Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 20 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rachmat Triandi Tjahjanto
Abstrak :
Telah dilakukan immobilisasi TiO2 dalam bentuk lapisan tipis pada permukaan kaca preparat. Teknik pelapisan menggunakan teknik proses sol-gel (PSG) dari prekursor titanium tetraisopropoksida yang dilarutkan dalam isopropanol pada konsentrasi 0,05 M dan 0,1 M. Lapisan tipis yang diperoleh dikarakterisasi dengan instrumen spektrofotometer UV-Vis, difraksi sinar-x, foto SEM, serta dilakukan uji aktivitas mendegradasi fenol sebagai model limbah organik dan uji adsorbsi. Hasil XRD menunjukkan bahwa kristal yang diperoleh anatase dan tidak terdeteksi adanya rutil. Dari difraktogram tersebut juga dapat diperkirakan ukuran kristal yang dihasilkan adalah sekitar 19 - 39 nm. Foto SEM menunjukkan permukaan yang cukup berpori, namun uji adsobsi menunjukkan peningkatan luas permukaan hanya 20%. Dari hasil uji aktivitas dapat diprediksi bahwa katalis dengan tebal 6,33 µm, dan kandungan TiO2 1,04 mg/cm2 akan memiliki aktivitas optimum.
The Characterization of Thin Layer Titanium Dioxide from Titanium Tetraisopropoxide Precursor and the Examination of Its Activity as Photo CatalystImmobilization of TiO2 as thin layer on microscope slide glasses has been done. The slide was coated by sol-gel technique with titanium tetraisopropoxide as precursor diluted in isopropanol at the concentration of 0.05 M and 0.1 M. The thin films produced were characterized with W-Vis spectrophotometer, X-ray diffraction analyzer (XRD), SEM, and the activity as photo catalyst was examined by degrading phenol as an organic pollutant model, and also done adsorption examination. The XRD results show that the crystal produced were in the anatase form and there are no rutile form detected. The results were also provide that the expectation size of the crystal was about 19 -- 37 nm. SEM results show moderate porosity of the thin layer surface but the adsorption examinations provide that the effective surface width increased in only 20 percent. From the result of activity examinations was been able to predict that thin layer catalyst at the thick of 6.33 µm, and TiO2 loading of 1.04 mg/cm2 has maximum activity.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2001
T9464
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maming
Abstrak :
ABSTRAK Telah dilakukan penelitian mengenai perilaku ekstraksi kompleks Er dan Yb-37,38,39,40,41,42-heksakis(karboksimetoksi)-5,11,17,23,29,35-heksakis(tertbutil)kaliks(61arena dalam 1,2-dikloroetana. Perilaku ekstraksi kompleks Er dan Yb tersebut dipelajari dengan mengamati pengaruh pH fasa air, konsentrasi kaliks[6]arena bebas di fasa organik, dan kuat ion NaCl, KCI, KND3 terhadap distribusi kompleks. Berdasarkan distribusi kompleks yang diperoleh pada berbagai kondisi tersebut, dapat diperkirakan spesi yang terbentuk, mekanisme ekstraksi, tetapan ekstraksi kompleks, dan selektivitas pemisahan Era+ dan Yb3+ Ekstraksi dilakukan menggunakan larutan kaliks[6]arena dalam 1,2-dikloroetana. Keasaman fasa air diatur dengan dua cara yaitu menggunakan larutan buffer asetat, dan larutan campuran tetrametilamoniumhidroksida dengan HC1( TMAH HC1 ). Proses ekstraksi dilakukan dalam erlenmeyer tertutup dengan cara pengadukan menggunakan pengaduk magnet. Pengukuran konsentrasi ion logam di dalam fasa air dilakukan dengan Spektrofotometer Serapan Atom-Tungku Grafit. Hasil percobaan menunjukkan, bahwa ekstraksi kompleks M-kaliks[6]arena pada kisaran pH sekitar 2,00 hingga 5,60 melibatkan tiga spesi ligan, yaitu : LH5, LH33, dan L6", yang terbentuk berturut-turut pada pH sekitar 3,30, 4,30, dan 5,40. Ketiga spesi ligan tersebut dapat berikatan dengan ion logam membentuk lima kemungkinan spesi kompleks, yaitu : M-kaliks-1 (MLHSX2 ), M-kaliks-2 ( MLH3 ), dan M-kaliks-3 (MLY3, M2L, dan M2L2Y6 ), bergantung pada pH dan konsentrasi ligan (M = Er3+ atau Yb3}, X = anion bermuatan -1, dan Y = kation bermuatan +1 ). Efxsiensi ekstraksi kompleks M-kaliks[6]arena bertambah dengan peningkatan pH fasa air dan konsentrasi ligan bebas di fasa organik Dengan adanya garam ( NaCl, SCI, dan. KND3 ) dalam fasa air menyebabkan efisiensi ekstraksi turun dengan meningkatnya kuat ion hingga 0,10, kecuali Yb-kaliks-3 yang naik pada kuat ion rendah hingga 0,03. Pada kisaran kuat ion 0,10 - 0,30, efisiensi ekstraksi dapat dikatakan tidak berubah dengan kenaikan kuat ion. Efek penurunan efisiensi ekstraksi lebih besar untuk ion garam yang berukuran kecil Mekanisme ekstraksi berlangsung melalui pembentukan pasangan ion pada spesi M-kaliks-1, kompleks netral pada M-kaliks-2, dan koekstraktan (pasangan ion) pada M-kaliks-3. Selektivitas pemisahan Er3+ dan Yb3+ melalui mekanisme pembentukan kompleks M-kaliks[6]arena tergolong rendah, dan sedikit meningkat dengan adanya koekstraktan ion logam natrium pada ekstraksi kompleks M-kaliks-3.
The research of extraction behavior of Er and Yb-37,38,39,40,41,42-hexakis-(carb oxymethoxy)- 5, 11,17,23,29,3 5-hexakis(ter-butyl)calix[6] arene complexes in 1,2-dichloroethane has been done. The extraction behavior of Er and 'sib complexes studied by observing the effect of aquous phase pH, the concentration of free calix[6]arene in organic phase, and ionic strength of NaCl, KCI, KNO3 to complex distribution. Based on the various condition, it was can be estimated that the formed species, extraction mechanism, a constant of complex extraction, and separation selectivity of Er31- and YIP. The extraction was done by using calix[6]arene in I,2-dichloroethane solution. The acidity of aquous phase was prepared by using acetic buffer solution, and mixed solution of tetrametylamoniumhydroxide and HCI (TMAH-HCI). Extraction process was done in closed elenmeyer by mixing with magnetic stirrer. Measurement of metal ion concentration in aquous phase was done with Atomic Absorption Spectrophotometer- Graphite Furnace. The result of the experiment showed that extraction of M-calix[6]arene complex at pH of about 2.00 to 5.60 involved three species of ligan, those are LH5 , LH33-, and L6-, which were formed in order at pH of about 3.30, 4.30, and 5.40. The three ligan species can be bond with metal ion formed five possibilities of complex species, those are M-calix-1 (MLH5)C2), M-calix-2 (MLH3), and M-calix-3 (MLY3, M2L, and M2L2Y6 ), depended on pH and ligan concentration (M = Era+ or Yb3*, X = anion charged -1, and Y = kation charged +1). Extraction efficiency of M-calix[6]arene complex increased by the raising of pH of aquous phase and free ligand concentration at organic phase. Presence of salt ( NaCl, KCI, and KNO3 ) in aquous phase caused extraction efficiency decreased by the raising of ionic strength up to 0.10, except Yb-calix-3 which increased at ionic strength was low up to 0.03. At ionic strength of 0.10 -- 0.30, we could say that extraction efficiency did not change by the raising of ionic strength. The effect of extraction efficiency decrease was greater for salt ion which small size. Extraction mechanism ran through the formation of ion pair at M-calix-1 species, neutral complex at M-calix-2, and coextractan (ion pair) at M-calix 3. Separation selectiveness of E?+ and Yb3+ through the mechanism of complex formation of M-calix[6]arene was low; it would increase a little with coextractan of sodium metal ion at extraction of M-calix-3 complex
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Zulkarnain
Abstrak :
Telah dilakukan analisis pengaruh penambahan 0.5 mol berat Mn terhadap struktur kristal dan konstanta dielektrik barium titanat. Bahan percobaan terbaik yang didapat dari sintesis metalurgi serbuk dengan temperatur sintering maksimum 950°C dan perbandingan stoichiometrinya adalah 1 : 0.5 : 0.5 mol berat bahan asal BaCO3, MnO2 dan TiO2 yang merupakan reagen dari E-Merck. Difraktogram sinar-x dengan cacah kontinu dan panjang gelombang atau X (Co Ka) = 1.7889 A yang diperoleh pada suhu kamar, dianalisis menggunakan program Kristalografi GSAS. Analisis struktur memperlihatkan bahwa bahan terdiri dari 5 (lima) fasa, struktur kristal fasa utamanya adalah BaTi0.5Mno.5O3 dengan tipe struktur perovskite BaTiO3, grup ruang tetragonal P4mm, parameter kisi masing-masing, a = 3,998 A, c = 4,022 A, reduced x2 = 1,706 , I tp = '0,176, wRp = 0,230, dengan jumlah variabel 58 . Keempat fasa pengotor tersebut adalah BaCO3, MnO2, TiO2 dan Mn3Ti2 yang masing-masing mempunyai grup ruang Pnma, P42lmnm, 1411amd dan P 631mmc. Bahan uji mempunyai nilai konstanta dielektrik minimum adalah 265,23 pada temperatur ruang dan nilai konstanta dielektrik maksimum dicapai pada temperatur 110 °C.
The effect of 0.5 weight mole Mn on crystal structure and dielectric constant of barium titanate has been analyzed. The best sample in this study were synthesized using powder metallurgy with maximum sintering temperature at 950 °C and stoichiometric amounts of BaCO3, MnO2 and TiO2 that were reagents from E-Merck. The X-ray difractograms wich were obtained with continuous counts and X (Co Ka) = 1.7889 A at room temperature, were refined using the GSAS crystallographic soft ware package. Structural analysis shows that sample consist of 5 (five) phases where the parent phase is BaTio.5Mno.5G3 with the perovskite-type BaTiO3 structure, the space group is tetragonal P4mm, a = 3.999 A, c = 4.028 A, the goodness of fit x2 is of 1.864 with 56 refined variables and the residual parameters .Rp and wRp are of 18.8% and 24.2% respectively. The impurities phase are BaCO3, MnO2, TiO2 and Mn3Ti2 with the space group each are Prima, P 42lmnm, l 41/amd and P 63/mmc respectively. The sample has a minimum dielectric constant value is 265.23 at room temperature and maximum dielectric constant value is 519.32 at 110 °C temperature reached.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ivandini Tribidasari Anggraningrum
Abstrak :
Model adsorpsi senyawa koordinasi Ni2+-H2O, Ni2+-NH3, Nit+-EDTA dan Nit+-CN pada permukaan alumina digambarkan berdasarkan variasi variabelnya, yaitu pH, spesies ligan dan alumina serta kuat ion. Metode adsorpsi yang digunakan adalah pengguncangan. Pengujian juga dilakukan secara visual dengan menggunakan Scanning Electron Microscope (SEM).

Alumina yang digunakan berasal dari AICI3 dengan variasi suhu kalsinasi 600°C dan 900°C. Alumina jenis 1 yang diperoleh dengan pemanasan 600°C merupakan campuran fasa x dan n-alumina, sedangkan alumina jenis 2 merupakan campuran fasa x, ri, 7, 0 dan rc-alumina.

Adsorpsi maksimum Ni2+-H2O dan Ni2+-NH3 pada kedua jenis alumina terjadi pada pH 3, sedangkan adsorpsi maksimum sistem yang mengandung Nit+ EDTA dan Ni2+-CN diperoleh pada pH 10. Pengujian dengan Isoterm Adsorpsi Langmuir dan Freundlich pada pH maksimum menunjukkan bahwa proses adsorpsi mengikuti persamaan Langmuir yang membentuk lapisan monolayer pada permukaan homogen.

Percobaan menunjukkan bahwa adsorpsi Ni2+-H2O dan Ni2+-NH3 memiliki pola adsorpsi yang sarna dan keduanya lebih mudah teradsorpsi pada alumina jenis 1 yang bersifat lebih asam. Tetapi pada sistem Ni2+-H2O pola adsorpsi tidak dipengaruhi oleh permukaan kuat ion sehingga diperkirakan adsorpsi terjadi pada Bidang Helmholtz dalam akibat adanya interaksi antara ion logam Ni dengan sisi aktif Oksigen pada permukaan alumina. Sedangkan adsorpsi Nit+ NH3 dipengaruhi oleh kuat ion dan diperkirakan terjadi pada Bidang Helmholtz luar akibat terjadinya proses pengendapan senyawa Ni(OH)2 pada permukaan alumina.

Adsorpsi sistem campuran Ni2+-H2O dengan Nit+-EDTA dan Nit+ H2O dengan Ni2+-CN menunjukkan pola adsorpsi yang sama, lebih mudah teradsorpsi pada alumina jenis 2 yang bersifat lebih basa dan dipengaruhi oleh kuat ion, sehingga disimpulkan bahwa proses adsorpsi terjadi pada Bidang Helmholtz luar karena adanya interaksi elektrostatik antara ligan yang kaya akan elektron dengan pusat aktif Aluminium pada permukaan alumina, selain terjadinya pengendapan senyawa Ni(OH)2 pada permukaan alumina, pada kondisi pH tinggi.

Pengujian dengan Scanning Electron Microscope (SEM) tidak menunjukkan keberadaan Nikel di sekitar permukaan Aluminium yang diamati sehingga disimpulkan tidak ada interaksi langsung antara Nikel dengan Aluminium.
Adsorption Models of Nickel (II) Coordination Complex Compounds on to the Alumina SurfaceAdsorption models of coordination complex compounds of Ni2+-H20, Ni2+-NH3, Nit+-EDTA and Nit+-CN on to surface of alumina is described by variation of some variables; pH, types of alumina, and the ionic strength.

Sample of alumina synthesized from AIC13. More acidic alumina which is calculated in 6000C provides mixed of x-and n-alumina phase, whereas alumina which is treated in 900°C contains x,n,-y4 and rs-alumina.

Maximum adsorption of Ni2+-H2O and Nit+ NH3 on both type of alumina occurs in pH 3, but systems contain EDTA and CN ligand in pH 10. Test of Isotherm adsorption in the maximum pH give that adsorption process following Langmuir equation to form monolayer adsorbate on homogenous surface.

The result give that adsorption of Ni2+-H2O and Ni2+-NH3 have similar patterns. The difference is Ni2+-H2O adsorpted in Inner Helmholtz Plane by interaction beetwen Ni2+ with Oxygen site of alumina surface and system contains NH3 in Outer Helmholtz Plane by precipitation of Ni(OH)2 on to alumina surface. Adsorption system contains EDTA and CN have another similar patterns and adsorpted in Outer Helmholtz Plane because any electrostatic interaction between ligand and aluminum site of alumina.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erry Rizal
Abstrak :
A research was being done for analyzing strength and stiffness characteristic of two types of laminated fiber glass/aramid/epoxy composite material. Each type consists of eight and ten layers in same configuration with two different kinds of angle orientations. The base materials used in this research were glass epoxy and aramyd/epoxy fiber composites in which the epoxy is used as matrix. Some mechanical tests and optical observation was carried out for analyzing its macro and micro mechanical characteristics for both types. From the result of mechanical test, it was found that the compressive strength, stiffness and impact characteristic of the second type was better than the first type, but its tensile strength was slightly lower then the first type. In impact test for both type, there was found an increasing in impact strength by decreasing the temperature from 27 °C to -10 °C, which at temperature was -10 °C the both of material was becoming brittle. Optically, it was found that the second type more rigid than first type by observing the shape and direction of its fracture.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Adella Hotnyda
Abstrak :
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sampai seberapa jauh proses pemintalan berpengaruh terhadap bahan baku. Yang diamati adalah kehalusan serat, panjang serat, crimp, konduktivitas listrik, kandungan minyak, pada serat. koefisien friksi, kekuatan tarik dan ketidakrataan hasil proses pemintalan. Tahapan proses yang dilalui, untuk serat kapas yaitu bahan baku, blowing, carding, pre drawing, lap former, combing, drawing, roving dan spinning. Sedang untuk serat poliester tanpa melalui lap former dan combing.

Blending dilakukan pada drawing. Penelitian dilakukan dengan dua kali pengamatan. Data pengamatan dan pengujian dianalisa dengan analisa statistik uji F. Hasil penelitian pada serat poliester penelitian menunjukkan, ada pengaruh proses pemintalan terhadap kehalusan serat, panjang serat, crimp, kandungan minyak pada serat, koefisien friksi, ketidak rataan hasil proses, konduktivitas listrik, sedang pada kekuatan tarik serat tidak ada pengaruh yang nyata Sedangkan pada serat kapas, proses pemintalan berpengaruh nyata terhadap sifat serat yaitu kehalusan serat, konduktivitas listrik, kekuatan dan strain, koefisien friksi kecuali pada RPM 90 sedang pada panjang serat tidak ada pengaruh yang nyata.

Depok: Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Taufiq
Abstrak :
ABSTRAK Alumina dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu, struktur kristal stabil dan meta stabil. Struktur kristal meta stabil, yang mempunyai keaktifan permukaan dapat dibuat dengan pemanasan Al(OH)3 dibawah temperatur 10000C . Permukaan yang aktif berstruktur kristal r dan sifat keasamannya tinggi. Alumina tersebut dapat digunakan sebagai penyangga katalis pada reaksi dehidrogenasi metanol. Reaksi katalisis dehidrogenasi metanol memerlukan sifat keasaman permukaan yang rendah, maka penyangga katalis biasanya diimpregnasi dengan logam atau oksida logam. Dalam penelitian ini , alumina dibuat dari amonium aluminium suifat dodeka hidrat NH4 Al (SO4)2.12 H2O yang dipa naskan pada temperatur 9000C selama 3 jam. Alumina sebelum dan sesudah diimpregnasi,ditentukan struktur kristalnya dengan metode difraksi sinar K, luas permukaan dengan metode adsorpsi gas N2., keasaman dengan metode gravimetri dan spektroskopi infra merah. Alumina yang diperoleh dapat digunakan sebagai penyangga katalis. Karena keasamannya tinggi maka dapat diturunkan dengan mengimpregnasikan zink oksida ke dalam alumina dengan variasi perbandingan atom Zn/Al 5;10;15;dan 20% . Alumina yang diimpregnasi dapat digunakan sebagai katalis dehidrogenasi metanol. Produk uji katalis,dianalisis secara volumetri dan kromatografi gas. Hasil analisis menunjukkan ,bahwa alumina dodeka hidrat yang dipanaskan pada 900°C selama 3 jam berubah menjadi alumina yang tergolong dalam struktur kristal a , r , S , ]t ,ri ,dan K . Impregnasi ZnO mempengaruhi struktur kristal, luas permukaan, keasaman, serta efektifitas katalis. Uji katalis pada perbandingan Zn/Al s 10 % dan temperatur reaksi katalisis 5500C, menghasilkan konversi optimum metanol menjadi formaldehida sebanyak 4,47 % .
ABSTRACT Alumina is grouped into two type, the first is stable in crystal structure and the second is metastable in crystal structure.Alumina which are metastable in crystal structure and have surface activity can be made by heating Al(OH)31at 1000°C .The. active surface has crystal structure and high acidity ,and can be used as catalytic support in the methanol dehydration reaction . Because this reaction need low surface acidity properties,the catalytic support usually impregnated with metal or metal oxide. In this experiment ,alumina is made by heating aluminium sulphate dodeca hydrat NH4A1(SO4)2.12H2O at 900°C for three hours. Before and after impregnated, the crystal of alumina is determined by using X ray diffraction method,the surface area is determined by nitrogen adsorprtion gas ,the acidity determined by gravimetry and infra red spectroscophy methods.The acidity is decreased by impregnated zink oxide into the alumina with the Zn/Al atomic ratio 5,10,15 and 20% .After impregnated, alumina can be used as catalyst for methanol dehydrogenation. Analytical result showed that the alumina dodeca hydrat heated at 900°C for three hours has changed into alumina in the group of a, r, b, ?[, q, and K crystal structure.Zink oxide impregnation can affect the crystal structure,surface area,acidity,and the effectiveness of catalyst.Catalyst tested at the ratio of Zn/AlslO % and the temperature of catalysis reaction at 550°C gave optimum methanol conversion into formaldehide as much as 4,47%.
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suliestyah
Abstrak :
Abstrak
Eksperimen pemansan isothermasl di dalam ampul gelas telah dilakukan terhadap substrat murni 1-mutilfenantrena (1-MP) dan 9-metilfenantrena (9-MP) masing-masing dalam kondisi vakum tanpa katalis. Hasil eksperimen dianalisis menggunakan metoda GCMS hingga diketahui bahwa pemanasan 1-MP menghasilkan fenantrena dan 9-MP menghasilkan fenantrena dan 9,10-dihidro fenantrena. Melalui pendekatan kinetika isothermal kedua reaksi mengikuti hukum laju orde satu dengan energy aktivasi ( E ) dan konstanta Arrhenius (A) masing-masing 103,567 kj Mol-1 dan 1,7x103 detik-1 untuk reaksi 1-MP, serta 94,762 kj Mol-1 dan 6,6x102 detik-1 untuk reaksi 9-MP. Indikator kematangan aromatik yang disusulkan yaitu RP-II sebagai rasio P/{P+(1-MP)+(9-MP)] dengan parameter kinetik E dan A masing-masing 99,165 kj Mol-1 dan 1,2x103 detik-1 telah dikalibrasi terhadap parameter kematangan termal biomarker konvensional, refleksitas vitrinit dan data pirolisis Rock Eval. Hasil kalibrasi menunjukkan bahwa indikator RP-II dapat digunakan sebagai parameter kematangan termal untuk sumur Gunung Kemala di Cekungan Palembang Selatan. Dengan menggunkan pendekatan kinetika non isotermal, parameter kinetika E dan A juga telah ditentukan terhadap rasio fenantrena (RP-II) dan rasio kadalena {(I/(I+C)} masing-masing 47,158 Kj Mol-1 dan 28x20-5 detik-1 untuk indikator RP-II serta 56,573 kj Mol-1 dan 1,4x10-4 detik-1 untuk indikator I/(I+C). Parameter kinetika ini telah digunakan untuk memperkirakan zona jendela pembentukan minyak bumi dengan kematangan termal yang tinggi, berdasarkan peningkatan nilai indikator RP-III terhadap kedalaman sedimen dengan menggunakan indikator I/(I+C) sebagai pembanding. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa zona kematangan termal tinggi yang dapat diperkirakan sebagai puncak pembentukan hidrokarbon cair untuk sumue GK diperkirakan akan tercapai pada kedalaman antara 2500-2600 m.
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novianti Wulandari
Abstrak :
Tetrabutiltimah merupakan saiah satu senyawa tetraalkiltimah. Senyawa ini^^isintesis untuk^ifuji^ebagai adittflsensifi menaikkan bilangan oktan pengganti TEL(T€t^;aet^^^ead) yang toksisitasnya tinggi. TetrabutiJtimah pjsMesis <3engan fnereaksikan Pibutittmab Piklorida dengan logam Zn menggunakan katalis basa dan peJarut trietilamin. Reaksi 4ni fnenggunakan autedavedan dedangsung ^da subu 160°C daJam waktu JK PERPUSTAKAAN S pm\p A_~JJ 1 11 Identifikasi produk dengan FT-IR diperdeb puncak bHangan ^ombang 295S cm,2927cm'^ dan 2863cmyang merupakan puncak bilangan gelombang alkana, diperkuat dengan muculnya puncak bilangan gelombang unkik gugus -CR3 dan -CR2- pada 1379cm"^ dan 146Qcm ^ Muncul pula puncak bilangan gelombang 566cm'^ yang merupakan puncak serapan nntuk 4katan SivC dan didukang dengan tldak munculnya puncak bilangan gelombang untuk Sn-Cl pada serapan 300-380 cmSpektrum FTIR yang didapatmendekati spektrum standar FT-IR yang berasal dari senyawa Tetrabutiltimah komersial produksi aldrich
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2003
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Firmansyah
Abstrak :
Air alami merupakan sistem elektrolit heterogen yang mengandung sejumlah besar spesi organik dan anorganik. Logam runutan dapat memasuki perairan dan terlibat baik secara fisik maupun kimia. Proses distibusi logamlogam runutan tersebut dipengaruhi oleh interaksi baik secara fisika maupun kimia. Dalam perairan logam dapat tiadir sebagai ion logam yang terkoordinasi dengan molekul air maupun membentuk kompleks dengan ligan. Salah satu alternatif kemungkinan penanganan limbati cair yang tercemar adaiah dengan cara adsorpsi ion-ion logam oleh bentonit, yang merupakan mineral alam. Bentonit telah banyak diteliti diantaranya untuk menyerap ion logam dalam perairan, sebagai penyerap pestisida, sebagai bahan pemucat pada pemumian CPO, dan penyerapan polimer kationik dalam perairan. Dalam penelitian ini diteliti penyerapan kompleks logam Co-tanin dengan menggunakan bentonit yang diaktivasi dengan asam. Tujuannya adaiah untuk membandingkan penyerapan antara ion Co2+ dalam bentuk kompleks dengan ion Co2+ bebas dalam pelarut air. Bentonit diaktivasi menggunakan H2SO4 sebagai asam pengaktivasi, dengan variasi konsentrasi 0.2 M; 0.4 M; 0.6 M; 0.8 M dan 1.0 M. Aktivasi dengari menggunakan H2SO4 0.6 M menunjukkan penyerapan optimum dalam menyerap Co, baik dalam t)entuk Ion Co2+ maupun dalam bentuk kompleks dengan tanin. Proses yang terjadi dalam penyerapan ion Co2+ melibatkan proses adsorpsi dan pertukaran Ration. Ion Co2+ diserap lebih ttaik dalam keadaan tidak terkomplekskan oleh bentonit. Proses aktivasi meningkatkan daya serap bentonit.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2003
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>