Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 17 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bunga Insyirah Wijaya
Abstrak :
Fenomena Arab Spring telah berlangsung selama lebih dari 10 tahun dan berdampak pada beberapa revolusi di negara-negara Timur Tengah lainnya, termasuk Suriah. Karena konflik berkepanjangan di Suriah, kondisi ekonomi dan sosialnya pun ikut terdampak, menciptakan krisis pangan dan hilangnya rasa aman. Warga yang terkena dampak berat harus bermigrasi, baik secara paksa maupun sukarela, agar dapat hidup lebih aman. Migrasi ini mempengaruhi para migran, terutama remaja muda, pada pembentukan konsep identitas dan kepemilikan mereka. Menggunakan novel fiksi berlatar konflik Suriah berjudul Other Words for Home (2019), artikel ini menerapkan konsep ruang dan identitas untuk menganalisis cara tokoh utama dalam mendefinisikan identitasnya di ruang yang bervariasi. Artikel ini juga menggunakan metode penelitian Wee (2019) yang menggunakan tiga skala spasial, yaitu ruang publik, ruang institusional, dan ruang kamar, untuk menganalisis bagaimana imigran berinteraksi dan membangun identitasnya di setiap ruang. Hipotesis dari artikel ini adalah bahwa hubungan ruang dan identitas saling mempengaruhi satu sama lain dalam konteks konstruksi identitas imigran muda. Temuan artikel menunjukkan bahwa konstruksi identitas imigran muda terjadi sesuai dengan situasi spasial yang ada, karena cara imigran berinteraksi di setiap ruang berbeda satu sama lain. ......The Arab Spring phenomenon has been going on for more than 10 years and has had an impact on several revolutions in other Middle East countries, including Syria. Due to the prolonging conflict in Syria, the economic and social situations are affected, creating food crisis and the loss of security. The citizens who are heavily affected have to migrate, whether it is forcibly or voluntarily, in order to live more securely. This migration affected the migrants, especially the young adolescent, on their concept of identity and belonging. Using a fiction novel set in the Syrian conflict, titled Other Words for Home (2019), this article uses the concept of the space and identity to analyze the main character‟s way in defining her identity in the moving spaces. The article also models Wee (2019)‟s research by using the three spatial scales, which are public spaces, institutional spaces, and room spaces, in order to analyze how the immigrant interact and construct her identity on each space. The hypothesis of the article is that space and identity relation are mutually reciprocated in the context of young immigrants' identity construction. The finding of the article suggests that identity construction of young immigrants is spatially situated, as the immigrant‟s way of interacting in each space differs from one to another.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Balqis Az Zahra
Abstrak :
Singapura selalu meninggalkan ruang bagi para peneliti untuk terjun lebih dalam kemultirasialisme. Pentingnya multikulturalisme telah menjadikan multikulturalisme itu sendiri sebagai fondasi dari peraturan dan kebijakan pemerintah untuk mendefinisikan apa artinya menjadi orang Singapura atau biasa disebut sebagai Singaporean. Namun, representasi multirasialisme dalam identitas Singapura melalui media sosial dalam studi budaya masih kurang dieksplorasi, terutama di dalam ranah Instagram. Studi ini meneliti representasi identitas Singaporean melalui perspektif multirasialisme dalam studi budaya. Akun Instagram Human of Singapore (HoS) telah menjadi subjek untuk penelitian ini. Penelitian ini menganalisis enam pos yang diambil dari akun Instagram Humans of Singapore sebagai data penelitian. Analisis kontekstual digunakan untuk mengeksplorasi sudut pandang yang berbeda dari enam pos berdasarkan pada dua kategori tentang bagaimana orang-orang yang ditampilkan berdasarkan pengalaman mereka yang tertuang dalam akun HoS Instagram atau berpikir tentang menyeberang atau menghilangkan prasangka stereotip etnis dan bagaimana orang-orang Singapura (Singaporeans) dewasa ini bereaksi terhadap kebijakan pemerintah mengenai kebijakan nasional identitas sementara juga mengeksplorasi rasa memiliki sebagai termasuk dalam bagian komunitas orang-orang Singapura (Singaporeans). Makalah ini menunjukkan bahwa representasi orang Singapura saat ini adalah: (1) memadukan budaya dan menekankan rasa memiliki diantara berbagai etnis di Singapura untuk melawan stereotip etnis, (2) menentang atau menegosiasikan kebijakan pemerintah, dengan menceritakan rasa kepemilikan dengan Singapura dengan sebutan orang Singapura atau Singaporeans sebagai identitas bangsa dan negara Singapura. ......Singapore has always left a space for researchers to dive more into multiracialism. The significance of multiculturalism has made multiculturalism itself the bedrock of government rules and policy for defining what it is to be a Singaporean. However, the representation of multiracialism in Singaporeans identity through social media in cultural studies is still less explored, especially in the realm of Instagram. This study examines the representation of Singaporean identity through the perspective of multiracialism in cultural studies. The Instagram account Humans of Singapore has become the subject for this research. This research analyzes six posts taken from the Humans of Singapore Instagram account for data. Contextual analysis was used to explore different viewpoints of the six posts based on the two categories on how the people that is featured in HoS Instagram account experience or thinks on crossing or debunking ethnic stereotypes and how the people of todays Singapore react to government policy concerning national identity while also exploring the sense of belonging in the Singaporean community. This paper shows that the representation of todays Singaporeans are: (1) blending culture and emphasizing the sense of belonging between different ethnicities in Singapore to counter ethnic stereotypes, (2) resisting or negotiating government policy, by narrating the sense of belonging to Singapore as a nation and Singaporeans identity.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fatima Kamila
Abstrak :
Berpusat pada narasi komunitas Palestina-Amerika, Amreeka (2009) adalah film indie yang telah dikaji melalui perspektif gender dan Psikologi. Untuk mengisi ruang kosong dari penelitian-penelitian sebelumnya, penelitian ini menggunakan perspektif postkolonial dalam menganalisis representasi stereotip komunitas Arab-Amerika serta perbedaan perlakuan terhadap mereka yang dipengaruhi oleh unsur ras dan gender. Penelitian ini menggunakan teori cultural representation oleh Stuart Hall dan teori intersectionality oleh Kimberly Crenshaw untuk mengkaji dialog, kiasan, dan aspek visual dalam film. Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui apakah upaya film Amreeka untuk mengedepankan keragamaan dari komunitas Arab-Amerika berhasil serta bagaimana gender dan ras saling berpengaruh dalam menciptakan perbedaan perlakuan terhadap karakter-karakter Arab-Amerika di film Amreeka. Hasil pengamatan terhadap perkembangan karakter dan alur cerita menunjukan bahwa Amreeka berhasil dalam memberikan representasi keragaman di komunitas Arab-Amerika dan juga hubungan ras dan gender dalam menciptakan perbedaan perlakuan di komunitas tersebut. ......Centering on the narrative of the Palestinian American, Amreeka (2009) is an American indie movie that has been examined through gender and psychological perspective. In order to fill in the gap of previous works, this paper uses the postcolonial perspective in analyzing the representation of stereotyping as well as race and gender othering in the movie. Stuart Hall‟s framework of cultural representation and Kimberly Crenshaw's theory of intersectionality will be used to examine the movie‟s dialogue, allusion, and visual aspect. This paper intends to find out whether or not the movie‟s attempts to highlight the diversity of Arab Americans successful as well as how gender and race intersect in creating the feeling of „otherness‟ towards the characters.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Maicikal Salma Alemanda Putri Shalfi
Abstrak :
Penelitian ini berfokus pada kesulitan yang muncul pada sulih suara bahasa Indonesia Avengers: Endgame (2019).  Film Marvel Avengers: Endgame (2019) dengan audio berbahasa Inggris dan bahasa Indonesia digunakan sebagai data.  Penelitian ini menggunakan kombinasi metode berbasis perpustakaan dan eksplorasi.  Analisis data mengarah pada identifikasi permasalahan yang terjadi pada sulih suara bahasa Indonesia.  Sesuai dengan teori Hartono (2017) dan Simatupang (1999), setiap kesalahan dikategorikan menjadi dua jenis, yaitu kesalahan tata bahasa dan kesalahan leksikal.  Studi ini menemukan setidaknya 16 kesalahan terjemahan dalam kategori tata bahasa dan setidaknya 27 kesalahan dalam kategori leksikal.  Kesalahan penerjemahan dalam penelitian ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain teknik dan metode yang tidak tepat yang digunakan dalam beberapa kasus sulih suara bahasa Indonesia untuk film Avengers: Endgame (2019).  Dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa kesalahan penerjemahan ini mempersulit penyampaian makna bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran dan dapat memberikan pemahaman yang kurang tepat. ......This study focuses on the difficulties that arose during the Indonesian dubbing of Avengers: Endgame (2019). The original and Indonesian dubbing versions of the Marvel film Avengers: Endgame (2019) were used as the data. This study utilizes a combination of library-based and exploratory methods. The data analysis leads to identifying issues that occur in the Indonesian dubbing version. In accordance with Hartono's (2017) and Simatupang’s (1999) theory, each error is categorized into two types, which are grammatical and lexical errors. This study discovered at least 16 translation errors in the grammatical category and at least 27 errors in the lexical category. The error translation in this study is caused by several factors, including the improper techniques and methods used in some cases of the Indonesian dubbing of the film Avengers: Endgame (2019). From this research, it can be concluded that these translation errors make it challenging to transmit the meaning of the source language into the target language and might mislead audiences' understanding.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Erika Diki Permata Fridadixa
Abstrak :
My Name is María Isabel (1993) karya Alma Flor Ada merupakan sebuah kisah yang diceritakan dari sudut pandang seorang anak berlatar belakang budaya Hispanik bernama “María Isabel Salazar López” yang meninggalkan negara asalnya untuk tinggal di kota New York. Buku ini meningkatkan kesadaran tentang perlakuan diskriminatif atau tidak menyenangkan yang diterima oleh sang gadis Hispanik setelah pindah ke tempat baru. Penelitian ini menggunakan teori kekerasan simbolik Pierre Bourdieu dan teori relasi kuasa Michel Foucault guna menganalisis bagaimana kekerasan simbolik dan relasi kuasa antara guru dan murid di kelas memengaruhi identitas budaya dan harga diri María Isabel sebagai murid dari etnis minoritas, serta perkembangannya untuk mengatasi kekerasan tersebut. Hasil penelitian ini menemukan bahwa kekerasan simbolik yang disebabkan oleh ketidakseimbangan kekuasaan antara guru dan murid telah melemahkan harga diri María Isabel sekaligus membungkam suaranya. Namun demikian, penelitian ini juga menemukan bahwa terlepas dari efek negatif yang diakibatkan oleh kekerasan simbolik yang diterimanya, María Isabel telah menunjukkan ketahanan yang luar biasa terhadapnya dengan membela identitas budaya Hispanik melalui esainya. ......Alma Flor Ada‟s y m is r s l (1993) is a story told from the perspective of a child of Hispanic background named “Mar a Isabel Salazar López” who left her country to live in New York City. The book raises the awareness of the discriminatory or unfavorable treatment received by the Hispanic girl upon her moving to the new place. This study uses Pierre Bourdieu‟s symbolic violence theory and Michel Foucault‟s power relation theory to analyze how the symbolic violence and the teacher-student power relation in the classroom affect Mar a Isabel‟s cultural identity and self-esteem as an ethnic minority student, and her development to cope with the violence. The result of this research finds that the symbolic violence caused by the teacher-student power imbalance has weakened Mar a Isabel‟s self-esteem and silenced her voice. Nevertheless, the research also discovers that despite the negative effects of the symbolic violence she receives, Mar a Isabel has demonstrated remarkable resistance towards it by standing up for her Hispanic cultural identity through her essay.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Yustitasari
Abstrak :
Media modern, termasuk film, merupakan sesuatu yang dikonsumsi masyarakat luas di seluruh dunia. Kecanggihan teknologi kini membantu produk media menjangkau lebih banyak konsumen dari mancanegara. Dalam hal film, terjemahan berkualitas dibutuhkan agar dapat memastikan bahwa penonton asing dapat memahami makna dan pesan yang ingin disampaikan oleh film tersebut. Namun, penerjemahan bisa menjadi pekerjaan yang sulit dilakukan, terutama ketika terdapat banyak penggunaan kata, frasa, dan kalimat tidak literal yang terikat dengan budaya tertentu. Makalah ini membahas jenis-jenis bahasa kiasan dan tata cara penerjemahannya yang terdapat dalam Babak 1 film musikal sejarah berjudul Hamilton (2020). Penelitian ini membandingkan dan menganalisa takarir (subtitle) resmi, dalam bahasa Inggris dan Indonesia, di platform resmi Disney+ Hotstar menggunakan metode deskriptif-kualitatif. Penelitian ini didasarkan pada teori kategorisasi bahasa kiasan milik Kennedy dan teori strategi penerjemahan bahasa kiasan milik Pierrini. Penelitian ini menemukan bahwa hiperbola, personifikasi, metafora, dan simile merupakan jenis bahasa kiasan yang paling umum digunakan dalam film ini. Sementara itu, strategi penerjemahan yang paling sering diterapkan adalah penerjemahan literal. Hasil terjemahan bahasa kiasan dalam film ini secara keseluruhan dapat diterima, meskipun masih terdapat beberapa bagian terjemahan yang terdengar agak canggung. Selain itu, terdapat juga beberapa bagian terjemahan yang berpotensi menimbulkan kebingungan dan salah tafsir. Hal ini mungkin disebabkan oleh kurangnya pemahaman penerjemah terhadap bahasa kiasan atau kesalahan dalam memilih strategi penerjemahan yang sesuai. Secara keseluruhan, penonton masih dapat menikmati terjemahan bahasa kiasan ini terlepas dari potensinya yang masih bisa ditingkatkan. ......Modern media, including movies, has been something widely consumed by everyone all over the world. The advanced technology now helps media products to reach wider and even foreign consumers. When it comes to movies, proper translation is needed to make sure that the foreign audience can still understand the meaning and message the movies deliver. However, translation can be something difficult to do, especially when non-literal, culturally-bounded words, phrases, and sentences are used. This paper discusses the types of figurative language and its translation procedures that can be found in the Act 1 of a musical historical movie Hamilton (2020). In order to do so, the official English and Indonesian subtitles provided on its official streaming platform, Disney+ Hotstar, are compared and analyzed using a descriptive-qualitative method. This study is based on Kennedy’s categorization of figurative language and Pierrini’s theory of figurative translation strategies. The research finds that hyperbole, personification, metaphor, and simile are the most common types of figurative language in this movie. Meanwhile, the translation strategy that is applied most often is literal translation. The translation as a whole can be accepted, although several parts sound a bit awkward. However, there are also some parts of the translation that potentially cause confusion and misinterpretation. It may have been caused by the translator's lack of understanding of the figurative language or mistakes in choosing the suitable translation strategies. Overall, the audience can still enjoy this translation of figurative language despite its possibility to be further improved.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Jihana Salsabela Agustin
Abstrak :
Berbicara tentang seks seringkali dihindari oleh masyarakat karena dianggap tabu, kotor, dsb. Padahal, seks merupakan fitrah manusia sebagai mahluk hidup untuk berkembang biak. Minimnya pendidikan seks, yang hanya terbatas pada sudut pandang sistem biologis membuat kondisi semakin parah. Akibatnya, remaja tumbuh dengan pengetahuan yang terbatas atau berpotensi menyesatkan yang mereka dapatkan dari Internet. Karena kepolosan mereka, mereka berada di posisi yang rentan untuk menjadi korban pelecehan seksual. Fokus pada penelitian ini adalah TV serial produksi Netflix, Sex Education 2019. Penelitian ini bertujuan untuk berkontribusi pada bidang pendidikan di Indonesia dengan menganalisis kepuasan dan harapan remaja Indonesia kepada pemerintah mengenai kurikulum seks edukasi di Indonesia dengan merefleksikan pengetahuan mereka terhadap serial Sex Education 2019 dari sudut pandang budaya Timur. Pembahasannya akan meliputi dua gagasan utama: bagaimana anak muda Indonesia bereaksi terhadap konten eksplisit dan metode pendidikan dalam Sex Education 2019 dan apa yang penonton harapkan setelah menonton serial tersebut untuk diterapkan pada pendidikan di Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanggapan khayalak (audience resoponse). Penelitian ini menemukan bahwa anak muda Indonesia menganggap bahwa series ini menggambarkan pendidikan seks dengan cara yang menakjubkan, namun mereka menyadari bahwa metode yang diterapkan di dalam serial tersebut mungkin tidak dapat diterapkan pada program edukasi dan kondisi di Indonesia. ......Talking about sex is often avoided by people since it is considered taboo, dirty, etc. In fact, sex is one essential part of nature as human beings to breed. The lack of education, which is limited to only the perspective of a biological system, makes the condition even worse. Consequently, adolescents grow up with limited or potentially misleading knowledge that they get from the Internet. Because of their innocence, they are fragile to be victims of sexual harassment. The focus of the research is on a Netflix production series, Sex Education 2019. This research aims to contribute to the field of education in Indonesia by analyzing adolescents’ satisfaction with and expectations to the government regarding sex-education curriculum in Indonesia by reflecting their knowledge to Sex Education 2019 series from the perspective of Eastern culture. The discussion will cover two main ideas: how youths react towards explicit content and the method of education in the Sex Education 2019 Series’ and what is expected by the audience after watching the series to be applied to education in Indonesia. The method used in this research was audience responses. The study found that Indonesian youths agreed that the series portrays sex education marvellously, yet they are aware that the method on the series might not be applicable to the education program and conditions in Indonesia.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Vanya Nawungga Ardanti
Abstrak :
Pada masa ini, dengan mengakses situs-situs multimedia seperti Youtube, kita dapat melihat bagaimana anak-anak di seluruh dunia menggunakan bahasa . Penelitian ini berfokus pada bagaimana anak-anak dalam saluran Youtube HiHo Kids berkomunikasi dengan menggunakan metafora mood dalam percakapannya. Teori metafora mood antarpersonal Halliday dan konsep face negative dan positif Brown & Levinson digunakan untuk menganalisis interaksi anakanak tersebut. Hasilnya, anak-anak dalam saluran Youtube tersebut menggunakan metafora mood dalam interaksi mereka, meskipun terbatas. Mereka juga menggunakan lebih sedikit metafora mood ketika berbicara dengan anak-anak sebaya merraka dibandingkan dengan ketika berbicara dengan orang dewasa. Metafora mood juga mereka gunakan dengan mempertimbangkan face pendengarnya.
Today, through accessing multimedia websites such as Youtube, people can see how children around the world use language. This paper examines how children, through Youtube channel HiHo Kids, expresses meaning through different mood metaphors in their language. Therefore, Halliday’s theory of interpersonal metaphor of mood, as well as Brown & Levinson’s notion of negative and positive face, are used to analyse the children’s interaction. The total of eight videos were analysed; four from the series “Kids Show and Tell” and four from the series “Kids Describe”. The results show that the children in this channel use mood metaphors in their interactions, although limited. They use less mood metaphors when speaking to their age group compared to when they are speaking to an adult. They also use mood metaphors to appeal to the hearers’ face.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Melanie Rosaria
Abstrak :
Di antara keragaman tren dan subkultur di TikTok, bimbofication telah menjadi fenomena penting karena representasi hiperfeminitasnya yang membongkar misogini dan standar patriarkis dalam masyarakat. Gerakan ini mengakui dan menantang stigma terhadap bimbo yang sering digambarkan sebagai wanita hiperfeminin sambil mengajak penonton untuk melibatkan diri mereka dengan sifat dan sikap yang terkait dengan stereotip tersebut. Tujuan dari gerakan ini adalah pemberdayaan dan pembebasan perempuan dari ketakutan akan misogini. Namun, karena lapisan-lapisan dan kompleksitas dalam diskusi ini, bimbofication dapat memicu interpretasi yang beragam dan mengundang berbagai macam tanggapan. Kompleksitas bimbofication dapat ditemukan dalam video yang diunggah oleh Chrissy Chlapecka, sosok yang memproklamirkan dirinya sebagai bimbo di TikTok. Artikel ini berkontribusi pada studi gender dengan mengeksplorasi representasi hiperfeminitas dalam kaitannya dengan gagasan pemberdayaan perempuan. Selain itu, penelitian ini juga bersinggungan dengan kajian budaya karena meneliti fenomena sosial di media sosial, khususnya gerakan TikTok, dan bagaimana gerakan ini menantang standar masyarakat. Dengan mengikuti metode purposive sampling Sandelowski (1995) dan menggunakan skala hiperfeminitas Murnen dan Byrne (1991), artikel ini menemukan bahwa, terlepas dari ambiguitas dan interpretasi yang berbeda-beda, bimbofication telah memberikan ruang bagi perempuan untuk berekspresi secara bebas dan mengeksplorasi femininitas mereka yang unik. ......Among the diversity of trends and subcultures on TikTok, bimbofication has become a notable phenomenon with its representation of hyperfemininity to dismantle misogyny and patriarchal standards in society. The movement acknowledges and challenges the stigma towards bimbos who are often portrayed as hyperfeminine women, while inviting the audience to engage in traits and attitudes that are associated with the stereotypes. The purpose of the movement is to empower and liberate women from the fear of misogyny. However, due to the layers and complexity in the discussion, bimbofication may provoke mixed interpretations and invite various responses. The complexity of bimbofication can be found in videos posted by Chrissy Chlapecka, a self-proclaimed bimbo figure on TikTok. This paper contributes to gender studies as it explores hyperfemininity representation in relation to the notion of women’s empowerment. Moreover, it also intersects with cultural studies as it examines a social phenomenon on social media, specifically TikTok movement, and how it challenges society's standards. By following Sandelowski purposive sampling method (1995) and using Murnen and Byrne’s hyperfemininity scale (1991), it is found that regardless of the ambiguities and varying interpretations, bimbofication has provided a space for women to freely express and explore their unique version of femininity.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Trinia Murizka
Abstrak :
ABSTRAK
Black female empowerment merupakan sebuah bentuk pergerakan yang bersinggungan dengan permasalahan ras dan identitas gender. Beyonc mdash;artis perempuan kulit hitam yang dikenal merangkul identitas rasnya mdash;memproduksi lagu ldquo;Forward rdquo; dan ldquo;Freedom rdquo;. Dua lagu bermuatan politis dalam albumnya, Lemonade, dirilis pada tahun 2016. ldquo;Forward rdquo; berfokus pada kasus kebrutalan polisi terhadap warga negara berkulit hitam yang marak terjadi sejak tahun 2014, sedangkan ldquo;Freedom rdquo; berfokus pada pemberdayaan perempuan kulit hitam untuk bergerak melawan penindasan terhadap mereka. Dalam penelitian ini dilakukan analisis terhadap motif Black female empowerment dengan menganalisis lirik dan video musik untuk menemukan mitos di balik gerakan tersebut dengan menggunakan teori semiotik Roland Barthes. Temuan-temuan dalam analisis lagu ldquo;Forward rdquo; menunjukkan bagaimana orang kulit hitam, terutama perempuan kulit hitam, dianggap tidak berdaya. Diskusi antara semua orang dari berbagai ras untuk menemukan solusi untuk menghentikan diskriminasi ras sangat dibutuhkan. Adapun temuan-temuan dalam analisis lagu ldquo;Freedom rdquo; menunjukkan bahwa kesempatan bagi perempuan kulit hitam untuk maju berbicara merupakan hal yang dapat diperoleh sekarang, dan mereka akan didukung oleh sesama perempuan kulit hitam.
ABSTRACT
The Black female empowerment is a form of movement that is intersecting both race and gender identities. Beyonc ndash;a Black female artist known for embracing her black identity ndash;produced ldquo;Forward rdquo; and ldquo;Freedom rdquo;, two politically-charged songs in her 2016 album, Lemonade. ldquo;Forward rdquo; focuses on the police brutality against Black people that have been increasing since 2014, whereas ldquo;Freedom rdquo; focuses on empowering Black women to fight back against the oppression against them. Using Roland Barthes rsquo; semiotic theory, this thesis analyses the Black female empowerment motifs by analyzing its lyrics and music videos in order to find the myth behind the movement. The findings in ldquo;Forward rdquo; show how Black people, especially Black women, are deemed ldquo;voiceless rdquo; and a discussion between all people to find solution to end the racial discrimination is urgently needed. While the findings in ldquo;Freedom rdquo; suggest that the opportunity for Black women to speak up is now obtainable, and they will be supported by their fellow Black women.
The Black female empowerment is a form of movement that is intersecting both race and gender identities. Beyonc ndash a Black female artist known for embracing her black identity ndash produced ldquo Forward rdquo and ldquo Freedom rdquo , two politically charged songs in her 2016 album, Lemonade. ldquo Forward rdquo focuses on the police brutality against Black people that have been increasing since 2014, whereas ldquo Freedom rdquo focuses on empowering Black women to fight back against the oppression against them. Using Roland Barthes rsquo semiotic theory, this thesis analyses the Black female empowerment motifs by analyzing its lyrics and music videos in order to find the myth behind the movement. The findings in ldquo Forward rdquo show how Black people, especially Black women, are deemed ldquo voiceless rdquo and a discussion between all people to find solution to end the racial discrimination is urgently needed. While the findings in ldquo Freedom rdquo suggest that the opportunity for Black women to speak up is now obtainable, and they will be supported by their fellow Black women.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>