Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 22 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ramadaniaty Chadijah
"Tingkat kepercayaan, tingkat.kebudayaan, dan letak strategis, adalah faktor-faktor yang melatar belakangi pemilih_an Nabi Muhammad SAW terhadap kota Madinah sebagai tempat penyiaran agama Islam ke dua setelah kota Mekah. Nabi..Muhammad saw. memulai dakwah Islamiyyahnya di kota Madinah dengan menjadikan masjid sebagai media komunikasi yang dapat menam_pung seluruh aspirasi masyarakat, serta perbaikan kedudukan kaum wanita. Di samping itu, beliau juga telah berhasil me_netapkan undang-undang yang mengatur hak dan kewajiban selu_ruh anggota masyarakat.Usaha-usaha Nabi Muhammad saw. yang dijalankan secara bertahap dan berkesinambungan tersebut, mengalami hambatan--hambatan dari kaum-kaum non-muslim dan kaum munafiq. Namun berkat rahmat Allah SWT., persatuan kaum muslimin yang kuat, dan sikap bijaksana Rasulullah saw., hambatan-hambatan itu dapat diatasi dengan baik.Selain membahas faktor-faktor pendukung dan penghalang usaha-usaha Nabi Muhammad SAW dalam mengislamkan masyarakat..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1992
S13355
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Antika Narasanti
"Penelitian tentang sejarah nasionalisme Arab bertujuan untuk mengetahui latar belakang pemikiran yang mendasari timbulnya paham nasionalisme Arab dan bagaimana paham sekuler ini bisa berkembang pada bangsa Arab yang sebelumnya justru disatukan oleh ikatan keagamaan. Selanjutnya bagaimana perkembangan Gerakan dan cita-cita Gerakan Nasionalisme arab ini di zaman modern. Pengumpulan data penulisan dilakukan melalui studi kepustakaan yang bersumber pada buku-buku sejarah politik Arab dan Islam yang berkaitan dnegan masalah-masalah nasionalisme Arab. Metode penulisan yang digunakan dalam membahas topik ini adalah metode deskriptif analisis yang dimulai dengan pemapapran sejarah umum nasionalisme, sejarah latar belakang timbulnya nasionalisme Arab, ide-ide dan pemikiran tentang dasar nasionalisme Arab serta sejarah perkembangan Gerakan Nasionalisme Arab. Kesimpulan dari penelitian sejarah ini adalah, bahwa modernisasi di dunia Arab merupakan cikal bakal timbulnya kebangkitan politik bangsa Arab. Dan nasionalisme Arab adalah paham yang dihasilkan dari dampak modernisasi politik. Dalam perkembangan gerakannya nasionalisme Arab timbul sepenuhnya karena masalah politik yang dihadapi dunia Arab saat itu. Nasionalisme Arab baru benar-benar muncul ke permukaan jika ada tekanan politik dari luar yang memaksa kaum nasionalis untuk berbuat sesuatu. Persatuan Arab merupakan wujud dari cita-cita nasionalisme Arab. tetapi cita-cita persatuan Arab tampaknya tidak didukung oleh semua naggota-anggota negara Arab. Hambatan-hambatan yang menghalangi terwujudnya cita-cita itu disebabkan karena faktor politik, ekonomi, sosial budaya Arab, yang tidak merata pada anggota-anggota negara Arab. Sementara faktor terpenting yang sesungguhnya menghambat cita-cita itu adalah karena tidak adanya kemauan bersama bagi anggota negara-negara Arab untuk memajukan negara Persatuan Arab."
Depok: Universitas Indonesia, 1991
S13167
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ramdaniza
"Skripsi ini mencoba menggambarkan usaha modernisasi yang dilakukan oleh Raja Faisal ibn Abdul Azis dan kendala-kendalanya serta pengaruh modernisasi tersebut dalam kehidupan masyarakat. Pembahasan ditekankan pada perbedaan pemikiran yang terjadi antara Raja Faisal, dengan pengikut Wahabi yang ortodoks, yang selalu mengartikan segala sesuatu secara harfiah. Dari hasil kajian ini, diperoleh gambaran bahwa gerakan modernisasi yang dilakukan oleh Raja Faisal adalah kesinambungan gerakan reformisme Muhammad ibn Abdul Wahab, dan pertentangan demi pertentangan yang terjadi pada masa modernisasi yang dilakukan oleh Raja Faisal, justru menyebabkan masyarakat Saudi Arabia sadar akan makna dari modernisasi tersebut. Secara garis besar, dapat dilihat bahwa usaha madernisasi yang dirintis oleh Raja Faisal, berhasil mengubah keadaan masyarakat Saudi Arabia menjadi lebih baik dan maju."
Depok: Universitas Indonesia, 1993
S13359
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lastya Saad
"Skripsi ini mencoba untuk menggambarkan konflik yang terjadi di Yordania, antara Gerilyawan Palestina dengan pemerintah Yordania pada tahun 1970, dan serangkaian faktor yang menyebabkan konflik ini dapat terjadi.Pembahasan melalui kaca mata Yordania lebih ditekankan dalam pembahasan konflik ini, dan juga pembahasan atas kebijakan-kebijakan yang kemudian diambil Raja Husayn, sebagai kepala negara Yordania. Dari pembahasan skripsi ini, diperoleh gambaran bahwa Yordania sangat terganggu dengan kehadiran Gerilyawam Fida'iyin Palestina, karena mereka mencoba membuat suatu negara di dalam negara Yordania. Konflik yang kemudian pecah dengan terjadinya kontak senjata antara Angkatan Bersenjata Yordania dengan kaum Fida'iyin membawa dampak yang cukup besar ketika itu. Campur tangan pihak asing, baik dari kalangan Arab maupun dari kalangan internasional, memperlihatkan bahwa konflik ini bukanlah suatu persoalan intern Yordania belaka. Konflik ini kemudian dapat diselesaikan, dengan ditanda tanganinya serangkaian persetujuan antara Raja Husayn dengan Yasir Arafat, sebagai pemimpin Gerilyawan Palestina, yang pada dasarnya berisikan komitmen perdamaian dan pengukuhan kembali kekuasaan Raja Husayn atas Yordania."
Depok: Universitas Indonesia, 1994
S13266
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ricko Soenoko
"Perjalanan sejarah Kesultanan Turki Usmani dapat dibagi menjadi tiga periode, yaitu zaman ekspansi (1326-1451), zaman kejayaan (1452-1568), zaman kemunduran dan keruntuhan (1569-1924). Dalam skripsi ini penulis membahas runtuhnya Kesultanan Turki Usmani secara deskriptif analisis, dan data penelitian menggunakan data kepustakaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mencari faktor utama penyebab runtuhnya Kesultanan Turki Usmani. Ada tiga faktor pendukung yang menyebabkan runtuhnya Kesultanan Turki Usmani. Pertama, munculnya konflik intern yang tidak dapat diselesaikan. Kedua, serangan pasukan negara-negara Eropa. Ketiga, gerakan makar politik Zionis dan Freemasonry terhadap Kesultanan Turki Usmani. Di antara tiga faktor itu maka faktor yang terakhirlah yang memainkan peranan paling panting sebagai penyebab utama runtuhnya Kesultanan Turki Usmani. Walaupun konflik dan serangan militer negara-negara Eropa membuat Kesultanan Turki Usmani lemah, namun kedua hal ini tidak menjadikannya runtuh. Runtuhnya Kesultanan Turki Usmani adalah hasil dari, usaha gerakan-gerakan politik yang muncul di Turki, yaitu Gerakan Turki Muda, Gerakan Ijtihad Wattaroqqi dan gerakan politik yang dipimpin oleh Mustafa Kemal Pasha. Ketiga gerakan di atas adalah merupakan 'Mantel' dari gerakan Freemasonry yang ada di Turki. Ketiga gerakan itu mempunyai ciri yang sama dengan Gerakan Freemasonry yaitu mendirikan negara nasional yang sekuler. Alasan utama Gerakan Freemasonry dan Zionis untuk meruntuhkan Kesultanan Turki Usmani adalah untuk menguasai negeri Palestina yang merupakan daerah kekuasaan Kesultanan Turki Usmani. Daerah ini akan dijadikan negara bagi bangsa Yahudi. Selama Kesultanan Turki Usmani masih ada maka cita-cita Zionis dan Freemasonry tetap mengalami hambatan dan rintangan."
Depok: Universitas Indonesia, 1992
S13395
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sudirman
"Penulis dalam Skripsi ini, mencoba menggambarkan bentuk gagasan nasionalisme Arab Nasser dan usaha-usahanya dalam merealisasikan gagasannya selama ini menjadi pemimpin Mesir. Gagasan nasionalismenya itu telah menjadi peranan panting keterlibatan Nasser dalam politik regional Arab. Didukung oleh faktor letak geografis dan sumber daya manusia Mesir, upaya realisasi gagasan Nasser mencapai puncaknya dengan terbentuknya Republik Persatuan Arab. Sejak pecahnya Republik Persatuan Arab pada tahun 1961 sambutan masyarakat terhadap gagasan Nasser terus menurun sampai perang Arab-Israel 1967 di mana Mesir mengalami kekalahan besar. Upaya-upaya selanjutnya selalu menemui kegagalan karena kendala internal maupun eksternal.Setelah menyajikan secara deskriptif, diperoleh gambaran bahwa pada akhirnya Nasser tidak berhasil merealisasikan gagasan nasionalisme Arabnya yang terdiri dari tiga sila yaitu persatuan, sosialisme, dan kemerdekaan.;Penulis dalam Skripsi ini, mencoba menggambarkan bentuk gagasan nasionalisme Arab Nasser dan usaha-usahanya dalam merealisasikan gagasannya selama ini menjadi pemimpin Mesir. Gagasan nasionalismenya itu telah menjadi peranan panting keterlibatan Nasser dalam politik regional Arab. Didukung oleh faktor letak geografis dan sumber daya manusia Mesir, upaya realisasi gagasan Nasser mencapai puncaknya dengan terbentuknya Republik Persatuan Arab. Sejak pecahnya Republik Persatuan Arab pada tahun 1961 sambutan masyarakat terhadap gagasan Nasser terus menurun sampai perang Arab-Israel 1967 di mana Mesir mengalami kekalahan besar. Upaya-upaya selanjutnya selalu menemui kegagalan karena kendala internal maupun eksternal.Setelah menyajikan secara deskriptif, diperoleh gambaran bahwa pada akhirnya Nasser tidak berhasil merealisasikan gagasan nasionalisme Arabnya yang terdiri dari tiga sila yaitu persatuan, sosialisme, dan kemerdekaan.;Penulis dalam Skripsi ini, mencoba menggambarkan bentuk gagasan nasionalisme Arab Nasser dan usaha-usahanya dalam merealisasikan gagasannya selama ini menjadi pemimpin Mesir. Gagasan nasionalismenya itu telah menjadi peranan panting keterlibatan Nasser dalam politik regional Arab. Didukung oleh faktor letak geografis dan sumber daya manusia Mesir, upaya realisasi gagasan Nasser mencapai puncaknya dengan terbentuknya Republik Persatuan Arab. Sejak pecahnya Republik Persatuan Arab pada tahun 1961 sambutan masyarakat terhadap gagasan Nasser terus menurun sampai perang Arab-Israel 1967 di mana Mesir mengalami kekalahan besar. Upaya-upaya selanjutnya selalu menemui kegagalan karena kendala internal maupun eksternal.Setelah menyajikan secara deskriptif, diperoleh gambaran bahwa pada akhirnya Nasser tidak berhasil merealisasikan gagasan nasionalisme Arabnya yang terdiri dari tiga sila yaitu persatuan, sosialisme, dan kemerdekaan.;Penulis dalam Skripsi ini, mencoba menggambarkan bentuk gagasan nasionalisme Arab Nasser dan usaha-usahanya dalam merealisasikan gagasannya selama ini menjadi pemimpin Mesir. Gagasan nasionalismenya itu telah menjadi peranan panting keterlibatan Nasser dalam politik regional Arab. Didukung oleh faktor letak geografis dan sumber daya manusia Mesir, upaya realisasi gagasan Nasser mencapai puncaknya dengan terbentuknya Republik Persatuan Arab. Sejak pecahnya Republik Persatuan Arab pada tahun 1961 sambutan masyarakat terhadap gagasan Nasser terus menurun sampai perang Arab-Israel 1967 di mana Mesir mengalami kekalahan besar. Upaya-upaya selanjutnya selalu menemui kegagalan karena kendala internal maupun eksternal.Setelah menyajikan secara deskriptif, diperoleh gambaran bahwa pada akhirnya Nasser tidak berhasil merealisasikan gagasan nasionalisme Arabnya yang terdiri dari tiga sila yaitu persatuan, sosialisme, dan kemerdekaan.;Penulis dalam Skripsi ini, mencoba menggambarkan bentuk gagasan nasionalisme Arab Nasser dan usaha-usahanya dalam merealisasikan gagasannya selama ini menjadi pemimpin Mesir. Gagasan nasionalismenya itu telah menjadi peranan panting keterlibatan Nasser dalam politik regional Arab. Didukung oleh faktor letak geografis dan sumber daya manusia Mesir, upaya realisasi gagasan Nasser mencapai puncaknya dengan terbentuknya Republik Persatuan Arab. Sejak pecahnya Republik Persatuan Arab pada tahun 1961 sambutan masyarakat terhadap gagasan Nasser terus menurun sampai perang Arab-Israel 1967 di mana Mesir mengalami kekalahan besar. Upaya-upaya selanjutnya selalu menemui kegagalan karena kendala internal maupun eksternal.Setelah menyajikan secara deskriptif, diperoleh gambaran bahwa pada akhirnya Nasser tidak berhasil merealisasikan gagasan nasionalisme Arabnya yang terdiri dari tiga sila yaitu persatuan, sosialisme, dan kemerdekaan. Penulis dalam Skripsi ini, mencoba menggambarkan bentuk gagasan nasionalisme Arab Nasser dan usaha-usahanya dalam merealisasikan gagasannya selama ini menjadi pemimpin Mesir. Gagasan nasionalismenya itu telah menjadi peranan panting keterlibatan Nasser dalam politik regional Arab. Didukung oleh faktor letak geografis dan sumber daya manusia Mesir, upaya realisasi gagasan Nasser mencapai puncaknya dengan terbentuknya Republik Persatuan Arab. Sejak pecahnya Republik Persatuan Arab pada tahun 1961 sambutan masyarakat terhadap gagasan Nasser terus menurun sampai perang Arab-Israel 1967 di mana Mesir mengalami kekalahan besar. Upaya-upaya selanjutnya selalu menemui kegagalan karena kendala internal maupun eksternal.Setelah menyajikan secara deskriptif, diperoleh gambaran bahwa pada akhirnya Nasser tidak berhasil merealisasikan gagasan nasionalisme Arabnya yang terdiri dari tiga sila yaitu persatuan, sosialisme, dan kemerdekaan. Penulis dalam Skripsi ini, mencoba menggambarkan bentuk gagasan nasionalisme Arab Nasser dan usaha-usahanya dalam merealisasikan gagasannya selama ini menjadi pemimpin Mesir. Gagasan nasionalismenya itu telah menjadi peranan panting keterlibatan Nasser dalam politik regional Arab. Didukung oleh faktor letak geografis dan sumber daya manusia Mesir, upaya realisasi gagasan Nasser mencapai puncaknya dengan terbentuknya Republik Persatuan Arab. Sejak pecahnya Republik Persatuan Arab pada tahun 1961 sambutan masyarakat terhadap gagasan Nasser terus menurun sampai perang Arab-Israel 1967 di mana Mesir mengalami kekalahan besar. Upaya-upaya selanjutnya selalu menemui kegagalan karena kendala internal maupun eksternal.Setelah menyajikan secara deskriptif, diperoleh gambaran bahwa pada akhirnya Nasser tidak berhasil merealisasikan gagasan nasionalisme Arabnya yang terdiri dari tiga sila yaitu persatuan, sosialisme, dan kemerdekaan."
Depok: Universitas Indonesia, 1994
S13414
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Widodo
"Skripsi ini mencoba menggambarkan keterlibatan Suriah dalam konflik di Libanon yang timbul pada tahun 1975 sampai tahun 1976 dan kendala-kendala yang dihadapi Suriah di Libanon. Pembahasan ditekankan pada keterlibatan Suriah di Libanon dan kaitannya dengan konsep Suriah Raya, yaitu suatu konsep pembentukan negara Suriah Raya yang meliputi Suriah dan negara-negara di sekitarnya termasuk Libanon. Dari hasil kajian ini, diperoleh gambaran bahwa keterlibatan Suriah dalam konflik di Libanon ada kaitannya dengan konsep Suriah Raya, yaitu ingin menjadikan Libanon sebagai bagian dari wilayah Suriah Raya. Meskipun keberadaan Suriah di Libanon mendapat reaksi keras, baik dari dalam negeri Libanon maupun dari negara-negara Arab, namun Suriah, tetap mempertahankan posisinya di Libanon. Keterlibatan Suriah di Libanon akhirnya mendapat legitimasi dari Liga Arab yang memberikan mandatnya kepada Suriah. Hal ini mernbuat keberadaan Suriah di Libanon menjadi semakin kuat dan dominan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S13215
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Akhmad Faozi
"ABSTRAK
Corak pemikiran Islam sangat jelas dalam kehidupan rakyat Palestina. Hal itu erat hubungannya dengan eksistensi Palestina yang memiliki corak budaya religius dan merupakaa pusat sejarah ajaran agama-agama monotheis besar dunia; Islam, Nasrani, dan Yahudi.
Perlawanan Islam terhadap Zionisme Israel sudah aria sejak dekade tahun 1930-an, ketika terjadi konflik terbuka besar-bosaran antaru rakyat Arab dan Israel di Palestine Namun perlawanan tersebut dapat dipatahkaa.
Perlawanan Islam muncul kembali di tahun 1987 saat tarjadi ledakan Intifadah, aksi perlawanan sipil rakyat semesta yang dipelopori gerakan Islam HAMAS.
HAMAS merupakan cabang gerakan Islam Ikhwanul Muslimin, gerakan Islam terbesar yang pengaruhnya hampir meliputi aeluruh wilayah Timur Tengah
HAMAS memiliki kekhususan tersendiri karena dibentuk sebagai cabang Ikhwanul Muslimin yang disesuaikan dengan kondisi permasalahan Palestina
Gerakan HAMAS memiliki kedudukan tersendiri di tengah kelompok_kelompok perjuangan Palestina yang secara garis besar dapat digolongkan menjadi dua kubu, kelompok nasionalis dan gerakan Islam. HAMAS merupakan bagian dari kelompok kedua
HAMAS menjadi kelompok alternatif bagi rakyat Palestina yang menghendaki perlawanan terhadap pendudukan Israel dengan jalan perjuangan Islam. Hal tersebut berhubungan dengan kuatnya pengaruh agama dalam kehidupan rakyat Palestina, terutama dalam kehidupan umat Islam.
Keberadaan gerakan HAMAS dalam kehidupan rakyat Palestina memiliki pengaruh yang cukup besar. Gerakan ini telah melakukan upaya pemberdayaan rakyat Palestina di daerah pendudukan, sehingga mereka mampu melakukan aksi perlawanan Intifadah.

"
1995
S13183
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fajrun Nafies
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang usaha-usaha perubahan sikap yang dilakukan oleh Palestinian Liberation Organization (PLO) serta dampak yang ditimbulkannya baik itu positif maupun negatifnya.
Pada awalnya PLO setelah terbentuk tahun 1964, berjuang seoara radikal, tak mau berkompromi, sebagai akibat dari kekecewaan orang-orang Palestina atas dirampasnya tanah-tanah mereka oleh orang-orang Israel yang ditunggangi oleh Zionisme.
Setelah berjuang melalui gerakan bersenjata dan aksi-aksi teror yang dilakukan PLO sebelum tahun 1974, ternyata PLO tidak membuahkan hasil yang menggembirakan. Akan tetapi sebaliknya bahkan kehancuran dan citra buruk yang mereka dapatkan kemudian.
Kehadiran PLO ternyata tidak disenangi oleh para penguasa Arab, karena mereka tak menginginkan berdirinya negara Palestina yang dimotori oleh PLO, yang mereka anggap sebagai organisasi teroris. Selain itu jika negara Palestina berdiri dan menggunakan sistem demokrasi murni, dikhawatirkan akan mengganggu status quo mereka yang mayoritas monarki.
Sadar akan sulitnya berjuang melalui aksi-aksi bersenjata dan teror, PLO mencoba untuk merubah sikap yang dimulai pada awal tahun 1973 yaitu dengan berjuang menggunakan cara-cara politik, sekalipun menimbulkan perpecahan dalam tubuh PLO.
Akhirnya pada tahun 1974 perjuangan PLO mendapatkan hasil yang memuaskan yaitu dengan diakuinya oleh Liga Arab sebagai satu-satunya wakil sah bangsa Palestina, lalu pada tahun yang sama pula PLO mendapat pengakuan dari PBB dan memberinya status peninjau dalam sidang-sidang yang diadakan oleh badan tersebut.

"
1995
S13315
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Rokiba
"ABSTRAK
Gerakan politik umat Syi'ah telah dimulai di Iraq semenjak masa kekhalifahan 'Ali bin Abi Thalib ra. Gerakan perlawanan ini juga muncul di Iraq pada periode pasca kemerdekaan tahun 1932. Setelah Revolusi Republik Iraq tahun 1958, terbentuklah organisasi politik umat Syi'ah Iraq yang bernama Hizb ad-Da'wah al-Islamiyyah. Lahirnya organisasi ini menandai di-mulainya kebangkitan politik umat Syi'ah di Iraq.
Kebangkitan politik umat Syi'ah di Iraq ini, pada tahun 1979 digemakan kembali oleh Muhammad Bagir as-Sadr, seorang ulama marji' intelektual Iraq yang diakui kepemimpinannya oleh Hizb ad-Da'wah al-Islamiyyah. Fenomena baru ini menyebabkan munculnya gerakan perlawanan Syi'ah Iraq yang mendukung pemerin_tahan Iran dibawah kepemimpinan Ayatullah Ruhullah al-Khumaini. Sehubungan hal tersebut, selama periode 1979-1982, di Iraq telah terjadi gerakan-gerakan perlawanan syiah dalam bentuk: fatwa ulama syiah, gerakan demonstrasi, pengungsian massal, pembentukan organi_sasi, pemberontakan tentara Syi,'ah Iraq, dan gerakan_-gerakan aksi bawah tanah yang dilakukan organisasi Syi'ah Iraq.
Pembahasan yang dilakukan telah menyimpulkan bahwa dominasi kelompok Sunni di dalam pemerintahan Iraq bukanlah salah satu faktor utama yang menyebab_kan terjadinya gerakan perlawanan Syi'ah Iraq pro-Iran tersebut. Gerakan ini disebabkan oleh lima faktor utama, yaitu: kebangkitan politik umat Syi'ah di Iraq, keberhasilan Revolusi Islam di Iran, sekulari_sasi Partai Ba'ath, pecahnya Perang Teluk, dan sifat represif (kekerasan) dari pemerintahan Iraq. Selain itu, dapat disimpulkan pula bahwa di antara kelima faktor penyebab utama tersebut, faktor sifat represif (kekerasan) dari pemerintahan Iraq merupakan faktor penyebab utama yang paling menentukan."
1995
S13311
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>