Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 56 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kartini Slamet
"Saat ini usaha bisnis perbankan sektor perorangan atau ritel telah memasuki era persaingan yang ketat, dimana hal ini menyebabkan bank dipaksa untuk memberikan pelayanan nasabah yang sebaik-baiknya. Tidak dapat disangkal bahwa ada beberapa insiden seperti bencana banjir, teror bom, sistem yang tidak berfungsi; yang dapat terjadi sewaktu waktu yang menyebabkan pelayanan nasabah tidak tersedia sebagaimana mestinya. Hal ini menyebabkan perusahaan harus mempunyai suatu mekanisme kerja yang dapat mengantisipasi insiden tersebut untuk menjaga kelangsungan bisnis. Mekanisme kerja untuk menjaga kelangsungan bisnis ini disebut sebagai Business Continuity Plan.
Dalam laporan ini penulis melakukan penelusuran terhadap suatu metodologi daur hidup yang menjelaskan tahapan tahapan yang penting dalam penyusunan Business Continuity Plan. Hasilnya terdapat beberapa tahapan yakni: Tahapan identifikasi proses bisnis yang penting bagi perusahaan, Tahapan identifikasi ancaman terhadap proses bisnis tersebut, Tahapan identifikasi batas waktu maksimum untuk setiap proses bisnis sebelum perusahaan mendapat impact serius, Tahapan penentuan resources yang dibutuhkan oleh proses bisnis dalam rangka mempertahankan continuity of business, Tahapan cara penetapan mitigation strategy, containment dan recovery strategy untuk process owners dan diakhiri dengan Tahapan petunjuk pembentukan dan pemeliharaan dokumentasi Business Continuity Plan dimana juga ditentukan siapa yang sebaiknya bertanggung jawab atas pembaharuan dokumentasi tersebut.
Dengan adanya metodologi diatas, dimana ada tahapan analisa identifikasi proses bisnis yang penting dan apa saja jenis ancaman yang dapat berpengaruh atas kelangsungan proses bisnis tersebut, hal ini membuat perusahaan mengerti proses apa yang perlu dijaga kelangsungannya untuk menjaga kelangsungan bisnis secara keseluruhan. Karena metodologi bersifat daur hidup dan secara jelas ditentukan siapa yang sebaiknya bertanggung jawab atas pemeliharaan Business Continuity Plan; maka Business Continuity Plan akan selalu ditinjau ulang dan diperbaharui secara berkala. Contohnya jika ada pertambahan proses bisnis yang baru maka Business Continuity Plan juga akan diubah, sehingga jika bencana terjadi sewaktu waktu, maka perusahaan selalu siap menghadapinya.

Consumer Bank business in Indonesia currently is entering an era of tight competition. The current situation forces the banks to provide excellent service to its customers. Outstanding service is no longer an option but is already part of the effort for the business to survive. On the other side, we may anticipate unforeseen circumstances such as flood, terrorism, system malfunction that can affect the facilities and systems on which the banks rely to serve their customers to be unavailable, and as the consequences this will create interruption to the services. Having known this situation, banks should have a plan to keep the business running during contingency situation. This plan usually called as BUSINESS CONTINUITY PLAN.
In this report, we will learn a life cycle methodology to develop Business Continuity Plan which divided into several steps: first step is to identify critical business process, second step is to analyze the risk, third step is to determine target recovery time, fourth step is to identify resources needed during contingency, fifth step is to determine the mitigation, containment and recovery strategy and last step is to develop Business Continuity Plan documents, including the guideline and responsible person to maintain the plan.
The steps to analyze what are the critical business processes and what is the impact if the business is not running, will make the business understand which processes need to be sustained during disaster, and be able to respond the threat as necessary when it happened. The life cycle characteristic of the methodology that require Business Continuity Plan to be reviewed periodically will ensure that the plan is kept updated. For instance when there is a new business process then Business Continuity Plan will also be changed. Hence when the disaster happened, the business is always ready to respond."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2004
T40230
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Abdurrahman
"Kelangsungan layanan yang bertumpu pada teknologi informasi menjadi salah satu hal yang sangat penting dalam kelangsungan usaha atau bisnis saat ini. Hal ini seiring dengan makin meningkatnya ketergantungan dunia usaha terhadap teknologi informasi (TI). Penanganan bencana (disaster) pada infrastruktur TI memerlukan perencanaan pada tataran kebijakan dan pelaksanaan pada tingkat operasi secara menyeluruh. Dalam suatu industri yang sarat dengan pemakaian TI, misalkan industri jasa telekomunikasi dan perbankan, sering terdapat perbedaan persepsi dalam mengantisipasi dan persiapan kelangsungan layanan (?business continuity services?). Masalah yang dapat ditimbulkan pada ?kesenjangan? penjaminan kelangsungan layanan ini sulitnya diterapkan standarisasi dan derajat layanan terhadap perlindungan konsumen.
Fokus tesis ini melakukan kajian dan riset perencanaan kelangsungan usaha dan layanan pada industri telekomunikasi. Dengan survey dan analisa persiapan implementasi kelangsungan layanan TI bidang industri telekomunikasi di Indonesia, maka dapat disimpulkan seberapa matang layanan yang diberikan oleh operator. Selain itu hasil kajian ini dapat menjadi panduan bagai operator baru yang akan bergerak dalam bidang jasa telekomunikasi untuk menyesuaikan layanannya sesuai dengan standar industri. Hasil dari kajian ini menyiratkan bahwa persiapan dan pelaksanaan business continuity belum menjadi prioritas dan tersebar pada unit bisnis, sehingga tidak saling terkoordinasi. Belum adanya kesamaan persepsi pada aspek teknis, seperti perlunya ?recovery site?, terutama pada perusahaan telekomunikasi skala menengah.
Masalah lain adalah belum dilaksanakan sosiasilisasi, pengujian (test drill), kebijakan, kerja-sama antar operator untuk ?load sharing? saat bencana dan-lainlain. Secara rinci tesis ini membahas hasil survey kelangsungan usaha dan isu krtikal kelangsungan usaha perusahaan telekomunikasi di Indonesia, termasuk manajemen kelangsungan usaha untuk perusahaan telekomunikasi.

Continuity of services in information technology becomes of the most important aspects in business sustainability nowadays. This happens because business sectors become more dependent to information technology (IT). Disaster recovery for IT infrastructure needs a planning on policy and implementation in the operational level. In an industry full of IT usage, for example telecommunication and banking sectors, there might be misperception in anticipating and preparation for business continuity services. This problem makes it difficult to implement standardization for customer protection.
This thesis focuses on analyzing business continuity plan in telecommunication industry. Using survey and analyze the preparation for business continuity services, we can identify how mature the telecommunication operator in providing their services. The result of the analysis can also be a guidance for new operator that will work on telecommunication industry to adjust their services according to the standards of the industry. The result from this research shows that preparation and implementation of business continuity is not yet a priority in telecommunication industry, it is scattered among business units, and coordination among those business units is not exist.
Every telecommunication company has different perception on the technical aspect of business continuity, like requirement for recovery site, especially for medium scale company. Another problem for business continuity is socialization, scenario simulation test, policy, and load sharing collaboration between mobile operators for disaster recovery. In detail, this thesis analyzes the result of business continuity survey, disaster recovery and critical issue for service continuity in Indonesia?s telecommunication industry, including BCP Management for telecommunication company.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2007
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eisya Asshafina Eloksari
"ABSTRACT
Skripsi ini membahas keberlanjutan ide dalam kebijakan pengelolaan sungai khususnya Sungai Ciliwung di Jakarta. Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana ide pembangunan yang berkembang pada masa Orde Baru masih dapat mempengaruhi kebijakan pengelolaan sungai yakni pada kasus Keputusan Menteri PUPR No.26 tahun 2015. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain eksplanatif. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa ide pembangunan menunjukkan persistensinya dan memiliki pengaruh terhadap kebijakan pengelolaan Sungai Ciliwung dari masa ke masa. Ide tersebut bertahan karena ortodoksi lama tidak runtuh sementara ide baru tidak mampu menemukan momen untuk terkonsolidasi. Peranan epistemic community pun ikut melanggengkan keberlanjutan ide tersebut.

ABSTRACT
This bachelor rsquo s thesis focuses on the discussion idea continuity in river management policy specifically in Ciliwung River in Jakarta. The purpose of this essay is to discover how pembangunan idea, which has its root in the New Order era, can still influence Ciliwung River management policies especially in the case study of Ministerial Decree of Ministry of Public Works and Public Housing No.26 2015. This research uses qualitative methods with explanative design. The findings suggest that pembangunan idea is persistent and has an influence on Ciliwung river management policies from time to time. The pembangunan ide persist because public does not consider it to be broken, hence the collapse of old orthodoxy did not happen. Meanwhile, the new idea cannot find its momentum to consolidate. Epistemic community helps the continuity of idea as supporting actor of the pembangunan."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maman Sutarman, supervisor
"[Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) berpotensi memberikan keuntungan tinggi dan dapat pula membuat perubahan perekonomian dan perubahan pada suatu negara. TIK yang handal sangat diperlukan untuk meningkatkan rasa percaya diri suatu organisasi dan orang-orangnya dalam menjalankan proses bisnis. Sebuah studi yang dilakukan oleh Harris Interactive, sebuah perusahaan riset pasar, menunjukkan bahwa Chief Information Officer (CIO) kurang percaya diri dalam hal kesiapan menghadapi bencana. Kesiapsiagaan TIK merupakan komponen penting dalam mendukung kesinambungan bisnis. Menurut survey The World Economic Forum's Networked Readiness Index (NRI), penggunaan TIK di Indonesia terus mengalami peningkatan, namun demikian potensi bencana di Indonesia cukup tinggi. Dalam upaya meningkatkan kesiapsiagaan TIK perlu dilakukan penilaian terhadap kesiapsiagaan TIK tersebut. Penelitian ini dilakukan untuk membuat sebuah kerangka kerja penilaian kesiapan TIK untuk mendukung Business Continuity. Penelitian dimulai dengan menetapkan isu yang menjadi perhatian, kemudian mencari model-model yang relevan dan memroses serta menyusunnya menjadi sebuah kerangka kerja penilaian kesiapan TIK. Kerangka kerja yang sudah disusun,diujicobakan pada sebuah studi kasus dengan tujuan untuk memerbaiki kekurangan-kekurangan yang muncul pada saat penggunaan. Hasil penerapan kerangka kerja tersebut membantu menilai tingkat kesiapan TIK dan memudahkan prioritisasi upaya meningkatkan kesiapan TIK dalam menghadapi ancaman gangguan bencana.;Information and Communication Technology (ICT) potentially provide high returns and can also make changes in the economy and changes in a country. Reliable ICT is needed to improve the confidence of an organization and its people in business processes. A study conducted by Harris Interactive, a market research firm, shows that the Chief Information Officer (CIO) lack of confidence in terms of disaster readiness. Readiness ICT is an essential component to support business continuity. According to the survey of the World Economic Forum's Networked Readiness Index (NRI), the use of ICT in Indonesia continues to increase, however, the potential for disaster in Indonesia is quite high. In an effort to improve the readiness of ICT needs to conduct an assessment of the ICT readiness. This study was conducted to create a framework for ICT readiness assessment to support Business Continuity. The study begins with a set of issues of concern, then look for the relevant models and process and compile them into a framework for ICT readiness assessment. The framework has been developed, tested on a case study with the aim to repair the deficiencies that arise during use. The results of implementation of the framework will help assess the level of ICT readiness and facilitate in further prioritize efforts to improve the level of ICT readiness in facing the threat of catastrophic disruption., Information and Communication Technology (ICT) potentially provide high returns and can also make changes in the economy and changes in a country. Reliable ICT is needed to improve the confidence of an organization and its people in business processes. A study conducted by Harris Interactive, a market research firm, shows that the Chief Information Officer (CIO) lack of confidence in terms of disaster readiness. Readiness ICT is an essential component to support business continuity. According to the survey of the World Economic Forum's Networked Readiness Index (NRI), the use of ICT in Indonesia continues to increase, however, the potential for disaster in Indonesia is quite high. In an effort to improve the readiness of ICT needs to conduct an assessment of the ICT readiness. This study was conducted to create a framework for ICT readiness assessment to support Business Continuity. The study begins with a set of issues of concern, then look for the relevant models and process and compile them into a framework for ICT readiness assessment. The framework has been developed, tested on a case study with the aim to repair the deficiencies that arise during use. The results of implementation of the framework will help assess the level of ICT readiness and facilitate in further prioritize efforts to improve the level of ICT readiness in facing the threat of catastrophic disruption.]"
Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2015
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ana Uswatun Hasanah
"Penelitian ini bertujuan untuk megevaluasi penulisan asesmen dan reasesmen pada hari libur oleh Dokter Penanggung Jawab Pasien DPJP dan hubungannya dengan kontinutas pelayanan menggunakan Clinical Pathway dengan rencana hari rawat le; 5 hari. Design yang digunakan adalah crosssectional dengan pendekatan kuantitatif. Data dikumpulkan melalui telaah data sekunder rekam medis 368 pasien secara real time dengan kerangka waktu sesuai dengan ketentuan pengisian asesmen yaitu 1 x 24 jam setelah pasien masuk rawat inap dan setiap hari untuk pengisian reasesmen. 31,7 asesmen dan 13,5 asesmen dan reasesmen ditulis oleh Dokter Penanggung Jawab Pasien DPJP pada hari libur. Tidak ditemukan adanya hubungan antara penulisan asesmen/reasesmen dengan pemeriksaan laboratorium, radiologi dan pemberian terapi obat. Penulisan asesmen/reasesmen secara signifikan berhubungan dengan lama hari rawat pasien, P Value = 0,049.

Penelitian ini bertujuan untuk megevaluasi penulisan asesmen dan reasesmen pada hari libur oleh Dokter Penanggung Jawab Pasien DPJP dan hubungannya dengan kontinutas pelayanan menggunakan Clinical Pathway dengan rencana hari rawat le 5 hari. Design yang digunakan adalah crosssectional dengan pendekatan kuantitatif. Data dikumpulkan melalui telaah data sekunder rekam medis 368 pasien secara real time dengan kerangka waktu sesuai dengan ketentuan pengisian asesmen yaitu 1 x 24 jam setelah pasien masuk rawat inap dan setiap hari untuk pengisian reasesmen. 31,7 asesmen dan 13,5 asesmen dan reasesmen ditulis oleh Dokter Penanggung Jawab Pasien DPJP pada hari libur. Tidak ditemukan adanya hubungan antara penulisan asesmen reasesmen dengan pemeriksaan laboratorium, radiologi dan pemberian terapi obat. Penulisan asesmen reasesmen secara signifikan berhubungan dengan lama hari rawat pasien, P Value 0,049.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S68510
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggie Ayuningtyas
"Banyak aspek yang dapat mempengaruhi perusahaan secara langsung dan tidak langsung, dan dampat berdampak negatif dalam kelangsungan perusahaan, seperti contohnya bencana alam dan krisis finansial. Terlebih lagi pada proyek konstruksi yang didalamnya terdapat banyak stakeholder. Apabila terdapat gangguan pada salah satu perusahaan stakeholder, maka dapat mengganggu keberlangsungan proyek, tak terkecuali perusahaan konsultan konstruksi.
Perusahaan konsultan konstruksi membutuhkan sebuah proses manajemen untuk mencegah dan menanggulangi krisis-krisis yang berdampak pada keberlangsungan perusahaan. Proses manajemen tersebut ialah Business Continuity Management (BCM). Sebelum membuat rencana pencegahan dan penanggulangan, sebelumnya harus mengetahui risiko/krisis dan dampaknya pada perusahaan. Tahapan ini harus diidentifikasi dengan baik agar bisa terfokus pada krisis yang mengganggu perusahaan. Penelitian ini dilakukan pada satu perusahaan konsultan konstruksi yaitu PT. X.
Dari hasil penelitian, didapatkan hasil bahwa krisis yang paling berdampak signifikan pada PT. X adalah gempa bumi, tsunami, dan keruntuhan struktur akibat kesalahan desain. Unit bisnis yang paling penting adalah Structural Engineering Division dengan critical business function nya adalah melakukan analisis struktural. Dan strategi penanganan yang dilakukan adalah dengan menggunakan cloud storage untuk melakukan back up, melakukan double check terhadap desain dan perhitungan struktur, serta meletakkan peralatan dan instrumen di brankas.

Many aspects can affect the company directly and indirectly, and reduce negative impacts in the company, such as natural disasters and financial crises. Moreover, in the construction projects there are many stakeholders. If there is a problem with one of the company's shareholders, then the sustainability of the project can be decided, and except for the construction consulting company.
Construction consulting companies need a management process to prevent and overcome crises that have an impact on the sustainability of the company. The management process is Business Continuity Management (BCM). Before making plans and countermeasures, you must first discuss the risks / crises and their impact on the company. This stage must be changed well so that it can focus on crises that require companies. The research was conducted at construction consulting company, PT. X.
From the results of the study, the most significant risk at PT. X are earthquake, tsunami, and structural collapse due to design errors. The most important business unit is Structural Engineering Division with critical business function is carry out structural analysis. And recovery strategies are using cloud storage for back up the data, doing double check for structural design and calculations, and saving equipment and instruments in safe-deposit box.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Singapore: Institute of Southeast Asian Studies, 1994
306.598 4 CON
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Leach, Steve
Londond: Macmillan Presss, 1994
352.041 LEA c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Furqoni Yudhistira
Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2004
T40428
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farrah Rosalina
"Business Continuity Management dibutuhkan oleh perusahaan untuk melindungi proses bisnisnya dari dampak akibat krisis agar tetap memenuhi kinerja perusahaan, termasuk juga PT. X. Salah satu prinsip BCM adalah strategy development yang berperan penting dalam menentukan strategi penanganan krisis.
Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi krisis signifikan dan perbedaan manajemen krisis PT. X dengan prinsip Strategy Development BCM. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan penyebaran kuesioner dan wawancara mendalam sebagai cara perolehan data.
Dari hasil penelitian ditemukan bahwa ketidakstabilan politik, krisis finansial, pelanggan mengalami bangkrut, dan kehilangan reputasi merupakan krisis signifikan pada PT. X. Diketahui pula bahwa PT. X belum memenuhi indikator-indikator yang disesuaikan dengan prinsip Strategy Development BCM.

Business Continuity Management is needed by a company in order to protect its business process from the impact of crisis in order to keep on fulfilling the performance of the company, including PT. X. One of the principles of BCM is strategy development which takes an important role in deciding the crisis-handling strategy.
This research is conducted to identify the significant crisis and the difference between the crisis management of PT. X with the Strategy Development BCM. The research method that is used is qualitative with questionnaire and in-depth interview as the data collection procedures.
According to the result of the research, there are found that political instability, financial crisis, client insolvency, and loss of reputation are significant crisises in PT. X. It is found out as well that PT. X has not fulfilled the indicators adjusted with the Strategy Development BCM.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S65745
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6   >>