Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sinaulan, Berthold
Abstrak :
Secara singkat disiplin arkeologi dapat dijelaskan sebagai suatu disiplin ilmu yang mempelajari dan berusaha menggambarkan kembali masalalu manusia, baik sebagai makhluk biologis, sosial, maupun makhluk budaya. Usaha untuk mempelajari masalalu manusia itu, terutama diLakukan dengan mempelajari benda-benda yang pernah memainkan peranan dalam kehidupan manusia masa lalu. Peninggalan tertulis yang juga merupakan benda_benda dari masalalu, bagi kalangan arkeolog, dihitung sebagai sumber data utama. Salah satu bentuk peninggalan tertulis tersebut yang masih terselamatkan sampai kini adalah berbagai karya sastra. Sejak adanya pengaruh kebudayaan Hindu-Buda di Indonesia, timbul kebiasaan menulis, yang pada gilirannya menyebabkan pula timbulnya tradisi penulisan kesusastraan. Lahirlah berbagai karya sastra tulis yang bertebaran di segala penjuru Indonesia, sebagaimana diuraikan panjanglebar antara lain oleh Zoetmulder (1983)...
Depok: Universitas Indonesia, 1985
S12010
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muh. Nurdin
Abstrak :
Telah dilakukan penelitian pengembangan film titanium dioksida berukuran nano, yang dilekatkan pada substrat gelas berlapis ITO (Indium Tin Oxide). Film titanium dioksida berkuran nano ini digunakan untuk mengembangkan sistem sensor Chemical Oxygen Demand (COD) model baru. Film ini diperoleh dengan teknik proses clip-coating pada dispersi homogen TiO2, dilanjutkan dengan proses pemanasan hingga 450 °C. Dispersi homogen ini dibuat melalui dua metode yang berbeda, yaitu metode refluks hidrotermal dan pemanfaatan template triton-100. Film TiO2 yang diperoleh dikarakterisasi dengan Atomic Force Microscopy (AFM) dan X-Ray Diffraction (XRD). Analisis AFM memberikan informasi roughness dan ukuran partikel dari film, sedangkan XRD memberikan infomasi struktur dan ukuran kristal. Hasil menunjukkan bahwa film yang dipreparasi dengan metode refluks hidrotermal memberikan roughness 1,596 nm dan ukuran partikel 9,8 nm, sedangkan film yang dipreparasi dengan metode pemanfaatan template triton X-100 memberikan roughness 2,377 nm dan ukuran partikel 4,7 nm. Hasil analisis AFM dari kedua metode sintesis ini telah dikonfirmasi dengan XRD yang memberikan ukuran partikel masing- masing 9,64 nm dan 9,38 nm sebagai kristai anatase Film Ti02 yang dikembangkan ini menunjukkan aktifitas oksidasi fotokatalisis yang sangat baik. Dengan menggunakan film TiO2 berukuran nano yang dilekatkan di atas gelas berpenghantar listrik telah sukses dibuat dan diuji sebagai sensor COD. Sensor COD model baru yang dikembangkan ini berbasis fenomena fotoelektrokatalis, sedangkan konstruksi perangkatnya adalah sel elektrokimia dengan tiga elektroda. Lapisan tipis titanium dioksida di atas gelas-ITO difungsikan sebagai elektroda kerja yang dipasangkan dengan kawat Pt sebagai elektroda bantu, dan Ag/AgC| sebagai elektroda pembanding. Rangkaian sel elektrokimia dengan elelctroda kerja lilin 1702 ini pada saat permukaan TiO2 dikenai sinar ultra violet (~ 400 nm) memberikan respon initial photocurrent (arus-cahaya awal) yang unik dan merespon kondisi kimiawi tertentu dalam Iarutan contoh yang kontak dengan elektroda. Evaluasi lebih lanjut menunjukkan bahwa arus-cahaya awal dapat diamati dalam rentang waktu 10 detik dan besarnya proporsional dengan kandungan zat organik dalam larutan oontoh yang diuji. lntegrasi evolusi arus-cahaya awal ini versus waktu memberikan nilai muatan (Q = fidt; Q = muatan; i = arus; t= waktu) yang proporsional dengan konsentrasi mengikuti formulasi Faraday (Q = nFCV; n= jumlah elektron yang terlibat; F = konstanta Faraday; C = konsntrasi analit; dan V = volume). Arus-cahaya awal yang diamati ini pada dasarnya adalah akibat aliran elektron dari anoda ke katoda dalam sirkuit sel elektrokimia yang dirangkai, ketika elektronnya akan didisperse ke dalam larutan contoh melalui katoda dan akan ditangkap oleh akseptor elektron dalam air contoh (dominannya adalah oksigen). Pada prinsipnya integrasi arus-cahaya, terlepas apa jenis zat organiknya, akan proporsional dengan kandungan zat organik dalam air contoh, yang selanjutnya memberikan gambaran nyata kebutuhan oksigen kimiawi (COD) dalam air oontoh. Rangkaian sensor COD yang dibuat mampu menunjukkan nilai COD dengan benar pada rentang konsentrasi 10-150 mg/L dengan sensitivitas 3,9588 pCImglL, limit deteksi 1,9293 pC, presisi +-5,86 %. ......Titanium dioxide (TiO2) nanoparticle film coated onto ITO (lndium Tin Oxide) glass has been developed and successfully applied for a new Chemical Oxygen Demand (COD) sensor. The TiO2 nanoparticles film were obtained by a dip-coating techniques in to a homogenous dispersion of TiO2, followed by a heat treatment up to 450 °C. The homogeneous dispersion was prepared by two different sol-gel methods, namely reflux hydrothermal and triton X-100 template methods. The obtained TIO2 films were characterized by Atomic Force Microscopy (AFM) and X-Ray Diffraction (XRD) methods. The AFM analysis provide information on the roughness and particle size of the film, while XRD give information on the crystal structure and crystallite size. It was observed that the film prepared by reflux hydrothermal method have a roughness and particle size of 1.596 nm and 9.8 nm, while the film prepared by triton X-100 template method give roughness and particle size of 2.377 nm and 4.7 nm, respectively. The XRD analysis revealed that both films were predominated by anatase crystal structure and having -a crystallite size of 9.64 nm and 9.38 nm (predicted by Scherer equation). In addition the developed TiO2 film showed a good photocatalytic oxidation activities. By employing the above mentioned film, a new COD sensor based on photoelectrocatalytic principle has been constructed. The sensor system basically is an electrochemical cell which consist of three electrodes, i.e, working electrode (thin film TiO2), counter electrode (Pt wire) and reference electrode (Ag/AgCl). When the surface of working electrode (the TiO2 film) in electrochemical cell is illuminated by ultra violet light (~ 400 nm), a unique initial photocurrent was observed as a response to the present of organic chemical in sample solution that contact with electrodes. Furthermore, the carefully evaluation showed that the initial photocurrent (it can be observed in 10 seconds) is proportional to the organic chemical concentration in the sample. The integration of initial photocurrent versus time gives a charge value (Q = Iidt; Q = charge; I = photocurrent; t = elapsed time upon illumination), which is, again, proportional to the concentration of organic chemical (follows the Faradays Law, Q = nFCV; where n = number of electron transferred; F = Faraday constant; C = concentration of the compound; and V = volume). The initial photocurrent observed is representation of a flow electron from anode to cathode in electrochemical cell circuit, where the electron will be dispersed into sample solution through cathode and caught by electron acceptor in the water sample (dominated by oxygen). Hence the charge (Q) will be proportional to the organic concentration and can be correlated to the COD value in the water samples. The newly developed COD in the water samples. The newly developed COD sensor showed a practical linier range of 10-150 mg/L, sensitivity 3.9588 uC/mg/L, detection limit 1.9293 uC, and precision +-5,86 %.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
D1246
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bakhadir Rismetov
Abstrak :
Strip-tes immunokromatografi dikembangkan dengan menggabungkan metode ini dengan teknik elektrokimia untuk menghasilkan metode alternatif uji melamin secara cepat dan sederhana. Pada dasarnya strip tes immunokromatografi adalah aplikasi teknik immunoassay pada suatu kertas kromatografi untuk menghasilkan deteksi yang mudah, cepat dan selektif. Pada penelitian ini, kombinasi dengan metode elektrokimia dikembangkan untuk menghasilkan deteksi secara kuantitatif sesudah proses immunokromatografi. Mula-mula, antibodi poliklonal melamin (anti melamine) disintesis. Untuk menghasilkan antibodi, suatu antigen harus diimmunisasikan ke dalam kelinci, sehingga antibodi dihasilkan dalam darah. Melamin bukan antigen. Karena itu agar dapat bersifat seperti antigen, melamin harus dimodifikasi sebagai hapten yang kemudian dikonjugasikan dengan BSA. Hapten yang disintesis dari melamin dan anhidrida suksinat memiliki persen hasil 81% dengan titik leleh 362-3630C. Karakterisasi dengan spektroskopi UV-vis menghasilkan serapan maksimum pada 229 nm, sedangkan dengan spektroskopi IR menunjukkan pembentukan C=O ulur dari asam karboksilat pada 1708 cm-1 dan C = O ulur dari amida sekunder pada 1683-1666 cm-1 yang menunjukkan sintesis hapten telah berhasil. Hasil spektrometri massa menunjukkan kemunculan puncak pada m/z 227 yang menunjukkan hapten terprotonasi. Kemudian, hapten dikonjugasikan dengan BSA dan diimunisasikan ke kelinci untuk memproduksi antibodi poliklonal melamin. Antibodi yang diperoleh dikonjugasi dengan horseradish peroxidase (HRP) menghasilkan HRP-anti melamin. Konfirmasi anti melamin yang dihasilkan dilakukan dengan uji ELISA. HRP-anti melamin yang dihasilkan digunakan untuk strip-test. Strip-test dibuat dari membran nitroselulosa (NC) dan terdiri dari 4 komponen, yaitu tempat sampel, tempat konjugasi, daerah pengujian, dan lapisan penyerap. Antibodi melamin dibubuhkan pada tempat konjugasi dan daerah pengujian. Ketika sampel diteteskan di tempat sampel, sampel akan bergerak sepanjang membran NC, melalui tempat konjugat, menuju daerah pengujian. Di tempat konjugat, melamin akan bereaksi secera selektif dengan anti melamin, dan di daerah pengujian akan terbentuk kompleks HRP-anti melamin-melamin-anti melamin. Karena itu jika suatu perangkat elektrokimia ditempatkan di bawah daerah pengujian, HRP yang terkonjugasi pada anti melamin dapat diukur. Dengan asumsi jumlah HRP ekivalen dengan anti melamin dan juga melamin, konsentrasi melamin dapat diukur. Perangkat elektrokimia dibuat dari elektroda intan terdoping boron yang dimodifikasi dengan platinum dan polipirol (Pt-BDD) sebagai elektroda kerja, sistem Ag/AgCl sebagai elektroda pembanding, dan kawat platina sebagai elektroda penunjang. Untuk menyiapkan Pt-BDD, elektroda intan terdoping boron (BDD) 1% dengan terminasi O diberi perlakuan voltammetri siklik (CV) sebanyak 80 siklik dalam larutan heksa kloro platinat (IV) (H2PtCl6) dalam larutan HCl. Strip-tes membutuhkan waktu ~7 menit sejak sampel diteteskan hingga daerah pengujian. Pengukuran elektrokimia dengan teknik CV dilakukan setelah melarutkan daerah pengujian dengan 150 L larutan 1 mM H2O2 dalam 50 mM larutan fosfat buffer. Rentang potensial yang digunakan -0,5 V - 1,0 V. Linieritas dalam rentang konsentrasi 5-125 mg/L dapat dicapai dengan limit deteksi 0.694 mg/L melamin, mengindikasikan bahwa metoda ini cukup menjanjikan sebagai pendeteksi melamin.
Immunochromatographic strip-test was developed to combine with an electrochemical technique for an alternative method for a simple and rapid detection of melamine. An immunochromatographic strip-test is basically applies an immunoassay technique using a chromatography paper to provide a simple, fast, and selective detection. In this work, combination with an electrochemical method was developed to provide a quantitatve detection after immonochromatographic assay. Initially, a polyclonal antibody against melamine (anti melamine) was produced. In order to produce the antibody, antigen has to be immunized into a living body, such as rabbit. Therefore, antibody was produced in the rabit's blood. Since melamine is not an antigen, melamine, to act as an antigen, has to be modified as a hapten which conjugated to BSA,. The hapten was synthesized from melamine and succinic anhydride. The product yield was 81 % with melting point of 362 - 363 0C. Characterization using a UV-vis spectroscopy showed a maximum absorbance at 229 nm, while IR spectroscopy showed the formation of C=O stretching from carboxylic acid at 1708 cm-1 and C=O stretching from secondary amide at 1683 - 1666 cm-1, indicating to the successful of the synthesis. The mass spectrometry showed a peak appeared at m/z 227 suggesting the protonated hapten. Then, hapten was conjugated to BSA and immunized to rabbit, to produce a polyclonal antibody against melamine. The obtained antibody was then conjugated to horseradish peroxidase (HRP) to form HRP-anti melamine. Anti-melamine result was confirmed by using ELISA test. The HRP-anti melamine was then used for the developed strip-test. The striptest was fabricated using nitrocellulose (NC) membrane and consisted of 4 components, including a sample pad, a conjugate pad, a test zone, and an absorbent pad. The melamine antibody was placed at the conjugate pad and test zone. When sample was dropped at the sample pad, the sample moves through the NC to the conjugate pad, respectively, towards the test zone. At the conjugate pad melamine sample selectively reacts to HRP-anti melamine, while at the test zone sandwich of HRP-anti melamine-melamine-anti melamine will formed. Therefore, by placing an electrocemical device under the test zone, HRP, which indirectly conjugated at the melamine can be measured. Assummed that the concentration of HRP was equivalent to antibody as well as melamine, melamine concentration can be determined. The electrochemical device was fabricated using an overoxidized polypyrrole (OPPy)-platinum modified at boron-doped diamond electrode (Pt-BDD) as the working electrode, an Ag/AgCl system as the reference electrode, and a platinum wire as the counter electrode. To prepare Pt-BDD, an optimum condition of 1 % boron-doped diamond (BDD) with O termination was used with 80 cycles of cyclic voltammetry (CV) in a solution of platinum acid (H2PtCl6) in HCl. The immunochromatographic strip-test requires ~7 min from sample dropped to achieve the test zone. The electrochemical measurement was then performed using CV technique by dissolving the test zone using 150 μL of 1 mM H2O2 in 50 mM phosphate buffer solution. The potential range of -0.5 V to 1.0 V was applied. Linear concentration range of 5-125 mg/L could be achieved with a limit of detection of 0.694 mg/L melamine, indicating the method was promising for melamine detection.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
D1953
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library