Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 78 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Gustaaf Prihatin
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
T39399
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nanda Muliansyah
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah migrasi mempengaruhi kesejahteraan di Indonesia, baik kesejahteraan diukur secara objektif maupun subjektif. Unit sampel IFLS yang digunakan adalah 22 tahun keatas tahun 2014. Kesejahteraan objektif merupakan konsumsi perkapita riil yang menggambarkan perbedaan daya beli di tahun 2007 dan 2014, sedangkan kesejahteraan subjektif merupakan indeks persepsi tentang kepuasan hidup. Metode analisis yang digunakan adalah logistik data panel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa migrasi secara signifikan berpengaruh positif pada kesejahteraan di Indonesia, baik kesejahteraan objektif maupun subjektif. Dapat disimpulkan bahwa migran cenderung merasa lebih sejahtera dan memiliki daya beli lebih tinggi daripada non migran.

This study aims to analyze whether migration has an impact on wellbeing in Indonesia, using both objective and subjective measurement. The sample of study consist of individual aged 22 years old and above in 2014 using longitudinal data of IFLS. Objective wellbeing is measured by real per capita expenditure between 2007 and 2014, while subjective wellbeing is a self rated assessment index on life satisfaction. Analyze by Logistic panel data regression, the results show that migration positively affects wellbeing in Indonesia significantly. It is suggested that migrants tend to have better subjective wellbeing, and in results from objective measurement show that they also have higher purchasing power parity than non migrant."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T48820
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deny Armelia
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan tingkat kemiskinan rumah tangga terhadap penelantaran anak di Indonesia dengan menggunakan data Susenas MSBP 2015. Hasil penelitian dengan menggunakan regresi logistik multinomial diperoleh bahwa tingkat kemiskinan rumah tangga berpengaruh tehadap penelantaran anak. Anak yang tinggal di rumah tangga miskin memiliki kecenderungan lebih besar menjadi anak telantar daripada anak lainnya. Variabel kontrol yang digunakan meliputi umur dan jenis kelamin anak, tingkat pendidikan ibu, status pekerjaan orang tua, keberadaan ibu kandung di rumah tangga, ukuran rumah tangga, dan daerah tempat tinggal juga signifikan berpengaruh terhadap penelantaran anak.

This study aimed to explain the effects of household poverty on child neglect in Indonesia using Susenas data of Socio cultural and Educational Module 2015. By using multinomial logistic regression in analysis, the result shows that household poverty is a significant predictor of neglected children. Children living in poor household are more likely to be neglected than others. The control variables are age and sex of child, level education of mother, employment status of parents, the presence of the biological mother in the household, family size, and residence are also significantly affected the neglect of the child.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T48826
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Galuh Roro Palupi
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perubahan pola penggunaan moda transportasi pada pekerja komuter di kota metropolitan antara sebelum dan selama pandemi COVID-19. Selain itu juga untuk menganalisis pengaruh variabel sosio demografi dengan pola penggunaan moda transportasi pada pekerja komuter di kota metropolitan Indonesia. Dari data Sakernas 2019, 2020 dan 2021 memberikan hasil bahwa terjadi peningkatan penggunaan transportasi pribadi pada masa pandemi COVID-19. Penggunaan moda transportasi sebelum dan selama pandemi COVID-19 dipengaruhi oleh karakteristik seperti jenis kelamin, usia, status perkawinan, status pekerjaan, tingkat pendidikan dan pendapatan. Serta dipengaruhi juga oleh variabel konstekstual seperti sharing border, kepadatan penduduk dan PDRB.

This research aims to analyze the changes in the pattern of using transportation modes among commuter workers in metropolitan cities between before and during the COVID-19 pandemic. In addition, to analyze the influence of socio-demographic variables with patterns of use of transportation modes on commuter workers in metropolitan cities in Indonesia. From Sakernas we could explain that there was an increase in the use of personal transportation during the COVID-19 pandemic. The use of transportation modes before and during the COVID-19 pandemic is influenced by characteristics such as gender, age, marital status, employment status, education level and income. It is also influenced by contextual variables such as sharing border, population density and GRDP."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisinis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devi Asiati
"Perempuan yang berstatus kawin merupakan bagian dari komponen penduduk dan tenaga kerja di Indonesia dimana keterlibatannya dalam kegiatan pembangunan selalu mengalami peningkatan. Partisipasi perempuan di pasar kerja tidak lepas dari peran dan kedudukan perempuan dalam keluarga. Faktor karakteristik individu dan keadaan sosial ekonomi dan demografi keluarga merupakan faktor yang mempengaruhi keputusan perempuan untuk bekerja. Sehubungan dengan hal diatas, menarik untuk dipahami bagaimana pengaruh tingkat upah, karakteristik individu dan latarbelakang sosioekonomi dan demografi keluarga mempengaruhi penawaran tenaga kerja perernpuan di pasar kerja. Studi ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penawaran tenaga kerja perempuan kawin yang berusia 10-64 tahun di Indonesia, dilihat dari probabilitas bekerja dan jam kerja di pasar kerja.
Faktor-faktor ekonomi dan demografi yang berpengaruh terhadap penawaran tenaga kerja perempuan kawin antara lain: tingkat upah, umur, pendidikan, tingkat upah suami, pendapatan di luar upah/gaji, keberadaan balita, keberadaan ART lain dalam rumahtangga dan tempat tinggal. Data yang digunakan dalam studi ini adalah data SUSENAS 2002, yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Sedangkan metode analisis yang digunakan terdiri dari deskriptif dan inferensial. Metode inferensial menggunakan model probit untuk mengestimasi probabilitas bekerja dan model ordinary least square (OLS) untuk mengestimasi jam kerja.
Berdasarkan pola dan perbedaan status kerja perempuan menunjukkan bahwa sebagian besar perempuan kawin di desa adalah bekerja sebaliknya di perkotaan sebagian besar adalah tidak bekerja. Umur dan status kerja perempuan menunjukkan pola U terbalik dimana probabilitas bekerja meningkat pada umur muda dan setelah umur tertentu menunjukkan penurunan. Sebagian besar perempuan berpendidikan SD kebawah dan AkademilPT adalah bekerja sedang yang berpendidikan SLTP/SLTA sebagian besar tidak bekerja.
Berdasarkan analisis inferensial, keputusan perempuan untuk berpartisipasi di pasar kerja lebih dipengaruhi oleh faktor sosial dan ekonomi keluarga. Upah suami berpengaruh pada partisipasi istri untuk bekerja dimana selama kebutuhan ekonomi keluarga tercukupi oleh pendapatan suami maka istri cenderung untuk tidak bekerja. Keberadaan balita dapat menurunkan peluang perempuan untuk bekerja dan keberadaan ART lain pada perempuan yang memiliki anal( balita dapat meningkatkan peluang perempuan untuk bekerja di pasar kerja. Sementara itu, perempuan yang berpendidikan tinggi mempunyai peluang untuk masuk pasar kerja lebih besar dibandingkan mereka yang berpendidikan rendah. Hubungan umur terhadap probabilitas perempuan bekerja berbentuk huruf U terbalik dimana semakin tua maka probabilitas bekerja semakin besar sampai umur 44 tahun (umur maksimum) setelah itu partisipasi mengalami penurunan. Kemudian bagi perempuan yang bekerja, kenaikan upah suami berpengaruh pada peningkatan jumlah jam kerja di pasar kerja (substitution effect). Umur berpengaruh pada jam kerja di daerah perkotaan dengan pola huruf U terbalik. Perempuan yang berpendidikan SD mempunyai jam kerja lebih besar dari perempuan berpendidikan AkademifPT dan sebaliknya pada perempuan yang berpendidikan SLTP/SLTA. Terakhir rata-rata jam kerja perempuan di kota lebih rendah dari jam kerja di desa."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004
T14882
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atis Tardiana
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat faktor-faktor apa saja yang diperkirakan mempengaruhi perempuan usia kerja 15 - 60 tahun, untuk memilih status bekerja. Dalam penelitian ini diperkirakan ada lima kemungkinan seorang perempuan usia kerja 15-60 tahun dalam menentukan status bekerjanya yaitu (1) tidak bekerja (our of labor), (2) bekerja sebagai buruh/pegawai di luar rumah (on-site employee), (3) bekerja berusaha sendiri di luar rumah (on-site self employed), (4) bekerja sebagai pegawai/buruh di rumah (home-based employee), (5) bekerja berusaha sendiri di rumah (home-based self employed) yang selanjutnya dijadikan variabel terikat.
Faktor-faktor tersebut adalah faktor-faktor individu seperti umur, lama tahun sekolah; faktor-faktor keluarga seperti keberadaan ART balita, keberadaan ART 6-17 tahun, keberadaan ART umur 65+ (lansia), keberadaan ART cacat, Serta faktor ekonomi yaitu pendapatan dan lokasi, yang selanjutnya alam penelitian ini dijadikan variabel bebas.
Analisis yang digunakan adalah regresi mulitinomial logistik. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil survei Jaminan Sosial Ekonomi Indonesia Tahun 2001.
Penelitian ini memperlihatkan yaitu: Pertama, faktor-faktor lama tahun sekolah, keberadaan ART 6-17, keberadaan ART 65+, keberadaan ART cacat, secara statistik tidak signifikan. Kedua, umur membentuk hubungan seperti U terbalik, dan signifikan untuk status bekerja on-site self employed dan home-based self employed. Ketiga keberadaan ART balita signifikan terhadap status bekerja on-size employee dan home-based employee. Keempat faktor ekonomi yaitu pendapatan dan lokasi signifkan untuk seluruh status bekerja kecuali tuuuk status bekerja home-based employee falctor lokasi tidak berpengaruh signilikan. Kelima faktor pendapatan mernbentuk hubungan U terbalik dimana pada titik tertentu probabilitasnya akan menurun.
Probabilitas status bekerja perempuan yang mempunyai balita baik di kota dan di desa menurut umur, memperlihatkan pola yang sama. Dimana status bekerja on-site employee, setting dengan bertambahnya umur semakin menurun, sedangkan untuk status on-site self employed berlaku sebaliknya, setting dengan bertambahnya umur probabilitasnya semakin tinggi. Untuk Propinsi Jawa Tengah dan Sumatra Utara probabilitas status bekerja home-based self employed, seiring dengan bertambahnya umur probabilitasnya semakin naik.
Probabiltas status bekerja perempuan dengan kondisi yang sama menurut lama tahun sekolah secara umum memperlihatkan, seiring dengan meningkatnya tingkat pendidikan perempuan yang mempunyai balita di kota dan di desa cenderung tidak bekerja (out of labor ). Tetapi untuk Propinsi Jawa Tengah dan Sumatra Utara seiring dengan meningkatnya tingkat pendidikan cenderung ke arah berusaha sendiri di rumah (home-based self employed).
Probabilitas status bekerja perempuan di kota dan di desa yang mempunyai balita menurut pendapatan, secara keseluruhan mempunyai pola yang sama. Dimana probabilitas tertinggi pada tingkat pendapatan rendah. Dari status bekerja on-site employee cenderung berubah seiring dengan meningkatnya pendapatan ke on-site self emlpoyed."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2003
T10894
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizqon Halal Syah Aji
"Penelitian tentang kualitas sumber daya manusia (SDM) di Indonesia dengan menggunakan data Susenas 1995 dan 2006, bertujuan untuk mcnentukan kualitas SDM di masing-masing provinsi, sekaligus melihat perbcdaan antarprovinsi dengan, metode analisis faktor. Dari data tersebut dipilih variabel-variabel yang dapat mengukur konsep kualitas sumber daya manusia. Variabel-variabel yang terpilih ada 17, kemudian dikelompokan menjadi lima kelompok variabel tunggal yaitu keiompok pendidilcan, lcelompok kesehaum, kelompok lcualitas rumah tangga, kelompok aktivitas ekonomi dan kclompok kualitas lingkungan. Dari lima indikator dibuat analisis faktor dua tahap. Analisis faktor tahap pertama dilakukan untuk pembentukan nilai faktor. Kemudian dilanjutkan dengan analisis faktor iahap dna untuk membentuk nilai faktor total/gabungan yang kemudian disebut ihktor kualitas hidup, dan ditransfonnasikan ke dalam indeks Agung untuk mendapatkan indeks komposit sumber daya manusia (IKSDM) dan sekaligus dibuat rangking dan klasifikasi provinsi. Hasil yang diperoleh menunjukan perbedaan kualitas sumber daya manusia antarprovinsi di Jawa dan luar Jawa sebelum otonomi daerah maupun sesudah otonomi daearah.

This research on Human Resources (HR) quality in Indonesia which utilizing National Survey on Social and Economic’s (Susenas) data year of 1995 and 2006 aims to define HR quality in each province in Indonesia, and also clarify each HR quality differences in each province. From those Susenas Data, we choose some variables which could be defined able to scale IIR quality concept in each province in Indonesia. There are 17 chosen variables, which grouped into five groups of single indicator: education, health, household quality, economics activity and environment quality. From those live indicators, we use factor analysis in two steps. In the first factor analysis conducted to fomi tiactor value. Furthermore, the analysis continued to second step to form total factor value l composite which then called as life quality factor and then transformed to grant index in order to get composite index of human resources quality (IKSDM) and also ranking list and province classification. The gained result shows that there is a difference of human resources quality among province in Java Island and outside Java Island before local autonomy period and during autonomy period."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T34236
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yeni Rachmawati
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan penduduk lansia bermigrasi, dan bagaiman peran status migrasi dalam menentukan perubahan kebahagiaan lansia. Penelitian menggunakan data IFLS 2007 dan 2014, dengan sampel lansia yang berusia 60 tahun ke atas pada IFLS 2007. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor sosial demografi status bekerja, status tinggal bersama pasangan atau anak, dan kepemilikan rumah menentukan keputusan lansia untuk bermigrasi. Faktor lain seperti status sehat memberikan hasil yang tidak signifikan. Status migrasi sebagai variabel utama tidak menunjukkan hasil yang tidak signifikan dalam menentukan perubahan kebahagiaan. Hal ini menunjukkan bahwa terjadinya proses transisi melalui migrasi tidak semata-mata dapat menentukan perubahan kebahagiaan lansia.

ABSTRACT
This research aimed to know what factors determining elderly movements, and its consequence on elderly happiness. As a longitudinal analysis, this research explores two Indonesian Family Life Surveys IFLS 2007 and 2014 data. The unit of analysis is a household member aged 60 years from IFLS 2007. The result show that the elders tend to be stayers than movers at their residents. Socio demographic factors such as working status, presence of living spouse or children, and tenure house are significantly determine the decision to move or to stay. Other factors such as health status have less significant impact. migration status as a main variable does not show a significant impact on happiness of the elder. It means that a new environment is not solely determine the change of elderly happiness."
2017
T48812
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riska Rahma Arriani
"Pelecehan seksual di ruang publik merupakan fenomena produksi ruang yang terjadi akibat adanya perbedaan interaksi sosial yang saling bersinggungan yang akhirnya berdampak pada hak atas ruang aman dari pelecehan seksual. Komuter sebagai pelaku aktivitas di ruang publik memiliki kecenderungan yang lebih besar untuk memproduksi ruang rawan pelecehan seksual. Sebagai area dengan pergerakan komuter terbesar di Indonesia, kejadian pelecehan seksual di Jabodetabek tidak bisa terelakkan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif menggunakan tabulasi silang dan inferensial. Penelitian ini melihat kejadian dari pelecehan seksual di Jabodetabek menggunakan Data Survei Komuter 2019 yang dikaitkan dengan faktor individu meliputi jenis kelamin, usia, dan keterbatasan fisik serta faktor perjalanan meliputi aktivitas utama, moda transportasi, jarak tempuh, waktu keberangkatan, dan waktu kepulangan. Dari hasil penelitian ini, sebanyak 1% perempuan di Jabodetabek mengalami pelecehan seksual dan memiliki peluang 2,6 kali dibandingkan laki-laki. Secara hasil inferensial keseluruhan, komuter yang memiliki peluang terbesar untuk mengalami pelecehan seksual adalah perempuan, komuter usia 26-39 tahun, komuter dengan keterbatasan fisik parsial atau tidak terlihat, komuter dengan aktivitas utama bekerja, komuter yang berangkat dan pulang pada waktu non-rush hour, dan komuter yang menggunakan transportasi umum. Pengurangan kejadian pelecehan seksual dapat didorong apabila korban berani untuk melawan kejadian pelecehan seksual yang didukung dengan perubahan nilai dan norma, dasar hukum yang memberikan efek jera, serta infrastruktur yang layak agar terproduksinya ruang kota tanpa pelecehan seksual dan hak aman bagi komuter di Jabodetabek.

Sexual harassment in public spaces is one of the space production that occurs due to discrepancies of gender norms in social interactions. Commuters have higher risks to encounter sexual harassment as they spend more time in public spaces. Greater Jakarta has the largest number of commuters movement in Indonesia thus the incidents of sexual harassment in Greater Jakarta are inevitable. This study uses a descriptive quantitative approach using cross-tabulation and inferential methods. This study uses the 2019 Commuter Survey Data to analyze sexual harassment with individual factors including gender, age, and physical limitations as well as travel factors including main activity, mode of transportation, travel distance, time of departure, and time of arrival. From the results of this study, 1% of women in Jabodetabek experienced sexual harassment and has a higher probability than men by 2.6 times. From the inferential analysis, commuters who have the greatest probability to experience sexual harassment are women, commuters with age between 26 to 39 years, commuters with a partial or invisible disability, commuters with work as the main activity, commuters who depart and arrive during non-rush hours, and commuters using public transportation. Encouraging the victim to stand up against sexual harassment with the support of changing norms and values towards gender, the legal basis with deterrent effect, and also the proper infrastructure can help the production of urban space without sexual harassment and gain the safety rights for commuters in Jabodetabek."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Qonita Shaliha
"Pekerja anak tetap menjadi masalah yang terus-menerus di negara berkembang seperti Indonesia, yang diperparah oleh pandemi COVID-19 karena gangguan ekonomi dan kehilangan sumber pendapatan. Akses rumah tangga terhadap kredit adalah faktor penting yang memengaruhi keputusan untuk mempekerjakan anak, karena hal ini memengaruhi kemampuan untuk berinvestasi dalam modal manusia dan mengurangi dampak ekonomi. Penelitian ini mengeksplorasi hubungan antara akses rumah tangga terhadap kredit dan insiden pekerja anak di Indonesia selama gangguan ekonomi, menggunakan analisis kuantitatif dari data Susenas 2021. Penelitian ini menemukan bahwa probabilitas pekerja anak dalam rumah tangga adalah 6,34% selama tahun yang sama, dan akses kredit mengurangi probabilitas pekerja anak, yang menunjukkan pentingnya stabilitas keuangan. Penelitian ini juga menemukan bahwa rumah tangga yang lebih besar, rumah tangga yang dikepalai oleh perempuan, tempat tinggal di pedesaan, dan tahun pendidikan kepala rumah tangga yang lebih rendah berkorelasi dengan tingkat pekerja anak yang lebih tinggi. Secara khusus, kemiskinan memediasi efek akses kredit terhadap pekerja anak. Penelitian ini memberikan wawasan untuk menginformasikan pembuat kebijakan dan pemangku kepentingan dalam mengembangkan strategi efektif untuk memerangi pekerja anak, terutama selama krisis ekonomi.

Child labor remains a persistent issue in developing countries like Indonesia, exacerbated by the COVID-19 pandemic due to economic disruptions and income losses. Household access to credit is a crucial factor influencing the decision to engage in child labor, as it affects the ability to invest in human capital and mitigate economic shocks. This study explores the relationship between household access to credit and the incidence of child labor in Indonesia during an economic disruption, using quantitative analysis from Susenas 2021 data. The study found that the probability of household child labor is 6.34% during this same year, and credit access reduced the probability of child labor, suggesting the importance of financial stability. The study also found that larger households, female-headed households, rural residences, and lower years of schooling of household heads correlated with higher rates of child labor. Notably, poverty mediates the effect of credit access on child labor. This research provides insights to inform policymakers and stakeholders in developing effective strategies to combat child labor, especially during economic crises.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8   >>