibanding grup kontrol (Rp 413.000,00 (Rp 398.900,00–Rp 426.950,00)) Kesimpulan: Pencucian luka dengan aquadest lebih efisien dibandingkan perawatan luka dengan teknik standar. ......Background: Surgical Site Infection (SSI) is infection at or around the incision site within 30 days postoperative. SSI accounts for 23.6% of total nosocomial infections after abdominal surgery in Cipto Mangunkusumo General Hospital during 2009 – 2011. The high morbidity and mortality due to SSI causes high cost burden for SSI management, hence prevention of SSI will reduced the cost of treatment. Aquadest has known as an effective substance for wound irrigation, easy to obtain, low-cost and safe for wound irrigation. Aim: The study objective was to know the efficiency of aquadest wound irrigation compared to standard wound care. Methods: This was a single-blinded randomized experimental study, conducted at the Department of Medical Surgery, Faculty of Medicine University of Indonesia, Cipto Mangunkusumo General Hospital during May-June 2018. Subjects were eighty patients after median laparotomy, randomized into control group (n=40) which received standard wound care with tulle every other day and experimental group (n=40) which received aquadest wound irrigation every day, started on the second post operation day. On the seventh day, microbiological culture taken from surgical suture materials. Parameters evaluated were the bacterial growth, signs of infection and cost per subject between two groups to know the efficiency and efficacy of both treatment. Result: The positive microbiological culture were 57,5% (n=23) in control group and 55% (n=22) in experimental group. There was no significant difference of bacterial colonization in the control and experimental group (p = 0,820) neither in SSI incidence (p = 1,00). The cost difference was Rp 27.500,00 (Rp 19.400,00 – Rp 40.990,00) lower for subject in experimental group (Rp 385.500,00 (Rp 379.500,00 – Rp 385.960,00)) compared with control group (Rp 413.000,00 (Rp 398.900,00–Rp 426.950,00)). Conclusion: Surgical wound irrigation with aquadest was more efficient compared with standar surgical wound care.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Dewi sartika SLI
Abstrak :
ABSTRAK
Diabetes millitus merupakan gangguan metabolisme karbohidrat yang berlangsung kronis, penyakit ini mempunyai beberapa komplikasi jangka panjang. Salah satu komplikasinya adalah luka diabetes yang pada tahap lanjut dapat dilakukan amputasi. Perawatan luka merupakan intervensi keperawatan yang dapat menghindarkan pasien dari amputasi. Prinsip perawatan luka yang baik adalah memberikan lingkungan yang lembab dan hangat untuk dapat meningkatkan proses perkembangan luka. Selain itu perawatan luka juga harus efektif dalam pembiayaan, efektif dalam pembiayaan tidak harus selalu murah tapi dilihat dari banyaknya manfaat yang didapat pasien.. Penelitain ini merupakan penelitian kuasieksperimen pretest-postest with control group design. Pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling, dan dipilih secara acak. Instrument pengkajian luka yang digunakan adalah instrument pengkjian luka Bates- Jansen dan lembar pencatatan biaya material perawatan luka. Perbedaan proses perkembangan luka dan efektifitas pembiayaan antara balutan modern dibandingkan baluatan konvensional diuji dengan uji t independen dengan tingkat kepercayaan 95 %. Hasil uji t independen menunjukkan ada perbedaan proses perkembangan luka antara kelompok perlakuan dan kontrol (p=0,031) dan terdapat perbedaan efektifitas pembiayaan antara kelompok perlakuan dan kontrol (p=0,002). Dengan demikian institusi pelayanan perlu mengembangkan metode perawatan luka diabetes menggunakan balutan modern.
ABSTRACT
Diabetes mellitus is a chronic carbohydrate metabolism disturbance which has many long term complications. One of its complications is diabetic wound which has risk for amputation. Wound care is nursing intervention that prevents patient form being amputated. A good principle of wound care is giving a moist and warm environment in order to improve wound healing process. Wound care should be cost effective which does not mean to be cheap but can give benefits for patient. This research used quasi-experiment with pretest and post test with control group design. Sample was chosen randomly with purposive sampling. Instrument for wound assessment are Bates-Jansen wound assessment and the documentation of wound care material cost. The difference of wound healing process and cost effectivity between modern and conventional dressing was tested with independent t test with 95% confidence interval. The result of independent t test showed a difference in healing process between treated and controlled groups (p=0,031), and a difference in cost effectivity between treated and controlled groups (p=0,002). It is concluded that health services need to improve diabetic wound care method with modern dressing.
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
T-24790
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Syukri
Abstrak :
Ulkus kaki diabetik sebagai komplikasi diabetes melitus merupakan masalah kesehatan masyarakat perkotaan. Salah satu penanganan medis yang dilakukan adalah tindakan pembedahan skin graft. Karya Ilmiah Akhir Ners ini bertujuan untuk memberikan gambaran asuhan keperawatan pasien ulkus kaki diabetik post operasi skin graft di RSUP Fatmawati dengan menerapkan intervensi perawatan luka untuk mencapai penyembuhan luka optimal. Perawatan luka ini dilakukan selama lima hari dengan hasil kondisi graft mengalami vaskularisasi sesuai dengan tahap yang ada, yaitu graft mengalami fase revaskularisasi, pengerutan kulit, dan regenerasi. Pasien dianjurkan untuk mengontrol kadar gula darah untuk membantu penyembuhan luka. Oleh karena itu, perawat diharapkan dapat meningkatkan kualitas asuhan keperawatan pada pasien post operasi skin graft berdasarkan evidence based practice yang ada. Kata kunci: perawatan luka, skin graft, ulkus kaki diabetik. ...... Diabetic foot ulcers as a complication of diabetes mellitus is an urban public health problem. One of the medical treatments is skin graft surgery. This final work of Ners Scientific aims to give description of nursing care of diabetic foot ulcer patient on skin graft surgery at Fatmawati Hospital by applying wound care intervention to achieve optimal wound healing. This wound treatment was performed for five days with the result of graft condition having vascularization according to the existing stage, ie graft experiencing revascularization phase, skin shrinkage, and regeneration. Patients are encouraged to control blood sugar levels to help wound healing. Therefore, nurses are expected to improve the quality of nursing care in post operative skin graft patients based on existing evidence based practice.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Imam Tobroni
Abstrak :
Diabetes Mellitus merupakan penyakit degeneratif yang jumlahnya terus meningkat setaip tahunnya. Individu yang menderita DM dengan gula darah yang tidak terkontrol sangat, berisiko mengalami luka ulkus diabetikum. Selain penanganan hiperglikemia dengan pemberian obat-obatan, perawatan luka ulkus diabetikum penting dilakukan untuk mencegah terjadi infeksi. Studi kasus ini bertujuan mengetahui efektifitas penggunaan antibiotik topikal pada perawatan luka ulkus diabetikum grade 1. Analisis dilakukan pada asuhan keperawatan yang diberikan di ruang rawat RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. Evaluasi dilakukan dengan memonitoring proses penyembuhan luka ulkus selama perawatan. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa proses penyembuhan luka ulkus dapat cepat mengering. Karya ilmiah ini menyarankan bahwa penggunaan antibiotik topikal sebagai alternatif jenis perawatan luka ulkus.
Diabetes Mellitus is a degenerative disease whose numbers continue to increase every year. Individuals suffering from diabetes mellitus with uncontrolled blood sugar are at risk of developing diabetic ulcer. In addition to handling hyperglycemia by administering drugs, care for diabetic ulcer wounds is important to prevent infection. This case study aims to determine the effectiveness of using topical antibiotics in grade 1 diabetic ulcer wound care. The analysis was carried out on nursing care given in the hospital room Dr. RSUPN Cipto Mangunkusumo. Evaluation is done by monitoring the ulcer wound healing process during treatment. Evaluation results indicate that the ulcer wound healing process can dry out quickly. This scientific work suggests that the use of topical antibiotics as an alternative treatment of diabetic ulcer.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library