Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Miyono
Abstrak :
Dampak pinjaman luar negeri pemerintah terhadap perilaku fiskal negara-negara penerima pinjaman, hingga saat ini masih merupakan salah satu isu kontroversial balk dalam tataran teori maupun empirik. Sebagian ekonom menilai, pinjaman luar negeri pemerintah hanya mampu meningkatkan konsumsi dan tidak mampu meningkatkan investasi pemerintah. Selain itu, masuknya dana pinjaman Iuar negeri ke negara-negara berkembang tersebut juga sering diidentikkan dengan menurunnya penerimaan pemerintah dari dalam negeri. Untuk membuktikan keabsahan opini sebagian ekonom tersebut, penelitian ini bermaksud untuk menganalisis dampak pinjaman luar negeri pemerintah terhadap perilaku fiskal, baik terhadap sisi penerimaan maupun pengeluaran. Selain itu, juga dimaksudkan untuk mengeksplor variabel-variabel selain pinjaman luar negeri yang turut mempengaruhi penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Penelitian ini dilakukan melalui pendekatan analisis kuantitatif dengan menggunakan data sekunder yang bersumber dari berbagai publikasi dari lembaga/instansi terkait, seperti Departemen Keuangan, Badan Pusat Statistik dan Bank Indonesia dengan mengambil poriode penelitian dari tahun 1989 - 2003. Berdasarkan hasil estimasi, dana pinjaman luar negeri pemerintah terbukti memberikan dampak positif terhadap pengeluaran investasi pemerintah. Hal ini berarti, peran dana pinjaman luar negeri dalam mendorong investasi pemerintah tidak perlu diragukan lagi. Dengan demikian, secara ekonomi dana pinjaman luar negeri pemerintah Iayak digunakan untuk membiayai pengeluaran investasi pemerintah. Kesimpulan lain yang cukup menarik dari penelitian ini adalah, variabel tabungan pemerintah terbukti turut menentukan perkembangan investasi pemerintah itu sendiri. Sementara itu, antara variabel investasi swasta dan investasi pemerintah memiliki hubungan yang bersifat komplementer. Untuk kasus Indonesia, pendapat yang mengatakan bahwa masuknya dana pinjaman luar negeri sering diidentikkan dengan menurunnya penerimaan dari dalam negeri tidak sepenuhnya benar. Berdasarkan uji kausalitas Granger yang dilakukan di luar model terhadap variabel pinjaman luar negeri dan penerimaan pemerintah terungkap bahwa, apabila pengujian dilakukan dengan menggunakan data dalam valuta rupiah, maka pengaruh penerimaan pemerintah terhadap pinjaman luar negeri tampaknya lebih berarti dibandingkan dengan pengaruh pinjaman luar negeri terhadap penerimaan pemerintah. Dengan demikian, variasi perubahan penerimaan dari dalam negeri tampaknya dapat mempengaruhi pinjaman luar negeri. Hasil pengujian ini sesuai dengan konsep penerimaan pinjaman luar negeri yang digunakan dalam APBN, yaitu untuk membiayai defisit APBN. Namun, apabila uji kausalitas Granger dilakukan dengan menggunakan data dalam va[uta USD, menghasilkan kesimpulan sebaliknya, yaitu pengaruh pinjaman Iuar negeri terhadap penerimaan pemerintah tampaknya lebih berarti bila dibandingkan dengan pengaruh penerimaan pemerintah itu sendiri terhadap pinjaman luar negeri. Dengan demikian, variasi perubahan pinjaman Iuar negeri tampaknya dapat mempengaruhi penerimaan dari dalam negeri. Kesimpulan yang didapat dari hasil pengujian dengan menggunakan data dalam valuta asing (USD) ini, sejalan dengan kesimpulan hasil penelitian Peter S Heller (1975) yang dilakukan di 11 negara Afrika serta penelitian Howard Pack dan Janet Rothenberg Pack (1991) di Republik Dominika. Sedangkan, variabel pendapatan nasional, impor dan pengeluaran pemerintah balk pengeluaran investasi, pengeluaran untuk penyelenggaraan negara maupun pengeluaran untuk pemberian subsidi, terbukti mempengaruhi variabel penerimaan pemerintah secara signifikan. Selain itu, slop dari masing-masing variabel juga sesuai dengan yang dihipotesiskan atau sesuai dengan teori yang digunakan untuk mendukung model. Secara umum, variabel-variabel bebas lain yang terdapat dalam model mempengaruhi variabel terikatnya secara signifikan sesuai dengan nilai variabel yang dihipotesiskan.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2006
T17443
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Qodry
Abstrak :
Pembangunan ekonomi kerakyatan diarahkan untuk memberi perhatian kepada upaya peniberdayaan ekonomi rakyat. Perhatian khusus tersebut diwujudkan dengan Iangkah-langkah strategis yang secara Iangsung ditujukan pada perluasan akses rakyat kepada sumber daya pembangunan disertai penciptaan peluang-peluang bagi masyarakat di lapisan bawah untuk berpartisipasi dalam proses pembangunan, sehingga mampu mengatasi kondisi keterbelakangan dan memperkuat posisi ekonomi mareka. Salah satu upaya yang paling tepat dalam pemberdayaan ekonomi kerakyatan adalah mengembangkan kegiatan ekonomi yang menjadi tumpuan kehiaupan ekonomi seluruh rakyat dan mampu mengakomodasi keberadaan sumber daya manusia yang ada. Pengembangan usaha kecil (industri kecil dan industri rumah tangga) merupakan alternatif pilihan yang menggambarkan hal tersebut dan merupakan salah satu entry point menuju pengembangan ekonomi Indonesia di abad mendatang. Industri kerajinan kain tapis merupakan salah satu komoditas unggulan yang sedang berkembang saat ini di Kota Bandar Lampung. Kain tapis merupakan kain tradisional masyarakat Lampung yang biasanya hanya dipergunakan dalam acara-acara adat. Awalnya, kain ini hanya dibuat oleh rumah tangga untuk memenuhi keperluan sendiri. Kini, kain tapis telah diproduksi secara komersial untuk memenuhi kebutuhan lokal, domestik dan bahkan sudah ada yang diekspor. Dengan sentuhan teknologi sederhana dan design produk yang variatif kain tapis semakin berkembang. Meskipun telah menunjukkan hasil-hasil yang menggembirakan dalam pengembangan, akan tetapi masih banyak dijumpai permasalahan yang dihadapi oleh industri kerajinan ini antara lain: (1) keterbatasan kemampuan dalam pengelolaan usaha; (2) Keterbatasan dalam permodalan; (3) Kurangnya informasi dan penguasaan pasar; (4) Keterbatasan kepemilikan dan penguasaan teknologi yang digunakan; dan (5) Ketiadaan kelembagaan. Industri kerajinan kain tapis dipandang memiliki potensi besar untuk dapat dikembangkan Iebih lanjut. Hal ini mengingat masih terbukanya peluang pasar untuk menyerap hasil kerajinan ini. Namun, dengan adanya beberapa permasalahan/kendala di atas menyebabkan industri kerajinan tersebut mengalami hambatan dalam pengembangannya. Kegiatan ekonomi ini perlu mendapatkan perhatian pemerintah, sehingga dapat memberikan kontribusi bagi pendapatan daerah dan kesejahteraan masyarakatnya. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk merumuskan Strategi (skenario dan kebijakan) pengembangan industri kerajinan kain tapis dalam upaya pemberdayaen ekonomi rakyat. Untuk merumuskan strategi pengembangan industri kerajinan kain tapis, alat analisis yang digunakan adalah metode AHP (Analytical Hierarchy Process) dengan model proyeksi dan model perencanaan. Menurut Permadi (1992), model perencanaan dalam AHP merupakan gabungan dari model proyeksi dan model perencanaan. Model Proyeksi (Forward Process) bermaksud memperkirakan kondisi masa depan yang ke!ihatannya mungkin atau layak terjadi berdasarkan kondisi yang ada atau sedang berjalan. Sedangkan model perencanaan (Backward Process) bertujuan menentukan kebijaksanaan yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang diinginkan di masa depan. Untuk tercapainya perencanaan yang lebih efektif, kedua model di atas dapat digabungkan dimana pertama-tama kondisi yang diinginkan di masa depan ditentukan melalui model proyeksi dan berikutnya kebijaksanaan yang diperiukan untuk mencapainya ditentukan dalam model perencanaan. Pengolahan data dilakukan dengan bantuan Software Expert Choice 3.0. Berdasarkan kerangka model forward-backward process, pemerintah daerah merupakan pelaku yang paling besar peranannya dalam pengembangan industri kerajinan Pain tapis di Kota Bandar Lampung. Dari kerangka forward process menunjukkan bahwa dalam lima tahun mendatang skenario utama dalam pengembangan industri kerajinan kain tapis adalah skenario "Industri kerajinan sebagai penggerak ekonomi daerah". Sedangkan dari kerangka backward process menghasilkan urutan prioritas kebijaksanaan dalam pengembangan industri kerajinan kain tapis yaitu kebijaksanaan pembinaan dan perlindungan usaha, kebijaksanaan bantuan permodalan, kebijaksanaan peningkatan promosi dan perluasan pasar, dan kebijaksanaan pengembangan kemitraan.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T20152
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Junaidi
Abstrak :
Studi ini bertujuan untuk menghitung potensi pajak hotel dan pajak restoran di Kabupaten Pesisir Selatan serta untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi dan mencari alternatif solusi kebijakan untuk meningkatkan penerimaan pajak melalui survei lapangan. Hasil potensi menunjukkan bahwa potensi pajak restoran pada tahun 2007 cukup besar, dengan estimasi mencapai 2,8 kali lipat dari realisasi tahun 2006 yaitu Rp1.000.549.824, atau efektivitas pajak 2006 sebesar 35,57%. Sedangkan potensi pajak hotel lebih tinggi lagi, yaitu 5,3 kali lipat dari realisasi tahun 2006, yaitu Rp97.801.873, dengan efektivitas pajak 2006 hanya 18,80% jika diukur berdasarkan potensi pajak hotel 2007. Jauh rendahnya realisasi dibandingkan potensi yang ada disebabkan oleh rendahnya kesadaran masyarakat atau pengelola/pemilik dalam membayar pajak. Hasil analisis penilaian ahli untuk meningkatkan penerimaan pajak hotel dan restoran menyarankan strategi utama adalah peningkatan kelembagaan. Ini meliputi:
- Meningkatkan koordinasi, komunikasi, pembinaan, dan sosialisasi
- Membuat petunjuk pelaksanaan/teknis dan alokasi anggaran pemungutan pajak
- Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam membayar pajak hotel dan restoran Kedepannya, Pemerintah Daerah Pesisir Selatan disarankan untuk menerapkan strategi sesuai hasil analisis ini, yaitu:
- Melakukan kajian ulang sistem SKP (Sistem Kewajiban Pajak) yang ada sekarang
- Memberlakukan sistem billing bagi wajib pajak yang cukup besar/sedang
- Menegakkan sanksi hukum yang jelas dan tegas terhadap wajib pajak yang melanggar Dengan langkah-langkah tersebut, diharapkan penerimaan pajak hotel dan restoran di Kabupaten Pesisir Selatan dapat meningkat secara signifikan.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
T29196
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sabrina
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan mengkaji pola konsumsi dan permintaan pangan rumah tangga di Sumatera Barat secara keseluruhan, menurut klasifikasi daerah dan kelompok pendapatan dengan menggunakan data Susenas 2002 Provinsi Sumatera Barat yang dikumpulkan oteh BPS. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis ekonometrika dengan menggunakan model Linear Approximation Almost Ideal Demand System (LA/AIDS). Hasil analisis pola konsumsi menunjukkan bahwa tingkat konsumsi pangan sumber karbohidrat di pedesaan lebih tinggi dibanding di perkotaan dan tingkat konsumsi ini menurun dengan meningkattnya pendapatan. Sementara itu tingkat konsumsi pangan hewani, khususnya daging dan susu masih tergolong rendah, baik di Sumatera Barat, menurut klasifikasi daerah, maupun kelompok pendapatan. Tingkat konsumsi pangan hewani di perkotaan lebih tinggi dibanding di pedesaan, dan tingkat konsumsi ini semakin tinggi dengan meningkatnya pendapatan. Hasil estimasi fungsi permintaan pangan menunjukkan harga, total pengeluaran pangan, dan jumlah anggota rumah tangga umumnya berpengaruh signifikan terhadap permintaan pangan rumah tangga di Sumatera Barat secara keseluruhan, berdasarkan klasifikasi daerah dan golongan pendapatan. Sedangkan pendidikan istri umumnya juga berpengaruh signifikan, kecuali pada kelompok pendapatan rendah tidak ada yang slgnifikan. Hasil perhitungan elastisitas menunjukkan bahwa pcrmintaan pangan di pedesaan umumnya Iebih responsif terhadap perubahan pendapatan dibanding di perkotaan, dan perrnintaan pangan pada kelompok pendapatan rendah dan sedang umumnya lebih elastis terhadap perubahan pendapatan dibanding kelompok pendapnfan tinggi. Kenaikan pendapatan pada kelompok pendapatan rendah lebih diprioritaskan untuk meningkatkan konsumsi pangan pokok (padi/umbi), sedangkan pada kelompok pendapatan sedang mulai mengarah pada diversirikasi pangan. Permintaan makanan/minuman padi umumnya elastis terhadap perubahan pendapatare dan inelastis terhadap perubahan harga sediri. Harga padi/umbi umumnya lebih besar pengaruhnya terhadap permintaan komoditas Iainnya dibanding pengaruh perubahan harga komoditas Iainnya terhadap permintaan padi/umbi, tarutama di pedesaan dan pada kelompok pendapatan rendah dan sedang. Rekomendasi kebijakan berdasarkan temuan di atas adalah (1) Memperkenalkan subsidi kepada kelompok pendapatan rendah melalui bantuan raskin (beras miskin) atau bantuan langsung tunai (BLT), (2) Peningkatan pendapatan diarahkan kepada diversifikasi pangan dan gizi melalui penyuluhan pangan dan gizi, (3) Menjaga stabilitas harga padi/umbi (terutama beras) sehingga harga pangan lairmya ikut terjaga, (4) Meningkatkan pengawasan dan penyuluhan keamanan pangan.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T34465
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elfi Herawati
Abstrak :
ABSTRAK
Pajak Daerah merupakan sumber penerimaan yang paling dominan bagi Pemerintah Daerah terutama di era otonoml daerah yang secara garis besar Iebih berbasis pada Kabupaten/Kota. Disadari, Kota Padang selain sebagai salah satu daerah kota di Indonesia juga sebagai ibu kota Dropinsi Sumatera Barat, memerlukan sumber- sumber penerimaan yang dapat diandalkan, Tiamun hingga saat ini penerimaan pajak daerah Kota Padang, belum memberikan kontribusi yang signinkan untuk pembiayaan penyelenggaraan pemerintah daerah baik untuk pembiayaan pengeluaran rutin maupun pembiayaan pembangunan.

Penelitian ini bertujuan untuk menganallsls potensi penerimaan pajak daerah Kota Padang khususnya pajak hotel, restoran, hiburan, parkir dan pajak penerangan jalan, dengan menggunakan data primer yang diperoleh meiaiui metode survei dengan pengambilan sampel yang diilhat dari sisi supply (pengelola unit bisnis) yakni data untuk pengukuran potensi pajak yang ditentukan dari banyaknya barang dan jasa yang ditawarkan kepada masyarakat dan dari sisi demand (rumah tangga) dengan melihat pola pengeluaran RT pada beberapa sektor yang menjadi sumber penerimaan pajak.

Dari hasil penefitan diperoleh estimasi potensi penerimaan masing~ masing jenls pajak yang dlteliti jauh Iebih besar dari target penerimaan 2007. Disamping itu hasil penghitungan potensi yang diperoleh dari hasil survey rumah tangga cenderung memberikan hasil yang under estimate hal ini disebabkan rumah tangga sampel tidak memiliki pencacatan terhadap seiuruh pengeluaran anggota rumah tangganya yang terkait dengan penerimaan pajak daerah, sementara dari sisi unit bisnis hasll penghitungan potensi tersebut dapat memberikan gambaran yang mendekati nilai sesungguhnya, dan masih memiliki peluang untuk dapat ditingkatkan, karena ada beberapa pelayanan yang diberlkan oieh wajib pajak dengan pembayaran belum dimasukkan dalam variabel peneiitian.

Sebagai rekomendasi dari hasil penelitian ini : Diperlukannya keakuratan data tentang potensl pajak yang sebenamya, sehingga dapat dilakukan berbagai upaya kebijakan oleh pemerintah daerah baik secara intensifikasi maupun ekstensinkasi dalam rangka mengoptimalkan penerimaan pajak sesuai potensi yang ada tanpa menimbulkan distorsi bagi masyarakat dan dunia usaha.
2007
T34475
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Darmansjah Muhammad Prijanto
Abstrak :
Tesis ini membahas pengaruh variabel-variabel makroekonomi khususnya variabel moneter terhadap perilaku konsumsi rumah tangga di Indonesia dengan periode penelitian triwulanan sejak triwulan I ? 2000 s.d. triwulan IV - 2009. Metode penelitian yang digunakan adalah regresi linier berganda dan diperoleh hasil bahwa variabel disposable income dan beberapa variabel moneter yakni suku bunga deposito, suku bunga kredit konsumsi dan inflasi periode sebelumnya memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perubahan konsumsi rumah tangga di Indonesia. Besaran pengaruh variabel moneter yakni suku bunga deposito, suku bunga kredit konsumsi dan inflasi terhadap pengeluaran konsumsi rumah tangga sangat tergantung pada tingkat suku bunga dan tingkat inflasi periode sebelumnya. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa perilaku konsumsi masyarakat Indonesia dalam jangka panjang cenderung stabil ditunjukkan oleh MPC yang konstan dalam periode penelitian.
The focus of this study is discusses the influence of macroeconomic variables, especially monetary variables on the behavior of household consumption in Indonesia with sample period since Quarter I - 2000 until Quarter IV - 2009. The method is used in this research is multiple linear regression. The result of this study obtained that the disposable income variable and several variables namely time deposit interest rates, consumption loan interest rate and inflation prior periods have a significant influence on changes in household consumption in Indonesia. The magnitude of monetary variables i.e. time deposit interest rates, consumption loan interest rate and inflation prior period influence to the household consumption expenditure are highly depends on the previous interest rates and inflation rate. The results also showed that the consumption behavior of the Indonesian community in the long term stable indicated by the MPC is constant within the period of study.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2011
T28318
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Listiani Cita Utami
Abstrak :
Penelitian dilakukan untuk mengetahui variabel determinan ekspor Indonesia, Thailand, Singapura, Filipina selama 1990-2006, dengan tujuan peningkatan export performance ASEAN agar dapat bersaing dengan kawasan-kawasan lainnya di dunia. Penelitian dilakukan dengan menggunakan model Gravity, metode Ordinary Least Square. Dari penelitian ini diketahui bahwa variabel determinan ekspor Indonesia adalah proporsi output sektor manufaktur pada GDP, proporsi Gross Fixed Capital Formation pada GDP, Real Effective Exchange Rate, perubahan inflasi. Thailand dan Singapura memiliki determinan ekspor GDP per capita dan proporsi sektor manufaktur pada GDP. Sedangkan Filipina, determinan ekspornya adalah indeks harga ekspor, proporsi Gross Fixed Capital Formation, Real Effective Exchange Rate, perubahan inflasi.
The research's purpose is determining export variables of Indonesia, Thailand, Singapore, and The Philippines during 1990-2006, in order to increase export performance and competitiveness with other regions in the world, using Gravity model and Ordinary Least Square method. The conclusions are share of manufacturing industries in GDP, share of Gross Fixed Capital Formation in GDP, Real Effective Exchange Rate, inflation growth are Indonesia?s determinants. GDP per capita, share of manufacturing industries in GDP are determinants for Thailand and Singapore. Export price indices, share of Gross Fixed Capital Formation in GDP, Real Effective Exchange Rate, inflation growth are The Philippines determinants.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
6149
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Irwan Mulawarman
Abstrak :
Tesis ini membahas pengaruh dari empat indeks saham (variabel bebas), yaitu: DJIA(Amerika), DAX (Jerman), NKY (Jepang) dan FSSTI (Singapore) terhadap JCI (Indonesia) sebagai variabel terikat. DJIA mewakili Indeks saham global sementara DAX, NKY dan FSSTI mewakili indeks saham regional. Hipotesa: Pengaruh ke-4 variabel bebas tersebut terhadap JCI diperkirakan signifikan pada periode krisis subprime mortgage di AS dan krisis surat utang di UE. Analisis ini menggunakan metodologi uji korelasi, uji regresi OLS dan uji kausalitas Granger. Hasil yang diperoleh ternyata dalam kedua periode pengujian, hanya DJIA dan FSSTI yang berpengaruh signifkan terhadap JCI.
This thesis analyzes the influence of the four stock indices (independent variables): DJIA (USA), DAX (Germany), NKY (Japan) and FSSTI (Singapore) to JCI (Indonesia) as the dependent variable. The DJIA represents global stock index while DAX, NKY and FSSTI represent regional stock indices. Hypothesis: All of independent variable would influence the independent variables significantly in the period of the sub-prime mortgage crisis in the USA and debt crisis in the EU. This analysis uses correlation test methodology: OLS regression test and Granger causality test. The results show that only DJIA and FSSTI influence JCI significantly on both period tests.
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T38628
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Endah Dianing Sari, auhtor
Abstrak :
ABSTRAK
Indonesia mendapatkan kembali status layak investasi pada 15 Desember 2011 dari Lembaga Pemeringkat Fitch’s.Pencapaian ini ditunggu Indonesia selama 14 tahun setelah krisis Asia. Laporan ini menganalisa data 18 tahunan untuk mendapatkan bukti tersebut. Variabel dependennya adalah investasi langsung asing. Adapun variabel independen antara lain, cadangan devisa mata uang asing, pertumbuhan ekonomi dan derajat keterbukaan. Ditambah dua dummy. Dummy 1 untuk kenaikan peringkat di risiko spekulatif, dan dummy 2 merefleksikan status layak investasi. Karena semua variabel memiliki tingkat stasioneritas yang berbeda, maka diputuskan menggunakan analisa pendekatan Autoregressive Distributed Lag (ARDL). Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan signifikan antara peringkat investasi dengan investasi langsung asing di Indonesia. Begitupun dampak kenaikan peringkat di level spekulatif terhadap FDI. Variabel yang signifikan hanyalah cadangan devisa mata uang asing.
ABSTRACT
Indonesia regained its first investment grade in 15th December 2011 from Fitch’s Rating Agency. This achievement had to wait for 14 years after Asian Crisis. This paper analyzed 18 years data (1996-2013) to prove the effect of investment grade on FDI. FDI measured as a dependent variable. The independent variables were foreign reserve, growth, openness, and two dummies for the credit ratings. Dummy1 reflected the fluctuated ratings in speculative time, in the other hand dummy2 for the time Indonesia gained investment grade. Since the variables had variety in stationary level (only openness was stationer in level), so i decided to use Autoregressive Distributed Lag (ARDL) approach. The result showed that there was no significant impact of investment grade (dummy2) toward FDI. Nor the improvement of speculative grade toward FDI. The significant variable was foreign reserve only.
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T42778
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tomi Handono
Abstrak :
Pasar Modal merupakan indikator kemajuan perekonomian suatu negara serta menunjang perkembangan roda ekonomi suatu negara. Semakin banyak perusahaan yang melakukan go-public berarti sebagian saham dari perusahaan-perusahaan tersebut akan dimiliki oleh masyarakat luas. Salah satu instrumen keuangan yang diperjual belikan di pasar modal (Bursa Efek Indonesia) adalah saham termasuk di dalamnya saham industri perbankan, hal terpenting seseorang ataupun perusahaan dalam penetapan langkah investasi saham pada perusahaan perbankan adalah sejauh mana nilai uang yang di investasikan akan memberikan return dari Capital Gain yang paling optimal. Dengan demikian, perlu dilakukan kajian terhadap faktor fundamental yang mempengaruhi investasi saham tersebut dengan menganalisis rasio keuangan perusahaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pengaruh rasio return on equity (ROE), earning per share (EPS), beban operasional/pendapatan operasional (BOPO), dan loan to deposit ratio (LDR) terhadap indeks harga saham individu perbankan pada delapan bank terbesar baik secara bersama-sama maupun parsial selama periode 2004-2010. Untuk menemukan pengaruh tersebut, penulis menggunakan metode uji hipotesis dengan model analisis regresi linear berganda, dan asumsi klasik. Data dalam penelitian ini dikumpulkan dari Bank Indonesia daan Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara bersama-sama rasio ROE berpengaruh negatif dan signifikan terhadap indeks harga saham gabungan delapan bank (ISHG8), EPS berpengaruh positif dan signifikan terhadap ISHG8, BOPO berpengaruh positif dan signifikan terhadap ISHG8 dan LDR berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap ISHG8. Namun hasil penelitian parsial per bank secara umum menunjukkan bahwa rasio ROE berpengaruh negatif dan signifikan terhadap indeks harga saham individu (IHSI), rasio EPS berpengaruh positif dan signifikan terhadap IHSI, rasio BOPO berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap IHSI dan LDR berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap IHSI. ...... Capital market is an indicator of a country's economic progress and to support the development of a country's economic wheel. More and more companies went public that does mean some shares of these companies will be owned by the public. One of the financial instruments traded in capital markets (Indonesia Stock Exchange) is stock including the shares of the banking industry, the most important thing a person or company in the determination step in the company stock investment banking is the extent to which the value of the money invested will provide a return (Capital gain) the most optimal. thus, necessary to the study of fundamental factors that affect stock investments by analyzing financial ratios. The purpose of this study was to identify the effect of the ratio of return on equity (ROE), earnings per share (EPS), operating expenses / operating income (BOPO), and loan to deposit ratio (LDR) of individual stock price index of banking at eight largest banks both jointly or partial period 2004-2010. To find such influence, the author uses the method of hypothesis testing with multiple linear regression analysis model, and the classical assumptions. The data in this study were collected from Central Bank and the Indonesia Stock Exchange. The results showed that as simultaneously the ratio ROE has negative and a significant effect on join stock prices index at eight banks (IHSG8), EPS has positive and significant effect on IHSG8, BOPO has positive and significant effect on IHSG8, LDR has positive and not significant effect on IHSG8. For the results of each banks in general, the ratio of ROE has negative and significant effect on individual stock price index (IHSI), ratio EPS has positive dan significant effect on IHSI, ratio BOPO hasa negative dan not significant effect on IHSI, and also LDR has positive and not significant effect on IHSI.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2011
T29771
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library