Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hanna Pratiwi
"Bandara memiliki peran yang sangat penting untuk mencegah transmisi berbagai penyakit yang mungkin terjadi. Salah satu fasilitas penunjang di Bandara berupa restoran. Higiene perorangan dan sanitasi pengelolaan makanan restoran di Bandara perlu mendapatkan pengawasan untuk mencegah kejadian foodborne disease. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis kondisi higiene perorangan dan sanitasi pengelolaan makanan terhadap kualitas bakteriologis makanan (Escherichia coli) restoran di Bandara Soekarno-Hatta tahun 2014. Penelitian menggunakan desain studi cross sectional dengan total sampel sebanyak 90 restoran di Bandara Soekarno-Hatta.
Hasil penelitian menujukan bahwa sebagian besar makanan restoran tidak terkontaminasi E. coli (95,6 %). Berdasarkan analisis univariat pada sanitasi fisik, terdapat tujuh variabel dari sembilan variabel yang memenuhi syarat, yaitu lokasi dan bangunan, fasilitas sanitasi, gudang bahan makanan, dapur, dan ruang makan, bahan makanan dan makanan jadi, pengolahan makanan, penyimpanan bahan makanan dan makanan jadi, serta penyajian makanan.
Variabel sanitasi alat sebagian besar memenuhi syarat (60 %) dan berdasarkan hasil pemeriksaan usap alat diperoleh hasil sebagian besar alat masak dan makan tidak terkontaminasi E. coli (97,8 %). Sedangkan, variabel higiene tenaga kerja sebagian besar tidak memenuhi syarat (56,7 %). Namun, sampel usap tangan penjamah makanan sebagian besar tidak ditemukan E. coli (97,8 %). Berdasarkan analisis bivariat tidak ditemukan hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen.

Airport has an important role of preventing transmission of diseases. One of the supporting facilities in the airport is restaurant. Personal hygiene and sanitation on food management needs to be supervised to prevent the foodborne diseases. This research is conducted to analyze the condition of personal hygiene and food management sanitation on food bacteriological quality (Escherichia coli) in restaurants at Soekarno-Hatta Airport 2014. The research uses cross-sectional study design with total sample of 90 restaurants in Soekarno-Hatta Airport.
The result has shown that a large number of food in the restaurants is not contaminated with E. coli (95,6%). Based on univariate analysis in physical sanitation, there are seven variables of nine variables that fulfill the qualifications: location and building, sanitation facility, raw food storage, kitchen, and dining room, raw food and processed food, food processing, storage of raw food and processed food, and food serving.
The variable of cooking equipment sanitation is mostly qualified (60 %) and based on result of equipment swab test shown that mostly of cooking equipment is not contaminated with E.coli (97,8 %). While, the variable of workers hygiene are mostly did not meet the qualification (56,7 %). But, food handler hand swab shown that mostly of hand swab sampling did not contaminated with E.coli (97,8 %). Based on bivariate analysis, the independent and dependent variables are not related.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S60917
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novalia
"Berbagai cara yang dilakukan untuk meningkatkan penyehatan dan pemeliharaan lingkungan Bandara Soekarno Hatta, salah satunya dengan konsep eco-airport. Komponen yang patut diperhatikan pada konsep eco-airport yaitu pada pengolahan limbah. Tujuan penelitian ini yaitu menggambarkan kualitas parameter limbah cair hasil olahan Instalasi Pengolahan Air Limbah Bandara Soekarno Hatta. Penelitian ini mengunakan desain studi kualitatif menggunakan data sekunder.
Hasil penelitian menunjukan Pengolahan Air Limbah Bandara soekarno Hatta melalui tahap Pengolahan Pendahuluan, Pengolahan Tahap pertama, Pengolahan Tahap Kedua dan Pengolahan Tahap Ketiga. Karakteristik limbah cair yang dihasilkan yaitu karakteristik fisik terdapat padatan tersuspensi.
Karakteristik kimia yaitu terdapat bahan organik seperti protein, lemak, minyak, ditemukan pula kandungan logam berat, nitrogen dan fosfor pada limbah Bandara Soekarno Hatta. Parameter yang tidak memenuhi syarat sepanjang tahun 2015 yaitu parameter pH pada bulan April dan November, nilai pH dibawah baku mutu < 6 bersifat asam, serta parameter Nitrit pada bulan Agustus diatas nilai baku mutu yaitu 7,38 mg/L, maka perlu adanya peninjaun kembali kinerja Instalasi Pengolahan Air Limbah, memperbaiki saluran pipa IPAL, penambahan larutan kapur, soda kostik serta memperlama waktu tinggal limbah di kolam pengendapan.

Various ways in which to improve sanitation and environmental preservation Soekarno Hatta Airport, one of them with the concept of eco-airport. Components that should be considered at the concept of eco-airport is on the processing of waste. The purpose of this study is to describe the quality parameters of wastewater processed Wastewater Treatment Soekarno Hatta Airport. This research uses qualitative study design using primary data and secondary data.
The results showed Wastewater Treatment Soekarno Hatta Airport through the processing stage introduction, the first stage of processing, the processing of the second stage and third stage processing. Characteristics of wastewater produced that contained the physical characteristics of the suspended solids.
Chemical characteristics of which are organic materials such as proteins, fats, oils, also found heavy metals, nitrogen and phosphorus in wastewater Soekarno Hatta Airport. Parameters that do not qualify throughout 2015 that the parameters pH in April and November, the pH value below the quality standard <6 acidic, as well as the parameters of Nitrite in August on the quality standard value is 7.38 mg / L, it is necessary to re peninjaun Wastewater Treatment performance, improve pipeline WWTP, the addition of a solution of Gentiles, caustic soda and lengthen the residence time of sewage in settling ponds.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S61956
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Pratama Putra
"Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui analisis kontaminasi E.coli pada makanan restoran di wilayah bandar udara Soekarno Hatta. Variabel yang diteliti dalam penelitian ini meliputi hygiene penjamah makanan, lokasi dan bangunan, serta keberadaan vektor. Penelitian ini menggunakan desain potong lintang (Cross Sectional), dengan sampel sebanyak 44 restoran di wilayah bandar udara Soekarno Hatta pada tahun 2015. Dengan analisis multivariat menunjukkan bahwa hygiene penjamah makanan (p=0,007, OR=10,340) dan lokasi dan bangunan (p=0,040, OR=16,237) menunjukkan pengaruh terhadap kontaminasi E.coli pada makanan. Untuk itu diperlukan penambahan poster himbauan operasional bagi penjamah makanan untuk selalu mencuci tangan dan agar penjamah makanan dapat menjaga tempat kerja, dan pemakaian sarung tangan, penjepit makanan, maupun celemek agar memutus kontak langsung penjamah makanan dengan makanan yang akan disajikan.

The purpose of this study was to analyze the contamination of E.coli in restaurant in the area of Soekarno Hatta International Airport. Variables that examined in this study are including the hygiene of food handlers, location and building, and the presence of vector. This study used a cross-sectional design, using 44 restaurants in the area of Soekarno Hatta International Airport in 2015, as samples. The result based on multivariate analysis showed that the hygiene of food handlers (p=0.007, OR=10.340) and the location and building (p=0.040, OR=16.237) shows the influence of E.coli contamination on food. The results of the study also showed that all restaurants required additional operational posters for food handlers showing the caution to always wash hands and to keep the workplace clean. The poster should also contain reminder for food handlers to always use gloves, food tonges, and aprons to avoid direct contact between food handlers with the food to be served."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S63981
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Metha Hartanti
"Bandara memiliki peran penting untuk menjaga dan mencegah penularan berbagai penyakit yang mungkin terjadi, karena bandara merupakan pintu masuk negara yang memiliki lalu lintas penumpang dan pesawat cukup padat. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kondisi hygiene sanitasi restoran dan sanitasi gedung/bangunan dengan keberadaan tikus di Bandara “X”. Metode penelitian dilakukan secara cross sectional dan ditampilkan dalam bentuk tabel, grafik, dan peta spasial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 60 ekor tikus tertangkap dengan jenis kelamin jantan lebih banyak dibanding betina dan indeks pinjal umum 6,4. Adapun jenis tikus tertangkap yaitu 50% Rattus Norvegicus, 43% Rattus tanezumi, dan 3% Mus musculus. Sementara itu terdapat 42,8 % restoran dan 46,4% gedung/bangunan yang tidak memenuhi syarat kesehatan. Analisis bivariat menunjukkan ada hubungan hygiene sanitasi restoran dengan keberadaan tikus (OR = 8,52) dan ada hubungan sanitasi gedung/bangunan dengan keberadaan tikus (OR = 6,45).

Airport has an important role to maintain and prevent the transmission of diseases that may occur, such as rodent borne disease. The objective of this study is on analyze the condition of hygiene sanitation restaurant and sanitation building with rodent population at the Airport “X”. The study design is cross sectional method. Data was displayed in tables, graphs, and maps. The results of study showed there were 60 rats caught up which male more than female, and flea index is 6,4. Type of rats is 50% Rattus norvegicus, 43% Rattus tanezumi, and 3% Mus musculus. Meanwhile, there are 42,8% restaurants and 46,4% buildings not have health requirements. Bivariate analysis showed there was association between hygiene sanitation restaurant and presence of rats (OR = 8,52) and was relationship beetween sanitation buildings and presence of rats (OR = 6.45)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Guntur Agus Triwibowo
"Aedes aegypti merupakan jenis nyamuk yang dapat membawa virus dengue penyebab penyakit demam berdarah. Nyamuk Aedes aegypti juga merupakan pembawa virus chikungunya dan demam kuning. Pemberantasan A.aegypti berarti juga memberantas tempat perindukan agar dapat memutus siklus hidup nyamuk ini secara efektif. Diketahui bahwa nyamuk Aedes aegypti dapat menggunakan air selain air bersih sebagai tempat perindukan. Tujuan penelitian ini mengetahui pengamatan terhadap kemampuan telur Aedes aegypti menetas dan kemampuan pertumbuhan Aedes aegypti dari stadium telur sampai stadium dewasa pada air tanah sebagai kontrol, air hujan, air cucian pakaian, air limbah kamar mandi, air hujan dengan tanah 80 gram, air hujan dengan tanah 160 gram, air cucian pakaian dengan tanah 80 gram, air cucian pakaian dengan tanah 160 gram, air limbah kamar mandi dengan tanah 80 gram, air limbah kamar mandi dengan tanah 160 gram,. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen. Setiap kontainer dimasukkan telur Aedes aegypti sebanyak 25 buah dalam setiap kontainer air tercemar, setiap perlakuan diulang sebanyak tiga. Hasil penelitian dianalisa dengan melihat grafik hasil dari pengamatan didapatkan hasil bahwa Aedes aegypti mampu berkembangbiak di media air yang kontak langsung dengan tanah. Rata-rata jumlah larva yang dapat hidup paling banyak terdapat pada air limbah kamar mandi dengan tanah 160 gram yaitu rata-rata 18 pada stadium larva, 18 stadium pupa dan 18 stadium dewasa. Dari analisis dapat disimpulkan bahwa nyamuk Aedes aegypti dapat berkembang biak pada air tercemar dan kontak langsung dengan tanah, maka disarankan kepada pemerintah untuk melakukan kajian lebih mendalam mengenai perubahan perilaku tempat berkembang biak Aedes aegypti agar program pengendalian Aedes aegypti lebih tepat sasaran.

Aedes aegypti is type of mosquito that carries dengue virus causes dengue fever. Aedes aegypti is also a carrier for chikungunya virus and yellow fever. Eradication of Aedes aegypti also means eradicate breedingsites in order to break the life cycle of mosquitoes effectively. It’s known that Aedes aegypti can use water in addition clean water for a breeding place. The purpose of this study is to determine the ability of observation hatch the eggs of Aedes aegypti and growth ability of Aedes aegypti from the egg fase to the adult fase on ground water as a control, rain water, clotes washing water, waste water of showers, rain water with 80 grams of soil, rain water with 160 gram of soil, clotes washing water with 80 grams of soil, clotes washing water with 160 grams of soil, waste water with 80 grams of soil, waste water with 160 grams of soil. This study was quasi experimental. Each containers was inserted Aedes aegypti eggs as many as 25 pieces in each container of contaminated water, each treatment was repeated three times. Result were analize by looking at the graph of result from observation its known that Aedes aegypty is able to multiply in aqueous media which have direct contact with the ground. Average number of larvae that can live most was in the waste water of shower with 160 grams of soil. Which is an average 18 on larvae phase, 18 on pupa phase, and 18 on adult phase. From the analysis can be concluded that the Aedes aegypti can breed in polluted water and direct contact with the ground/soil. It is recommended for the government to have depth study for changes in behavior of Aedes aegypti breeding to make control programs more effective."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bina Rachma Permatasari
"Sick Building Syndrome adalah kumpulan gejala yang hanya dirasakan seseorang saat beraktivitas di dalam suatu gedung. Gejala tersebut tidak teridentifikasi secara spesifik hingga menyebabkan penghuni ruangan atau bangunan mengalami gangguan kesehatan akibat buruknya kualitas udara di dalam ruang. Tujuan penelitian ini alah untuk mengetahui Sick building syndrome yang terjadi di Politeknik Kesehatan Jakarta II dengan menghubungkan dengan PM2.5, PM 10, suhu, kelembaban, perawatan Ac, kepadatan ruangan, Jenis furniture dan periode waktu pembersihan ruangan. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriftif dengan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian karyawan yang berjumlah 65 karyawan dan ruangan yang ada di Politeknik Kesehatan Jakarta II. Metode perhitungan sampel menggunakan rumus proporsi binomunal (binomunal proportions) dan menggunakan metode simple random sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner Environment Medicine Clinic Sweden, Orebro Hospital tahun 2017 dan menggunakan alat Particulat Dust Meter DAZ – 400. Hasil pada penelitian ini adalah dikatehui 80% karyawan mengalami kejadian sick building syndrome dan setelah dilakukan analisis bivariat menggunakan analisis chi square diketahui bahwa hanya variabel faktor risiko jenis furniture yang memiliki nilai p value <0.05 yaitu 0.006 dan memiliki nilai OR 6.750 dengan derajat kepercayaan 95% rentang interval antara 1.777 – 26.640 sehingga dapat disimpulkan bahwa jenis furniture yang berisiko memiliki risiko 6.750 kali untuk mengalami kejadian sick building syndrome pada Politeknik Kesehatan Jakarta II.

Sick Building Syndrome is a collection of symptoms that a person only feels when doing activities inside a building. These symptoms are not specifically identified and cause the occupants of the room or building to experience health problems due to poor indoor air quality. Sick building syndrome that occurs at the Jakarta II Health Polytechnic by relating it to PM2.5, PM 10, temperature, humidity, AC maintenance, room density, type of furniture and time period for cleaning the room. This research uses a descriptive type of research with a cross sectional approach. The sample in this study was a portion of 65 employees and rooms at the Jakarta II Health Polytechnic. The sample calculation method uses the binominal proportions formula and uses the simple random sampling method. Data were collected using the 2017 Environment Medicine Clinic Sweden, Orebro Hospital questionnaire and using the Particulate Dust Meter DAZ – 400. The results of this study were that 80% of employees experienced sick building syndrome and after carrying out bivariate analysis using chi square analysis it was discovered that the only variable The risk factor for furniture types has a p value <0.05, namely 0.006 and has an OR value of 6,750 with a confidence level of 95%, the interval range is between 1,777 – 26,640, so it can be concluded that the type of furniture at risk has a risk of 6,750 times for experiencing sick building syndrome at the Health Polytechnic. Jakarta II."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zaeri
"Keberadaan Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia yang sudah hampir setengah abad yang lalu sejak pertama kali di temukan kasusnya di Surabaya pada tahun 1968 belum dapat di berantas secara tuntas dari bumi Indonesia, bahkan jumlah kasus cenderung meningkat setiap tahunnya. Sampai saat ini belum ada obat yang dapat membunuh / membasmi virus demam berdarah sehingga cara yang paling tepat dan efektif adalah dengan cara memotong mata rantai penularan dengan membasmi nyamuk Aedes-nya, dan cara yang paling tepat guna adalah dengan membasmi jentik / larva yang ada di tempat perkembangbiakannya yang sudah di kenal dengan program Pemberantasan Sarang Nyamuk DBD (PSN-DBD) dengan cara 3M.
Dari kondisi tersebut dapat di ketahui bahwa peran serta masyarakat yaitu perilaku masyarakat terutama perilaku hidup bersih dan sehat dari masyarakat termasuk kebersihan lingkungan pada umumnya mempunyai kontribusi yang cukup besar di dalam keberhasilan pemberantasan DBD.
Penelitian ini ingin mengetahui perilaku masyarakat terutama faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku masyarakat dalam pencegahan demam berdarah dengue (DBD) di Kecamatan Kedaton Kota Bandar Lampung.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan non eksperimen sedangkan pengumpulan data di lakukan secara Cross Sectional (potong lintang). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh rumah yang ada pada 4 kelurahan yang paling endemis di Kecamatan Kedaton Kota Bandar Lampung yaitu: (Kedaton, Perum Way Halim, Labuhan Ratu, dan Sepang Jaya), pengambilan sampel di lakukan pada 400 kepala keluarga dengan cara Systematic Random Sampling, sedangkan metode pengumpulan data menggunakan kuesioner.
Hasil penelitian di ketahui bahwa sebanyak 57 % responden mempunyai perilaku baik dalam pencegahan DBD, dan sebanyak 43 % responden mempunyai perilaku kurang baik dalam pencegahan DBD. Hasil analisis bivariat menggunakan uji statistik Chi Square di dapatkan kelima variabel independen (pendidikan, pengetahuan, sikap, ekonomi, dan keterpaparan informasi / penyuluhan) masing-masing menghasilkan p-value < 0,05 artinya ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan formal, pengetahuan, sikap, ekonomi, dan keterpaparan informasi / penyuluhan dengan perilaku masyarakat dalam pencegahan DBD. Sedangkan pada analisis multivariat menggunakan analisis regresi logistik ganda model prediksi di ketahui bahwa variabel yang paling besar pengaruhnya / paling dominan terhadap perilaku masyarakat terhadap pencegahan DBD adalah variabel pengetahuan, di dapatkan Odd Ratio (OR) dari variabel pengetahuan adalah 7,667 artinya responden yang memiliki pengetahuan yang baik tentang PSN-DBD mempunyai peluang melakukan pencegahan DBD sebesar 7,667 kali lebih tinggi di banding yang mempunyai pengetahuan rendah / kurang setelah dikontrol variabel pendidikan, sikap, status ekonomi dan keterpaparan.
Perilaku masyarakat di ketahui memiliki kontribusi yang cukup besar di dalam pemberantasan DBD, dari penelitian ini diketahui bahwa faktor pengetahuan responden tentang pencegahan dan pemberantasan DBD merupakan faktor yang paling dominan untuk terjadinya perilaku pencegahan dan pemberantasan DBD. Perlu di pikirkan bentuk sosialisasi yang lebih efektif agar pengetahuan tentang pencegahan dan pemberantasan DBD dapat di miliki secara merata pada seluruh lapisan masyarakat, dengan demikian masyarakat akan lebih mudah di dalam melakukan pencegahan DBD / perilaku pencegahan ke arah yang lebih baik.

In Indonesia, Dengue Fever (DF) has been acknowledged in almost half a century as its first case was found at Surabaya in 1968. Since then, the disease cannot be completely eradicated and the cases are more likely to increase from year to year. Until now, there is no cure that be able to kill or destroy the dengue virus. Therefore, the effective way on dealing with the disease is to detach the chain of transmission by eradicating the Aedes mosquitoes. And the most proper way to eliminate the mosquitoes is by terminating its larva at its breedingplaces, which is known by a program called Pemberantasan Sarang Nyamuk DBD (PSN-DBD) with 3M or the Dengue's Mosquito Breedingplace Eradications Program (DM-BEP).
To meet the condition, community participation has played an important role, especially the community behavior on healthy and clean life in keeping a healthy environment. This, in general, will contribute to a successful program of Dengue eradication.
The study has an aim on describing the community behavior for factors that related to the dengue prevention behavior at Kedaton Sub-district of Kota Bandar Lampung.
The study is a quantitative research with a non-experiment design, and data is gathered by a cross-sectional approach. The population is all household at 4 most endemic villages (kelurahan) at Kedaton Sub-district, namely: Kedaton, Perum Way Halim, Labuhan Ratu, and Sepang Jaya. Method of sampling is using a systematic random sampling, and 400 household has drawn. Data is collected by using questionnaire.
The result of the study found that there are 57% of respondents have a good behavior in term of dengue fever prevention. From bivariate analysis, with Chi Square Test, showed that five variables, namely: formal education level, knowledge, attitude, level of economic, and IEC exposures, have a p-value less than 0.05. This indicates that those variables have a significant relationship with the community behavior on the prevention of the disease. While its multivariate analysis, with a double logistic regression, found that the most dominant variable at the prediction model for community behavior on the dengue prevention is knowledge, with an OR in 7.667. This means that respondents who have a good knowledge on DM-BEP will have a probability 7.667 times to do the dengue prevention, compare to those who have low or less knowledge on DM-BEP. The value of OR is resulted after the variable is controlled with variables of education, attitude, economic status, and exposures.
To conclude, community behaviors have a great contribution on the effort of eradicating the DF, and the study found that factor of respondent?s knowledge on DMBEP is the most dominant factors on creating the behavior on preventing and eradicating the DF. It is suggested that there is a need on constructing an effective form of socialization in order to raise the awareness and increase the community knowledge on DM-BEP in all level, in such that the community will easily applying the way to prevent the disease, as well as having a better prevention behavior.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T41327
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Guntur Agus Triwibowo
"Bandara Internasional Soekarno Hatta secara rutin melakukan pengendalian vektor dengan fogging setiap bulan untuk mematuhi International Health Regulation (IHR) 2005. Sejak tahun 2019, insektisida Sipermethrin untuk mengendalikan nyamuk. Namun, penggunaan berulang insektisida ini dapat menyebabkan nyamuk menjadi resisten. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi resistensi nyamuk Aedes aegypti terhadap Sipermethrin di bandara tersebut. Studi menggunakan desain eksperimental post-test only with control group dan metode uji kerentanan sesuai dengan WHO. Sampel nyamuk berasal dari ovitrap di 8 titik pengamatan, dengan total 960 nyamuk digunakan untuk pengujian. Nyamuk betina berumur 3-5 hari yang kenyang gula dipaparkan selama 5, 10, 15, 20, 30, 40, 50, 60 menit dan pengamatan 24 jam dengan Sipermethrin 0,05%. Hasilnya menunjukkan bahwa pada 5 menit tidak ada kematian, namun kematian meningkat seiring dengan durasi paparan: 10 menit (16%), 15 menit (30%), 20 menit (56%), 30 menit (63%), 40 menit (70%), 50 menit (81%), 60 menit (92%), dan setelah 24 jam (93%). Hasil akhir menunjukkan bahwa nyamuk Aedes aegypti di Bandara Soekarno Hatta memiliki status "Terduga Resisten" terhadap Sipermethrin 0,05%.

Soekarno Hatta International Airport routinely conducts vector control through monthly fogging to comply with the International Health Regulation (IHR) 2005. Since 2019, they have used Sipermetrin insecticide to control mosquitoes. However, repeated use of this insecticide can lead to mosquito resistance. This study aims to identify the resistance of Aedes aegypti mosquitoes to Sipermetrin at the airport. The study employed a post-test only with control group experimental design and vulnerability testing methods in accordance with WHO guidelines. Mosquito samples were collected from ovitraps at 8 observation points, with a total of 960 mosquitoes used for testing. Female mosquitoes aged 3-5 days, fed with sugar, were exposed to Sipermetrin 0.05% for durations of 5, 10, 15, 20, 30, 40, 50, 60 minutes, and observed after 24 hours. Results showed no mortality at 5 minutes, but mortality increased with exposure duration: 10 minutes (16%), 15 minutes (30%), 20 minutes (56%), 30 minutes (63%), 40 minutes (70%), 50 minutes (81%), 60 minutes (92%), and after 24 hours (93%). The final results indicate that Aedes aegypti mosquitoes at Soekarno Hatta Airport are "suspected resistant" to Cypermethrin 0.05%."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aris Budianto
"Penyakit infeksi saluran pernapasan akut (!SPA) merupakan masalah kesehatan utama di Indonesia. Penyebab terjadinya ISPA pada umumnya adalah rendahnya kualitas udara di dalam atau di luar rumah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan kejadian ISPA pada balita dengan kadar debu udara ruangan di dalam rumah yang di akibatkan oleh kegiatan penambangan dan pengolahan batu kapur serta faktor-faktor lain yang mempengaruhinya. Popu1asi dalam peneltian ini adalah seluruh anak balita berumur 2-59 bulan dan bertempat tinggal di dua lokasi pemukiman,. yaitu pemukiman yang berjarak 0,5 kilometer dan 15 kilometer dari kegiatan penambangan dan pengolahan batu kaput di Koc.amatan Cipatat Kabupaten Bandung Barat Propinsi Jawa Barat, dengan jumlah sampel masing-masing I00 responden untuk setiap lokasi pemukiman, sampel diambil secara random sampling. Desain studi cross sectional. Data diambil dengan wawancara, observasi dan pengukuran langsung di lapangan. Pengolahan data menggunakan program analisis yang ada di FKM UI. Hasil penelitian diperoleh rata-rata kadar debu ruangan di dalam rumah pada pemukiman yang berjarak 0,5 kilometer dari kegiatan penambangan dan pengolahan batu kapur adalah 136,77 ug/m3 + - 42,184 ug/m3 dengan kisaran 87-284 ug/m3, sedangkan di pemukiman yang berjarak 15 kilometer rata-rata 95,18 ug/m3 + - 18,068 ug/m3 dengan kisaran 55-148 ug/m3. Kejadian ISPA pada balita di pemukiman berjarak 0,5 kilometer dan 15 kilometer dari kegiatan penambangan dan pengolahan batu kapur masing-masing adalah 52% dan 22%. Pada uji bivariat dengan chi square didapatkan adanya hubungan yang bermakna antara kejadian !SPA dengan jarak dati kegiatan penambangan dan pengolahan batu kapur (p=O,OOO), kejadian ISPA dengan kadar debu udara ruangan (p=O,OOO), kejadian ISPA dengan jenis dinding rumah (p=O,OOO), kejadian !SPA dengan jenis lantai rumah (p=O,OOI), kejadian !SPA dengan letak dapur (p=O,OOO), kejadian !SPA dengan bahan bakar memasak (p=0,027), dan kejadian !SPA dengan status gizi balita (p=0,016). Sedangkan hasil uji multivariat dengan menggunakan regresi logistik diperoleh jarak dari kegiatan penambangan dan pengolahan batu kapur (p=O,OOO), kelembaban udara rumah (p=0,024), jenis dinding rumah (p"'{),OOO), dan status gizi balita (p=0,007) setelah dikontrol oleh faktor-faktor lain. Penelitian ini sebagai masukan bagi pemerintah daerah dalam membuat suatu peraturan atau kebijakan di bidang kesehatan Bagi Dinas Kesehatan atau Puskesmas memberi garnbaran kejadian ISPA pada balita sehingga dapat mengembangkan program yang lebih spesifik untuk menurunkan prevalensi ISPA di daerah penelitian.

Acute Respiratory Infections (ARl) is major health problem in Indonesia. The causality of ARl occurance in a general way is lowest of indoor or outdoor air quality. Objectives of the research to find out there was relation of ARI occurance on children under five with indoor air dust levels that result from the activity of mining and chalk-stone manufacture. Population in the research is all of children under five be old 2-59 month and be a resident in two location of settlement, that is distance of settlement 0,5 km and 1,5 km from the activity of mining and chalk-stone manufacture in cipatat subdistrict west bandung regency west java province. by a piece sample amount of 100 responden for each settlement location. with random sampling and a cross-sectional study, Data handling with three way that is interview, observation, and direct measurement in field. Data analysis in the research using analysis program at FKM UI. Indoor dust levels average at the settlement with distance 0,5 km from the activity of mining and chalk-stone manufacture is 136,77 ug/m3 + - 42,184 ug/m3 within range of 87-284 ug/m3, whereas indoor dust levels average at the settlement with distance 15 km is 95,18 ug/m3 + - 18,068 ug/m3 within range of 55-148ug/m3. The ARI occurance on children under five at the settlement with distance 0,5 km and 15 km from the activity of mining and chalk-stone manufacture is 52% and 22% At bivariate analysis with chi-square, there was significant associations between ARI occurance on children under five at the settlement with distance from the activity of mining and chalk-stone manufacture (p=O,OOOI), ARI occutance on children under five with indoor air dust levels (p=O,OOOI), ARI occurance on children under five with kind of house wall (p=O,OOOI), ARl occurance on children under five with floor type (p=O,OOI ), ARl occurance on children under five with arrest kichen (p=O,OOO I), ARI oocutance on children under five with cooking fuel (p=0,027), ARI occurance on children under five with nutrient status (p=O,OI6). Multivariate analysis with logistics reggression accessible distance from the activity of mining and chalk-stone manufacture (p=O,OOOI), indoor hmnidity (p=0,024), kind of house wall (p=O,OOO I), and nutrient status on children under five (p=0,007) after controlable by the others factor. The research result expectation can helping local government to taldng policy in health sector. For health service or public service given the image of ARI occurance on children under five at the settlement from the activity of mining and chalk-stone manufacture so can develop specific program for sent down ARI prevalence at research area."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T20902
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library