Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 24 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fitri Sukmawati
"Penelitian ini mengkaji ketimpangan sosial dan ideologi dominan dalam hubungan Jepang-Indonesia yang dilegitimasi melalui tulisan Kanasugi Kenji yang diterbitkan pada laman Kedubes Jepang dan media massa di Indonesia, Kompas. Tujuan penelitian adalah untuk menjelaskan adanya ketimpangan sosial dan dominasi ideologi serta strategi yang dilakukan Dubes Jepang Kanasugi Kenji dalam melegitimasi ketimpangan sosial tersebut pada tulisannya tersebut. Penelitian juga mencari jalan keluar dari ketimpangan sosial tersebut. Penelitian menggunakan Teori Analisis Wacana Kritis, Teori Hegemoni yang menekankan ketertundukan intelektual pihak yang terdominasi, serta Teori Ketergantungan yang membahas hubungan antara negara maju dan berkembang. Penelitian menghasilkan kesimpulan yaitu pada tulisan Kanasugi Kenji terdapat wacana ketergantungan Indonesia terhadap Jepang dilakukan oleh ideologi kapitalisme dan imperialisme yang ditunjukkan pada glorifikasi ODA dan keberpihakan penulis pada Omnibus Law. Penulis menggunakan strategi seleksi informasi dengan menonjolkan informasi yang memihak Jepang. Sebagai solusi diperlukan wacana tandingan yang berisikan pentingnya bangsa yang merdeka dengan penguasaan pengetahuan dan teknologi.

This paper studies social inequality and dominance ideology in relationship between Japan and Indonesia as they are being legitimated by Kanasugi Kenji’s writing as a discourse which published in Japan embassy’s website and Indonesia mass media Kompas. The objectives of this study are to explain the social inequality in discourse, dominance ideology in discourse, the strategy of Kanasugi Kenji to legitimate the dominance power in Indonesia by discourse, and to find a solution for the social inequality.  This study used Critical Discourse Analysis Theory, Hegemony Theory which emphasizes the submission intellectual of dominated party, and Dependency Theory which emphasizes relationship between developed country and developing country. Based on this research, it can be concluded that Indonesia's dependence on Japan is a social inequality that is mystified by the ideology of capitalism and imperialism which is legitimized by glorifying Japanese ODA and the Omnibus Law through the discourse of Kanasugi Kenji's writings. The writer used several strategies in conveying the mystification of dependency, such as selecting information related to Japan. The mystification of dependency can be overcome by creating a counter discourse that provides the essence of moving towards an independent country by mastering science and technology."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Azzah Aprilia
"Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bertujuan untuk untuk menjabarkan perbedaan dari stage play 2.5D Touken Ranbu The Stage Guden: Mujun Genji Monogatari sebagai adaptasi dari novel Genji Monogatari oleh Murasaki Shikibu. Penelitian ini menggunakan teori adaptasi oleh Hutcheon dan konsep subjektivitas perempuan oleh Beauvoir dengan menggunakan metode analisis teks dari sudut pandang feminisme. Dari hasil analisis diperoleh perbedaan Guden sebagai karya adaptasi adalah adanya penambahan adegan berupa eksplorasi dari gyoukan (jeda antar adegan) dan bab “Kumogakure”, serta keterlibatan karakter touken danshi sebagai pengamat dan pihak dari luar cerita Genji Monogatari. Penambahan dari bagian gyoukan mengizinkan karya adaptasi untuk mengeksplorasi lebih dalam mengenai karakter-karakter perempuan sebagai satu individu yang utuh. Bab “Kumogakure” yang pada cerita sumber merupakan halaman kosong, dalam karya adaptasi menjadi simbol pemberontakan para perempuan untuk mendapatkan kebebasan mereka sebagai manusia yang utuh. Sedangkan penambahan touken danshi dalam cerita adalah sebagai kritik dari sistem patriarki itu sendiri. Apabila dikaitkan dengan konteks when dan where karya adaptasi, dapat ditarik kesimpulan bahwa ketidaksetiaan yang ditemukan dalam Guden merupakan bentuk penyesuaian agar karya dapat diterima dan dipahami oleh penonton pada masa kini.

This study is qualitative research that aims to describe the differences between 2.5D Stage Play Touken Ranbu The Stage Guden: Mujun Genji Monogatari as an adaptation of Genji Monogatari by Murasaki Shikibu. This research uses the theory of adaptation by Hutcheon and female subjectivity by Beauvoir using the method of feminism reading. From the analysis, it is found that the difference between Guden as an adaptation work is the addition of scenes in the form of exploration of gyoukan (between the lines) and "Kumogakure'' chapter, as well as the involvement of touken danshi characters as observers and outsiders of Genji Monogatari story. The addition of the gyoukan part allows the adaptation to explore more deeply the female characters as a whole subjects. The chapter "Kumogakure" which in the source story is an empty chapter, in the adaptation work becomes a symbol of the rebellion of women to gain their freedom as complete human beings. Meanwhile, the addition of touken danshi characters in the story is to address criticism for patriarchal system itself. When linked to the context of when and where of the adaptation work, it can be concluded that the disloyalty found in Guden is a form of adjustment so the work can be accepted and understood by today's audience."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yunita Pratiwi
"Penelitian ini membahas tindak tutur direktif bahasa Jepang dalam anime Gakuen Babysitters. Teori tindak tutur direktif yang dikemukakan oleh Searle menjadi acuan dalam penelitian ini. Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini, yakni menjelaskan tuturan direktif yang disampaikan oleh dewasa kepada anak-anak dan tuturan direktif anak-anak kepada dewasa. Hasil penelitian ini menunjukan tindak tutur direktif dalam anime Gakuen Babysitter diperoleh data berjumlah 81. Tindak tutur direktif oleh dewasa kepada anak-anak berjumlah 44 data, terdiri dari perintah, permintaan, larangan, ajakan, dan izin. Tindak tutur direktif anak-anak kepada dewasa berjumlah 37 data, terdiri dari perintah, permintaan, dan larangan. Tuturan anak-anak cenderung menggunakan kata halus dan santun, seperti penggunaan bentuk ~te kudasai, ~naide kudasai, dan onegai shimasu. Berbeda dengan anak-anak, tuturan dewasa menggunakan bentuk yang terdengar kasar, memaksa dan penggunaanya hanya dapat digunakan oleh orang dengan status lebih tinggi, seperti bentuk ~ro, ~na, ~nasai, dan ~te kure.

This research discusses Japanese directive speech acts in the anime Gakuen Babysitters. The theory of directive speech acts put forward by Searle becomes a reference in this study. The purpose of this research is to explain the directive speech delivered by adults to children and children's directive speech to adults. The results of this study show that directive speech acts in the anime Gakuen Babysitter obtained data totaling 81. Directive speech acts by adults to children amounted to 44 data, consisting of commands, requests, prohibitions, invitations, and permissions. Directive speech acts of children to adults amounted to 37 data, consisting of commands, requests, and prohibitions. Children's speech tends to use subtle and polite words, such as the use of the forms ~te kudasai, ~naide kudasai, and onegai shimasu. In contrast to children, adult speech uses forms that sound harsh, forceful and can only be used by people with higher status, such as the forms ~ro, ~na, ~nasai, and ~te kure."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Satryo Purwahyudi
"Pengambilan keputusan merupakan bagian dari tindakan manusia yang memiliki berbagai pendekatan dalam pelaksanaannya, termasuk model rasional dan prosedural. Pada dasarnya, setiap pengambilan keputusan, merefleksikan proses kognitif yang kompleks karena adanya dilema atas dua pilihan atau lebih yang dihadapi oleh manusia. Hal ini tercermin dalam banyak cerita rakyat, salah satunya dalam epos Mahabharata yang mengisahkan keputusan tokoh Yudhistira dalam menerima tantangan tokoh Duryudana yang akan menjadi acuan putusan moral dalam pemenuhan kewajibannya. Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini bertujuan untuk memberikan keterangan secara deontologi terhadap pilihan Yudhistira tersebut. Penelitian ini menganalisis karakter Yudhistira dalam pemilihan keputusannya dan objek formalnya dalam bidang etika dengan menggunakan metodologi Kepustakaan (library research) melalui pendekatan kualitatif dan teori deontologi oleh Allen Wood sebagai pisau analisis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tindakan karakter Yudhistira dapat dikatakan sebagai tindakan yang bermoral. Yudhistira menjalankan kewajibannya sebagai seorang kesatria dengan penuh tanggung jawab dan menentukan suatu tindakan berdasarkan kewajiban, Yudhistira menunjukkan predikat-predikat moral yang menjadikannya sebagai pelaksana imperatif kategoris. Kehendak baik yang melekat dalam dirinya, seperti yang didefinisikan oleh Wood, turut memberikan dimensi moral yang kuat pada setiap keputusannya.

Decision-making is part of human action which has various approaches to its implementation, including rational and procedural models. Basically, every decision reflects a complex cognitive process due to the dilemma of two or more choices that human faces. It reflects in many folk tales, one of which is in the Mahabharata epic that tells the story of the character Yudhistira's decision to accept the challenge of Duryudana which will become the reference for moral decisions in fulfilling his obligations. Based on this background, this study aims to review deontological explanation of Yudhistira's choice. This study analyzes Yudhistira's choice of decisions and formal objects in the field of ethics using library research methodology through a qualitative approach and deontological theory by Allen Wood. The results of this study indicates that the actions of Yudhistira can be concluded to be moral actions. Yudhistira carries out his obligations as a knight with full responsibility and determines an action based on obligation. Yudhistira shows moral predicates that make him an implementer of categorical imperatives. His inherent good will, as defined by Wood, also provides a strong moral dimension to every decision he makes."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Maryam Khansa Kamila
"Penelitian ini membahas mengenai bentuk dan konteks tindak tutur ekspresif bahasa Jepang pada anime Spy X Family. Penelitian dengan metode kualitatif ini menggunakan teori tindak tutur yang dikemukakan oleh J.L. Austin yang kemudian disempurnakan oleh John R. Searle. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi bentuk tindak tutur ekspresif anime Spy X Family beserta penggunaannya. Tindak tutur ekspresif yang ditemukan dalam penelitian ini adalah tindak tutur ekspresif meminta maaf, berterima kasih, penyesalan, dan menyambut. Adapun tindak tutur meminta maaf dan berterima kasih merupakan tindak tutur yang lebih banyak ditemukan dan penggunaan kedua tindak tutur memiliki variasi yang beragam, Keberagaman pilihan tindak tutur ini dalam percakapan sehari-sehari bergantung pada konteks situasi dan kedudukan sosial mitra tutur.

This study discusses the form and context of Japanese expressive speech acts in the anime Spy X Family. This qualitative research uses the theory of speech acts put forward by J.L. Austin, which was later perfected by John R. Searle. The purpose of this research is to identify the forms of expressive speech acts in the anime Spy X Family and their uses. The expressive speech acts found in this study are those of apologizing, thanking, regretting, and welcoming. The speech acts of apologizing and thanking are more commonly found, and the use of the two speech acts has various variations. The diversity of these speech acts in everyday conversation depends on the context of the situation and the social position of the speech partners."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muammar Gilbran
"Penelitian ini membahas mengenai jenis dan makna metafora yang terkandung dalam lirik lagu dari tujuh lagu yang dipilih dalam album “Kessoku Band” yang diputarkan dalam anime “Bocchi the Rock!”. Penelitian dengan metode penelitian kualitatif ini menggunakan teori dan metode analisis metafora Knowles dan Moon. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi jenis metafora, serta mengetahui dan menjelaskan makna metafora yang terdapat pada lirik lagu-lagu tersebut. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa metafora kreatif merupakan metafora yang paling sering digunakan dari total 42 metafora yang ditemukan. Untuk dapat memahami sebagian besar makna metafora dalam lirik lagu ketujuh lagu tersebut diperlukan diperlukan pengetahuan konteks anime “Bocchi the Rock!”. Hal tersebut karena metafora kreatif lebih banyak digunakan dibandingkan metafora konvensional oleh penulis lirik untuk menyampaikan pesan/perasaan berdasarkan sudut pandang dan kejadian-kejadian yang dialami tokoh Bocchi dalam anime “Bocchi the Rock!”.

This study discusses the types and meanings of metaphors contained in the song lyrics of seven selected songs in the album “Kessoku Band” that are played in the anime “Bocchi the Rock!”. This qualitative research uses Knowles and Moon's metaphor theory and their metaphor analysis method. The purpose of this study is to identify the types of metaphors, as well as to know and explain the meaning of the metaphors contained in the lyrics of the songs. The results of this study show that creative metaphor is the most frequently used metaphor of a total of 42 metaphors found. To understand most of the metaphorical meanings in the lyrics of the seven songs, it is necessary to know the context of the anime "Bocchi the Rock!". This is because creative metaphors are used more than conventional metaphors by the lyricists to convey messages/feelings based on the point of view and events experienced by the character Bocchi in the anime "Bocchi the Rock!"."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Hanni Thenadiputto
"Penelitian ini berfokus pada dialek Kansai dalam anime Gokushufudo episode 1 dan 2 karya Kousuke Oono. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan dialek Kansai yang muncul pada anime Gokushufudo. Penulis menganalisis dialek Kansai tersebut dengan teori dialektologi untuk mempelajari variasi bahasa berdasarkan kelompok sosial tertentu.
Penulis menyajikan data berupa ujaran dalam dialek Kansai. Data tersebut dikelompokkan berdasarkan bentuknya dan dianalisis berdasarkan konteks dan dipadankan ke dalam bahasa Jepang standar untuk memudahkan analisis. Dari hasil analisis dapat diketahui bahwa terdapat 28 jenis dialek Kansai yang digunakan dalam anime Gokushufudo episode 1 dan 2 dan seluruh dialek Kansai tersebut diujarkan oleh karakter yakuza. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dialek Kansai di dalam anime Gokushufudo merupakan dialek sosial karena digunakan oleh sekelompok yakuza yang cenderung menggunakan dialek Kansai dalam percakapan sehari-hari.

This study focuses on the Kansai dialect in the anime Gokushufudo episodes 1 and 2 by Kousuke Oono. The purpose of this study is to explain the Kansai dialect that appears in the anime Gokushufudo. The researcher analyzes the Kansai dialect with dialectology to study language variations based on certain social groups.
Researcher presents the data in the form of sentences in Kansai dialect. The data is grouped by form and analyzed by context and translated into standard Japanese for easy analysis. From the results of the analysis, it can be seen that there are 28 types of Kansai dialects used in the anime Gokushufudo episodes 1 and 2 and all of the Kansai dialects are spoken by yakuza characters. So it can be concluded that the Kansai dialect in the anime Gokushufudo is a social dialect because it is used by a group of yakuza that tend to use the Kansai dialect in daily conversation.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nina Lugina Marliyadi
"Penelitian ini membahas humor dalam webcomic One Punch Man karya ONE dengan menganalisis elemen superhero menurut Peter Coogan dan teknik humor menurut Arthur Asa Berger. Studi ini bertujuan untuk mengetahui penggambaran elemen superhero dan mengetahui teknik humor yang terkandung dalam webcomic One Punch Man sehingga dapat dianggap lucu. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif. Sumber data yang digunakan adalah episode pertama dan kedua dari webcomic One Punch Man. Hasil dari penelitian ini, elemen superhero yaitu mission, powers, dan identity muncul dalam tokoh utama One Punch Man, meski dengan cara yang unik sehingga menimbulkan kelucuan. Terdapat 12 teknik humor yang muncul dalam data yaitu sarcasm, insults, absurdity, disappointment, mistakes, reversal, before/after, eccentricity, exposure, grotesque, scale, dan slapstick. Struktur lelucon terdiri atas beberapa jokeme yang diakhiri dengan punch line. Jokeme pada episode kedua lebih rumit dari episode pertama dan punch line pada data yang dianalisis selalu berada pada halaman terakhir webcomic tersebut.

This study discusses humor in the One Punch Man webcomic by ONE by analyzing superhero elements according to Peter Coogan and humor techniques according to Arthur Asa Berger. This study aims to determine the depiction of superhero elements and to find out the humor techniques contained in the One Punch Man webcomic so that it can be considered funny. The research method used is a qualitative method. The data sources used are the first and second episodes of the One Punch Man webcomic. The results of this study show that the superhero elements, namely mission, powers, and identity, appear in the main character of One Punch Man, although in a unique way so it creates kind of antics. There are 12 humor techniques that appear in the data, namely sarcasm, insults, absurdity, disappointment, mistakes, reversal, before/after, eccentricity, exposure, grotesque, scale, and slapstick. The joke structure consists of several jokemes ending with a punch line. The jokemes in the second episode are more complicated than the first episode and the punch line in the analyzed data is always on the last page of the webcomic."
2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Zeltien Fauziah Ishak
"Penelitian ini membahas tentang representasi kebiasaan buruk manusia yang terdapat dalam lagu Habit oleh Sekai no Owari yang dianalisis menggunakan teori semiotika Peirce. Dalam penelitian ini, penulis menganalisis bait-bait lirik lagu yang terdapat dalam lagu Habit dengan menjabarkan representamen, objek, dan interpretan serta menjabarkan representasi kebiasaan buruk manusia yang terkandung di dalamnya. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa representamen dari lagu Habit adalah lirik lagu Habit. Objek dari lagu Habit adalah fenomena kebiasaan buruk manusia yang dijabarkan dalam lirik lagu, serta interpretan dari lagu Habit adalah keinginan Fukase selaku penulis lagu agar manusia menghilangkan kebiasaan buruk tersebut. Jenis-jenis representasi yang terdapat dalam lirik lagu Habit merupakan kebiasaan mengategorikan mengakibatkan munculnya rasa tidak percaya diri, besar kepala, rasa khawatir, mudah menyerah, dan mencari-cari alasan atas ketidakberhasilan dalam hidup mereka. Dalam lirik lagu ini juga terdapat juga amanat yang diberikan oleh penulis lagu dalam lirik lagu agar menghentikan kebiasaan buruk tersebut.

This research discusses the representation of human bad habits contained in the song Habit by Sekai no Owari which is analyzed using Peirce's semiotic theory. In this study, the author analyzes the verses of song lyrics contained in the song Habit by describing the representamen, object, and interpretant also describing the representation of human bad habits inside of it. The results of this study show that the representamen of the song Habit is the lyrics of the song itself. The object of the song Habit is the phenomenon of human bad habits described in the lyrics, and the interpretant is Fukase's desire as the songwriter for humans to eliminate these bad habits. The representation of human bad habits in the lyrics of the song Habit is in the form of categorizing caused insecurity, boastful, excessive worry, giving up easily, and making excuse based on failure of their lives. There is also a mandate by the songwriter to end these bad habits in the song lyrics."
2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Astrid Syawarani Rinaldi
"Penelitian ini membahas metafora dalam iklan produk kosmetik Shiseido menggunakan teori metafora Knowles dan Moon. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah iklan daring produk kosmetik pada situs web resmi Shiseido Jepang dari tautan https://www.shiseido.co.jp/cms/onlineshop/gb/i/portal/. Penelitian ini memiliki tujuan menjelaskan makna metafora dan mengidentifikasi jenis metafora dalam iklan produk kosmetik pada situs web resmi Shiseido. Dari hasil penelitian ini, ditemukan 12 data iklan yang mengandung total 16 metafora. Terdapat metafora jenis kreatif seperti バリア (baria) dengan makna pelindung untuk mengacu pada perlindungan dari produk terhadap kulit agar tidak mengalami alergi dan metafora jenis konvensional seperti つややか (tsuyayaka) dengan makna cerah untuk menunjukkan keadaan kulit yang indah, dengan makna keseluruhan mencerminkan perawatan tubuh demi menghasilkan kecantikan. Dari 16 metafora, 8 metafora merupakan metafora jenis kreatif dan 8 metafora merupakan metafora jenis konvensional. Porsi penggunaan jenis metafora yang seimbang ini mengindikasikan bahwa iklan yang memerlukan kreativitas tidak selalu menggunakan metafora jenis kreatif, tetapi juga menggunakan metafora jenis konvensional yang lazim digunakan masyarakat agar bisa menarik minat mereka membeli produk kosmetik yang ditawarkan dalam iklan.

This study discusses metaphors in Shiseido cosmetic product advertisements using Knowles and Moon’s theory of metaphor. The data source used in this research is online advertisements of cosmetic products on the official website of Shiseido Japan from the link https://www.shiseido.co.jp/cms/onlineshop/gb/i/portal/. This study aims to explain the meaning of metaphors and identify the types of metaphors in cosmetic product advertisements on Shiseido’s official website. From the results of this study, 12 advertisement data containing a total of 16 metaphors were found. There are creative type metaphors such as バリア (baria) which means protective to refer to the protection of the product to the skin so as not to experience allergies and conventional type metaphors such as つややか (tsuyayaka) which means bright to indicate the state of beautiful skin, with the overall meaning reflecting body care to produce beauty. Out of 16 metaphors, 8 metaphors are creative type metaphors and 8 metaphors are conventional type metaphors. This balanced proportion of metaphor types indicates that advertisements that require creativity do not always use creative metaphors, but also use conventional metaphors that are commonly used by the public to attract them to buy the cosmetic products offered in
the advertisement.
"
2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>