Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 170 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Akhirul Ramdhan
"Pertumbuhan kebutuhan daya tistrik dan besarnya jumlah daftar tunggu pada Sistem Kelistrikan Kupang menyebabkan pihak Penyedia Tenaga Listrik melakukan rencana untuk membangun PLTU baru. Untuk menambah pembangkit baru, pihak penyedia tenaga listrik melakukan perencanaan yang secara garis besar terdiri dari rencana teknis dan rencana finansial. Sebagai bahan simulasi dan anatisa, energi listrik yang terjuat dad PLTU baru dibagi menjadi 2 bagian yaitu energi terjuat dengan asumsi penambahan energi daftar tunggu dan energi terjuat asumsi PLN sebesar 80% dari daya mampu nominaL seperti dalam PPA (Power Purchase Agreement).
Dari hasil simutasi yang dilakukan, harga produksi listrik hasil simutasi masih lebih besar dibanding dengan harga produksi Listrik asumsi PT. PLN (Persero). Perbedaan harga tersebut disebabkan oLeh perbedan asumsi energi listrik yang terjual. Dengan menggunakan metode statistik hubungan antara pertumbuhan ramalan energi yang terjuat dan harga produksi listrik dapat membentuk suatu persamaan harga produksi listrik. Dan dari persamaan tersebut dapat dihasitkan jumlah energi listrik yang harus terjual dari PLTU baru agar harga produksi listrik asumsi simulasi sesuai dengan harga tistrik asumsi PLN. Dan dengan memasukkan nilai ramalan energi tistrik yang terjual kedalam persamaan tersebut, dapat juga diketahui harga produksi listriknya.

Demand power electricity Growth and level of waiting-list amount at Kupang Electricity System of cause PLN do plan to build new PLTU. To add new power generating, PLN do planning that is marginally consisted by the technical and financial plan. Upon which the simulation and analyze, electrics energy sold from new PLTU divided to 2 shares that is energy sold with assumption of addition energy waiting-list and energy sold by PLN assumption of equal to 80% from nominal power able like in PPA (Power Purchase Agreement).
From result of simulation, price produce electrics result of simulation still is bigger compared to price of production electrics of assumption PT. PLN (Persero). Difference the Price because different assumption of electrics energy sold. By using statistical methods of relation between growth of energy sold forecast and the electrics produce price can form an equation of electrics produce price. And from the equation can be yielded amount of electrics energy which must be sold from new PLTU in order to the electrics produce price of simulation as according to electrics produce price of assumption PLN. And entered assess forecast of electrics energy sold into the equation, can also known its the electrics produce price.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
T15015
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Napitupulu, Agus Hotlan
"Pada umumnya kompensasi beban pada sistem jaringan tiga fasa, empat kawat dilakukan pada seluruh kawat fasanya. Metode kompensasi lain yang dikemukakan oleh Singh [1] adalah dengan cara mengkompensasi dua kawat fasa saja sedangkan satu kawat fasa lainnya dibiarkan tanpa dikompensasi, dengan tujuan utama untuk menghilangkan arus netral. Akan tetapi metode ini tidak menargetkan faktor daya sesudah kompensasi.
Setelah kompensasi, arus netral tetap mengalir namun nilainya sangat kecil, In = 0,026 % _ 20 %. Sedangkan kenaikan faktor dayanya kecil, dari 0,76 tertinggal menjadi 0,81 tertinggal.
Kompensasi yang optimum adalah kompensasi pada kawat - kawat fasa yang nilai arus fasanya menyimpang jauh dari nilai beban rata – rata. Namun demikian metode kompensasi ini tidak dapat digunakan untuk meningkatkan faktor daya sesuai dengan keinginan/target.

Usually, load compensation in three-phase four-wire system is done on all of the phase wire. Another compensation method announced by Singh [1] is just by compensating the two wire, while the other phase wire is left without compensation., whose the main goal is to eliminate the neutral current. However, this method does not target the power factor after compensation.
After compensation, the neutral current is still flowing, but it's value is very small, In = 0.026 % _ 20 %. But, the power factor increment is small, from 0.76 lagging to 0.81 lagging.
The optimum compensation is phase wires compensation whose the phase current value deviates far from the average current load's value. However this compensation method can not be used to increase the power factor according to the target.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S40560
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Firman
"Pertumbuhan beban elektrik di Sub Region Bali berkisar 7.7 ? 8.6 % per tahun. Untuk mengantisipasi keadaan tersebut, PT PLN P3B Jawa Bali telah menyusun Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) tahun 2008 -2017 untuk menyediakan sistem tenaga listrik yang berkualitas di Bali. Rencana tersebut yaitu penambahan saluran transfer berkapasitas 105 MW pada tahun 2009, pembangunan PLTU Bali Utara berkapasitas 3 x 130 MW yang akan beroperasi tahun 2010, pembangunan PLTU Bali Timur berkapasitas 2 x 100 MW yang mulai beroperasi tahun 2011 serta pembangunan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 500 kV yang direncanakan beroperasi tahun 2016.
Namun demikian terlihat bahwa sistem tenaga listrik Bali masih tergantung pada pasokan dari pulau Jawa . Untuk menghindari ketergantungan pasokan energi dari pulau Jawa maka pada studi ini di kaji mengenai kemungkinan sistem tenaga listrik sub region Bali beroperasi secara mandiri.
Analisis kemandirian ini didasarkan pada rencana operasi PLN Sub Region Bali, dengan indikator berupa kualitas tegangan di pusat -pusat beban. Hasil simulasi menunjukkan bahwa tanpa transfer dari Jawa, Bali baru bisa beroperasi mandiri pada tahun 2011 sampai 2013. Sementara jika transfer dari Jawa dan PLTD pesanggaran tidak dioperasikan, sistem hanya akan bisa beroperasi mandiri pada tahun 2011. Namun, jika PLTG juga tidak dioperasikan maka sistem Bali tidak bisa beroperasi mandiri karena kondisi tegangannya berada di bawah standar.

Electrical load growth in Bali Sub Region range from 7.7 to 8.6 percent annually. To anticipate this situation, PT PLN (Persero) P3B Jawa Bali has arranged The Electrical Power Allocation Plan (Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik/RUPTL) year 2008 -2017 to deliver good quality power system in Bali. The plan covered addition of undersea transfer line with capacity 105 MW in 2009, construction of North Bali Steam Generati on Plant 3 x 130 MW, which will operate in 2010, construction of East Bali Steam Generati on Plant 2 x 100 MW, operate in 2011 and construction of Extra High Voltage Overhead Line 500 kV operate in 2016.
But, it is noticeable that Bali power system still dependent on supply from Java island. To avoid electricity supply dependency, this study analyzes the possibility of Bali power system to operate independently.
This analysis based on PLN Sub Region Bali operation plan, taking voltage quality in load central as indicator . Simulation result shows that without power transfer from Java, Bali can operate independently in 2011 until 2013. Meanwhile, if transfer from Java and Pesanggaran Diesel Generati on Plant were not operated, system can only operate independently in the year 2011. But, if the Gas Generation Plant were also not operated, Bali power system cannot perform the independent operation since the voltages are below the standard.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S40484
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmat Hardityo
"Permasalahan yang umum pada operasional transformator daya adalah timbulnya kegagalan (failure), baik kegagalan termal maupun kegagalan elektris. Kegagalan termal dan kegagalan elektris umumnya menghasilkan gas-gas berbahaya yang biasa dikenal sebagai fault gas. Kebanyakan transformator daya biasanya menggunakan minyak isolator yang fungsinya selain sebagai pendingin juga untuk melarutkan gas-gas berbahaya tersebut agar tidak beredar bebas. Mengindentifikasi jenis dan jumlah konsentrasi gas yang terlarut pada minyak dapat memberikan informasi akan adanya indikasi kegagalan yang terjadi pada transformator. Metode untuk mengidentifikasi dan menganalisis gas-gas terlarut pada minyak disebut sebagai DGA (Dissolved Gas Analysis).
Skripsi ini akan membahas bagaimana uji DGA dapat mengidentifikasi indikasi kegagalan yang terjadi pada transformator. Sejumlah sampel minyak diambil dari minyak isolator pada sebuah transformator daya lalu sampel tersebut dimasukkan ke dalam peralatan uji DGA. Hasilnya adalah sejumlah data yang menunjukkan tingkat konsentrasi fault gas. Transformator dan minyak isolator yang diujikan masih berada dalam kondisi yang baru. Setelah memperoleh sejumlah data, selanjutnya dilakukan berbagai metode analisis untuk mengetahui indikasi kegagalan yang ada pada transformator daya yang diujikan.
Berdasarkan data yang diperoleh bahwa pada awalnya transformator diindikasikan mengalami kerusakan dalam tingkat yang cukup parah. Hal ini terindikasi dari tingginya nilai gas etilen, karbon monoksida, dan karbon dioksida. Seiring pertambahan temperatur minyak, maka nilai konsentrasi fault gas juga semakin tinggi. Hal ini seharusnya tidak terjadi mengingat kondisi transformator dan minyak isolator yang masih baru. Ketika sudah dilakukan proses perbaikan transformator dan pembersihan minyak, maka nilai konsentrasi fault gas turun dengan drastis. Beberapa waktu setelah proses pembersihan minyak, kondisi ini terus berlanjut. Hal ini menunjukkan bahwa transformator berada dalam kondisi normal. Sehingga dapat diambil kesimpulan akhir bahwa ada proses yang menyalahi prosedur ketika transformator belum diaktifkan, baik dari saat perangkaian, pemvakuman ataupun proses pengisian minyak.

A problem that always occur when a power transformer is being operated is failure, both thermal fault and/or electrical fault. Thermal failure and electrical failure generally produce some gasses that known as fault gasses. Most of power transformers are usually using oil insulator that has functions as transformer cooler and as a solvent material to dissolve those fault gasses. Indentifying type and quantity of those gasses will gave us some information about indication of failure that occur in transformer unit. A method to identify and analyze fault gasses that dissolved in transformer oil is known as DGA ? Dissolved Gas Analysis.
This paper presents about how DGA testing can identify fault indicator that occur in transformer. Several oil samples are taken from oil insulator in a power transformer, and then those samples are tested by using DGA analyzer device. The result is some data that show concentration value of fault gasses. Transformer and oil insulator being tested are in fresh condition. After receive some data then some analysis methods are applied to distinguish fault indicator that occur in power transformer that have been tested.
Earlier data shows that transformer is breakdown in a severe level. This condition is indicated from the high values of some gasses, such as ethylene, carbon monoxide, and carbon dioxide. As the oil temperature increase, concentration values from fault gasses are also increase. This condition is not supposed to be happened because both transformer and oil insulator are in fresh condition. When transformer and oil insulator are already treated, so the concentration value of fault gasses will decrease significantly. Several periods after oil insulator are treated, this condition is keep continuing. So, the final conclusion is that transformer is on a normal condition. Breakdown condition from early data is occur because there are some process that out of procedure when transformer is not activated, can be either from installation, vacuuming, or oil filling process.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S40471
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hanung Natendra Sukandrio
"Pemanfaatan gas buang merupakan salah satu alternatif sumber energi karena persediaaan sumber energi fosil semakin menipis. Pengoperasian PLTPGB sangat menguntungkan karena memanfaatkan panas gas buang sebagai sumber energi. Pengoperasian PLTPGB secara optimal pada skripsi ini mampu menghemat energi sebesar 1120,99 TJ dalam satu tahun, dengan daya keluaran sebesar 7,657 MW, efisiensi sebesar 18,81 % dan pemakaian bahan bakar spesifik sebesar 5,32 (MJ/dey)/MW."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S39214
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitorus, P. Andeas
"Mesin Arus Search Tanpa Sikat (MASTS) merupakan motor aruas searah yang tidak menggunakan sikat-sikat untuk dan memiliki kecepatan yang sinkron antara medan putar stator dan rotornya. Rotor MASTS adalah magnet permanen sehingga tidak diperlukan kumparan penguat dan tidak ada arus beban yang mengalirinya. Pengaturan kecepatan pada MASTS dengan magnet permanen MASTS-MP) dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu tanpa umpan batik, dimana pengaturan kecepatan hanya dftentukan oleh nilai catu daya suplainya saja, dan dengan umpan balik dimana pengafuran kecepatannya selain dengan mengatur nilai cata dayanya juga dapat dilakukan dengan variasi duty-cycle dari modulasi Iebar pulsa (Pulse Width Modulatiom PWM. Pengaturan kecepatan MASTIS-MP dengan umpan batik terbagi dua, yakni umpan balik kecepatan yang bertujuan agar motor berputar sesuai dengan kecepatan rejérensf dan umpan balfk aras stator yang bertujuan agar arus pada saat motor bekerja tidak melebihi arus referensinya."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S40138
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yohan Permata
"Sistem transmisi yang handal dan mempunyai reliabilitas yang tinggi akan selalu menjadi pilihan yang utama dalam perancangannya. Saluran udara sebagai salah satu pilihan alternatif untuk menditribusikan energi listrik haruslah memiliki kemampuan yang optimum dalam penyaluran daya tersebut.
Konduktor merupakan komponen utama sistem transmisi saluran udara. Media penghantar yang terbuat dari berbagai bahan yang bersifat konduktif ini menyalurkan arus listrik dari tempat ke tempat lain dengan segala kelebihan dan kekurangannya secara parameter mekanis dan listrik.
Namun seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, parameter mekanis dan elektris konduktor dapat dioptimalkan seperti yang telah digunakan pada Saluran Udara Tegangan Tinggi Durikosambi-Cengkareng. Konduktor ACSR Dove yang dipasangkan pada saluran udara menunjukkan kehandalannya baik secara parameter mekanis maupun listrik. Parameter mekanis meliputi panjang saluran, andongan dan tinggi saluran di atas permukaan dan parameter mekanis berupa resistansi, reaktansi induktifdan reaktansi kapasitif saluran."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S40002
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haga Suanta
"Sebagian besar sistem pembangkitan di Indonesia masih mengandalkan sumber energi fosil sebagai bahan bakarnya. Seiring dengan perkembangan teknologi maka kebutuhan akan energi listrik semakin meningkat. Salah satu cara meningkatkan effisiensi penggunaan energi pada sistem pembangkitan adalah dengan mengoperasikan sistem pembangkitan dengan pembebanan yang optimal. "Part Load Operation" merupakan salah satu metoda pengopersian sistem pembangkitan yang dapat digunakan untuk mengoptimalisasi pembebanan dari dari sistem pembangkitan.
Dengan menggunakan kurva karakteristik part load operation dapat dilihat pembebanan yang optimal untuk pola pengoperasian 1.1.1 terdapat pada rentang pembebanan 14,80 MW sampai dengan 244,2 MW dengan rentang effisiensi termal PLTGU antara 8,088 % sampai 57,462 %, untuk pola pengoperasian 2.2.1 terdapat pada rentang pembebanan 266,44 MW sampai dengan 488,4 MW dengan rentang effisiensi termal PLTGU antara 46,287 % sampai 54,754 %, dan untuk pola pengoperasian 3.3.1 terdapat pada rentang pembebanan diatas 488.40 MW dengan rentang effisiensi termal PLTGU antara 50,192 % sampai 54,814 %.
Pada rentang pembebanan 14,80 MW sampai 244,2 MW penggunaan pola pengoperasian I.I.I pada pembebanan PLTGU sebesar 14,80 MW menghasilkan penghematan energi maksimum sebesar 14877,382 MMBTU atau 4360,161 MWH dalam satu hari jika dibandingkan dengan pola pengoperasian 2.2.1 dan 28551,109 MMBTU atau 8367,505 MWH dalam satu hari jika dibandingkan dengan pola pengoperasian 3.3.1. Pada rentang pembebanan 266,40 MW sampai 488,40 MW penggunaan pola pengoperasian 2.2.1 pada pembebanan PLTGU sebesar 266,40 MW menghasilkan penghematan energi maksimum sebesar 12726,901 MMBTU atau 3729,887 MWH dalam satu hari jika dibandingkan dengan pola pengoperasian 3.3.1."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S40084
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fawaz
"Perkiraan energi dan daya listrik merupakan awal dari proses perencanaan yang selalu menjadi informasi pertama untuk melakukan pengembangan kapasitas pembangkit dan jaringan tenaga listrik. Akibatnya diperlukan penyediaan modal menurut suatu jadwal tertentu sesuai dengan perkembangan yang diperkirakan terjadi pada masa mendatang. Perkiraan tenaga listrik yang optimal membutuhkan perkiraan jangka pendek, menengah dan panjang untuk menentukan kebutuhan energi primer, investasi dan sebagainya. Banyak metode perkiraan beban yang telah dilakukan oleh perusahaan listrik tetapi tidak ada yang dapat dinyatakan terbaik, semuanya tergantung kepada kebutuhan lingkungan pengembangan daerah tertentu. Umumnya perkiraan beban selalu dikaitkan dengan pertumbuhan ekonomi, penduduk dan lain-lain. Semakin tinggi pertumbuhan ekonomi dan penduduk maka akan semakin besar pula kebutuhan listrik."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S40119
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendro Anggoro
"Beban yang tidak seimbang dalam suatu sistem tenaga listrik merupakan suatu hal yang sering terjadi. Akibat kondisi tidak seimbang ini mengakibatkan munculnya arus netral pada trafo. Arus netral yang pada sistem pada umumnya bernilai jauh lebih kecil dari arus fasanya sedikit menimbulkan kerugian daya. Namun jika arus netral bernilai lebih besar dari arus fasa, maka pengaruh pada suplai daya sistem menjadi signifikan, suplai daya menjadi lebih besar dari suplai daya pada sistem yang seimbang. Tulisan ini mengambil studi kasus di Pabrik Semen Cibinong, Cilacap, yang merupakan suatu sistem tenaga listrik yang sebagian besar bebannya berupa motor. Dalam tulisan ini akan ditunjukan bahwa ketidak seimbangan beban pada pabrik ini memicu peningkatan suplai daya."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S39962
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>