Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Meredith, Robert C.
New York: Thomas Y. Crowell, 1967
808.3 MER p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Babbie, Earl R.
Belmont, CA : Thomson/Wadsworth, 2004
300BABB001
Multimedia  Universitas Indonesia Library
cover
Buscemi, Santi V.
Boston: McGraw-Hill , 2002
808.042 7 BUS r
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
VanderMey, Randal
Boston: Wadsworth and Cengage Learning, 2012
372.62 COL
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Smith, Orianne
"Convinced that the end of the world was at hand, many Romantic women writers assumed the role of the female prophet to sound the alarm before the final curtain fell. Orianne Smith argues that their prophecies were performative acts in which the prophet believed herself to be authorized by God to bring about social or religious transformation through her words. Utilizing a wealth of archival material across a wide range of historical documents, including sermons, prophecies, letters and diaries, Orianne Smith explores the work of prominent women writers - from Hester Piozzi to Ann Radcliffe, from Helen Maria Williams to Anna Barbauld and Mary Shelley - through the lens of their prophetic influence. As this book demonstrates, Romantic women writers not only thought in millenarian terms, but they did so in a way that significantly alters our current critical view of the relations between gender, genre, and literary authority in this period"
Cambridge, UK: Cambridge University Press, 2013
e20528341
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
New York: P. F. Collier & Son Corporation, 1959 ; 1969
R 808.8 HAR XV (1)
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Prima Natasha Svetkarini Putri
"Jurnal ini membahas dua puisi representatif karya Heo Nanseolheon (1563-1589) sebagai penggambaran kesedihan dan kemalangan hidupnya setelah menikah. Heo Nanseolheon adalah satu dari sedikit penulis wanita pada periode Joseon. Sebagai keturunan dari keluarga Yangban, hampir seluruh karyanya merupakan curahan hati akan ketidakbahagiaan dan keputusasaannya sebagai seorang istri malang yang harus hidup sesuai dengan pemisahan peran menurut ajaran Konfusianisme yang membuatnya kesepian dan terasingkan. Karya tulisnya yang kebanyakan ditulis dalam Hanja, secara umum menunjukkan gaya penulisannya yang unik. Ia menggunakan banyak ungkapan yang berhubungan dengan alam. Walau demikian, tidak beberapa lama setelah menikah, dapat terlihat bahwa gaya menulisnya sedikit berubah dan ia lebih sering menulis mengenai kesedihannya. Gyuwon adalah puisi yang ia tulis setelah menikah dan berisi tentang keluhannya sebagai wanita Yangban yang telah menikah. Sedangkan Gokja adalah puisi akan duka dan kesedihan Heo Nanseolheon karena kehilangan kedua anaknya.
This journal examines two representative poems written by Heo Nanseolheon (1563?1589) as depictions of her resentment and bitterness of life after marriage. Heo Nanseolheon was one of very few classic female writers during the mid-Joseon period. Coming from a Yangban family, her works were mostly outpourings of her unhappiness and despairs as a miserable wife that had to abide by Confucianism?s separation of roles that left her feeling desolate in solitude. Her literary works that were mostly written in Hanja, usually would show her unique style of writing by using expressions derived from nature. However, shortly after marriage, it is apparent that her writing style had slightly changed as she was more keen on writing sadness over sadness. Both poems in this journal were written after two major events that completely changed her life happened. Gyuwon, a poem she wrote after her marriage, is about her grievance as a married woman of Yangban. Whilst Gokja is a poem written upon her grief and sorrows on losing both her children."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Habiibati Bestari
"ABSTRAK
Dalam dunia yang didominasi oleh laki-laki, perempuan menjadi pihak yang terdiamkan dalam masyarakat. Untuk membuka ruang publik dan berpolitik serta bersuara, perempuan memiliki cara feminin yang digunakan yaitu dengan menulis. Penulis perempuan bukan sekadar perempuan yang menulis, melainkan manusia yang menyadari secara penuh identitas dan perannya sebagai seorang perempuan, serta merefleksikan hal tersebut dalam setiap tulisannya. Leila Chudori, salah satu penulis perempuan Indonesia yang berusaha menyuarakan kegelisahannya melalui tulisan. Pulang menjadi karya Leila Chudori yang diterima secara luas di kalangan nasional maupun internasional merupakan sebuah dialog besar akan refleksi Leila sebagai seorang warga negara sekaligus seorang perempuan. Menggunakan metode analisis kode milik Roland Barthes, penelitian ini akan membedah representasi perempuan yang digambarkan oleh Chudori dalam Pulang dan melihat bagaimana kesadaran identitas gender yang ada dalam Chudori juga tampak terbangun pada Pulang.

ABSTRACT
In the world dominated by men, women was being muted in the society. To open the public sphere and voiced, women has a feminine way, writes. A Women writer was not simply a women that writes, it is about a human having a full consciousness of her identity and her role as a women, and reflect those in everything she writes. Leila Chudori is one of the Indonesia female writer that write to voice out her concern. Pulang is Leila Chudori’s work that had a big sucsess in a national and international scale. It is a grand dialogue of Leila’s reflection as a citizen as well as a women. Using Roland Barthes’s code analysis, this research will explore women representation that Chudori wrote n Pulang and see how did Chudori’s gender consciousness affect Pulang."
2016
S62972
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rani Safitri
"Profesi seorang perempuan sebagai pelacur selama ini mendapatkan citra yang kurang baik di lingkungan masyarakat, maupun dari golongan perempuan itu sendiri. Oleh sebab itu, pada penelitian ini peneliti akan menunjukkan citra yang berbeda dari seorang pelacur. Melalui novel Supernova:Ksatria, Putri, dan Bintang Jatuh karya Dewi Lestari dan Cantik itu Luka karya Eka Kurniawan, peneliti akan melihat perbedaan citra pelacur dari perempuan penulis dan laki-laki penulis.
Rumusan masalah dalam penelitian kali ini adalah perbedaan dari perempuan penulis dan laki-laki penulis menggambarkan citra pelacur dengan teori ecriture feminine atau feminine writing dari perspektif Helene Cixous. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitis.
Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan citra pelacur di dalam novel yang ditulis perempuan penulis dan laki-laki penulis. Jika ditinjau dari teori feminine writing, citra pelacur yang digambarkan dari perempuan penulis dan laki-laki penulis menunjukkan sosok pelacur yang mempunyai kekuasaan lebih dari laki-laki dengan memanfaatkan kebutuhan laki-laki sehingga menjadi daya tawar untuk mengekploitasi.

The profession of a woman as a prostitute always connotates a bad image in the community, also from the female society it self. Therefore, in this study, researchers will show a different side of a prostitute. Through the novel Supernova: Knight, Princess, and a Shooting Stars by Dewi Lestari and Beuty Is Pain by Eka Kurniawan, researchers will compare the differences in prostitutes from the perspective of female writers, and male writers.
The formulation of the problem in this study is the difference between female writers and male authors assessing the image of prostitutes with ecriture feminine theory or feminine writing from Helena Cixous`s perspective. This study uses descriptive analytical methods.
This research is intended to show a picture of prostitutes in novels written by women and men. If viewed from the feminine theory, the picture of prostitutes displayed by female writers and male writers shows a picture of prostitutes who have more power than men by using men`s needs so that it becomes a bargaining power to exploit.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Batoro Moch. Sardjana
"Pendapat orang tentang pikiran Nathaniel Hawthorne sangat beragam. Sebagian mengatakan bahwa dia seorang Puritan sebagian yang lain menyatakan bahwa dia seorang Transendental. Karya ini mencoba untuk meneliti pikiran novelis ini dalam karya puncaknya, The Scarlet Letter, dengan tujuan untuk menampilkan sisi lain pemikirannya dari kaca mata saya selaku orang Indonesia. Mengingat pernyataan Hawthorne dalam "The Custom House", bahwa watak nenek moyangnya yang Puritan berjalinan kuat dengan wataknya, dan bahwa dia menghirup paham Transendentalisme, saya mengajukan sebuah tesis: dalam pikiran Hawthorne dalam karyanya itu terdapat ambivalensi antara Puritanisme dan Transendentalisme.
Bertolak dari teori RJ Rees dalam bukunya English Literature, bahwa fungsi sastra ialah mengungkapkan dan mengkomunikasikan pikiran serta sikap pengarangannya terhadap hidup, maka untuk mencapai tujuan itu, saya menggunakan pendekatan Sejarah Biografi menurut Guerin et al, yang ditopang dengan pendekatan intrinsik menurut Rene Wellek dan Austin Warren dalam buku mereka Theory of Literature. Hasil akhir penelitian mengungkapkan bahwa pikiran Hawthorne dalam karyanya itu bersifat ambivalen antara Puritanisme dan Trasendentalisme, dengan titik berat pada Trasendentalisme."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1988
T6644
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>