Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sarumpaet, Riris Kusumawati
"Bacaan untuk anak-anak penting. Kita cukup mengingat satu di antara banyak kegunaannya, yaitu sebagai alat penambah pengetahuan anak_anak di samping pelajaran-pelajaran yang mereka peroleh di sekolah atau di rumah. Karena itu penulis telah memilih masalah bacaan anak-_anak sebagai pokok penyelidikannya. Hal tersebut terutama dilakukan untuk mencari jawaban atas pertanyaan, bacaan apa dan yang bagaimana yang sesuai untuk anak-anak. Segi-segi yang tercakup dalam masalah bacaan anak-anak sangat banyak dan luas jangkauannya. Demikian pula ragam penyajian bacaan anak-anak. Tidak semuanya dapat dibahas dalam skripsi yang penyelidikannya bersifat pendahuluan dan menggunakan materi terbatas ini. Sekalipun demikian akan diusahakan pencatatan data dan pengacuan ma_salah sedemikian rupa, sehingga dapat diperoleh gambaran tentang luas sebenarnya bidang ini. Dengan demikian diharapkan penyelidikan pendahuluan ini dapat memberikan saran-saran serta menyediakan bahan dan data untuk penyelidikan serta penelitian yang bersifat lebih lanjut. Bacaan untuk anak-anak mempuyai sifat dan ciri-ciri khas yang membedakannya dari bacaan untuk orang dawasa. Agar dapat membiarkan karya yang khas itu berbicara dalam kebebasannya yang khas pula kita harus membebaskan diri dari ukuran-ukuran penilaian a priori seorang! dewaaa. Kita menjadikan diri kita muda kembali dalam semamgat, agar dapat menciptakan hubungan yang sewajarnya dengan bacaan yang khas ini, bacaan untuk anak-anak_"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1975
S11285
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Dwi Indiarto
"Telah dilakukan penelitian tentang komunitas Spionidae (Polychaeta, Annelida) di perairan pantai Taman Impian Jaya Ancol (TIJA), Teluk Jakarta pada bulan September—Oktober 1993. Penelitian bersifat deskriptif dan bertujuan mengetahui jenisjenis suku Spienidae serta pola sebarannya di dasar perairan dalam jarak 100 m dari pantai. Penelitian dilakukan dengan metode transek garis di 5 stasiun, yaitu: Stasiun I (Pantai Marina); Stasiun II (Pantai Indah); Stasiun III (Pantai Danau); Stasiun IV (Pantai Binaria); dan Stasiun V (Pantai Bagus). Tiap stasiun dibagi menjadi 10 substasiun, masing-masing berja rak 10 m. Pengambilan sampel dilakukan dua kali di tiap substasiun dengan Ekman grab sampler (15 x 15 cm). Dan pene litian tersebut diperoleh 24 jenis Spionidae, yang mewakali 12 marga. Indeks keanekaragaman jen.is tertinggi di Stasiun II (H'= 2,080), sedangkan terendah di Stasiun I (H = 1,218). Sebaran Spionidae di perairan pantai TIJA menunjukkan pola merumpun. Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa • (1) dasaran perairan pantai TIJA yang bertipe lumpuran merupakan habitat yang sesuai untuk Spionidae; (2) nilai kecerahan yang tinggi serta gangguan fisik terhadap perairan dan dasaran dapat mempengaruhi keanekaragaman jenis Spionidae"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1994
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Melda Mardalina
"ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian Mollusca bentik di perairan pantai Taman Impian Jaya Ancol (TIJA), Teluk Jakarta pada bulan September-Oktober 1993. Penelitian ini bersifat deskriptif dan bertujuan mengetahui jenis-jenis mollusca yang ada serta sebaranya dalam jarak 100m dari pantai.
Penelitian ini dilakukan dengan metode transek garis di lima stasiun, yaitu (1) Pantai Marina; (2) Pantai Indah; (3) Pantai Danau; (4) Pantai Binaria; (5) Pantai Bagus; Pada setiap stasiun ditentukan 10 substasiun berjarak antara 10m. Pengambilan sampel dilakukan 2 kali setiap substasiun dengan Ekman grab sampler (15x15 cm).
Dari penelitian ini diperoleh 30 Jenis Mollusca yang meliputi 28 Jenis dari kelas Pelecypoca dan 2 Jenis dari kelas Gastropoda. Keanekaragaman jenis ini tertinggi ditunjukan Stasiun 1 (H'=1, 567), sedangkan yang terendah di stasiun II (H'=0,442).
Sebaran Mollusca di perairan TIJA menunjukan pola merumpun. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa (1) tipe dasaran perairan pantai TIJA sesuai untuk tempat hidup Mollusca, khususnya dari kelas Pelecypoda dan merupakan faktor penentu pola sebaran Mollusca; (2) Kegiatan reklamasai di perairan TIJA mengubah habitat sedemikian rupa, sehingga terdapat jenis yang diduga berasa dari tempat asal urukan. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1994
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuliana Agustina
"Telah dilakukan penelitian tentang komunitas Spionidae (Polychaeta, Annelida) di perairan pantai Sampur—Marunda, Teluk Jakarta pada bulan September—Oktober 1993. Penelitian bersifat deskriptif dan bertujuan mengetahui frekuensi kehadiran suku-suku Polychaeta, jenis-jenis hewan suku Spionidae, kelimpahan serta pola sebarannya di dasar perairan pantai dalam jarak 100 m dari pantai Sampur—Marunda, Teluk Jakarta. Penelitian dilakukan dengan metode transek garis di 5 stasiun, yaitu: (1) Pantai Sampur; (2) Pantai Cilincing; (3) Muara Cakung Drain; (4) Pantai Marunda; dan (5) Muara Sungai Blencong. Tiap stasiun dibagi menjadi 10 substasiun, berjarak-antara 10 m. Pengambilan sampel 2 kali di tiap sxibstasiun dengan Ekman grab sampler (15 x 15 cm). Dari penelitian tersebut diperoleh 22 jenis Spionidae yang mewakili 11 marga. Indeks keanekaragaman jenis tertinggi di Stasiun V (H'= 1,926), sedangkan yang terendah di Stasiun III (H'= 1,452). Sebaran Spionidae di perairan pantai Sampur— Marunda menunjukkan pola merumpun. Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa (1) Polychaeta yang sering ditemukan adalah suku Spionidae (90%), yang dijumpai di 45 substasiun; (2) Prionospio cirrifera Wiren merupakan jenis yang dominan."
Depok: Fakultas Ilmu Matematika dan Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1995
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadilah
"ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian tentang komunitas Mollusca bentuk di perairan pantai Sampur--Marunda, Teluk Jakarta pada bulan September--Oktober 1993. Penelitian bersifat deskriptif dan bertujuan mengetahui jenis-jenis Mollusca yang ada serta pola sebarannya dalam jarak 100 in dari garis pantai. Sampel diambil menggunakan Ekman grab sampler, (15 x 15 cm) dengan metode transek garis di 5 stasiun, yaitu (1) Pantai Sampur; (2) Pantai Cilincing; (3) Pantai dekat Cakung Drain; (4) Pantai Marunda; dan (5) Pantai dekat Muara Sungai Blencong. Hasil yang diperoleh, 16 .jenis Mollusca yaitu 15 jenis dari kelas Pelecypoda dan 1 dan kelas Gastropoda. Beranekaragaman jenis tertinggi berada di Stasiun II (H'= 1,0531) sedangkan terendah di Stasiun I (H'= 0,0098). Sebaran Mollusca di perairan Sampur--Marunda menunjukkan pola merumpun. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa (1) tipe dasaran perairan pantai Sampur--Marunda sesuai untuk habitat Mollusca, khususnya dari kelas Pelecypoda dan merupakan faktor penentu pola sebaran Mollusca; (2) kegiatan penggalian di perairan pantai Sampur---Marunda dapat mengubah habitat Mollusca."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1995
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silvianita Timotius
"ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian tentang komunitas Suku Ampharetidae (Polychaeta, Annelida) di perairan pantai Taman Impian Jaya Ancol (TIJA), Teluk Jakarta pada bulan September--Oktober 1993. Penelitian bersifat deskriptif dan bertujuan mengetahui jenis-jenis suku Ampharetidae serta pola sebarannya di dasar perairan dalam jarak 100 in dari pantai. Penelitian dilakukan dengan metode transek garis di 5 stasiun, yaitu: (1) Pantai Marina; (2) Pantai Indah; (3) Pantai Danau; (4) Pantai Binaria; dan (5) Pantai - Bagus. Tiap stasiun dibagi menjadi 10 substasiun, berjarak antara 10 in. Pengambilan sampel dilakukan dua kali di tiap substasiun dengan Ekinan grab sampler (15 x 15 cm). Dari penelitian ini diperoleh 3 jenis Ampharetidae, yang mewakili 2 marga, yaitu Isolda MUller dan Samythella Verrill. Indeks keanekaragaman jenis tertinggi di Stasiun I (H'= 0,19), terendah di Stasiun IV dan V (H'= 0); sebaran berpola merumpun. Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa (1) Daerah pasang-surut perairan pantai TIJA dengan tipe dasaran lumpuran lebih cocok untuk jenis suku Ampharetidae yang memiliki insang menyirip ganda; (2) nilai kecerahan dan kedalainan, serta gangguan fisik dan biologi inempengaruhi kehadiran suku Ainpharetidae."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1995
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Susilastuti Sunarya
" Latar Belakang Masalah
Australia adalah satu dari beberapa negara tetangga Indonesia yang walaupun secara geografis terletak sangat dekat, tetapi justru kurang dikenal secara mendalam. Meskipun secara geografis letaknya berbatasan dengan Indonesia, namun sejarah Australia mempunyai latar belakang yang berbeda dengan sejarah Indonesia maupun negara tetangga lainnya yang serumpun.
Sejarah mencatat bahwa meskipun orang Aborigin adalah penduduk asli Australia, tetapi tidak banyak yang diketahui tentang mereka pada masa awal Australia. Sejarah Australia dimulai dengan kedatangan pemukim kulit putih yang tiba kira-kira 200 tahun yang lalu untuk membuka koloni penjara (penal colony) di benua yang belum lama ditemukan orang kulit putih. Sebagian besar pemukim kulit putih pertama adalah narapidana dan orang buangan/terhukum dari Inggris yang tentu saja membawa kebudayaan Eropa, khususnya Inggris, bersama mereka.
Salah satu ciri dalam masyarakat kulit putih adalah rasialisme yang dilandasi oleh perasaan superior mereka sebagai bangsa yang "berbudaya" terhadap ras kulit berwarna.
Sikap rasialis tersebut juga tampak pada sikap pemukim kulit putih terhadap orang Aborigin yang masih menganut kebudayaan yang menurut para pendatang merupakan kebudayaan yang primitif. Kesederhanaan alat-alat dan Cara hidup orang Aborigin yang sangat tergantung dan dekat pada alam dianggap tidak akan menimbulkan ancaman bagi keberadaan para pendatang kulit putih. Berkat persenjataan mereka yang jauh lebih modern dan didukung oleh kecerdikan mereka, maka para pendatang tidak membutuhkan waktu yang lama untuk dapat mendesak suku Aborigin ke daerah pedalaman yang tandus dan kering. Kebudayaan alarm yang dimiliki orang Aborigin juga bukan merupakan ancaman yang berarti dalam sistem ekonomi masyarakat kulit putih.
>
Ancaman dari ras kulit berwarna baru kuat dirasakan setelah kedatangan imigran bebas Cina pada masa pendulangan emas di pertengahan abad ke-19. Dari segi jumlah, imigran Cina dirasakan sebagai ancaman karena mereka datang dalam jumlah yang cukup besar dibandingkan jumlah para imigran bebas kulit putih di ladang-ladang emas. Rasa terancam itu juga meluas ke segi ekonomi?
"
1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reni Winata
"Pengkajian TYLD secara struktural, tepatnya dengan meletakkannya dalam kerangka konvensi novel Barat modern, memperlihatkan bahwa The Year of Living Dangerously (disingkat: TYLD) menunjukkan kelemahan dalam hal penokohan dan pengalurannya: Hanya tokoh utama yang disajikan sebagai tokoh bulat, sedangkan tokoh bawahan merupakan tokoh pipih. Di samping itu, pengaluran acap kali tersendat sebagai akibat campur-tangan Pencerita, yang sekaligus juga berperan sebagai tokoh bawahan. Namun, melalui pengkajian transformatif -- yaitu mengaitkannya dengan lakon The Reincarnation of Rama (disingkat: TRR) dan puisi The Bhagavad Gita (disingkat: TBG) -- telah terungkap kekayaan tersembunyi dari struktur TYLD. Pengkajian transformatif mengungkapkan bahwa Koch tidak sekedar memanfaatkan penokohan dan pengaluran dari kedua karya tersebut secara pasif dan superficial. Kebanyakan novelis Australia sejamannya, yang juga menulis novel Australia-Asia, cukup puas dengan menggunakan Asia sekedar sebagai latar...
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1990
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library