Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 22 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yuni Annisah
"Skripsi ini membahas mengenai Peristiwa Pertempuran Pohang 1950 serta bagaimana representasinya dalam film Pohwasokeuro. Pertempuran Pohang adalah salah satu bagian peristiwa Perang Korea. Meski tokoh-tokoh dalam film ini merupakan tokoh fiktif, beberapa bagian dari film ini menunjukkan keselarasan antara jalan cerita dengan peristiwa sejarah yang sesungguhnya. Dalam penulisan ini, penulis membatasi pembahasan masalah pada representasi Pertempuran Pohang dalam film Pohwasokeuro, serta nilai-nilai sosial dan politik yang terdapat dalam film ini sehubungan dengan perjuangan diplomasi masyarakat Korea dalam Perang Korea menurut catatan sejarah dan skenario film. Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif, dapat disimpulkan bahwa film Pohwasokeuro telah menggambarkan peristiwa Pertempuran Pohang sesuai dengan informasi sejarah yang sebenarnya. Pertempuran Pohang juga telah menunjukkan peran yang amat penting dalam perjuangan diplomasi Korea Selatan pada saat Perang Korea berlangsung.

This thesis discusses about the event of Battle of Pohang 1950 and how it was being represented in the film Pohwasokeuro. Battle of Pohang was a part of Korean War. Despite of the characters in this film being all fictional, some parts of this film show the synchronization between the storyline and the actual historical events. This research focuses on the representation of Battle of Pohang 1950 in the film Pohwasokeuro as well as the politic and social values in this film that related with the diplomatic struggle of South Korea during Korean War according to the historical records and film script. By using qualitative research method, the result of this research shows that Pohwasokeuro has portrayed the event of Battle of Pohang in accordance with the actual historical information. Battle of Pohang had also become a very crucial event for the diplomatic struggle of South Korea during Korean War."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S56294
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ridwan Suseno
"Skripsi ini membahas perkembangan pertanian dan industri, serta kondisi sosial di Korea pada masa penjajahan Jepang tahun 1910-1945. Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif deksriptif yang digunakan untuk menganalisa data sekunder, dapat disimpulkan bahwa pertanian di Korea berkembang pesat pada awal masa penjajahan hingga tahun 1930-an, sedangkan industri di Korea baru mulai dikembangkan sejak tahun 1930-an hingga 1945. Pengembangan di bidang industri yang dimulai sejak tahun 1930-an memunculkan dampak sosial berupa pergantian mata pencaharian sebagian masyarakat Korea yang semula petani menjadi buruh dan pekerja pabrik. Akan tetapi, sangat disayangkan pertambahan jumlah buruh dan pekerja pabrik di Korea tidak diiringi dengan bekal pendidikan dan keterampilan yang memadai sehingga upah yang mereka dapatkan pun relatif rendah.

This thesis discusses about Korean agriculture and industry development during Japanese imperialism 1910-1945. This thesis also discusses about Korean social condition in relation with the development of agriculture and industry. Through descriptive qualitative research used to analyse secondary data, this research shows that Korean agriculture development was started in early Japanese imperialism until 1930’s, meanwhile Korean industry development was started in 1930’s until 1945. The social condition shows that since industry had been developed since 1930's, the number of Korean farmers went down but Korean labors rised significantly. Unfortunately, they did not have enough academic qualification so that their monthly payment was relative low.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S56231
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syarienazka Putri Pranggono
"Terdesaknya Jepang untuk memerdekakan bangsa-bangsa jajahannya pada akhir Perang Dunia II menandai berakhirnya Perang Dunia II dan berubahnya Korea Selatan menjadi negara asuhan Amerika Serikat (AS). Peristiwa tersebut dilanjutkan dengan Perang Korea yang mengakibatkan keterpurukan kondisi Korea Selatan. AS pun membantu untuk memberdayakan Korea Selatan dengan memberikan berbagai bantuan, salah satunya dengan mendirikan The Asia Foundation untuk mempermudah aliran dana. Setelah pemberdayaan berlangsung, muncul keinginan AS untuk terlibat dalam psywar melawan pengaruh komunis. Dalam upayanya, AS menemukan kekurangan dari industri perfilman Korea Selatan yang dirasa dapat membantunya dalam psywar. Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini bertujuan mengidentifikasi faktor di balik pemberdayaan yang dilakukan oleh Amerika Serikat terhadap industri perfilman Korea Selatan. Dengan menggunakan metode sejarah, penelitian ini menunjukkan hasil bahwa AS gagal untuk mencapai tujuan mendirikan board of anti-communist directors sebagai usaha memenangkan perang psikologis. Namun, dapat disimpulkan bahwa AS tetap berhasil memberdayakan perfilman Korea Selatan serta menyebarkan pengaruh propaganda di dalamnya.

Japan’s urgency to liberate the nations that they colonized at the end of World War II marked the end of World War II and the change of South Korea into a United States (US) care state. This event was followed by the Korean War, which resulted in a downturn in South Korea's conditions. The US then helped to empower South Korea by providing various forms of assistance, one of which was to establish The Asia Foundation to facilitate the flow of funds. During the empowerment period, the US wanted to be involved in a psychological war (psywar) against communist influences. In its efforts, the US found a drawback in the South Korean film industry, which they saw as a way to help them win the war. Based on this background, this study aims to identify the factors behind US empowerment in the South Korean film industry. Using historical method, this study shows that the US failed to achieve its goal of establishing a board of anti-communist directors as an effort to win the psychological war. However, it can be concluded that the US still succeeded in empowering South Korean films and spreading their propaganda influence in them."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Caldha Khairunnisa
"Keberadaan hanbok sebagai pakaian tradisional Korea telah dikenal secara global. Dengan desain yang unik, nilai budaya, serta perannya dalam merepresentasikan identitas nasional Korea, hanbok telah melampaui sekedar pakaian tradisional. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi Korea Craft and Design Foundation (KCDF) dalam meningkatkan popularitas hanbok. Adapun Metode penelitian yang digunakan berupa pendekatan kualitatif deskriptif dengan melalui pengumpulan suatu data dari berbagai sumber yang tersedia di internet, seperti jurnal, artikel, dan penelitian sebelumnya yang berfokus pada diplomasi budaya dan hanbok. Penelitian ini mengidentifikasi serangkaian strategi yang digunakan oleh KCDF untuk mempromosikan hanbok di tingkat internasional. Melalui berbagai kegiatan yang telah diselenggarakan oleh KCDF, strategi yang diterapkan untuk meningkatkan popularitas hanbok diakui berhasil, sebagaimana dicerminkan dari tercapainya tujuan KCDF. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengenalan dan pempopuleran hanbok melalui strategi yang dilakukan oleh KCDF berpengaruh terhadap bertambahnya minat masyarakat internasional terhadap hanbok.

The existence of hanbok as traditional Korean clothing is known globally. With its unique design, cultural value, and role in representing Korean national identity, hanbok has gone beyond just traditional clothing. This research aims to analyze the Korea Craft and Design Foundation (KCDF) strategy in increasing the popularity of hanbok. The research method used is a descriptive qualitative approach by collecting data from various sources available on the internet, such as journals, articles and previous research that focuses on cultural diplomacy and hanbok. This research identifies a series of strategies used by the KCDF to promote hanbok at the international level. Through various activities that have been organized by KCDF, the strategies implemented to increase the popularity of hanbok are recognized as successful, as reflected in the achievement of KCDF's goals. The research results show that the introduction and popularization of hanbok through the strategy carried out by the KCDF has had an effect on increasing the international community's interest in hanbok."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mei, Liu Xiang
"Penelitian ini membahas tentang perbedaan representasi objektifikasi perempuan dalam humor seksual antara Tiongkok dan Indonesia, serta implikasinya terhadap persepsi sosial. Dengan menggunakan analisis kualitatif, studi ini membandingkan konten humor dari kedua negara, mengidentifikasi cara-cara perempuan diobjektifikasi dalam konteks budaya dan sosial yang berbeda. Di Indonesia, humor cenderung menggambarkan perempuan dalam peran domestik dan tradisional, sementara di Tiongkok, objektifikasi lebih eksplisit dan berfokus pada aspek seksual dan transaksional. Metodologi penelitian melibatkan analisis konten terhadap humor dalam media massa dan digital, dengan teori Avner Ziv tentang humor, teori objektifikasi Nussbaum dan Langton, dan perspektif feminisme serta teori kritis media sebagai kerangka teori. Hasil studi ini menyoroti bagaimana norma sosial dan nilai budaya mempengaruhi representasi objektifikasi perempuan dalam humor, serta dampaknya terhadap pandangan masyarakat terhadap perempuan, menunjukkan perlunya pemahaman kritis terhadap humor dalam konteks sosial dan gender yang lebih luas.

This research discusses the differences in the representation of women's objectification in sexual humor between China and Indonesia, and its implications on social perceptions. Utilizing qualitative analysis, the study compares humor content from both countries, identifying how women are objectified within different cultural and social contexts. In Indonesia, humor tends to depict women in domestic and traditional roles, whereas in Tiongkok, objectification is more explicit and focuses on sexual and transactional aspects. The research methodology involves content analysis of humor in mass media and digital platforms, employing Avner Ziv’s theory of humor, Nussbaum and Langton's objectification theory, and perspectives from feminism and critical media theory as the theoretical framework. The findings highlight how social norms and cultural values influence the representation of women's objectification in humor, and its impact on societal views of women, indicating the need for a critical understanding of humor within broader social and gender contexts.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nesya Amellita
"Skripsi ini membahas tentang eksistensi Hallyu (Korean Popular Culture Wave) di Indonesia. Budaya populer Korea mampu mendominasi dan menggeser posisi budaya pop yang sebelumnya pernah berkembang di Indonesia, misalnya Hollywood, Bollywood, Taiwan, dan Jepang. Hal ini terjadi karena Korea memiliki strategi untuk mempertahankan eksistensinya dalam persaingan global. Penelitian ini akan mencoba mengamati tingkat kecenderungan produk budaya Korea diserap oleh masyarakat Indonesia melalui pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa Korea sukses mengemas produk budaya mereka menjadi komoditas ekspor yang potensial. Hal ini berkat strategi pemasaran yang dilakukan oleh pemerintah Korea serta konten dan teknik pengemasan Hallyu yang berbeda dibandingkan budaya pop negara lain.

The Focus of this thesis is the existence of Hallyu (Korean Popular Culture Wave) in Indonesia. Korean popular culture is able to dominate and shift the position of other pop cultures that had previously developed in Indonesia, such as Hollywood, Bollywood, Taiwan, and Japan. It happened because Korea has strategy to maintain its existence in the global competition. This research will try to observe the trend rate of Korean cultural products are absorbed by Indonesian people through a qualitative approach. Conclusions of this study is the success of Korean cultural products to package them into a potential export commodity. This is because of the Korean government's marketing strategy and content packaging techniques Hallyu that different than the other countries."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2010
S15856
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Gaya Nitiya Sutrisno
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang paternalisme yang merupakan warisan ajaran
Konfusianisme masyarakat Korea di dalam pemerintahan Syngman Rhee dan
pengaruhnya terhadap penerapan nilai-nilai demokrasi di Korea. Penelitian ini
merupakan sebuah penelitian kualitatif yang ditulis menggunakan metode
deskriptif analisis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa paternalisme
diterapkan dalam pemerintahan Syngman Rhee dan terlihat melalui kebijakankebijakan
Syngman Rhee, misalnya saja dalam RUU Keamanan Nasional. RUU
Keamanan Nasional ini bertujuan untuk melindungi rakyat Korea dari bahaya
komunis, tetapi RUU ini melanggar prinsip dasar yang ada dalam demokrasi,
yakni pelanggaran hak asasi manusia. Oleh karena itu, disimpulkan bahwa
paternalisme dalam pemerintahan Syngman Rhee memberikan pengaruh buruk
terhadap penerapan nilai-nilai demokrasi di Korea.

Abstract
This thesis studies about paternalism as a legacy of Confucianism teachings in
Korean society that is applied in Syngman Rhee government and its effects on the
application of democratic values in Korea. This research is a qualitative research
with descriptive analysis method in writing. The result of this research shows that
there is paternalism applied in Syngman Rhee government and could be seen
through Syngman Rhee policies, i.e. National Security Bill. The National Security
Bills aimed to protect Korean people from communist, but the bill violates basic
principle of democracy, specifically the violation of human rights. Hence, it is
concluded that the paternalism in Syngman Rhee government has given bad
effects toward the application of democratic values in Korea."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S43486
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dayu Mariena
"Skripsi ini membahas hanbok sebagai salah satu identitas Bangsa Korea, dengan melihat bagian-bagian yang dimilikinya.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana unsur-unsur hanbok yang terdiri dari bentuk, warna, simbol, bahan dan aksesorisnya yang menggambarkan identitas bangsa Korea.Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif.
Hasil dari penelitian ini adalah pakaian yang telah memiliki sejarah panjang ini menjadi pakaian tradisional Korea yang tentu saja mewakili Korea, meskipun telah mendapat berbagai pengaruh tetapi masih tetap bisa mempertahankan ciri khasnya dengan begitu masih dapat dikenali sebagai hanbok.

This thesis discusses Hanbok as Korean Identity, looking through the five important parts of the dress. The purpose of this study is to know how the five important parts, such as form or the style of the dress, the color, symbol, the material of the dress and ornament can describe Korean identity. This research is qualitative descriptive.
The result of this study is this dress, which have a long history became a traditional costume of Korea, representing this country. Although it has accepted many influences, this dress still can maintain the characteristics and still can be recognized as Hanbok.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S43622
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yuannisa Manendra
"Tahun 90-an, industri musik Korea diramaikan oleh kemunculan boyband dan girlband. Peristiwa ini menimbulkan fenomena fanatisme dikalangan penggemar. Skripsi ini akan membahas adegan-adegan dalam drama yang disutradarai oleh Shin Wonho berjudul Eungdabhara 1997. Adegan-adegan tersebut menunjukkan aktivitas tokoh Seong Shiwon sebagai fans berat dari boyband H.O.T. dan juga dampak yang dialami oleh tokoh tersebut karena sifat fanatisme yang dia miliki. Untuk menganalisis hal tersebut, digunakan metode deskriptif analitik.
Hasil penelitian ini akan menunjukkan bahwa aktivitas fanatisme yang diperlihatkan oleh tokoh Seong Shiwon dapat merepresentasikan fenomena fanatisme yang terjadi di Korea Selatan pada tahun 90-an.

In the 90s, Korean music industry enlivened by groups of boyband and girlband. This event yielded fanaticism phenomenon in the circle of fans. This thesis will be discussing about scenes from drama Eungdabhara 1997 directed by Shin Wonho. Those scenes will show us about character named Seong Shiwon as a massive fan of boyband called H.O.T. and how that fanaticism affected her. To analyze that, analytic descriptive method will be used.
The result of this research will show us that the fan activities showed by Seong Shiwon may represent the fanaticism phenomenon that happened in South Korea in the 90s.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S56464
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Neysa Prima Ridzkia
"Skripsi ini membahas tentang budaya teh serta upacara minum teh di Korea sebagai bagian dari kebudayaan Korea yang dilatarbelakangi oleh nilai-nilai ajaran Konfusianisme, Buddhisme, dan Taoisme. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai-nilai kebudayaan yang melatarbelakangi tradisi upacara minum teh di Korea dan penerapan nilai-nilai Darye dalam upacara minum teh. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif berupa pemaparan atau penggambaran dengan kata-kata secara jelas dan terperinci. Hasil dari penelitian ini adalah budaya minum teh di Korea erat kaitannya dengan tiga ajaran atau kepercayaan di Korea yang ada pada masa lalu, yaitu Konfusianisme, Seon Buddhisme, dan Taoisme. Upacara minum teh merupakan warisan budaya Korea, sekaligus merupakan salah satu bagian terpenting dari sejarah. Kegiatan upacara minum teh masih tetap dilaksanakan hingga saat ini di Korea sebagai ritual penghormatan kepada leluhur yang dilaksanakan saat hari raya Seollal dan Chuseok.

This research discusses the tea culture and tea ceremony in Korea as part of Korean culture is based by the values of Confucianism, Buddhism, and Taoism. This research aimed to know to determine the values underlying cultural tradition tea ceremony in Korea and the application of the values Darye in the tea ceremony. The method used is descriptive method qualitative form of exposure or depiction in words clearly and in detail. The results of this study is the tea culture in Korea is closely related to three teachings or belief in Korea that is in the past, Confucianism, Seon Buddhism, and Taoism. Tea ceremony is the cultural heritage of Korea, it is also one of the most important part of history. Activity tea ceremony still performed to this day in Korea as a tribute to ancestral rituals performed during the holidays Seollal and Chuseok.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2015
S61152
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>