Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nasution, Asmila Denga
Abstrak :
Perkembangan pasar modal dari hari ke hari semakin menarik dan merupakan penelitian yang menantang. Interaksi pasar modal dengan pasar valas merupakan topik yang terus dikaji dan belum dapat disimpulkan (inconclusive). Krisis keuangan yang dimulai di Thailand pada Juli 1997 telah membawa dampak ke beberapa negara Asia, antara lain Indonesia, Thailand, Filipina, Singapura dan negara-negara lainnya. Krisis yang menimpa perekonomian Indonesia yang ditandai dengan terdepresiasinya mata uang domestik terhadap US Dollar yang diikuti dengan naiknya suku bunga dan inflasi secara tajam telah menimbulkan kepanikan luar biasa bagi investor di pasar saham yang ditunjukkan oleh turunnya harga saham secara drastis. Fenomena tersebut dapat dijadikan penelitian hubungan antara nilai tukar dan harga saham dengan pendekatan Error Correction Model yang mana dapat menjelaskan hubungan dinamis jangka pendek maupun jangka panjang. Studi ini menguji dua permasalahan penelitian yang selanjutnya akan dijawab melalui pembuktian hipotesis. Pertama apakah perubahan nilai tukar mata uang domestik terhadap US Dollar memiliki efek yang terbalik ( negative effect) dengan indeks harga saham baik jangka pendek maupun jangka panjang di 4 negara di Asia yaitu Indonesia. Thailand, Filipina dan Singapura. Kedua apakah perubahan indeks harga saham akan membawa efek yang terbalik ( negative effect ) pada nilai kurs jangka pendek dan jangka panjang. Selanjutnya dari dua hipotesis tersebut dapat dijawab pula pertanyaan bahwa dari dua variabel tersebut mana yang leading terhadap lainnya. Dalam menganalisis permasalahan tersebut digunakan analisis time series untuk mengetahui hubungan intertemporal antara indeks harga saham dan exchange rate. Error Correction Model (ECM ) dua variabel digunakan untuk melihat hubungan jangka pendek dan jangka panjang antara dua pasar tersebut. Semua series data diuji stasionerity terlebih dahulu kemudian uji kointegrasi untuk melihat adanya keseimbangan jangka panjang. Apabila kedua variabel cointegrated maka dapat dibentuk persamaan keseimbangan ECM. Data Indeks harga saham dan Exchange rate seluruhnya didapatkan dari Reuters, dengan mengambil periode penelitian 1998 sampai dengan tahun 2000. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan exchange rate 4 negara sampel penelitian memiliki efek jangka panjang yang tidak searah dengan indeks harga saham. Artinya depresiasi mata uang akan membawa efek pada penurunan indeks harga saham. Sedangkan untuk jangka pendek ada hubungan yang tidak searah juga bagi Thailand dan Singapura, sedangkan bagi Filipina hubungan searah (positif). Bagi Indonesia ternyata uji F joint hipotesis menunjukkan tidak signifikan adanya pengaruh (causality) jangka pendek atas perubahan exchange rate terhadap indeks harga saham. Untuk jangka panjang perubahan indeks harga saham terhadap exchange rate 3 negara yaitu Indonesia. Thailand dan Singapura menunjukkan tidak signifikan, sedangkan Filipina menunjukkan pengaruh yang searah. Secara umum dapat disimpulkan bahwa exchange rate leading terhadap indeks harga saham. Hal ini dapat dipahami bahwa dengan melihat dua faktor yang mungkin dapat dijadikan alasan mengapa untuk negara emerging market exchange rate leading. Pertama size pasar valas jauh lebih besar dibandingkan pasar saham (proksinya nilai perdagangan) dan yang kedua, penentuan pricing di pasar valas lebih bersifat Internasional, sedangkan pasar saham lebih bersifat domestik.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T4986
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Asmila Denga
Abstrak :
Perkembangan pasar modal dari hari ke hari semakin menarik dan merupakan penelitian yang menantang. Interaksi pasar modal dengan pasar valas merupakan topik yang terus dikaji dan belum dapat disimpulkan (inconclusive). Krisis keuangan yang dimulai di Thailand pada July 1997 telah membawa dampak ke beberapa negara Asia, antara lain Indonesia, Thailand, Filipina, Singapura dan negara-negara lainnya. Krisis yang menimpa perekonomian Indonesia yang ditandai dengan terdepresiasinya mata uang domestik terhadap US Dollar yang diikuti dengan naiknya sukubunga dan inflasi secara tajam telah menimbulkan kepanikan luar biasa bagi investor di pasar saham yang ditunjukkan oleh turunnya harga saham secara drastis. Fenomena tersebut dapat dijadikan penelitian hubungan antara nilai tukar dan harga saham dengan pendekatan Error Correction Model yang mana dapat menjelaskan hubungan dinamis jangka pendek maupun jan gka panjang. Studi ini menguji dua permasalahan penelitian yang selanjutnya akan dijawab melalui pembuktian hipotesis. Pertama apakah perubahan nilai tukar mata uang domestik terhadap US Dollar memiliki efek yang terbalik ( negative effect) dengan indeks harga saham balk jangka pendek maupun jangka panjang di 4 negara di Asia yaitu Indonesia. Thailand, Filipina dan Singapura. Kedua apakah perubahan indeks harga saham akan membawa efek yang terbalik ( negative effect ) pada nilai kurs jangka pendek dan jangka panjang. Selanjutnya dari dua hipotesis tersebut dapat dijawab pula pertanyaan bahwa dari dua variabel tersebut mana yang leading terhadap lainnya. Dalam menganalisis permasalahan tersebut digunakan analisis time series untuk mengetahui hubungan intertemporal antara indeks harga saham dan exchange rate . Error Correction Model ( ECM ) dua variabel digunakan untuk melihat hubungan jangka pendek dan jangka panjang antara dua pasar tersebut. Semua series data diuji stasionerity terlebih dahulu kemudian uji kointegrasi untuk melihat adanya keseimbangan jangka panjang. Apabila kedua variabel cointegrated maka dapat dibentuk persamaan keseimbangan ECM. Data Indeks harga saham dan Exchange rate seluruhnya didapatkan dari Reuters, dengan mengambil periode penelitian 1998 sampai dengan tahun 2000. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan exchange rate 4 negara sampel penelitian memiliki efek jangka panjang yang tidak searah dengan indeks harga saham . Artinya depresiasi mata uang akan membawa efek pada penurunan indeks harga saham. Sedangkan untuk jangka pendek ada hubungan yang tidak searah juga bagi Thailand dan Singapura, sedangkan bagi Filipina hubungan searah (positif ). Bagi Indonesia ternyata uji F joint hipotesis menunjukkan tidak signifikan adanya pengaruh (causality) jangka pendek atas perubahan exchange rate terhadap indeks harga saham. Untuk jangka panjang perubahan indeks harga saham terhadap exchange rate 3 negara yaitu Indonesia. Thailand dan Singapura menunjukkan tidak signifikan, sedangkan Filipina menunjukkan pengaruh yang searah .Secara umum dapat disimpulkan bahwa exchange rate leading terhadap indeks harga saham. Hal iini dapat dipahami bahwa dengan melihat dua faktor yang mungkin dapat dijadikan alasan mengapa untuk negara emerging market exchange rate leading. Pertama size pasar valas jauh lebih besar dibandingkan pasar saham (proksinya nilai perdagangan) dan yang kedua, penentuan pricing di pasar valas lebih bersifat Internasional, sedangkan pasar saham lebih bersifat domestik.
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T20608
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mandang, Venny Frangky
Abstrak :
Sifat industri perbankan yang sangat terkait dengan industri lainnya, menempatkannya dalam posisi sangat strategis. Kegagalan yang terjadi dalam industri perbankan dapat merusak perekonomian secara keseluruhan. Untuk itu, telah banyak dikembangkan berbagai alat deteksi dini tentang kemungkinan kebangkrutan. Salah satu alat yang banyak digunakan adalah pendekatan kesehatan bank yang diukur dengan ratio CAMEL. Model tersebut belum memuaskan karena masih banyak pengaruh subjektif dan belum terkuantifisir, meskipun banyak upaya yang telah ditempuh untuk menentukan nilai standar dan objektìf. Analisis diskriminan seperti temuan Altman dianggap tidak cocok untuk perbankan. Banyak penelitian empiris kemudian dilakukan, seperti dan bank sentral Amerika yang berusaha rnenyiapkan alat prediksi. Masalahnya, hanya sampai pada beberapa variabel yang dianggap berpengaruh dan belum melihat berapa probabilitas yang dapat digunakan sebagai patokan dalam menentukan kebangkrutan. Beberapa penelitian empiris menunjukkan bahwa strategi bersaing ikut mempengaruhi kinerja organisasi termasuk perbankan. Namun, hubungan antara kinerja dan strategi bersaing menurut Certo dan Peter bersifat jangka pendek. Selain itu, hubungan antara perubahan kinerja dan kebangkrutan belum tereksplorasi, dimana belum jelas apakah penurunan kinerja yang menjadi penyebab kebangkrutan atau hal lainnya. Beberapa penelitian sebelumnya tentang perbankan seperti yang dilakukan oleh Mat Bird untuk melihat jenis strategi bersaing, kemudian kinerja seperti yang dilakukan oleh pohlman dan Chip, sedangkan kebangkrutan telah diteliti oleh Paroush, Aharony dan Swary, Platt dan lainnya. Namun, lingkup studi yang dilakukan hanya sampai pada penentuan indikator - indikator yang dianggap mempengaruhi. Sedangkan pengaruh strategi bersang belum dianalisis lebih lanjut. Penelitian ini berusaha untuk melihat pengaruh strategi bersaing terhadap kemungkinan kebangkrutan sekaligus menentukan seberapa besar probabilita bank untuk bangkrut. Untuk ini, penelitian dilakukan terhadap: pemilihan strategi bersaing, kinerja dan kebangkrutan. Teknik yang dilakukan dengan mengklasifikasikan bank berdasarkan teori Porter yaitu: kepemimpinan biaya, differensiasi dan fokus serta dianggap tidak jelas kalau tidak termasuk dalam tiga kategori tersebut. Hipotesa yang dikernbangkan dalam penelitian ini adalah adanya dugaan tentang pengaruh strategi pada kinerja dan kebangkrutan. Perubahan kinerja dan kebangkrutan diestimasi dengan menggunakan model Probit, berdasarkan sifat dan distribusi data. Sampel penelitian dipilih dengan teknik stratified random sampling dan terpilih 74 bank (18 bank bangkrut dan 56 bank masih beroperasi) dengan berbagai karakteristik dan asset melebihi 70 % dari asset ìndustri perbankan. Data yang digunakan dalam melakukan estimasi, terdiri dari laporan keuangan tahunan dan triwulanan, data makro ekonomi, press release, ikian dan kliping berita. Metode penelitian yang dilakukan adalah melakukan penentuan struktur industri perbankan dengan menggunakan data makro dan Bank Indonesia dan Bìro Pusat statistik. Kemudian penggolongan jenis strategi bersaing meuggunakan teknik yang dikenibangkan oleh Anat Bird. Pengolahan dilakukan untuk data laporan keuangan triwulanan bank, sebagai unit analisis guna menghitung indikator keuangan dalam bentuk rasio. Rasio keuangan tersebut diestimasi menggunakafl model probit dengan 2 pendekatan, yaitu: strategi bersaing menurut Porter atau tidak, serta strategi bersaing secara detail. Sifat data yang diestimasi merupakan data panel sehingga diginakan dummy untuk variabel bebas. Pendekatan yang dilakukan dengan membentuk suatu model teknik analisis seperti yang dikembangkan oleh Maddala dan kemudian ditransforniasikan dengan menggunakan pendekatan yang dilakukan oleh Aaker, et.,al. Sebingga, diperoleh suatu persamaafl yang disebut sebagai model Probit. Strategi bersaing terbuktì memiliki peran yang sangat besar terhadap kebangkrutan perbankan. Dari 18 bank bangkrut yang termasuk dalam sampel penelitian menunjuk bahwa 14 bank bangkrut tidak menerapkan strategi bersaing yang jelas. Selain itu, masih ada 11 bank yang tidak jelas strategi bersaingnya, meskipun rnasih beroperasi namun memiliki probabilìtas bangkrut dengan kisaran antara 0,5 - 0,7. Strategi bersaing tidak memilíki hubungan dengan kineja, sebaliknya sangat mempengaruhi kebangkrutan. Hasil ini tidak bertentangan dengan beberapa penelitian sebelumnya, karena secara spesifik penelitian sebelumnya melihat pengaruh strategi secara tidak langsung. Pada penelitian ini mampu diperoleh nilai probabilîta untuk kebangkrutan, yaitu bila lebih dan 0,7 maka bank akan bangkrut. Periode estimasi penelitian ini hanya selama 10 tahun yaitu 1989-1998, sehingga ada keterbatasan terhadap daya prediksi. Untuk penelitian selanjutnya, jangka waktu data dapat diperpanjang, guna menyerap beberapa konjungtur dalam ekonomi, khususnya di sektor perbankan.
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
T4345
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rozali Sukamto
Abstrak :
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 6 tahun 2000 tentang Perusahaan Jawatan (Perjan), diterbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 116-128 tahun 2000 tentang pendirian 13 rumah sakit menjadi Perusahaan Jawatan. Dasar pertimbangan perubahan status rumah sakit dari unit pelaksana teknis Departemen Kesehatan atau Instansi Pengguna Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) menjadi Perjan adalah dalam upaya meningkatkan daya saing dibidang pelayanan kesehatan pada era globalisasi dan guna kelancaran dan terjaminnya pelaksanaan pengelolaan rumah sakit secara ekonomis serta diperolehnya manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat. Perubahan status rumah sakit dan instansi pengguna PNBP menjadi Perjan mengundang perbedaan persepsi bagi seseorang atau sekelompok orang, menimbulkan perbedaan pendapat dari berbagai kalangan baik pejabat Depkes maupun rumah sakit juga kalangan ilmuwan. Dengan alasan tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terhadap perbedaan persepsi/pendapat dengan melakukan penelitian pada kelompok manajemen keuangan di RSUP Fatmawati. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi tentang persepsi kelompok manajemen keuangan RSUP Fatmawati terhadap perubahan status dari instansi pengguna PNBP menjadi Perjan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan data diperoleh melalui wawancara mendalam dengan 10 informan yang terdiri dari manajemen puncak, menengah dan operasional yang bertindak sebagai subjek dan objek dari perubahan status. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada umumnya informan setuju terhadap perubahan status, namun diperlukan persiapan dan sosialisasi terhadap karyawan tentang Perjan mengenai kebijakan, struktur organisasi serta perencanaan anggaran dan laporan keuangan. Peneliti berkesimpulan bahwa untuk perubahan status menjadi Perjan rumah sakit harus merubah paradigma, kebijakan dan struktur organisasi, kultur pegawai serta sistem pengelolaan keuangan. Peneliti menyarankan agar dalam perubahan status menjadi Perjan perlu dilakukan perubahan visi dan misi sehingga mampu mamanuhi kepuasan pelanggan dan dapat memenuhi misi pemerintah dalam pemenuhan pelayanan kesehatan, budaya kerja mencerminkan corporate culture dengan menggabungkan sifat pegawai dengan misi organisasi rumah sakit, perlu perubahan sistim akutansi serta perlu adanya strategi perubahan kearah terbentuknya pengelolaan secara profesional.
Perception of Financial Management Group towards Modification of Hospital's Status from a Recipient of Non Tax State Fund Institution into Jawatan Company 2001Referring to Government Regulation no. 6, 2000, about Jawatan Company (Perjan), a Government Regulation no. 116-128, 2000 was issued on the establishment of 13 hospitals to become Perusahaan Jawatan. The rational of modifying the status of hospitals from technical implementation unit or Instansi Pengguna Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) into Perjan was in the attempt to improve the services for having better capacity towards globalization era. Furthermore, this is also to ensure an economical hospital management as well as to provide best services to community. The conversion of hospital's status from PNBP into Perjan has triggered different perception either from individuals or group of people, resulted different opinions among Health Ministry officials, hospital personnel as well as scientists. Based on the above situation the researcher was interested to search for the difference among various perception/opinion by conducting research to the division of financial management at Public Hospital Fatmawati. Objective of this research was to gain information on different perception within the group of financial management at Public Hospital Fatmawati with regard to conversion of status from PNBP into Perjan. The research was applying qualitative approach of which the data was collected through in-depth interview from 10 respondents consisting of high and medium level management and operation who are subject and object of the modification of status. The data showed that the respondents were aware and agreed on the modification of status, however they consider the need for preparing the change and dissemination issues regarding Perjan covering the policy, the organization structure as well as budget allocation and financial report The researcher concluded that for changing the status into Perjan, the hospital should adapt the paradigm, policy and organization structure, staff culture and system for financial management. The researcher recommended that for changing the status into Perjan requires adaptation of vision and mission who could fulfill clients satisfaction in providing health services, reflect corporate culture by combining character of staffs with hospitals' mission, lead towards professional management through adaptation of accounting system.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T7836
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library