Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Iham Muhammad Al Ayubi
"Lapangan "IM" merupakan salah satu lapangan eksplorasi minyak dan gas bumi yang berada di Cekungan Sumatera Utara. Telah teridentifikasi sebelumnya bahwa pada lapangan ini ditemukan hidrokarbon berupa gas condensate. Penelitian ini bertujuan untuk mengarakterisasi reservoir dalam hal persebaran litologi dan kandungan fluidanya. Penelitian mencakup target reservoir karbonat yang berada pada Middle Miocene Malacca Limestone. Data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu data seismik 3D dan dua data sumur. Metode inversi simultan diterapkan untuk mengolah data agar tujuan penelitian dapat tercapai. Metode inversi simultan menghasilkan model Impedansi P (Zp), Impedansi S (Zs), dan Densitas. Didapatkan hasil pada reservoir gas nilai impedansi P (Zp) sekitar 16542-18917 (ft/s*g/cc) dan impedansi S (Zs) sekitar 8375 (ft/s*g/cc) sedangkan pada reservoir air nilai impedansi P (Zp) sebesar 21292-23667 (ft/s*g/cc) dan impedansi S (Zs) sekitar 18500-20525 (ft/s*g/cc). Hasil tersebut kemudian ditransformasi menjadi parameter Lame. Parameter Lame merupakan parameter elastik yang terdiri dari Lambda-Rho dan Mu-Rho. Masing-masing parameter tersebut menjelaskan mengenai sifat inkompressibilitas fluida dan kekakuan batuan. Hasil penelitian menunjukkan persebaran reservoir yang memiliki arah orientasi Barat Laut-Tenggara.

The "IM" field is an oil and gas exploration field located in the North Sumatra Basin. It was previously identified that in this field hydrocarbons were found in the form of gas condensate. This study aims to characterize the reservoir in terms of lithological distribution and fluid content. The research includes carbonate reservoir targets located in Middle Miocene Malacca Limestone. The data used in this study are 3D seismic data and two well data. Simultaneous inversion method is applied to process data so that research objectives can be achieved. The simultaneous inversion method produces P-Impedance (Zp), S-Impedance (Zs), and Density models. The results show that in the gas reservoir the P (Zp) impedance value is around 16542-18917 (ft/s*g/cc) and the S (Zs) impedance is around 8375 (ft/s*g/cc) while in the water reservoir the P impedance value (Zp ) of 21292-23667 (ft/s*g/cc) and the impedance S (Zs) is around 18500-20525 (ft/s*g/cc). The results are then transformed into the Lame parameter. The Lame parameter is an elastic parameter consisting of Lambda-Rho and Mu-Rho. Each of these parameters explains the fluid incompressibility and rock stiffness. The results showed that the reservoir distribution had an North West-South East orientation."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erly Ayustyana
"Cekungan Sumatera Selatan merupakan salah satu cekungan sedimen di Indonesia yang memiliki formasi pembawa batubara. Formasi pembawa batu bara merupakan formasi batuan yang memiliki lapisan batu bara di dalamnya. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan karakterisasi batu bara di Cekungan Sumatera Selatan menggunakan data proksimat dan data ultimat dengan metode pembelajaran mesin. Metode pembelajaran mesin memiliki beberapa konsep dasar, yaitu mampu memprediksi suatu data dengan mempelajari beberapa pola dan faktor yang telah di latih  dalam waktu yang relatif singkat. Karakterisasi yang di prediksi oleh metode pembelajaran mesin terhadap batu bara Cekungan Sumatera Selatan yaitu memiliki dua klaster. Persebaran dua klaster batu bara pada Cekungan Sumatera Selatan dipengaruhi oleh umur formasi di Cekungan Sumatera Selatan. Pada klaster nol tersebar pada Formasi Airbenakat dan Formasi Muaraenim, sedangkan pada klaster satu tersebar pada Formasi Muaraenim dan Formasi Kasai. Umur Formasi dari yang paling muda yaitu Formasi Kasai, Formasi Muaraenim, dan Formasi Airbenakat.

South Sumatra Basin is one of the sedimentary basins in Indonesia which has coal-carrying formations. Coal-bearing formations are rock formations that have coal layers in this area. This study aims to determine the characterization of coal in the South Sumatra Basin using proximate data and ultimate data using machine learning methods. The machine learning method has several basic concepts, namely being able to predict data by studying several patterns and factors that have been trained in a relatively short time. The characterization predicted by the machine learning method of coal in the South Sumatra Basin, which has two clusters. The distribution of the two coal clusters in the South Sumatra Basin is influenced by the age of the formation in the South Sumatra Basin. In cluster zero, it is scattered in the Airbenakat and Muaraenim Formations, while in the first cluster it is scattered in the Muaraenim Formation and the Kasai Formation. The age of the youngest formations are the Kasai Formation, the Muaraenim Formation, and the Airbenakat Formation."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Bayu Prajnanta
"Kestabilan lereng merupakan aspek yang perlu diperhatikan dalam tambang batubara terbuka Asam Asam untuk mencegah terjadinya kelongsoran. Kestabilan dari sebuah lereng dipengaruhi oleh sifat dari batuan dan faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi sebuah lereng. Kestabilan lereng dapat dipelajari menggunakan analisis kesetimbangan batas yang didasarkan dari teori Mohr-Coulomb Failure Criterion untuk mengetahui respons dari material batuan terhadap suatu gaya yang diberikan. Dari analisa tersebut tingkat kestabilan di lereng pertambangan dapat dikuantifikasi dengan mengukur nilai faktor keamanan (FK) dari sebuah lereng. Pada penelitian ini, penulis melakukan analisis kestabilan lereng pada tiga desain lereng highwall tambang batu Bara terbuka Asam Asam di Pit "X" yang dioperasikan oleh PT. Arutmin Indonesia, dengan bantuan perangkat lunak Geostudio SLOPE/W dan metode perhitungan nilai kesetimbangan batas Morgenstern-Price. Analisis pada ketiga lereng menunjukkan bahwa faktor keamanan dari desain lereng masih relatif tinggi dibanding standar perusahaan, sehingga penulis dapat memberi rekomendasi berupa optimasi. Optimasi adalah perubahan desain lereng tambang untuk mengurangi jumlah material yang tidak diinginkan namun masih memperhatikan nilai standar faktor keamanan dari tiap lereng. Penulis menemukan bahwa memungkinkan dilakukan optimasi dari ketiga lereng dengan mengurangi lebar bench tiap lereng dari 10 meter menjadi 7 meter, sehingga pengurangan lebar bench membuat sudut keseluruhan masing-masing lereng menjadi semakin tegak dengan kenaikan sudut sebesar 4o. Dengan dilakukannya optimasi, maka pihak perusahaan dapat mengurangi jumlah material yang tidak diinginkan dalam proses pengupasan, sehingga dapat mengurangi waktu dan biaya yang dibutuhkan dalam kegiatan ekstraksi batu bara.

Slope stability is an important aspect that need to be understood to avoid the possibility of a slope failure in Asam Asam open-pit coal mine. Stability of a slope is affected by the properties of the rock within the slope, and external factors that are affecting the slope. Slope stability could be studied by using the limit equilibrium method which uses the Mohr-Coulomb Failure Criterion to understand the reaction of rock under external forces and pressure. By using the limit equilibrium analysis, the safety of a slope could be quantified into a value called the factor of safety (FoS). In this research, the slope stability of three highwall slope from Pit "X" of Asam Asam open-pit mining area operated by PT. Arutmin Indonesia are analyzed with the help of Geostudio SLOPE/W software, using Morgenstern-Price limit equilibrium calculation method. Analysis of the slopes shows that the factor of safety of the three slopes still far exceeded the standard that are set by PT. Arutmin Indonesia. The writer recommends that the three slopes are to be optimized further. The purpose of this optimization is to modify the slope design so the amount of unwanted material or overburden could be further reduced with respect to the safety standards of the slope. By reducing the length of the slope bench from 10 meters to 7 meters, the slope overall angle rose by 4o becoming more upright. This new optimized design will have less amount of unwanted material that are included during the coal extraction process; therefore, the extraction time and operating cost would be reduced.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabilah Anisya Cahyanikartika
"Rekonstruksi kondisi geologi pada masa lampau dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan. Salah satu hasil dari rekonstruksi tersebut adalah determinasi lingkungan pengendapan. Determinasi tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan fosil polen dan spora. Polen dan spora termasuk ke dalam material palinomorf yang merupakan objek dari studi palinologi. Penelitian ini berfokus pada analisis lingkungan pengendapan berdasarkan fosil polen dan spora pada Sumur A, Formasi Talang Akar, Cekungan Sumatera Selatan, yang termasuk ke dalam Wilayah Kerja PT. Odira Energy Karang Agung. Data yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari 10 preparat palinologi dengan dua ukuran saringan berbeda (5 Mikron dan 10 Mikron) dari lima kedalaman berbeda, yaitu 1368-1370 m, 1374-1376 m, 1384-1386 m, 1400-1402 m, dan 1402-1404 m. Setelah preparat dianalisis, dilakukan deskripsi dan perhitungan jumlah individu palinomorf yang ditemukan pada seluruh sampel, kemudian dikelompokkan berdasarkan habitat ekologinya. Interpretasi lingkungan pengendapan masa lampau dapat ditentukan berdasarkan asosiasi kumpulan tersebut. Hasil analisis menunjukkan bahwa lingkungan pengendapan Formasi Talang Akar pada Sumur A berkisar antara back mangrove hingga mangrove. Selain itu, umur relatif Formasi Talang Akar pada Sumur A juga dapat dideterminasi dari takson fosil yang ditemukan pada sampel yang dianalisis. Berdasarkan fosil yang ditemukan, umur Formasi Talang Akar berkisar antara Oligosen yang ditandai takson Meyeripollis naharkotensis hingga Miosen awal yang ditandai takson Florschuetzia trilobata.

Reconstruction of geological conditions in the past can be done with various approaches. One of the results from the reconstruction is the determination of the depositional environment. The determination can be done by using pollen and spore fossil data. Pollen and spores are classified as palynomorph material, which is the object of palynology study. This study focused on the analysis of depositional environment in Well A, Talang Akar Formation, South Sumatra Basin, which is included in the Working Area of PT. Odira Energy Karang Agung. The data that were used in this study consists of 10 palynological slides with two different filter sizes (5 Micron and 10 Micron) from five different depths, namely 1368-1370 m, 1374-1376 m, 1384-1386 m, 1400-1402 m, and 1402-1404 m. The palynomorphs found in all samples are being described and counted, then grouped according to their ecological habitat. The depositional environment can be determined based on the association of the groups. The result of the analysis shows that the depositional environment of the Talang Akar Formation in Well A ranges from back mangrove to mangrove. In addition, the relative age of the Talang Akar Formation in Well A can be determined from the fossil taxa that are found in the samples. Based on the fossils that were found, the age of Talang Akar Formation is Oligocene, marked by Meyeripollis naharkotensis, until early Miocene, marked by Florschuetzia trilobata taxon."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nababan, Christoffel
"Analisis kestabilan lereng dilakukan untuk mengetahui kerentanan suatu lereng terhadap longsor yang mungkin terjadi melalui nilai faktor keamanan (FK) pada lereng. Analisis kestabilan lereng pada penelitian ini menggunakan Hoek-Brown failure criterion untuk mengetahui nilai dari kondisi batuan dan diskontinuitas yang ada di wilayah pertambangan batu bara terbuka PT. Arutmin Indonesia. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui nilai FK pada bagian highwall di tiga blok dengan kondisi aktual dan desain akhir dengan menggunakan aplikasi Slope/W dengan menggunakan metode perhitungan Morgenstern-Price. Nilai FK yang didapat pada kondisi desain akhir dalam penelitian ini lebih tinggi dari standar nilai FK yang telah ditentukan oleh PT. Arutmin Indonesia yaitu 1,250. Nilai FK pada kondisi desain akhir yang melebihi standar akan dianalisis kembali dengan melakukan optimasi. Optimasi pada kondisi desain akhir dilakukandengan tujuan mengurangi penggalian terhadap material yang tidak diperlukan, sehingga dapat menjadi rekomendasi untuk perusahaan dalam melakukan pertambangan. Optimasi dilakukan dengan mengurangi lebar bench awal 10 m menjadi 8 m dan didapatkan nilai FK yang mendekati nilai standar yang telah ditentukan. Lereng yang dioptimasi menjadi lebih tegak, hal ini ditunjukkan dengan adanya perubahan sudut kemiringan lereng lebih besar 3o pada blok X dan 2o pada blok Y dan Z. Hasil optimasi ini dapat menjadi rekomendasi lereng bagi perusahaan dalam proses pertambangan.

Slope stability analysis is conducted to determine the vulnerability of a slope to landslides that may occur through the value of the safety factor (FS) on the slope. Slope stability analysis in this study uses the Hoek-Brown failure criterion to determine the value of rock conditions and discontinuities in the open coal mining area of PT. Arutmin Indonesia. This research was conducted to determine the FS value in the highwall section in three blocks with the actual conditions and final design using the Slope/W application using the Morgenstern-Price calculation method. FS values obtained in the final design conditions in this study were higher than the FS standard values determined by PT. Arutmin Indonesia is 1,250. FS values in the final design conditions that exceed the standard will be analyzed again by doing optimization. Optimization in the final design conditions is carried out with the aim of reducing excavation of material that is not needed, so that it can be a recommendation for companies in mining. Optimization is done by reducing the initial bench width of 10m to 8m and obtained FS values close to predetermined standard values. Optimized slopes become more upright, this is indicated by the change in slope angle greater than 3o in blocks X and 2o in blocks Y and Z. The results of this optimization can be a slope recommendation for companies in the mining process."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harahap, Ryan Faisal
"Heterogenitas dan kompleksitas menjadi alasan utama reservoir karbonat menawarkan tantangan tersendiri dalam proses karakterisasinya dibandingkan dengan reservoir silisiklastik. Reservoir ini dapat memiliki tipe pori yang bervariasi yang dapat mempengaruhi perubahan nilai Vp hingga sebesar 40%. Variasi tipe pori bergantung pada lingkungan pengendapan dan proses diagenesa dimana tipe pori ini sangat berkorelasi dengan permeabilitas. Differential Effective Medium (DEM) diimplementasikan untuk memodelkan modulus elastis medium efektif dengan mempertimbangkan efek dari kompleksitas pori batuan. Kompleksitas pori ini dalam pemodelan diklasifikasikan menjadi tiga tipe pori geofisika, yaitu stiff pore, interparticle pore, dan microcrack. Model rockphysics hasil pemodelan kemudian digunakan untuk menghitung nilai Vs. Hasil inversi tipe pori menunjukan bahwa daerah penelitian didominasi oleh interparticle dan microcrack. Hasil dari pemodelan 1D kemudian disebarkan ke volume seismik untuk mengetahui distribusi spasial tipe pori. Hasil analisis sensitifitas menunjukan bahwa impedansi akustik, impedansi shear, dan porositas memiliki korelasi yang baik dengan tipe pori. Oleh karena itu Probabilistik Neural Network digunakan untuk menyebarkan tipe pori ke seismik dengan data training berupa impedansi akustik, impedansi shear, dan porositas. Hasil training dengan nilai korelasi 0.92 kemudian diaplikasikan ke seismik. Hasil ini kemudian digunakan untuk interpretasi zona dengan permeabilitas paling baik.

Heterogeneity and Complexity are the main reasons why carbonate reservoirs offer a great challenge for its characterization compared to silisiclastic reservoirs. Carbonate reservoirs are known for its variable pore type and this variability can affect the Vp value up to 40%. Pore type can vary depending on its depositional environment and diagenetic processes and these pore types are highly correlated with permeability. Differential Effective Medium is used to model the elastic modulus of effective medium that takes into account the effect of complexity of rock pore type. This complexity, in modelling, is divided into three geophysical pore types, which are stiff pore, interparticle pore, and microcrack. The resulting rockphysics model is then used to calculate the value of Vs. Pore type inversion shows that the dominant pore types in this study area are interparticle and microcrack. The results of 1D modelling are then distributed to seismic volume to map the spatial distribution of pore type. Sensitivity analysis shows that acoustic impedance, shear impedance, and porosity have a good correlation with pore type. Therefore, Probabilistic Neural Network is used to distribute 1D pore type to seismic volume by using acoustic impedance, shear impedance, and porosity as a training data. The training result, with correlation coefficient of 0.92, is then applied to the seismic volume. The resulting volume is then used to interpret the zones with best permeability."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Badhar Gibran
"Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji hubungan antara kondisi geomorfologi, geokimia batuan, dan distribusi endapan nikel laterit di Daerah X, Kabupaten Halmahera Tengah, Provinsi Maluku Utara. Wilayah ini secara geologi berada dalam Mandala Halmahera Timur yang tersusun atas kompleks ofiolit dan batuan ultrabasa seperti harzburgit, lherzolit, dan dunite yang berperan sebagai batuan induk pembentuk laterit. Metode yang digunakan meliputi analisis geomorfologi berbasis data topografi dan klasifikasi bentuk lahan geomorphon, analisis geokimia batuan dasar menggunakan data X-Ray Fluorescence (XRF), serta pemetaan distribusi kadar dan ketebalan endapan laterit melalui interpolasi Inverse Distance Weighting (IDW). Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk lahan seperti ridge, spur, dan shoulder pada kemiringan 2°–15° serta elevasi antara 700–900 meter cenderung memiliki ketebalan laterit yang lebih besar dan kadar nikel yang lebih tinggi, menjadikannya zona prospektif utama. Zona saprolit memiliki kadar Ni tertinggi, mencapai lebih dari 2,5%, dengan komposisi geokimia yang mengindikasikan tipe laterit Hydrous Magnesium Silicate (HMS). Hubungan negatif antara kemiringan lereng dan ketebalan limonit mengindikasikan peran penting topografi terhadap intensitas pelapukan dan pelindian unsur. Selain itu, analisis geokimia batuan menunjukkan bahwa harzburgit merupakan litologi dominan dengan sebaran kadar Ni yang luas, sedangkan kadar tertinggi tercatat pada litologi dunite dan lherzolit meskipun dengan jumlah data yang terbatas. Temuan ini memperkuat peran faktor geomorfologi dan komposisi kimia batuan dalam pengendalian pembentukan serta sebaran endapan nikel laterit, dan dapat dijadikan acuan dalam eksplorasi tahap awal di wilayah studi.

This study aims to examine the relationship between geomorphological conditions, bedrock geochemistry, and the distribution of lateritic nickel deposits in Area X, Central Halmahera Regency, North Maluku Province. Geologically, the study area lies within the Eastern Halmahera Belt, characterized by ophiolitic complexes and ultramafic rocks such as harzburgite, lherzolite, and dunite, which serve as the primary protoliths for lateritization. The research methodology includes geomorphological analysis based on topographic data and geomorphon-based landform classification, geochemical analysis of bedrock using X-Ray Fluorescence (XRF), and spatial distribution modeling of nickel grade and laterite thickness using the Inverse Distance Weighting (IDW) interpolation method. The results indicate that landforms such as ridges, spurs, and shoulders with slope gradients between 2°–15° and elevations ranging from 700 to 900 meters above sea level tend to exhibit thicker lateritic profiles and higher nickel concentrations, marking them as highly prospective zones. The saprolite zone shows the highest nickel content, exceeding 2.5%, with geochemical characteristics indicative of the Hydrous Magnesium Silicate (HMS) laterite type. A negative correlation between slope angle and limonite thickness suggests that topography significantly influences leaching intensity and elemental accumulation. Furthermore, bedrock geochemical analysis reveals harzburgite as the dominant lithology with a wide range of Ni content, while the highest Ni grades are found in samples identified as dunite and lherzolite, although data for these rock types are limited. These findings highlight the crucial roles of geomorphology and geochemical composition in controlling the formation and spatial distribution of lateritic nickel deposits, offering valuable insights for early-stage mineral exploration in the study area."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andreas Willardy
"Pemerintah Indonesia telah mengesahkan pembentukan Ibu Kota Negara Baru (IKNB) dengan nama Nusantara pada tanggal 15 Februari 2022. Perpindahan ibukota ini nantinya berdampak pada perpindahan penduduk yang masif baik ke ibukota baru dan kota-kota penyangganya dalam beberapa tahun kedepan. Perpindahan penduduk mengakibatkan pertambahan penduduk yang berdampak pada peningkatan kebutuhan hidup terutama kebutuhan air. Untuk mempersiapkan hal tersebut, diperlukan perencanaan dan pengembangan air tanah yang matang selama pembangunan ibukota baru berbasis cekungan. Ibukota baru termasuk dalam daerah Cekungan Air Tanah (CAT) Samarinda-Bontang. Sebelum memulai eksplorasi air tanah berbasis cekungan, identifikasi zona potensi air tanah harus dilakukan. Pengidentifikasian ini menggunakan metode Sistem Informasi Geografis (SIG) dan Analytic Hierarchy Process (AHP) dengan 7 parameter yaitu litologi, penggunaan dan tutupan lahan (LULC), curah hujan, jenis tanah, densitas drainase, kepadatan kelurusan, kemiringan lereng. Analisis tersebut melalui Multi Criteria Evaluation (MCE), proses perbandingan skala kepentingan antar parameter, pembobotan dan penilaian parameter, analisis rasio konsistensi (CR), analisis weighted sum, dan analisis sensitivitas. Hasil keluaran dari penelitian ini adalah peta zona potensi air tanah yang akan dibandingkan dengan data sumur. Hasil menunjukan zona potensi air tanah tinggi, sedang, dan rendah masing-masing luasnya 85%, 14%, 1% daerah penelitian dengan akurasi data sumur 11 dari 14 sumur atau 78,57%.

The Government of Indonesia officially approved the establishment of the new capital city, Nusantara on February 15, 2022. This relocation is estimated to result in significant population movement to the new capital and its surrounding satellite cities over the coming years. Such demographic migration will lead to increased population density, thereby increasing the demand for basic necessities, specificly water resources. To address this challenge, comprehensive planning and development of groundwater resources are essential during the construction phase of the new capital based on basin. The new capital is located within the Samarinda-Bontang Groundwater Basin. Prior to initiating basin-based groundwater exploration, it is important to identify zones of groundwater potential. This study employs Geographic Information System (GIS) and the Analytic Hierarchy Process (AHP) methodologies, incorporating seven key parameters: lithology, land use and land cover (LULC), rainfall, soil type, drainage density, lineament density, and slope gradient. The analytical framework includes Multi-Criteria Evaluation (MCE), pairwise comparison of parameter importance, parameter weighting and scoring, consistency ratio (CR) analysis, weighted sum analysis, and sensitivity analysis. The primary output of this research is a groundwater potential zoning map, which is validated using well data. The results indicate that high, medium, and low groundwater potential zones account for 85%, 14%, and 1% of the study area, respectively. Validation using well data shows an accuracy of 11 out of 14 wells (78.57%)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andreas Willardy
"Pemerintah Indonesia telah mengesahkan pembentukan Ibu Kota Negara Baru (IKNB) dengan nama Nusantara pada tanggal 15 Februari 2022. Perpindahan ibukota ini nantinya berdampak pada perpindahan penduduk yang masif baik ke ibukota baru dan kota-kota penyangganya dalam beberapa tahun kedepan. Perpindahan penduduk mengakibatkan pertambahan penduduk yang berdampak pada peningkatan kebutuhan hidup terutama kebutuhan air. Untuk mempersiapkan hal tersebut, diperlukan perencanaan dan pengembangan air tanah yang matang selama pembangunan ibukota baru berbasis cekungan. Ibukota baru termasuk dalam daerah Cekungan Air Tanah (CAT) Samarinda-Bontang. Sebelum memulai eksplorasi air tanah berbasis cekungan, identifikasi zona potensi air tanah harus dilakukan. Pengidentifikasian ini menggunakan metode Sistem Informasi Geografis (SIG) dan Analytic Hierarchy Process (AHP) dengan 7 parameter yaitu litologi, penggunaan dan tutupan lahan (LULC), curah hujan, jenis tanah, densitas drainase, kepadatan kelurusan, kemiringan lereng. Analisis tersebut melalui Multi Criteria Evaluation (MCE), proses perbandingan skala kepentingan antar parameter, pembobotan dan penilaian parameter, analisis rasio konsistensi (CR), analisis weighted sum, dan analisis sensitivitas. Hasil keluaran dari penelitian ini adalah peta zona potensi air tanah yang akan dibandingkan dengan data sumur. Hasil menunjukan zona potensi air tanah tinggi, sedang, dan rendah masing-masing luasnya 85%, 14%, 1% daerah penelitian dengan akurasi data sumur 11 dari 14 sumur atau 78,57%.

The Government of Indonesia officially approved the establishment of the new capital city, Nusantara on February 15, 2022. This relocation is estimated to result in significant population movement to the new capital and its surrounding satellite cities over the coming years. Such demographic migration will lead to increased population density, thereby increasing the demand for basic necessities, specificly water resources. To address this challenge, comprehensive planning and development of groundwater resources are essential during the construction phase of the new capital based on basin. The new capital is located within the Samarinda-Bontang Groundwater Basin. Prior to initiating basin-based groundwater exploration, it is important to identify zones of groundwater potential. This study employs Geographic Information System (GIS) and the Analytic Hierarchy Process (AHP) methodologies, incorporating seven key parameters: lithology, land use and land cover (LULC), rainfall, soil type, drainage density, lineament density, and slope gradient. The analytical framework includes Multi-Criteria Evaluation (MCE), pairwise comparison of parameter importance, parameter weighting and scoring, consistency ratio (CR) analysis, weighted sum analysis, and sensitivity analysis. The primary output of this research is a groundwater potential zoning map, which is validated using well data. The results indicate that high, medium, and low groundwater potential zones account for 85%, 14%, and 1% of the study area, respectively. Validation using well data shows an accuracy of 11 out of 14 wells (78.57%)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fathia Seivita Zahirani
"Penambangan bawah tanah merupakan kegiatan eksplorasi yang memanfaatkan endapan mineral terperangkap di bawah permukaan tanah. Proses ini diharapkan dapat menghasilkan mineral tambang yang ekonomis. Oleh karena itu, diperlukan pembelajaran dan penelitian untuk memahami proses mineralisasi, khususnya proses terjadinya alterasi. Penelitian ini menggunakan metode Ground Penetrating Radar (GPR) untuk mengetahui bagaimana proses mineralisasi terjadi pada alterasi hornfels dan alterasi prograde skarn yang bersifat konduktif di tambang bawah tanah Big Gossan, footwall west, pada tiga level berbeda (level 2800, 2860, dan 2900 m) dengan panjang lintasan 9 meter di setiap lintasan dan total 9 titik pengukuran. Analisis yang dilakukan meliputi analisis amplitudo, spectrum density, dan bandwidth agar zona alterasi dapat teridentifikasi berdasarkan besar energi yang terserap (loss factor) akibat perbedaan konstanta dielektrik maupun konduktivitas. Hasil analisis data GPR menggunakan 3 parameter tersebut menunjukkan bahwa GPR mampu mengidentifikasi batas kontak alterasi terakhir serta mengestimasi jarak antar setiap alterasi. Perubahan amplitudo dan pola karakteristik sinyal pada kurva spektrum densitas yang rendah dan nilai bandwidth yang cenderung bernilai kecil serta bervariasi menunjukkan adanya perbedaan alterasi antara alterasi hornfels dan alterasi prograde skarn. Selanjutnya, model 3-dimensi dikembangkan berdasarkan hasil GPR yang menunjukkan kemiripan struktur dengan model data geologi drive mapping.

Underground mining is an exploration activity that utilizes mineral deposits trapped beneath the Earth’s surface. This process is expected to yield economically viable mineral resources. Therefore, comprehensive study and research are essential to understand the mineralization process, particularly the occurrence of alteration. This study employs the Ground Penetrating Radar (GPR) method to investigate how mineralization occurs within conductive hornfels and prograde skarn alterations in the Big Gossan underground mine, specifically in the footwall west area, across three different levels (2800, 2860, and 290 m ). Each survey line spans 9 meters, totaling 9 measurement points. The analysis includes amplitude response, spectrum density, and bandwidth to identify alteration zones based on energy loss (loss factor) due to dielectric constants and conductivity variations. The GPR data analysis using these three parameters demonstrates the capability of GPR to delineate the final alteration boundaries and estimate the distance between alteration zones. Changes in amplitude and the signal characteristics, such as low spectral density and narrow, variable bandwidths, indicate differences between hornfels and prograde skarn alterations. Furthermore, a 3D model developed from the GPR data reveals structural similarities with the geological model derived from drive mapping observations."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>