Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ridwan
"Penyebab efektivitas organisasi antara lain adalah struktur dan proses organisasi. Hasil penelitian terdahulu membuktikan terdapat korelasi positif antara struktur organisasi dan efektititas organisasi. Beberapa komponen struktur yang dapat mempengaruhi efektivitas organisasi adalah sentrailsasi-desentralisasi kewenangan dan kekuasaan. Efektivitas organisasi juga dapat diukur dari kapabilitas dan kepemilikan; efektivitas operasional; sirategi dan kepemimpinan; serta kepercayaan dan motivasi.
Penelitian bertujuan untuk mengetahui perbedaan hubungan proses organisasi dengan efektivitas organisasi dalam pelayanan keperawatan pada struktur organisasi dengan pendekatan sentralisasi dan desentralisasi di RSUD Dr. Soedarso Pontianak.
Disain penelitian adalah deskriptif komparatif yaitu mencari hubungan antara proses organisasi (komunikasi; pengambilan keputusan; sosialisasi karir dan jenjang karir) dengan efektivitas organisasi pada pendekatan sentralisasi dan desentralisasi, kemudian hasilnya dibandingkan. Kuesioner disebarkan kepada 104 responden yang merupakan total sampel, yaitu perawat pelaksana yang diplih berdasarkan kriteria inklusi yang telah ditetapkan. Uji hubungan antara variabel independen dan dependen serta uji beda untuk setiap variabel pada pendekatan sentralisasi dan desentralisasi menggunakan analisis Chi-square. Analisis multivariat dilakukan dengan uji regresi logistik prediksi. Hasil analisis dengan a = 0.05 menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara proses organisasi dengan efektivitas organisasi, baik pada pendekatan sentralisasi maupun desentralisasi.
Hasil penelitian juga menunjukkan efektivitas organisasi pada pendekatan sentralisasi sebesar 31,7 %, sedangkan pada pendekatan desentralisasi sebesar 42,3 %. Hasil uji beda menunjukkan ada perbedaan proporsi antara pengambilan keputusan dan sosialisasi karir dan jenjang karir, namun tidak ada perbedaan proporsi pada komunikasi dan efektivitas organisasi pada pendekatan sentralisasi dan desentralisasi. Hal ini dapat terjadi karena kurang efektifnya proses organisasi dan kurangnya sumber daya manusia manajerial. Untuk ini pihak manajemen RSUD Dr. Socdarso Pontianak perlu melakukan evalusi struktur organisasi pelayanan keperawatan, mengembangkan instrumen pengambilan keputusan dan memrumuskan sosialisasi karir dan jenjang karir yang jelas dan objektif demi peningkatan efektivitas rumah sakit sebagai sebuah organisasi pelayanan publik."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2007
T22856
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Debbie Nomiko
"Penelitian ini merupakan sebuah penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan cross sectional yang bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kinerja perawat pelaksana di Rumah Sakit Jiwa Daerah Jambi. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh perawat pelaksana yang bekerja di 6 ruang rawat inap. Sampel sebanyak 51 perawat pelaksana yang merupakan total populasi. Kriteria inklusi sampel penelitian ini adalah perawat pelaksana yang bekerja di ruang rawat inap, tidak sedang sakit, tidak sedang tugas belajar, dan bersedia menjadi responden. Pengumpulan data menggunakan kuisioner. Analisis statistik yang digunakan adalah chi square dan regresi Iogistik berganda. Hasil penelitian univariat menunjukkan bahwa perawat pelaksana rata-rata mempunyai persepsi baik terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja perawat di Rumah Sakit Jiwa Daerah Jambi.
Hasil penelitian bivariat menunjukkan bahwa variabel tingkat pendidikan, motivasi, pengembangan karir, dan supervisi mempunyai hubungan bermakna dengan kinerja perawat pelaksana (pv < 0,05). Sedangkan variabel umur, lama kerja, persepsi terhadap pekerjaan, kepemimpinan, dan imbalan tidak mempunyai hubungan bermakna dengan kinerja perawat pelaksana (pv > 0,05).Hasil uji multivariat menunjukkan bahwa variabel yang paling berkontribusi terhadap kinerja perawat adalah tingkat pendidikan dan supervisi.
Rekomendasi penelitian ini kiranya dapat dimanfaatkan oleh direksi dan manajer keperawatan Rumah Sakit Jiwa Daerah Jambi sehingga dapat meningkatkan kinerja perawat pelaksana di rumah sakit. Caranya adalah dengan memprioritaskan pengembangan sumber daya manusia khususnya perawat dan manajemen keperawatan di ruangan melalui upaya pengoptimalan kedua faktor yang mempengaruhi kinerja yaitu tingkat pendidikan dan supervisi."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2007
T22880
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hana Mutiasari
"Komunikasi merupakan bagian penting dari perilaku caring perawat. Penelitian ini mengidentifikasi perilaku caring perawat pelaksana selama penerapan standarisasi komunikasi dalam timbang terima dengan metode SBAR. Desain penelitian ini quasi eksperimental pretest posttest with control group pada 62 responden yang dipilih secara purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan perilaku caring perawat pelaksana meningkat 5,13 poin lebih tinggi pada kelompok intervensi dibandingkan kelompok kontrol (p < 0,005). Penerapan standarisasi komunikasi dalam timbang terima dengan metode SBAR perlu diaplikasikan di seluruh unit rawat inap. Pengarahan kepala ruangan seperti supervisi dan pelatihan secara berkala perlu dilakukan untuk mempertahankan perilaku caring perawat pelaksana.

Communication is an essential part of nurses caring behavior. The focus of this study is to identify nurses caring behavior during the implementation of standardized communication in handover with SBAR method. This quasiexperimental research design with pretest posttest control group in 62 respondents divided into two groups which has 31 selected nurses in each group by purposive sampling. The results showed that nurses caring behavior increased 5.13 points higher in the intervention group than in the control group (p <0.005). The implementation of it is need to be applied across the inpatient unit. One of function management: Direction, need to be done regularly times to maintain nurses caring behavior."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
T43671
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Amalia Wildani
"ABSTRAK
Dukungan organisasi sangat penting bagi perawat yang mengikuti pendidikan formal sambil bekerja. Masalah yang dapat dialami selama perawat mengikuti pendidikan formal sambil bekerja yaitu masalah bagi keselamatan pasien dan kecelakaan kerja perawat. Peran dan fungsi manajer keperawatan sangat diperlukan dalam mengelola perawat yang mengikuti pendidikan formal sambil bekerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi pengalaman perawat mengikuti pendidikan formal sambil bekerja. Metode yang digunakan yaitu penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi dengan 15 partisipan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling, dan pengumpulan data melalui wawancara mendalam semi terstruktur. Hasil penelitian didapatkan tujuh tema utama yaitu motivasi perawat manajer, motivasi perawat klinis, kendala perawat, dukungan manajer keperawatan, tanggung jawab manajer keperawatan, pelaksanaan tugas perawat manajer, dan pelaksanaan tugas perawat klinis. Perawat yang mengikuti pendidikan formal sambil bekerja itu memiliki dampak positif dan negatif. Penelitian ini merekomendasikan agar rumah sakit melakukan sosialisasi ulang dan mengevaluasi pelaksanaan pendidikan formal perawat yang sambil bekerja. Penelitian selanjutnya dapat mengeksplorasi topik dan metode penelitian yang berbeda terkait perawat yang mengikuti pendidikan formal sambil bekerja.

ABSTRACT
Organizational support is very important for nurses joining formal education while actively working. Problems that can be experienced as long as nurses joining formal education while actively working are problems for patient safety and nurses rsquo workplace accidents. The role and function of nursing managers is necessary in managing nurses who joining formal education. This study aims to explore the experiences of nurses joining formal education while actively working. The method used is qualitative research with phenomenology approach with 15 participant selected using purposive sampling technique, and data collection through semi structured in depth interview. The results of the research are seven main themes, namely nurse manager motivation, clinical nurse motivation, nurses barrier, nurse manager support, nurse manager responsibility, nurse manager task execution, and clinical nurse task execution. Nurses joining formal education while actively working have a positive and negative impact. This study recommends that hospital can re socialize and evaluate the implementation of formal education of nurses. Further research may explore research different topics and methods related to experiences of nurses joining formal education while actively working."
2018
T50632
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aprinaldi
"Keperawatan merupakan profesi yang tidak terlepas dari adanya interaksi baik dengan pasien, teman sejawat, keluarga pasien maupun pada masyarakat pada melakukan pelayanan kesehatan. Pada saat interaksi sering terjadi adanya perbedaan baik berupa nilai, kepercayaan, budaya, serta keyakinan yang dianut. Hal tersebut akan menimbulkan suatu konflik, apabila terjadi faktor pencetus dan apabila tidak dapat ditangani dengan baik akan menimbulkan suatu konflik. Pemimpin dituntut untuk memiliki keahlian dalam manajemen konflik khususnya memiliki kemampuan perilaku asertif, mediasi, negosiasi sebagai pencegahan terjadinya konflik.
Tujuan penelitian ini mengidentifikasi hubungan tingkat kepemimpinan dan kemampuan manajemen konflik kepala ruangan di Rumah Sakit X Jakarta. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini menggunakan total sampling dengan jumlah 162 responden yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.
Hasil penelitian didapatkan ada hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan kemampuan manajemen konflik dengan nilai  p  0,011. Terdapat hubungan antara jabatan sekarang dengan kemampuan manajemen konflik dengan nilai p 0,021 dan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat kepemimpinan dengan kemampuan manajemen konflik dengan nilai p 0,073. 

Nursing is a profession that is inseparable from interactions with patients, colleagues, patients' families and the community in carrying out health services. At the time of interaction, there are often differences in the form of values, beliefs, cultures, and beliefs that are adopted. This will cause a conflict, if there is a triggering factor and if it cannot be handled properly, it will cause a conflict. Leaders are required to have expertise in conflict management, especially having the ability to assertive behavior, mediation, negotiation as a prevention of conflict.
The purpose of this study identified the relationship between level of leadership and conflict management ability of the head of the room at Hospital X Jakarta. This research is quantitative research with a cross-sectional approach. This study used a total of 162 respondents who met the inclusion and exclusion criteria.
The results of the study found that there was a meaningful relationship between education and conflict management ability with a p of 0.011. There is a relationship between current position and conflict management ability with a p of 0.021 and there is no meaningful relationship between level of leadership and conflict management ability with a p of 0.073.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sugiarto
"Sistem kesehatan pada pandemi Covid-19 ini didorong untuk mampu beradaptasi untuk melakukan pemenuhan kebutuhan dalam penanganan penyakit tersebut. Sistem kesehatan dapat bertahan dengan dukungan sumber daya yang cukup di fasilitas kesehatan terutama adanya SDMK yang memadai, terlatih dan kompeten. RSCM merupakan fasilitas kesehatan rujukan nasional dan pendidikan. Dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, RSCM telah terakreditasi nasional dan internasional. Standar akreditasi mengutamakan keselamatan pasien sebagai prioritas utama dalam pelayanan yang diberikan. Salah satu penerapan keselamatan pasien di rumah sakit adalah dengan memastikan SDMK yang ada telah terkualifikasi, terlatih dan kompeten. SDMK yang terkualifikasi, terlatih dan kompeten dapat dilakukan pemberian penugasan klinis melalui proses kredensial yang merupakan syarat dalam akreditasi rumah sakit. Penugasan klinis yang diberikan merupakan rekomendasi penilaian kompetensi dari mitra bestari dalam memastikan SDMK yang terkualifikasi, terlatih dan kompeten berdasarkan portofolionya. Pemberian penugasan klinis diajukan melalui proses kredensial. Dan kredensial ini telah dilakukan pada kelompok medik dan perawat namun belum ada kebijakan penyelenggaraan kredensial SDMK kelompok lainnnya. Radiografer adalah salah satu SDMK yang melakukan pelayanan kesehatan pada pasien sehingga rumah sakit harus memastikan keselamatan pasien dengan penapisan SDMK yang ada di unit layanan. Penelitian ini bertujuan mengetahui penerapan penugasan klinis dalam proses kredensial, penetapan kompetensi, pengaruh penugasan klinis dalam penempatan, pengaruh penugasan klinis dalam jenjang karir dan pengaruh penugasan klinis dalam pengembangan kompetensi. Penelitian ini menggunakan teori Avedis Donabedian dengan variabel penugasan klinis yang mempengaruhi variabel penempatan, jenjang karir dan pengembangan kompetensi. Hasil penelitian didapatkan bahwa penugasan klinis Radiografer diberikan melalui proses kredensial, penetapan penugasan klinis menggunakan assessment kompetensi Radiografer, penempatan Radiografer yang diterapkan masih terdapat ketidaksesuaian dengan penugasan klinis yang diberikan, penugasan klinis Radiografer berdasarkan kompetensi dapat meningkatkan kompetensi dan insentif, dan pengembangan kompetensi tidak sepenuhnya dari penugasan klinis Radiografer yang diberikan. Kesimpulan didapatkan bahwa penerapan pemberian penugasan klinis Radiografer berdasarkan kompetensi dapat dilakukan kepada semua kelompok SDMK dengan menggunakan assessment kompetensi yang dapat diimplementasikan dalam penempatan, jenjang karir dan pengembangan kompetensi. Rekomendasi penelitian ini yaitu penyelenggaraan kredensial SDMK selain dokter dan perawat dalam pemberian penugasan klinis SDMK dapat dilakukan sehingga perlu adanya kebijakan yang mengatur dan memperkuat penyelenggaraan di fasilitas kesehatan.

The health system in the Covid-19 pandemic is encouraged to be able to adapt to meet the needs in the treatment of the disease. The health system can survive with the support of sufficient resources in health facilities, especially the availability of adequate, trained and competent human resources. RSCM is a national reference health and education facility. In improving the quality of health services, RSCM has been accredited nationally and internationally. Accreditation standards prioritize patient safety as a top priority in the services provided. One of the implementation of patient safety in the hospital is to ensure that the existing human resources are qualified, trained and competent. Qualified, trained and competent human resources can be given clinical assignments through a credential process which is a requirement in hospital accreditation. The clinical assignment provided is a competency assessment recommendation from a smart partner in ensuring that HR is qualified, trained and competent based on its portfolio. The award of clinical assignments is submitted through a credentialing process. And this credential has been done on the medical and nurse groups but there is no policy to implement the credentials of other groups' SDMK. Radiographer is one of the human resources who perform health services to patients so that the hospital must ensure the safety of patients by filtering the human resources in the service unit. This study aims to determine the application of clinical assignment in the credential process, competency determination, the influence of clinical assignment in placement, the influence of clinical assignment in career level and the influence of clinical assignment in competency development. This study uses Avedic Donabedian theory with clinical assignment variables that affect the variables of placement, career level and competency development. The results showed that the clinical assignment of radiographers is given through a credential process, the determination of clinical assignment using Radiographer competency assessment, the placement of Radiographers applied is still inconsistent with the clinical assignment given, clinical assignment based on competence can increase competence and remuneration, and competency development Radiographer clinical assignment given. The conclusion is that the application of Radiographer clinical assignment based on competence can be done to all groups of human resources by using competency assessment that can be implemented in placement, career level and competency development. The recommendation of this research is that the implementation of SDMK credentials other than doctors and nurses in the provision of clinical assignments of SDMK can be done so that there is a need for policies that regulate and strengthen the implementation in health facilities."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuliana
"Praktik kolaborasi memiliki pengaruh yang besar untuk kepuasan pasien dan kepuasan profesi pemberi asuhan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi determinan kepuasan perawat pada Interprofesional Colaborative Practice (IPCP). Metode penelitian menggunakan studi cross sectional yang dilakukan dari bulan Maret sampai Desember 2021. Kuesioner yang digunakan hasil modifikasi, dan telah dilakukan uji validitas dan reabilitas. Kuesioner Profesional Factor, Organizational factor dan Interactional Factor nilai uji validitas 0.427-0.722 dan uji reabilitas 0.905 dengan butir kuesioner 17 item. Untuk nilai uji validitas kuesioner kepuasan perawat dalam interkolaborasi 0.590 – 0.913 dan uji reliabilitas 0.980 dengan butir kuesioner 31 item. Kuesioner disebarkan kepada 242 perawat yang bersedia mnjadi responden dan memenuhi criteria inklusi. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa faktor yang mempengaruhi dan bermakna dengan kepuasan perawat dalam IPCP adalah Faktor Profesional (p=0.001), Faktor Organisasional (p=0.048). Simpulan, Faktor Profesionalpaling berpengaruh pada kepuasan perawat dalam melaksanakan inter kolaborasi dengan profesi lain, Faktor Profesional memegang peran yang sangat besar dalam mengerakkan perawat untuk menguasai kompetensinya agar tujuan asuhan dan pelayanan terhadap pasien dapat dicapai secara efisien dan efektif.

Collaboration practice greatly influence inpatient’s outcomes and the satisfaction for the nursing profession. The aim of this research is to identify the determinant factors of nurse’s satisfaction in Interprofessional Collaborative Practice (IPCP). This research used cross-sectional study that was conducted from March until December 2021. Questionnaires were distributed to 242 nurses. The questionnaire used was modified, and validity and reliability tests were carried out. Professional Questionnaire Factors, Organizational Factors and Interaction Factors, the value of the validity test is 0.427-0.722 and the reliability test is 0.905 with 17 questionnaire items. For the value of the validity test of the nurse satisfaction questionnaire in the intercollaboration of 0.590 – 0.913 and the reliability test of 0.980 with 31 items of questionnaire items. Questionnaires were distributed to 242 nurses who answered the questions and met the inclusion criteria.The results of the study revealed that the factors that influence and also significant with nurse satisfaction in IPCP are Professional Factor (p = 0.001), Organizational factor (p = 0.048). In conclusion, Professional Factor is the most influential factor for nurse satisfaction in carrying out inter-collaboration with other professions. Professional Factor plays a huge role in moving nurses to master their competencies so that the goals of care and service to patients can be achieved efficiently and effectively."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Sudjiati
"Perilaku sehat perawat masih perlu terus diperbaiki agar tidak menurunkan kondisi kesehatan perawat yang akan berdampak pada kinerja perawat dan kualitas pelayanan keperawatan yang diberikan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi determinan perilaku perawat sehat di rumah sakit umum. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional yang melibatkan 356 perawat pelaksana di satu Rumah Sakit Umum di Jakarta yang dipilih dengan tekhnik simple random sampling. Populasi yang digunakan perawat pelaksana di RSCM. Ukuran sampel menggunakan rumus Slovin. Perilaku sehat perawat diukur dengan alat ukur yang dikembangkan oleh peneliti berdasarkan profil gayahidup promosi kesehatan II dan perilaku perawat sehat, pernyataan yang sudah valid dan reliabel dengan nilai r < 0,367 dan Cronbach alpha = 0,389 - 0,889.
Hasil analisis regresi logistik berganda mendapatkan determinan perilaku perawat sehat yaitu profil gaya hidup pada aspek aktifitas fisik (p<0,01; OR 4,760), manajemen stres (p<0,001; OR 4,549), dan spiritual (p=0,211; OR 1,456). Faktor usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status pernikahan, status kepegawaian, lama kerja, jenis ruangan unit kerja, pengetahuam sikap, faktor lingkungan dan beban kerja tidak berhubungan dengan perilaku perawat sehat (p>0,05). Akan tetapi, hasil uji chi square mendapatkan usia (p=0,038), tingkat pendidikan (0,034), sikap (p=0,002) dan profil gaya hidup (semua aspek p<0,001) berhubungan dengan perilaku perawat sehat. Program pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perawat yang terstruktur dan terukur secara berkala perlu dibuat baik oleh individu perawat maupun pihak manajemen.

The healthy behavior of nurses still needs to be improved so as not to reduce the health condition of nurses which will have an impact on the performance of nurses and the quality of nursing services provided. The purpose of this study was to identify the behavioral determinants of healthy nurses in public hospitals. This study used a cross- sectional design involving 356 nurses at one general hospital in Jakarta which were selected using a simple random sampling technique. The population used by nurses in RSCM. The sample size uses the Slovin formula. Nurses' healthy behavior was measured by a measuring instrument developed by researchers based on the health promotion lifestyle profile II and healthy nurse behavior, statements that were valid and reliable with r value < 0.367 and Cronbach alpha = 0.389 - 0.889.
The results of multiple logistic regression analysis found that the behavioral determinants of healthy nurses were lifestyle profiles on aspects of physical activity (p < 0.01; OR 4.760), stress management (p < 0.001; OR 4.549), and spirituality (p = 0.211; OR 1.456). Factors of age, gender, education level, marital status, employment status, length of work, type of work unit room, knowledge of attitudes, environmental factors and workload were not related to the behavior of healthy nurses (p> 0.05). However, the results of the chi square test found that age (p=0.038), education level (0.034), attitude (p=0.002) and lifestyle profile (all aspects p<0.001) were related to the behavior of healthy nurses. A structured and measurable program for maintaining and improving the health of nurses on a regular basis needs to be made by both individual nurses and the management.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurhayati
"Masalah etik kerap dihadapi oleh perawat. Kepala ruangan berperan penting dalam pengambilan keputusan untuk menyelesaikan masalah etik yang dihadapi perawat di rumah sakit. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan pengambilan keputusan kepala ruangan dalam penyelesaian masalah etik perawat di rumah sakit. Desain penelitian ini adalah cross sectional yang melibatkan 96 perawat selevel kepala ruangan di satu rumah sakit umum tipe A di Jakarta. Sampel dipilih dengan teknik purposive sampling. Pengambilan keputusan masalah etik diukur menggunakan kuesioner Managerial Ethical Profile (MEP) scale yang dikembangkan oleh Casali (2010) dan faktor-faktor yang berhubungan terdiri atas faktor individu, faktor organisasi, dan faktor eksternal. Analisis data menggunakan regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor individu dan eksternal berhubungan dengan pengambilan keputusan kepala ruangan dalam penyelesaian masalah etik perawat (p <0,001; r2 = 0,491) dan faktor individu merupakan faktor yang paling berhubungan dengan pengambilan keputusan kepala ruangan dalam penyelesaian masalah etik perawat. Faktor individu mencakup pengembangan moral dan kemampuan-pengalaman professional. Penelitian ini merekomendasikan perlunya program yang menguatkan dan meningkatkan kemampuan kepala ruangan dalam pengambilan keputusan untuk penyelesaian masalah etik melalui diskusi kasus terkait masalah etik yang dihadapi oleh perawat.

Nurses often face ethical problems. The head nurse in the ward has an important role in making decisions to solve nurses' ethical problems in the hospital. This study aims to identify factors related to the head nurses' decision-making in solving nurses' ethical problems in the hospital. This study's design was a cross-sectional study involving 96 nurses at the head of the room in a public hospital in Jakarta. The sample was selected by purposive sampling technique. Ethical decision making was measured using the Managerial Ethical Profile (MEP) scale questionnaire developed by Casali (2010), and related factors consisted of individual factors, organizational factors, and external factors. Data analysis using multiple linear regression. The results showed that individual and external factors were related to the head nurses' decision-making in solving nurses' ethical problems in the hospital (p <0.001; r2 = 0.491). The individual factors were the most related to the head nurses' decision-making in solving nurses' ethical problems in the hospital. Individual factors include moral development and professional experience. This study recommends the need for a program that strengthens and improves the head nurses' decision-making ability in solving nurses' ethical problems in the hospital through discussion of cases related to ethical problems faced by nurses."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library