Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 119 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dewinta Rahma Astika
"Pasar kosmetik dan skincare di Indonesia merupakan salah satu pasar yang terus mengalami perkembangan karena permintaan pasar yang begitu besar. Inovasi produk menjadi langkah paling penting agar industri kosmetik dan skincare mampu bertahan di persaingan pasar. Salah satu produk kosmetik dengan jumlah penjualan yang besar yaitu lipstik atau pewarna bibir. Komponen yang harus diperhatikan dalam formulasi pewarna bibir seperti lipcream adalah rheology modifier karena bahan tersebut menjadi salah satu penentu kestabilan produk dalam wadah. Tugas akhir ini ditulis untuk membandingkan berbagai jenis bahan rheology modifier melalui pengujian viskositas, mikroskop, dan sensory feel test yang dilakukan dalam rentang waktu dua minggu. Penulis berharap tugas akhir ini dapat membantu peneliti untuk menentukan bahan rheology modifier terbaik yang dapat digunakan dalam formulasi produk sesuai dengan karakteristik yang diinginkan.

The cosmetic and skincare market in Indonesia is one of the markets that continues to develop due to the huge market demand. Product innovation is the most important step so that the cosmetic and skincare industry is able to survive in market competition. One of the cosmetic products with a large number of sales is lip products. Components that must be considered in the formulation of lip dyes such as lip cream are rheology modifiers because these ingredients are one of the determinants of product stability in the container. This final project was written to compare various types of rheology modifier materials through viscosity testing, microscopy, and sensory feel test which were carried out in a span of two weeks. The author hopes that this final project can help researchers to determine the best rheology modifier material that can be used in product formulation according to the desired characteristics."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Ayu Kristin Dewi Yostantia M
"Apoteker memiliki peranan dan tanggung jawab penting di Industri farmasi, apotek dan pedagang besar farmasi (PBF). Praktik kerja profesi Apoteker di Industri Farmasi PT Abbot Indonesia bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai peran apoteker dalam melakukan penilaian dan peninjauan kembali kinerja pemasok di perusahaan farmasi. Evaluasi kinerja, kelengkapan dokumen dan skor pemasok pemasok menjadi faktor penentu bagi perusahaan farmasi untuk menetapkan status pemasok dan menentukan Daftar Pemasok yang Disetujui. Praktik kerja di Apotek Roxy Jatikramat bertujuan menerapkan pengelolan obat di Apotek. Apoteker berperan dalam manajemen kefarmasian dan pelayanan apoteker. Prinsip dari pengelolaan obat adalah agar setiap tahap kegiatan dapat berjalan dengan sinkron dan saling mengisi. Praktik kerja profesi Apoteker di PBF Anugerah Pharmindo Lestari bertujuan mengembangkan suatu inovasi yang mengurangi risiko kesalahan penyimpanan dan untuk mempermudah karyawan di PBF cabang dalam melakukan penyimpanan produk yang datang dari PBF Pusat dengan QR Code. Apoteker berperan mengawasi kegiatan penyimpanan dan pendistribusian obat. Manajemen risiko penyimpanan produk farmasi dapat dilakukan dengan sistem 2D barcode, yaitu suatu bentuk adaptasi pedagang besar farmasi terhadap perkembangan teknologi era 4.0 untuk mengurangi risiko kesalahan penyimpanan produk farmasi dan mempermudah karyawan di PBF cabang dalam melakukan pengategorian produk. Praktik kerja dilakukan dari bulan Juli hingga November 2022. Selain mengamati dan belajar langsung, calon apoteker juga diberi kesempatan untuk mengerjakan tugas khusus dari setiap tempat praktik dan membahas masalah serta solusinya

Pharmacists have important roles and responsibilities in the pharmaceutical industry, pharmacies and pharmaceutical wholesalers (PBF). The Internship of pharmacists in the pharmaceutical industry of PT Abbot Indonesia aims to provide an overview of the role of pharmacists in assessing and reviewing supplier performance in pharmaceutical companies. Performance evaluation, completeness of documents and supplier scores are the key factors for pharmaceutical companies to determine supplier status and determine the Approved Supplier List. The Internship at the Roxy Jatikramat Pharmacy aims to implement drug management at the pharmacy. Pharmacists play a role in pharmaceutical management and pharmaceutical care. The principle of drug management is that each stage of activity can run in sync and complement each other. The Internship at PBF Anugerah Pharmindo Lestari aims to develop an innovation that reduces the risk of storage errors and to make it easier for employees at branch PBFs to store products that come from the Central PBF with a QR Code. Pharmacists play a role in supervising the storage and distribution of drugs. Risk management for storing pharmaceutical products can be done with a 2D barcode system, which is a form of adaptation of pharmaceutical wholesalers to technological developments in the 4.0 era in order to minimize risk of pharmaceutical product storage errors and make it easier for employees at PBF branches to categorize products. Apprenticeship is carried out from July to November 2022. In addition to observing and learning, prospective pharmacists are also given the opportunity to work on special assignments from each practice site and discuss problems and solutions."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Hanifah Sakinatun Khalidah
"Obat Antiinflamasi Nonsteroid (AINS) merupakan salah satu obat anti-inflamasi yang dipakai secara luas oleh pasien tertentu. Mekanisme kerja AINS umumnya adalah menginhibisi sintesis prostaglandin dengan menginhibisi aktivitas COX secara tidak selektif. Adanya inhibisi COX-1 dapat menyebabkan timbulnya efek samping pada saluran gastrointestinal. Walaupun begitu, AINS masih tetap menjadi obat pilihan untuk terapi inflamasi. Karena itu, sampai saat ini pengembangan baru obat AINS masih dilakukan, khususnya untuk memperoleh inhibitor selektif COX-2 dengan profil keamanan yang baik, terlebih dengan munculnya fakta bahwa inhibitor selektif COX-2 dapat menyebabkan risiko kardiovaskular. Beberapa penelitian pengembangan inhibitor selektif COX-2 telah dilakukan menggunakan derivat-derivat tertentu dengan memperhatikan hubungan antara struktur dan aktivitas. Dari hasil penelitian-penelitian tersebut diketahui bahwa gugus aminosulfonil dan metansulfonil merupakan bagian terpenting dalam menghasilkan selektivitas terhadap COX-2 dan efikasinya. Ulasan ini membahas lebih lanjut perkembangan pengembangan inhibitor selektif COX-2 berdasarkan pengaruh modifikasi struktur terhadap tingkat selektivitasnya sehingga dapat menghasilkan senyawa dengan risiko kardiovaskular yang rendah.

Nonsteroidal Anti-inflammation Drugs (NSAID) is one of anti-inflammation drug that is used extensively by certain patients. The mechanism of action of NSAID is by inhibiting prostaglandins synthesis by inhibiting COX activity. Inhibition of COX-1 activity can lead to some side effects in the gastrointestinal tract. However, NSAID is still a drug of choice. Therefore, until now, new drug NSAID development is still being carried out, primarily to obtain COX-2 selective inhibitors with a good safety profile, especially with the emergence of the fact that COX-2 selective inhibitors can cause cardiovascular risk. Some research for developing COX-2 selective inhibitor has been done using certain derivatives by considering the relationship between its structure and activity. The results of these studies are known that the aminosulfonyl and methanesulfonyl groups are the most important part of producing selectivity to COX-2 and its efficacy. This review further discusses the development of COX-2 selective inhibitors based on the effect of structural modification on its level of selectivity to produce compounds with low cardiovascular risk.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2020
S70479
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mamik Yuniarsih
"ABSTRAK
Diabetes melitus merupakan gangguan metabolisme yang ditandai dengan
hiperglikemia dan abnormalitas metabolisme karbohidrat, lemak dan protein yang
disebabkan oleh penurunan sekresi insulin, penurunan sensitivitas insulin, atau
keduanya. Salah satu terapi yang digunakan untuk mengobati diabetes melitus
adalah obat penghambat aktivitas α-glukosidase. Obat penghambat aktivitas α-
glukosidase bekerja menghambat α-glukosidase yang terdapat pada dinding usus
halus. Penghambatan kerja enzim tersebut secara efektif dapat mengurangi
pencernaan karbohidrat kompleks dan absorbsinya, sehingga dapat mengurangi
peningkatan kadar gula postprandial pada penderita diabetes. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk memperoleh fraksi yang memiliki penghambatan
aktivitas α-glukosidase tertinggi dari ekstrak n-heksana buah ketapang dan
mengetahui golongan senyawa kimia dari fraksi teraktif. Metode ekstraksi yang
digunakan adalah ekstraksi bertingkat secara refluks dengan menggunakan pelarut
n-heksana, etil asetat, dan metanol. Alat microplate reader digunakan untuk
menguji penghambatan aktivitas α-glukosidase. Hasil menunjukkan bahwa
ekstrak n-heksana aktif menghambat aktivitas α-glukosidase dengan IC50 sebesar
67,914 μg/mL. Fraksi D merupakan fraksi teraktif dari ekstrak n-heksana dengan
nilai IC50 sebesar 49,715 μg/mL. Jenis mekanisme penghambatan kerja enzimnya
adalah inhibitor kompetitif. Berdasarkan hasil penapisan fitokimia menunjukkan
bahwa fraksi teraktif mengandung senyawa terpenoid dan glikon.

Abstract
Diabetes mellitus is a group of metabolic disorders characterized by
hyperglycemia and abnormalities in carbohydrate, fat, and protein metabolism as
results from defects in insulin secretion, insulin sensitivity, or both. One therapy
that is used in treating diabetes mellitus is α-glucosidase inhibitor. It inhibits
activity of α-glucosidase in the intestinal wall. Inhibition of this enzyme can
reduce digestion and absorption of complex carbohydrates effectively so that, can
reduce postprandial glucose levels in diabetic patients. The aim of this study was
to get the fraction which had the highest α-glucosidase inhibitory activity from nhexane
extract of ketapang fruits and to know the phytochemical compounds from
the most active fraction. The method of extraction is graduated-reflux with nhexane,
ethyl acetate, and methanol. The inhibitory activity of α-glucosidase was
assayed by microplate reader. The result showed that n-hexane extract of ketapang
fruits actively inhibits α-glucosidase activity with IC50 values 67,914 μg/mL. D
fraction was the most active fractions from n-hexane extract with IC50 values
49,715 μg/mL. Its type of enzyme inhibition mechanism is competitive inhibitory.
The result of phytochemical screening showed that the most active fraction
contains terpenoids and glycons."
Universitas Indonesia, 2012
S42764
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Fatmasari
"Xilitol merupakan gula poliol yang memiliki kemanisan mirip dengan sukrosa namun jalur metabolismenya tidak terikat dengan keberadaan insulin, sehingga baik untuk penderita diabetes. Selain itu xilitol tidak menyebabkan karies pada gigi. Produksi xilitol dengan proses fermentasi menggunakan mikroorganisme dinilai lebih praktis dan ekonomis salah satunya dengan menggunakan Debaryomyces hansenii. Khamir ini tahan terhadap kondisi osmotik tinggi, sering dimanfaatkan pabrik anggur dan industri makanan sebagai perasa. Untuk mendapatkan galur murni yang tahan kondisi osmotik tinggi, diperlukan pra-perlakuan dengan memaparkan khamir pada kondisi osmotik tinggi dalam jangka waktu tertentu.
Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian pra-perlakuan osmotik tinggi terhadap kemampuan biokonversi Debaryomyces hansenii dan mengetahui pengaruh konsentrasi substrat xilosa terhadap produksi xilitol. Garam NaCl dan KCl masing-masing dengan konsentrasi 2, 2,5, dan 3 M ditambahkan pada media prakultur dan diinkubasi selama 14 hari. Kondisi pra-perlakuan terpilih didapatkan berdasarkan nilai yield xilitol tertinggi dari fermentasi menggunakan substrat xilosa 10%.
Hasil terbaik yang didapatkan berdasarkan nilai yield xilitol tertinggi adalah Debaryomyces hansenii yang diberikan pra-perlakuan menggunakan NaCl 3 M (Yield xilitol 13,83%). Uji coba dengan variasi konsentrasi substrat (xilosa) 5%, 10%, dan 15% menunjukkan hasil berupa penurunan nilai yield xilitol seiring dengan meningkatnya konsentrasi substrat.

Xylitol is a sugar polyol which has a sweetness similar to sucrose metabolism pathway but not tied to the presence of insulin, so it is good for diabetics. Besides that xylitol does not cause dental caries. Xylitol production with fermentation process using microorganism is more efficient and economical either by using Debaryomyces hansenii. This yeast is resistant to high osmotic condition, often used in wine industries and food industries as flavouring agent. To get pure strains which resistant to high osmotic condition, needs pre-treatment by exposing yeast to high osmotic condition in a period of time.
The goal of this research is to determine the effect of giving high osmotic pre-treatment to bioconversion ability of Debaryomyces hansenii and to determine the effect xylose substrate concentration to the production of xylitol. NaCl and KCl salt are used with the concentration of 2, 2,5, and 3 M. The addition of salt is used on preculture medium and incubated for 14 days. Pre-treatment condition is chosen based on the highest number of xylitol's yield value.
The result based from the highet number of xylitol's yield value is Debaryomyces hansenii which is given pre-treatment using NaCl 3M (xylitol's yield value 13,83%). The test by using variation of substrate (xylose) concentration 5%, 10%, and 15% shows the decreasing number of xylitol's yield value and the increasing number substrate concentration in a row.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
S56448
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Befya Rahma Wulandari
"Xilitol merupakan senyawa gula alkohol yang memiliki lima rantai karbon yang banyak digunakan sebagai pengganti gula dalam bidang industri farmasi dan makanan. Xilitol secara alami terdapat di alam, namun dengan kadar yang sedikit. Produksi xilitol yang memerlukan banyaknya proses pemurnian serta penggunaan tekanan dan temperatur tinggi mengakibatkan tingginya biaya produksi. Fermentasi dengan menggunakan khamir Debaryomyces hansenii yang merubah xilosa menjadi xilitol dianggap lebih ekonomis karena menggunakan bahan baku yang lebih murah. Mutagenesis Debaryomyces hansenii dengan radiasi UV diharapkan menghasilkan kadar xilitol yang lebih tinggi. Hal ini, karena peningkatan akivitas enzim XR dan penurunan aktivitas enzim XDH. Mutagenesis radiasi UV dengan jarak 10 cm dengan lama penyinaran 20 menit dapat menghasilkan galur mutan yang diinginkan. Hal ini, berdasarkan skrining galur mutan dengan melihat pertumbuhan isolat pada media xilosa dan xilitol.

Xylitol is an alcohol sugar compound that have five carbon chain widely used as a sugar subtitution in pharmacy and food industries. Xylitol actually provided by nature but in very small quantities. Need a lot of refinery processes using pressure and high temperature in xylitol production that caused high cost production. Fermentation processed that use khamir Debaryomyces hansenii changed xylose to xylitol economically cheaper because using a low cost raw material. Debaryomyces hansenii mutagenesis using UV radiation would generate higher level of xylitol. This is due to the enhancement of XR enzime activites and the reduction of XDH enzime activities. With 10cm distance and 20 minutes irradiation of UV mutagenesis radiation can produce an expected mutant strain. These is based on the mutant strain screening which seen the growth of isolates in xylose and xylitol media."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Befya Rahma Wulandari
"Xilitol merupakan senyawa gula alkohol yang memiliki lima rantai karbon yang banyak digunakan sebagai pengganti gula dalam bidang industri farmasi dan makanan. Xilitol secara alami terdapat di alam, namun dengan kadar yang sedikit. Produksi xilitol yang memerlukan banyaknya proses pemurnian serta penggunaan tekanan dan temperatur tinggi mengakibatkan tingginya biaya produksi. Fermentasi dengan menggunakan khamir Debaryomyces hansenii yang merubah xilosa menjadi xilitol dianggap lebih ekonomis karena menggunakan bahan baku yang lebih murah. Mutagenesis Debaryomyces hansenii dengan radiasi UV diharapkan menghasilkan kadar xilitol yang lebih tinggi. Hal ini, karena peningkatan akivitas enzim XR dan penurunan aktivitas enzim XDH. Mutagenesis radiasi UV dengan jarak 10 cm dengan lama penyinaran 20 menit dapat menghasilkan galur mutan yang diinginkan. Hal ini, berdasarkan skrining galur mutan dengan melihat pertumbuhan isolat pada media xilosa dan xilitol.

Xylitol is an alcohol sugar compound that have five carbon chain widely used as a sugar subtitution in pharmacy and food industries. Xylitol actually provided by nature but in very small quantities. Need a lot of refinery processes using pressure and high temperature in xylitol production that caused high cost production. Fermentation processed that use khamir Debaryomyces hansenii changed xylose to xylitol economically cheaper because using a low cost raw material. Debaryomyces hansenii mutagenesis using UV radiation would generate higher level of xylitol. This is due to the enhancement of XR enzime activites and the reduction of XDH enzime activities. With 10cm distance and 20 minutes irradiation of UV mutagenesis radiation can produce an expected mutant strain. These is based on the mutant strain screening which seen the growth of isolates in xylose and xylitol media.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ines Dawiyah Suwarjo
"ABSTRAK
Asam kojat merupakan senyawa metabolit sekunder yang dihasilkan melalui proses fermentasi oleh kapang genus Aspergillus dan Penicillium. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan isolat kapang penghasil asam kojat dari alam dan memperoleh kondisi fermentasi terbaiknya dengan menggunakan substrat karbon kompleks. Kapang diisolasi dari tanah dan kayu. Isolat-isolat kapang diseleksi skala mikro dengan variasi medium. Substrat yang digunakan adalah sukrosa, pati jagung, pati singkong, dan hidrolisat selulosa. Kultur fermentasi ditetesi FeCl3 1 , dan warna merah-coklat terpekat Isolat IHJ2K dalam pati jagung-yeast extract dipilih sebagai kapang dan medium unggul untuk proses selanjutnya. Suspensi inokulum IHJ2K dan pembanding Aspergillus oryzae diinokulasi ke dalam 100 ml medium fermentasi dan diinkubasi pada suhu ruang, 180 rpm, selama 10 hari. Konsentrasi substrat pati jagung divariasikan menjadi 5 , 7,5 , dan 10 . Kadar asam kojat ditentukan dengan metode KLT densitometri dengan detektor UV pada panjang gelombang 318 nm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar asam kojat terbanyak dihasilkan oleh Aspergillus oryzae dengan substrat 10 , yaitu sebanyak 5,22 g/L. Namun fermentasi paling efisien adalah pada Aspergillus oryzae dengan substrat 7,5 dengan yield 0,53 g/g.

ABSTRACT
Kojic acid is a secondary metabolite compound produced by fermentation process by mold of genus Aspergillus and Penicillium. The objective of this research is to obtain the isolate of kojic acid producing mold from nature and to obtain the best fermentation condition by using complex carbon substrates. Molds were isolated from soil and wood. Isolates of fungi were screened with media variation. The substrates used were sucrose, corn starch, cassava starch, and cellulose hydrolyzate. The fermentation culture was dripped with FeCl3 1 and the most brownish red color formed IHJ2K strain in corn starch yeast extract was selected as the best mold and media for further process. The IHJ2K inoculum suspension and Aspergillus oryzae, as reference, were inoculated into 100 ml of fermentation media and incubated at room temperature, 180 rpm for 10 days. The concentration of corn starch was varied to 5 , 7.5 , and 10 . Levels of kojic acid were determined by TLC densitometry with UV detector at 318 nm wavelength. The results showed that the highest level of kojic acid was produced by Aspergillus oryzae with 10 of substrate, which was 5.22 g L. However, the most efficient fermentation was obtained by Aspergillus oryzae with 7.5 of substrate, which yield obtained was 0.53 g g. "
2017
S69832
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Karina Puspita Sukarna
"Asam kojat merupakan metabolit sekunder yang dihasilkan melalui fermentasi kapang genus Aspergillus dan Penicillium yang menggunakan karbohidrat sebagai substrat. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kondisi fermentasi yang optimal yang dapat menghasilkan asam kojat dengan nilai yield tertinggi dari kultur campuran Aspergillus oryzae dan Aspergillus tamarii. Optimasi sumber karbon dan nitrogen, nilai pH medium, rasio konsentrasi inokulum, dan kondisi aerasi dilakukan secara bertahap. Dari sembilan variasi medium fermentasi, diperoleh sumber karbon dan nitrogen yang optimal yaitu sukrosa dan yeast extract dengan jumlah asam kojat 2,6163 g/l.
Optimasi nilai pH medium yang terdiri dari tiga variasi menghasilkan asam kojat terbanyak pada pH 3,5 sebesar 2,6163 g/l. Optimasi rasio konsentrasi inokulum dilakukan dengan tiga variasi rasio dimana rasio 2 : 3 inokulum A. oryzae dan A. tamarii menghasilkan asam kojat terbanyak sebesar 2,8889 g/l. Optimasi kondisi aerasi dilakukan dengan dua variasi volume medium dimana medium dengan volume 100 ml menghasilkan asam kojat dengan jumlah tertinggi yaitu 6,5594 g/l. Efisiensi dari proses fermentasi ditentukan dengan menghitung nilai yield asam kojat dimana didapatkan yield tertinggi 0,1396 gg-1.

AbstractKojic acid is a secondary metabolite produced by fermentation of Aspergillus and Penicillium mold using carbohydrate as the substrate. This research aims to determine the optimal fermentation conditions with high yield value from a mixture of Aspergillus oryzae and Aspergillus tamarii cultures. Optimization of carbon and nitrogen sources, pH value of medium, inoculum concentration ratio, and aeration were done gradually. From nine fermentation medium, the most optimal carbon and nitrogen source was sucrose and yeast extract which obtained 2,6163 g l of kojic acid.
Optimization of pH value consisting three various pH obtained 2,6163 g l of kojic acid in medium with pH 3,5. Ratio of inoculum concentration were optimized with three different ratio which the 2 3 of Aspergillus oryzae and Aspergillus tamarii became the most optimal ratio with 2,8889 g l of kojic acid. Aeration optimization was done with two various medium volume which medium with 100 ml volume obtained 6,5594 g l as the highest amount of kojic acid. The efficiency of fermentation was determined by calculating the yield value which was 0,1396 gg 1.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
S69853
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adnina Fithra Azzahra
"ABSTRAK
Asam kojat merupakan asam organik yang memiliki banyak kegunaan diantaranya sebagai antibakteri, antifungal, antimelanosis, dan agen pengkelat, yang dihasilkan melalui fermentasi kapang genus Aspergillus dan Penicillium. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kondisi yang optimal pada fermentasi menggunakan Aspergillus oryzae dengan melakukan optimasi medium dan kondisi fermentasi secara bertahap. Kadar asam kojat ditentukan dengan metode KLT densitometri dengan detektor UV pada panjang gelombang 318 nm. Kombinasi sukrosa dan yeast extract dipilih sebagai sumber karbon dan nitrogen terbaik dari sembilan variasi medium dengan jumlah asam kojat yang dihasilkan sebesar 1,5425 g/L. Keasaman medium yang paling optimum adalah pada pH 4,5 dibandingkan dengan pH 3,5 dan 5,5 dengan hasil asam kojat sebesar 1,7127 g/L. Fermentasi pada suhu 35 C menunjukkan kadar asam kojat yang lebih tinggi dibandingkan pada suhu ruang. Optimasi kondisi aerasi dilakukan dengan empat variasi volume medium dimana medium dengan volume 100 ml menghasilkan asam kojat dengan jumlah tertinggi yaitu 1,6472 g/L.. Hasil optimasi yang paling baik memiliki nilai yield sebesar 0,0370 gg-1.

ABSTRACT
Kojic acid is an organic acid that has many uses such as antibacterial, antifungal, antimelanosis, and chelating agent, which is produced by fermentation of genus Aspergillus and Penicillium. This study aimed to obtain optimal conditions on fermentation using Aspergillus oryzae by optimizing the medium and fermentation conditions gradually. Levels of kojic acid were determined by the method of TLC densitometry with UV detector at 318 nm wavelength. The combination of sucrose and yeast extract was chosen as the best source of carbon and nitrogen from nine medium variations with the amount of kojic acid produced at 1.5425 g L. The optimum acidity of the medium is at pH 4.5 in which 1.7127 g L of kojic acid produced, compared to medium with pH value of 3.5 and 5.5. Fermentation at 35 C indicates higher kojic acid production compared to room temperature. Optimization of aeration conditions was performed with four variations of medium volume where medium with 100 ml volume produced the highest amount of kojic acid at 1.6472 g L. The most optimum result has a yield value of 0.0370 gg 1."
2017
S69803
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>