Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Karlina Oktaviana Istiqomah
Abstrak :
ABSTRAK
Penambahan partikel nano SiC kedalam matriks Al6061 menghasilkan material komposit dengan kekuatan mekanis yang tinggi namun tetap mampu mempertahankan sifat ulet. Magnesium sebesar 10% Vf juga ditambahkan sebagai agen pembasah agar didapatkan ikatan yang kuat pada daerah antarmuka. Pada penelitian ini digunakan variasi penambahan partikel nano SiC sebesar 0,05%, 0,10%, 0,15%, 0,20% dan 0,30% untuk mengetahui titik optimal penambahan penguat. Hasil dari penelitian ini menunjukkan penambahan partikel nano SiC optimal di komposisi 0,15%, dengan kekuatan tarik 263,43 MPa, presentase elongasi 7,67%, kekerasan 56,5 HRB, dan harga impak sebesar 0,0550 J/mm2. Peningkatan kekuatan mekanis pada komposit dihasilkan dari kehadiran fasa penguat Mg2Si, distribusi partikel nano SiC yang merata, serta pembasahan yang baik antara matriks dan partikel penguat.
ABSTRACT
The addition of nano SiC particles to Al6061 matrix has enhancing the mechanical properties of metal matrix composite while the ductility properties still maintained. 10% Vf of magnesium were used as wetting agent to achieve strong interface bonding. In the present work, Al6061 reinforced with various amounts (0,05%, 0,10%, 0,15%, 0,20% and 0,30%) of nano SiC were prepared. Results of this study shows the optimum content of nano SiC in Al6061 matrix were 0,15% Vf, with UTS (Ultimate Tensile Strength) reached 263,43 MPa, 7,67% elongation, hardness up to 56,5 HRB, and 0,0550 J/mm2 impact value. The enhancement of mechanical properties of Al6061/SiC composite were influenced by the presence of Mg2Si phase, good distribution of nano SiC particles, and also good interface bonding between matrix and reinforce. ;
2016
S65248
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sergi Andiva
Abstrak :
Pembuatan material komposit dengan matriks Aluminium 6061 (Al-Mg-Si) dengan penambahan partikel Al2O3 sebagai penguat dan juga penambahan Stronsium sebesar 0,02% sebagai modifier dan penambahan TiB sebesar 0,03% sebagai grain Refiner dan juga penambahan Mg sebesar 10% digunakan metode pengecoran aduk karena mudah dilakukan dan juga ekonomis. Penambahan Al2O3 sebagai penguat dapat meningkatkan sifat mekanis dari komposit. Pada penelitian ini, variasi penambahan volume fraksi dari Al2O3 sebesar 2%, 4%, 6%, 8%, dan 10% untuk mengetahui nilai optimum penambahan penguat Al2O3 terhadap sifat mekanis dari komposit Al/Al2O3. Hasil yang didapatkan dari pengujian ini, menunjukkan bahwa penambahan partikel penguat Al2O3 sebesar 6 wt.% memiliki nilai kekuatan tarik dan elongasi yang paling tinggi dengan nilai mencapai 22,4 MPa dengan %elongasi sebesar 7%. Lalu pada nilai kekerasan dan harga impak, penambahan volume fraksi Al2O3 sebesar 10 wt.% memiliki nilai kekerasan paling tinggi mencapai 54,98 HRB dan untuk harga impak mencapai nilai tertinggi dengan harga impak sebesar 0,0275 J/mm2. Penambahan volume fraksi alumina dapat meningkatkan %porositas yang terbentuk pada material komposit. ......The making of composite material with aluminum 6061 (Al-Mg-Si) as matrix with the addition of Al2O3 particulate as reinforcement and also with the addition of strontium 0,02% as modifier and addition of TiB 0,03% as grain refiner and addition of Mg 10% as wetting agent using stir casting method because its easy and economist. The addition of Al2O3 as reinforcement can improved the mechanical properties of the composite. In this study, addition of volume fraction of Al2O3 variated by 2%, 4%, 6%, 8%, and 10% to know the optimum addition of particulate Al2O3 as reinforcement to the mechanical properties of composite Al/Al2O3. The results show that addition of 6wt% reinforcement particulate Al2O3 has highest UTS with value 22,4MPa and the %elongation reach to 7%. Then on hardness value and impact value, 10wt% addition of particulate Al2O3 has the highest hardness value reach to 54,98 HRB and for impact value reach to 0,0275 J/mm2. And the addition of alumina can cause the increasing of %porosity formed in the composite material.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63057
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mahendra Ammar Pratama
Abstrak :
ABSTRAK
Penggunaan kampas rem kereta api konvensional menggunakan material besi tuang kelabu sejatinya masih memiliki kekurangan seiring terdapat konsentrasi tegangan yang tinggi sehingga dapat mengganggu fungsi pengereman. Komposit aluminium menjadi salah satu material yang menjanjikan untuk dijadikan kampas rem kereta api karena memiliki densitas yang rendah serta kombinasi sifat kekuatan dan ketahanan aus yang baik. Dalam penelitian ini, dilakukan fabrikasi komposit Aluminium ADC12 berpenguat boron karbida dengan variasi penambahan penguat sebesar 1, 3, 5, 7, dan 10 % fraksi volum melalui pengecoran aduk. Magnesium sebagai agen pembasahan, Titanium-boron sebagai penghalus butir, dan stronsium sebagai modifier ditambahkan untuk meningkatkan sifat mekanisnya. Karakterisasi material komposit ADC12/B4C dilakukan dengan melakukan analisis metalografi Optical Microscope (OM), Scanning Electron Microscope (SEM), X-Ray Difraction (XRD), dan Optical Emission Spectometry (OES) serta pengujian mekanik seperti tarik, kekerasan, impak, dan keausan. Diperoleh komposisi optimum material komposit ADC12/B4C pada variasi penambahan penguat 7% fraksi volum dengan nilai kekuatan tarik 231.117 MPa, kekerasan 58.34 HRB, ketahanan impak 0.09375 J/mm2, dan laju aus 0.00326 x 10-5 mm/m3. Beberapa fasa yang terbentuk pada material komposit diantaranya Mg2Si, Al2Cu, dan β-Al5FeSi.
ABSTRACT
Conventional railway brakeshoe using gray cast iron material actually still has disadvantages as there is a high stress concentration that can interfere with the braking function. Aluminum composite is one of the promising materials for railway brakeshoe because it has a low density and good combination of strength and wear resistance. In this study, the fabrication of Aluminium ADC12 composites reinforced by boron carbide was carried out with variations in the addition of reinforcement of 1, 3, 5, 7, and 10% volume fractions through stir casting. Magnesium as a wetting agent, Titanium-boron as a grain refiner, and strontium as a modifier added to improve its mechanical properties. Characterization of composite materials ADC12/B4C was carried out by performing metallographic analysis of Optical Microscope (OM), Scanning Electron Microscope (SEM), X-Ray Difraction (XRD), and Optical Emission Spectometry (OES) as well as mechanical tests such as tensile, hardness, impact, and wear. The optimum composition of the composite material was obtained ADC12/B4C with the addition of 7% volume fraction reinforcment with a tensile strength value of 231.117 MPa, hardness of 58.34 HRB, impact resistance 0.09375 J/mm2, and wear rate 0.00326 x 10-5 mm/m3. Some phases formed in composite materials include Mg2Si, Al2Cu, and β-Al5FeSi.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adinda Dita Dwi Lestari
Abstrak :
ABSTRAK Proses fabrikasi dan penelitian terhadap material komposit bermatriks Aluminium AC4B dengan penambahan penguat Boron Karbida (B4C) dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui perbedaan karakteristiknya seperti ketangguhan, kekuatan impak, dan kekuatan tariknya. Dalam proses fabrikasi dan penelitian ini, Aluminium AC4B bertindak sebagai matriks di dalam komposit yang diberikan variasi volume fraksi partikulat penguat B4C sebesar 1 ; 3 ; 5 ; 7 ; 10 %Vfdan juga diikuti oleh penambahan 5 %berat Magnesium (Mg) sebagai agen pembasahan, 0,04 %berat Stronsium (Sr) sebagai agen pemodifikasi, dan 0,15 %berat Al-5 Ti-1 B sebagai agen penghalus butir melalui proses pengecoran aduk. Untuk mengakarakterisasi setiap material komposit, dilakukan dua jenis metode pengujian yaitu pengujian tidak merusak (Optical Emission Spectroscopy(OES), X-Ray Diffraction(XRD), Optical Microscope(OM), Scanning Electron Microscope(SEM), Energy Dispersive Spectroscopy(EDS), densitas, dan porositas) dan pengujian merusak (pengujian tarik, keras, dan impak). Terdapat peningkatan sifat mekanis pada material komposit aluminium AC4B / B4C dibandingkan dengan material dasar Aluminium AC4B, seperti kekuatan tariknya yang mencapai 149,032 MPa dan kekerasannya yang mencapai 49,3 HRB. Pengecoranaduk
ABSTRACT The fabrication and research of Aluminum AC4B matrix compositeswith the addition of Boron Carbide (B4C) reinforcement was carried out with the aim of knowing its characteristic difference due to its toughness, impact resistance, and tensile strength. In this fabrication and research, Aluminum AC4B acts as the matrix in the composites which is given a variation of B4C reinforcement particle of 1 ; 3 ; 5 ; 7 ; 10 %Vf and also followed by the addition of 5 %wtMagnesium (Mg) as the wetting agent, 0.04 %wt Strontium (Sr) as the modifier, and 0.15 %wt Al-5 Ti-1 B as the grain refinement through the stir casting process. To characterize each composites, two types of testing methods are carried out namely the non-destructive testing (such as Optical Emission Spectroscopy (OES), X-Ray Diffraction(XRD), Optical Microscope (OM),Scanning Electron Microscope (SEM), Energy Dispersive Spectroscopy (EDS), density, and porosity) and the destructive testing (such as tensile,hardness, and impact testing). The results showed that there is an increase in the mechanical properties of Aluminum AC4B / B4C composite compared to the base material of Aluminum AC4B within the value of 149.032 MPa of tensile strength and 49.3 HRB of hardness.
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Utami Hapsari
Abstrak :
ABSTRAK
Senyawa metal alloy (LaNi5) biasa digunakan untuk anode baterai Nickel- Metal Hydride (NiMH) karena mampu mengabsorpsi hidrogen dan dapat beroperasi pada kondisi tekanan dan temperatur ruang. Ketika oksida logam tanah jarang ditambahkan ke dalam anode sel baterai NiMH, tidak hanya charge efficiency dan capacity-retention yang akan meningkat, tetapi juga menjadi rapid charge dan high power cycling. Penelitian dilakukan untuk melihat karakteristik bahan anode LaNi5 setelah penambahan CeO2 dan proses anil. Metode yang digunakan adalah mechanical alloying dengan mencampur serbuk LaNi5 dengan serbuk CeO2 sebanyak 1%, 2%, dan 3% berat di dalam ball mill selama 120 menit pada putaran 240 rpm. Setelah itu, dilakukan proses anil pada temperatur 300°C, 600°C, dan 900°C selama 6 jam di lingkungan gas argon. Kemudian, serbuk dikarakterisasi dengan menggunakan XRD, SEM-EDX, dan BET. Pengujian elektrokimia dilakukan dengan menggunakan Electrochemical Impedance Spectroscopy (EIS) pada frekuensi 5 mHz ? 100 kHz. Penambahan konsentrasi CeO2 diatas 2%, akan memperkecil volume cell dan mengecilkan diameter pori. Konduktivitas tertinggi yang dicapai pada penelitian ini adalah sebesar 1.5332 S/cm dengan diameter pori 0.0082 cc/g. Walaupun penambahan konsentrasi CeO2 ke dalam material anode meningkatkan tahanan material, tetapi penambahan 1% CeO2 dapat meningkatkan ketahanan korosi material anode dengan Ecorr sebesar - 0.6432 V. Peningkatan temperatur anil menyebabkan perubahan difraksi fasa menjadi fasa NiO dan La2O3 yang menyebabkan konduktivitas menurun dan nilai tahanan semakin besar.
ABSTRACT
A Lanthanum Nickel compound (LaNi5) is widely used for an anode of Nickel-Metal Hydride (NiMH) battery due to excellence on hydrogen absorption and good capability to be operated at room temperature and pressure condition. Addition of rare earth oxide to the NiMH has increase charge-retention efficiency and capacity also has both rapid charge and high power cycling. The experiment has been conducted to observe the characteristic of the anode LaNi5 materials after addition of CeO2 and annealing. As method of this experiment, mechanical alloying was done by mixed LaNi5 and CeO2 powder which had 1%, 2% and 3% weight mass in ball mill for 120 minutes at 240 rpm. After that, the annealing was carried out at varied temperature, 300°C, 600°C and 900°C for 6 hours in argon gas exposure. Then the powders were characterized with XRD, SEM-EDX, and BET. Electrochemical Impedance Spectroscopy (EIS) was used for electrochemical testing on the frequency between 5 mHz - 100 kHz. The results of this experiment show that increasing CeO2 more than 2% concentration lead to decrease the volume of cells and the pore diameter. Furthermore, this is affect the value of ionic conductivity with the highest conductivity is 1.5332 S / cm and 0.0082 cc / g in diameter pore. Although the addition of CeO2 concentration into the anode material increases the resistance, the addition of 1% CeO2 can improve the corrosion resistance of the anode material with Ecorr of -0.6432 V. In conclusions, annealing temperature increasing will changes diffraction phase with the dominant phase NiO and La2O3, thus the conductivity was decreasing and the resistance was increasing.
2016
T45593
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadella Salshabia
Abstrak :
Komposit ADC12 berpenguat nano-SiC dibuat dengan tujuan untuk menggantikan material blok rem kereta yang berbahan dasar besi tuang kelabu yang masih memiliki beberapa kekurngan. Pengaruh penambahan penguat nano-SiC sebesar 0.05, 0.1, 0.15, 0.2, dan 0.3 vf terhadap sifat mekanik dan mikrostruktur dari komposit ADC12 berpenguat Nano-SiC dipelajari melalui pengujian tarik, kekerasan, aus, densitas, porositas, impak, XRD dan diamati melalui OM serta SEM. Penambahan Al-5Ti-1B ditambahkan sebagai penghalus butir dan Sr sebagai agen pemodifikasi, untuk meningkatkan sifat mekanik. Unsur Mg ditambahkan sebesar 10wt ditambahkan untuk meningkatkan kemampubasahan dari partikel penguat nano-SiC. Tingginya jumlah porositas sangat mempengaruhi densitas dari komposit. Hasil pengujian tarik dan keras menunjukkan bahwa kekuatan tarik dan kekerasan meningkat seiring dengan mengecilnya ukuran butir dan menurunnya jumlah porositas dalam komposit. Ketahanan aus dimiliki oleh variasi komposisi yang memiliki nilai kekerasan tertinggi. Ketahanan impak menurun seiring meningkatnya fraksi volum nano-SiC. Sifat mekanik terbaik dimiliki oleh komposit dengan 0.3 vf nano-SiC dengan UTS 155.4 MPa, kekerasan 46.16 HRB, energi impak 0.22 J/mm serta laju aus 1.71 x 10-5 mm3/m. Berdasarkan kesimpulan dari penelitian ini, komposit ADC12/Nano-SiC belum sesuai untuk dapat menggantikan material dasar blok rem kereta. ......The influence of nano SiC 0.05, 0.1, 0.15, 0.2, 0.3 vf addition on mechanical properties and microstructure were studied through testing on tensile strength, hardness, wear rate, impact strength, density, porosity, XRD, and examined by optical microscope and SEM. Al 5Ti 1B was added to the alloy as grain refiner while Sr was added to modifies Si structure. Both were added to improve mechanical properties. Mg was added 10 wt to improve reinforce rsquo s wettability. The high number of porosity affected density significantly. Tensile and hardness test results showed tensile strength and hardness were increased as grain size and porosities decreased. The highest wear resistance was investigated on the composition with the highest hardness. Impact strength decreased due to the increased of nano SiC volume fraction. Composite with 0.3 vf nano SiC has the highest mechanical properties with 155.4 MPa UTS, 46.16 HRB hardness, 0.22 J mm impact energy, and 1.71 x 10 5 mm3 m wear rate. It was concluded that ADC12 Nano SiC needs further improvement to be a suitable substitute for gray cast iron in brake shoe application.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S68950
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Djoko Triwibowo
Abstrak :
Salah satu komponen dalam sistem sel baterai Lithium adalah kathoda. Sintesa material kathoda dapat dilakukan dalam berbagai methode, salah satunya adalah metalurgi serbuk. Metalurgi serbuk adalah methoda yang paling mudah, namun prosesnya memakan banyak waktu dan energi. Dalam penelitian ini dilakukan sintesa material kathoda LiTiMnFe(PO4)3 melalui route metalurgi serbuk. Bahan yang digunakan adalah serbuk Li2CO3, MnO2, TiO2 dan Fe serta cairan H3PO4. Proses sintesa diawali dengan proses kalsinasi pada suhu 700oC selama 2 jam. Setelah bahan setengah jadi ini dibentuk pellet, kemudian di sinter pada suhu yang bervariasi dari 750, 800, 850 dan 900°C. Waktu sinter juga divariasikan dari 2, 4, 6 dan 8 jam. Material kathoda LiTiMnFe(PO4)3 yang didapat selanjutnya direduksi ukurannya menjadi serbuk melalui penggerusan dengan mortar dan ayakan berukuran 400 mesh atau ball milling selama 96 jam. Untuk menentukan methoda yang efektif dalam mereduksi besar serbuk, dilakukan analisa besar serbuk dengan Particle Size Analyzer (PSA). Serbuk kathoda yang dihasilkan kemudian dibentuk menjadi lembaran dengan EVA dan PEG sebagai matriksnya. Variasi suhu dan lamanya proses sinter menyebabkan jumlah material kathoda LiTiMnFe(PO4)3 yang dihasilkan akan bervariasi. Disamping itu grainsize juga akan bervariasi. Fasa yang terbentuk dari proses sinter dikarakterisasi dengan XRD, sementara morfologi serbuk dan kandungan serbuk dianalisa dengan SEM-EDS. Konduktifitas material kathoda diuji dengan alat Electrochemical Impedance Spectroscopy (EIS). Dari penelitian ini didapat lembaran kathoda LiTiMnFe(PO4)3 dengan konduktifitas tertinggi sebesar 3.45 10-6 S/cm. Material aktif dari lembar ini dihasilkan dari proses sinter dengan suhu 800oC selama 6 jam. ......Cathode is a component of the Lithium Battery. Cathode material can be synthesized by different methods, i.e. powder metallurgy. This method is simple, but it consumes much time and energy as well. Cathode material LiTiMnFe(PO4)3 was synthesized in this research using a powder of Li2CO3, MnO2, TiO2, Fe and liquid H3PO4 as the start materials. Calcination, pelletizing, and sintering are steps in powder metallurgy. Variation of sinter time and temperature had been exercised in this research to get an optimum sinter condition. Sinter time was varied at 2, 4, 6, and 8 hours. Sinter temperature was varied at 750, 800, 850 and 900°C. The phases resulted from this method were analyzed by XRD. The size of the cathode material was further reduced by ball milling for 96 hours or crushing manually in a mortar and sieved 400 mesh. The powder size was analyzed by Particle Size Analyzer (PSA) equipment. Morphology and the element content of the powder were analyzed by SEM-EDS. The cathode sheet was synthesized by mixing cathode powder in a solution of EVA, PEG and Xylene. The solution was further poured on the glass plate and spread by doctor blade. Conductivity of this sheet is observed by Electrochemical Impedance Spectroscopy (EIS) equipment. The active material resulted from sinter process under 800oC during 6 hours showed highest conductivity, i.e. 3.45 10-6 S/cm.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
T29735
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library