Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
Prijo Sidipratomo
"PENDAHULUAN
Nodul dingin soliter kelenjar tiroid adalah nodul yang pada pemeriksaan sidik tiroid (scintigrafi) tidak atau kurang menangkap zat radioaktif dibandingkan jaringan tiroid sekitarnya ( 5 ). Apabila pada sidik tiroid dijumpai adanya nodul dingin yang soliter maka harus dilakukan penilaian lebih lanjut karena mempunyai peluang keganasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan nodal-nodul lain yang terjadi pada Kelenjar tiroid (4, 0). Beberapa pemeriksaan dilakukan untuk menelusuri hal seperti biopsi terbuka, biopsi jarum besar, biopsy jarum halus, dan USG ( 4, 10, 20 ).
Beberapa penulis telah melaporkan akurasi biopsi jarum halus dalam membedakan jinak dengan ganas. Waifish, dKK. mendapatkan antara 88% - 95% ( 20 ), Budisantoso R mendapatkan 100%, sedangkan Djoko Mulyanto mendapat lebih dari 70% (14). Pemeriksaan USG relatif merupakan pemeriksaan yang masih baru, tidak invasif dan tanpa persiapan. Makalah ini akan mengemukakan hasil pengamatan pemeriksaan USG pada nodul dingin soliter dihubungkan dengan gambaran histologiknya. "
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1989
T6709
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Nelly Susanto
"Tujuan: Untuk menilai tingkat sensitifitas dan spesifisitas ultrasonografi (USG) resolusi tinggi terhadap elektromiografi (EMG) dalam mendiagnosis sindroma terowongan karpal (STK).
Bahan dan Cara: Penelitian ini merupakan uji diagnostik dari 30 pasien (44 sampel) dengan klinis sindroma terowongan karpal yang dilakukan pemeriksaan ultrasonografi resolusi tinggi dibandingkan dengan pemeriksaan elektrorniografi sebagai baku emas. Kriteria diagnosis USG resolusi tinggi dibuat berdasarkan penemuan yang dilakukan oleh Calleja Cancho dick., Buchberger dick, serta Mesgarzadeh dick.
Hasil: Dari perhitungan statistik didapatkan nilai sensitifitas, spesifisitas dan Kappa USG resolusi tinggi terhadap EMG adalah 97,1%, 60% dan 0,84.
Kesimpulan: USG resolusi tinggi sensitif dalam mendiagnosis STK namun tidak spesifik. Didapatkan korelasi yang baik antara USG resolusi tinggi dan EMG.
Objective: The purpose of this study is to evaluate sensitivity and specificity of the high resolution ultrasonography as compare to electromyography to diagnose carpal tunnel syndrome (CTS).Methods: This cross sectional study evaluated the high resolution sonography of 30 consecutive patients (44 samples) with clinical CTS as compare with the electromyography as gold standard. The criteria used in the diagnosis of CTS with high resolution sonography was based on the findings as reported by Calleja Cancho et.al., Buchberger et.al., and Mesgarzadeh et.al.Results: Based on the statistics computation, we noted that the sensitivity, specificity and Kappa value are 97,1%, 60% and 0.84, respectively, for high resolution sonography as compare with the electromyography."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Budiawan Atmadja
"USG transabdominal dapat memainkan peranan didalam menilai derajat varises esofagus. Kriteria diagnostik yang diajukan Kishimoto dkk untuk menilai adanya varises esofagus melalui penilaian ketebalan dan ireguleritas dinding anterior esofagus dengan USG transabdominal dapat dipakai sebagai acuan dalam menilai derajat varises esofagus.
Transabdominal ultrasound can play a role in assessing the degree of esophageal varicose veins. Diagnostic criteria proposed by Kishimoto et al to assess the presence of esophageal varicose veinsthrough the assessment of the thickness and irregularity of the anterior wall of the esophagus with transabdominal ultrasound can be used as a reference in assessing the degree of esophageal varicose veins."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2001
T-pdf
UI - Tesis Open Universitas Indonesia Library
Budianto
"Pielografi intravena (PIV) dianggap sebagai pemeriksaan awal yang terbaik pada pasien dengan kecurigaan batu ureter, tetapi belakangan ultrasonograpi (USG) telah dianggap sebagai salah satu altematif. Telah dilakukan suatu studi prospektif untuk melihat sekiranya pendekatan ini dapat dipergunakan untuk mendiagnosis batu ureter. Telah dilakukan penelitian terhadap 43 pasien dengan kecurigaan batu ureter yang dikirim ke bagian radiologi dalarn peri ode 7 bulan penelitian. Dilakukan pemeriksaan dengan menggunakan USG dan PIV pada hari yang sarna. Hasilnya, berdasarkan PIV didapatkan 21 pasien dengan batu ureter, dengan USG didapat hanya satu kesalahan diagnosis. Evaluasi dengan menggunakan koefisien kappa menunjukkan terdapat keselarasan yang secara statistik sangat baik antara hasil USG dan PIV. Penulis mengambil kesimpulan bahwa USG dapat dipergunakan sebagai salah satu modalitasvaltematif tehadap PIV dalam mendiagnosis batu ureter."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2001
T59022
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Sri Rafela Allaida Roestam
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1995
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Fajar Winarto
"Tujuan : Mencari Korelasi antara ketebalan lemak subkutis dengan menggunakan ultrasonografi dibandingkan dengan persentase lemak total tubuh dengan metoda Bioelectric Impedance Analysis (BIA) dan mencari formula untuk memperkirakan persentase lemak total tubuh dengan menggunakan ketebalan lemak subkutis menggunakan ultrasonografi. Subjek dan Metode : Kami melakukan suatu studi prospektif antara bulan Januari sampai dengan April 2003 pada sebanyak 50 orang sukarelawan dengan indeks massa tubuh normal, dilakukan pemeriksaan Bioelectric Impedance Analysis (BIA) dan Ketebalan lemak subkutis dengan menggunakan ultrasonografi. Oari BIA dilakukan pengukuran impedance (Z) pada frekuensi 50 KHz yang selanjutnya dihitung massa bebas lemak dengan formulasi dari Oeurenberg kemudian dilakukan perhitungan persentase lemak total tubuh. Sedangkan USG jaringan lemak subkutis dilakukan dengan menggunakan transducel linier 7,5 MHz, dengan mengukur ketebalan lemak dari permukaan bawah kulit sampai batas atas otot pada daerah triceps, biceps, subscapula, midaxilla, suprailiaca dan abdominal. Menggunakan SPSS versi 10.0 dicari korelasi antara kedua indikator tersebut yang selanjutnya untuk menguji hubungan antara kedua variabel tersebut dilakukan suatu uji korelasi regresi.
Objective: To find the correlation between subcutaneous fat thickness by using ultrasound compared to the percentage of total body fat by Bioelectric Impedance Analysis (BIA) method and to find formula to estimate the total body fat percentage using subcutaneous fat thickness using ultrasound. Subject and Method: We conducted a prospective study between January and April 2003 on 50 volunteers with normal body mass index, Bioelectric Impedance Analysis (BIA) and subcutaneous fat thickness examination using ultrasound. Oari BIA is measured impedance (Z) at a frequency of 50 KHz which is then calculated as a fat-free mass with the formulation of Oeurenberg then calculates the total body fat percentage. Meanwhile, ultrasonography of subcutaneous fat tissue was performed using a 7.5 MHz linear transducel, by measuring the thickness of fat from the lower surface of the skin to the upper limit of the muscles in the triceps, biceps, subscapula, midaxilla, suprailiaca and abdominal regions. Using SPSS version 10.0, a correlation between the two indicators was sought, and then to test the relationship between the two variables, a regression correlation test was carried out."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2003
T-pdf
UI - Tesis Open Universitas Indonesia Library