Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dwi Ariawan
Abstrak :
Saat ini rumah sakit dituntut untuk memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas. Tenaga keperawatan sebagai bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan di rumah sakit, merupakan kelompok sumber daya manusia profesional yang sangat penting dalam menghasilkan pelayanan kesehatan yang berkualitas. Rumah Sakit Azra memiliki visi mengunggulkan pelayanan keperawatan yang profesional. Untuk mewujudkan visi ini, pihak manajemen RS Azra perlu memberikan perhatian khusus kepada tenaga keperawatannya, salah satu yang terpenting ialah dalam pengembangan karirnya. Penelitian ini bertujuan untuk menyusun perencanaan pengembangan karir tenaga keperawatan yang sesuai untuk RS Azra yang memiliki visi mengunggulkan pelayanan keperawatan yang profesional. Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus dengan menggunakan analisis kualitatif berdasarkan tinjauan pustaka dan studi komparatif atas perencanaan pengembangan karir rumah sakit pembanding yaitu Pelayanan Kesehatan Saint Carolus Jakarta dan RS Awal Bros Pekanbaru. Selain itu peneliti melakukan wawancara mendalam dengan para informan dan mengumpulkan data sekunder di RS Azra. Dari semua yang dijelaskan diatas, peneliti kemudian melakukan sintesis sehingga didapatkan pola perencanaan pengembangan karir tenaga keperawatan RS Azra. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hingga saat ini RS Azra belum memiliki pola perencanaan pengembangan karir tenaga keperawatan yang baku dan terstruktur. Pengembangan karir yang ada baru terbatas pada kegiatan pelatihan yang dilaksanakan secara tidak terstruktur dan bersifat reaktif. Selain itu hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pola perencanaan pengembangan karir tenaga keperawatan RS Azra dapat dikembangkan sesuai dengan sintesis dan pola perencanaan pengembangan karir tenaga keperawatan Pelayanan Kesehatan Saint Carolus dan RS Awal Bros. ......Today, hospitals are requested to provide excellent health care services. Nurse as a part of the health care system in hospital, is a group of professional that is very important in providing excellent health care services. The vision of Azra Hospital is to excel professional nursing care. To achieve this vision, the management of Azra Hospital should give special attention to their nursing personnel. One of the most important things is the nursing personnels career development. The purpose of this research is to make a career planning and career development for nursing personnel, which is appropriate with Azra Hospital. The data was collected from in-depth interview and documentation in Azra Hospital. Further, the data were analyzed by qualitative method based on literature and using two hospitals as comparative models. The important result of this research is that the nursing personnel career planning and development is limited in training activities, which unstructured. It is necessary to develop the nursing personnel career planning and development by synthesizes the pattern in comparative hospitals, Sint Carolus Health Services and Awal Bros Hospital.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T565
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Soebagio T.
Abstrak :
Rumah sakit sebagai lembaga sosio-ekonomi mempunyai tanggung jawab social terhadap kesehatan masyarakat. Dalam melaksanakan fungsi sosialnya diperlukarn dana yang cukup agar rumah sakit dapat terus melangsungkan kegiatan operasionalnya secara wajar. Oleh karena itu rumah sakit harus mempunyai unit-unit layanan yang menghasilkan pendapatan (revenue). Dalam pelaksanaan pendanaan rumah sakit terdapat suatu sistim subsidi-silang (cross subsidi) yang sifatnyamelalui alokasi dana dari unit-unit yang menghasilkan pcndapatan (revenue) terhadap unit-unit yang dianggap merugi. Rumah Sakit Umum Palang Merah Indonesia (RSU-PMT) Bogor merupakan salah satu rumah sakit yang melakukan pengelolaan keuangan dengan sistim subsidi silang. Hal irki untuk melaksanakan misi rumah sakit yang pada intinya adalah pengabdian sosial bagi masyarakat. Unit-unit layanan yang diharapkan dapat menghasilkan pendapatan (revenue) diantaranya adalah ruang rawat inap kelas I Utama dan kelas I, serta penunjang medis. Dalam hal rawat inap kelas I Utama dan kelas I di RSU-PMI Bogor, pcnggtmaan (BOR) belum optimal sehingga kurang mendukung sistim subsidi-silang. Untuk mencapai tingkat penggunaan yang optimal harus dicari suatu strategi yang sesuai dcngan keadaan rumah sakit. Dengan melakukan analisis situasi dan pengambilan keputusan strategis maka diharapkan akan terpilih strategi yang tepat. Mencoba melakukan analisis dengan metodologi penelitian operasional secara deskriptif yang menggunakan kerangka formulasi 3 (tiga) tahap (David, 1997) : 1. Tahap Masukan, dilakukan analisis Matriks EFE dan Matriks IFE 2. Tahap Perryesuaian, dilakukan analisis Matrik TOWS dan Matriks BCG 3. Tahap Keputusan, dilakukan analisis QSPM Disertai dengan tinjauan dari aspek pemasaran berupa fenomena-fenomena pemasaran pengambilan keputusan konsumen, segmentasi, siklus hidup produk, penempatan (positioning), respons pasar, dan perilaku kompetisi. Hasil penelitian mengarahkan untuk mengembangkan rawat inap kelas I Utama dan kolas I (product development) disertai pengembangan pasar (market development) dengan strategi pcmasaran kepemimpinan biaya (cost leadership) dan differensiasi. ......Analysis Of Development And Marketing Strategy Palang Merah Indonesia Hospital In Bogor DistrictHospital as socio-economic institution has social responsibility for health community. In order to social function, hospital needs fund for continuing operational with normal activity. Cause of that social function, hospital must have revenue center for funding the operational activity. There is Cross-Subsidies System for funding the hospital activity, that allow allocation fund from revenue center units to the other units who needs for operational activity. Palang Merah Indonesia (PMI) hospital in Bogor was funding with Cross-Subsidies System. Its system applies because the core business PMI hospital is social for well being communities. One of healthcare units that generate revenue is inpatient healthcare from VIP and First Class room. also medical supporting healthcare. In order inpatient with VIP and Fiat Class room PMI Hospital in Bogor, bed utilization (BOR) didn't optimum for Cross Subsidies System. To achieve the optimum utilization must have strategies that match with hospital situation. With situation analysis and strategic decision making in hospital, the expectation that right strategies was made. This thesis will analyze with operational research methodology based on three stages formulation framework (David, 1997) : 1. Input Stage, made EFE Matrix and IFE Matrix analysis. 2. Matching Stage, made TOWS Matrix and BCG Matrix analysis 3. Decision Stage, made QSPM analysis Accomplished the analysis with review aspects of the underlying marketing phenomena : consumer decision making position in life cycle, segmentation, positioning market response, and competitive behavior. Results of the research are to develop inpatient care especially VIP and First Class room (Product Development) with extension the market (Market Development), suggest cost leadership and differentiation for marketing strategy.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Made Sarmadi
Abstrak :
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran pada khususnya serta perkembangan masyarakat pada umumnya telah mempengaruhi kebutuhan masyrakat akan pelayanan kesehatan baik jenis maupun mutunya. Peranan nimah sakit dapat diukur dari keberhasilannya dalam memberikan pelayanan yang bermutu sehingga mempercepat proses penyembuhan pasien. Dalam tiga tabula terakhir di runah sakit PMI Bogor terjadi penurunan tingkat penghunian tempat tidur ( Bed Occupancy Rate ) sehingga dibawah angka rata-rata nasional sedangkan angka kematian kasar ( Gross Death Rate ), angka kematian bersih ( Net Death Rate ) berada diatas angka rata-rata nasional. Salah satu sebab yang diduga adalah kurang puasnya pasien / keluarga terhadap penampilan upaya pelayanan rawat inap di rumah sakit tersebut. Tujuan penelitian ini, adalah untuk memperoleh gambaran tentang keadaan dan hubungan antara kepuasan pasien / keluarga dengan penampilan upaya pelayanan rawat inap kelas ZQ di rumah sakit. Penelitian ini bersifat survey dengan pendekatan "cross sectional" dari data primer yang diperoleh melalui kuesioner. Tehnik analisa statistik yang digunakan adalah analisa univariat, analisa bivariat ( Chi-square ) dan dilanjutkan dengan uji regresi logistik. Dari anliasa univariat menunjukkan bahwa pasien / keluarga sebagian besar puas dengan pelayanan yang diberikan, dan analisa bivariat dengan chi square menunjukkan bahwa dari tujuh variabel yang diteliti ternyata empat variabel mempunyai hubungan yang bermakna secara statistik dengan kepuasan pasien. Sedangkan uji regresi logistik disini bertujuan untuk melihat seberapa kuatnya hubungan tersebut. Berdasarkan hasil yang didapat maka saran-saran yang dikemukakan adalah terus meningkatkan kualitas pelayanan baik dokter maupun perawat, memperbaiki keadaan lingkungan rumah sakit dan penelitian lebih lanjut tentang hal-hal lain yang dapat mempengaruhi kepuasan pasien rawat inap kelas III di rumah sakit PMI Bogor. Daftar pustaka 38 ( 1965 - 1994 )
The development of the science and medical technology in one hand and the development of the society in the other hand have influenced the demand of the public in obtaining a healthful service both in a kind and a quality as well. The role of the hospital, could be measured by the successfulness of the service that to be provided and its quality as well, and thereby, it could accelerate the recovering process of the patient. In the last three years, at the hospital of PMI Bogor, there has been accurred a decreasing of the Bed Occupancy Rate so it could reach below the National average rate, while the Gross Death Rate, Net Death rate are above the national average rate. One of the considering factor is the unsatisfactory patient/family against the presentation of the servicing effort towards inpatient in that hospital. The goal of this research to be aimed as such to obtain a picture of the situation and the relationship between the satisfaction of the patient/family with the presentation of the servicing effort of the III rd class inpatient in the hospital. This research is a kind of a survey that uses a "cross sectional" approach from a primary data to be obtained through a questionnaire. The techniques of the statistical analysis those to be used are, univariant analysis, bivariant analysis (chi square test) and then to be continued by a logistical regression test. The univariant analysis has shown that a large number of patients/families have been satisfied by the services those to be given, and the bivariant analysis with chi square test shown that, of the seven variables those to be examined, in fact, four variables have a meaningful connection statistically with the satisfactions of the patients. While this logistical regression test to be aimed to see how strong the connections are. Based on the results those have been obtained, there are some suggestions may be forwarded such as, a continuing effort to increase a serviceable quality of all, the doctors as well as the nurses, to improve the environment of the hospital and a further research towards another matters those would influence the satisfactions of the III rd class inpatients at the hospital of PMI Bogor. Refferences : 38 (1965 - 1994)
Depok: Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Euis Widaningsih
Abstrak :
ABSTRAK Bertambahnya kuantitas rumah sakit di Indonesia seiring dengan kebijaksanaan Pemerintah dalam memberikan kemudahan ijin bagi pendirian rumah sakit baru, disertai berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi serta meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang bermutu, berdampak pada persaingan di bidang perumah-sakitan yang tidak dapat dielakkan dalam era globalisasi saat ini. Guna mengantisipasi keadaan ini, rumah sakit hendaknya memiliki keunggulan kompetitif yang dapat diandalkan dalam menarik kepercayaan masyarakat, sehingga kelangsungan operasional rumah sakit dapat dipertahankan. Kepuasan pasien sebagai suatu indikator dalam menilai mutu pelayanan kesehatan dapat digunakan sebagai umpan balik dalam penyelenggaraan rumah sakit, baik pelayanan medis maupun penunjang medis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara karakteristik pasien dan pelayanan dengan kepuasan di instalasi farmasi, laboratorium dan radiologi rumah sakit PMI Bogor. Merupakan penelitian deskriftif dan analitik kuantitatif yang dilakukan terhadap penilaian responden yang terdiri dari pasien rawat jalan atau keluarganya yang datang ke instalasi tersebut. Hasil penelitian menunjukkan tingkat kepuasan pasien masih rendah, tingkat kepuasan pasien di instalasi farmasi dan laboratorium adalah 66,67 %, dan di instalasi radiologi sebesar 56,67 %. Terdapat beberapa faktor yang berhubungan dengan kepuasan. Diketahui tingkat pendidikan dan pendapatan pasien serta pelayanan penerima resep, petugas kasir, penyerahan obat dan keadaan ruang tunggu dan Apotik menunjukkan hubungan yang bermakna terhadap kepuasan pasien/keluarga di instalasi farmasi. Pendidikan serta aspek pelayanan seperti pelayanan petugas kasir, pelayanan petugas pengambilan darah dan keadaan ruang pengambilan darah menunjukkan hubungan yang bermakna dengan kepuasan pasien/keluarga di instalasi radiologi. Perbedaan umur dan pendidikan serta penilaian terhadap petugas penerimaan lembar pemeriksaan dan keadaan ruang rontgent mempunyai hubungan yang bermakna dengan kepuasan pasien/keluarga di instalasi radiologi. Untuk meningkatkan mutu pelayanan di instalasi-instalasi ini disarankan untuk memperhatikan kelompok pasien yang tidak puas, mengatur jadwal pemeriksaan di poliklinik, melakukan penataan sumber daya manusia yang ada dan memperbaiki kondisi lingkungan fisik.
ABSTRACT In line with increasing in number of hospital, increasining in public demand to the quality of health service and science and technology development, hospital enter into era of competition. Consequently, to anticipate the situation hospital must posses special quality to acquire the people trust. Patient satisfaction is an indicator to asses the quality of health service and it is useful to appreciate the promotion of quality health This research was aimed to know the characteristic of patient and service that was connection with satisfaction in the pharmacy. laboratory and radiology installation. The types of this research were descriptiive and quantitative analytic through the interviews against patients or their families during the researching period. This research concluded that patient satisfaction was Blighty below. (66,67 % in pharmacy and laboratory installation and 56,67 % in radiology installation). There were several factors related to satisfaction. In pharmacy installation the factors were stage of education, income and service's aspect such as receiver receipt's service, cashier's service, dispencer's service and condition of waiting and pharmacy room. In laboratory installation the factors were education, cashier's service, blood jailer's service and the internal room condition, and the factors in radiology installation were namely patient's age, the receiver of examination form's service and the condition of internal room. To increase to quality of service, it is suggested to perceive the unsatisfied groups by arranging the schedule of out patient's services, organizing the human resources in the hospital and it is necessary to revice the physical condition of the area.
Depok: Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Maulina Dewi
Abstrak :
SJSN pada dasarnya merupakan program negara yang bertujuan memberi kepastian perlindungan dan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Melalui program ini, setiap penduduk diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dasar hidup yang layak apabila terjadi hal-hal yang dapat mengakibatkan hilang atau berkurangnya pendapatan, karena menderita sakit, mengalami kecelakaan, kehilangan pekerjaan, memasuki usia lanjut atau pensiun Melalui peraturan presiden nomor 12 tahun 2013 tentang jaminan kesehatan ditetapkan pembayaran pelayanan kesehatan tingkat lanjut di rumah sakit menggunakan pembayaran pra upaya (prospective payment) yaitu menggunakan pola INA-CBGs. Penerapan tarif INA-CBGs menimbulkan polemik bagi rumah sakit karena terdapat selisih bayar yang cukup besar antara tarif rumah sakit dan tarif INA-CBGs.Salah satu komponen yang harus dipersiapkan oleh rumah sakit adalah membuat suatu pedoman pembiayaan berdasarkan cost of treatment berbasis clinical pathways. Prioritas untuk pembuatan clinical pathway adalah kasus yang sering ditemui,kasus yang terbanyak,biayanya tinggi,perjalanan penyakit dan hasilnya dapat diperkirakan,telah tersedia standar pelayanan medis dan standar prosedur operasional. Untuk tindakan herniotomi yang disepakati di RS PMI Bogor ada 12 clinical pathway.dengan perhitungan cost of treatment dari yang paling minimal pada kasus herniotomi anak murni Rp 5.368.719,00 sampai yang maksimal pada herniotomi Tua komplikasi dengan penyerta sebesar Rp 9.350.683,00. Dengan adanya perhitungan ini Rumah Sakit memiliki pedoman biaya tindakan herniotomi yang bersifat prospective payment. Saran untuk rumah sakit diharapkan rumah sakit melakukan perhitungan cost of treatment untuk tindakan yang lain berdasarkan clinical pathway yang disepakati di RS PMI Bogor.
National Health Insurance System (SJSN) is basically a state program that aims to provide certainty of protection and social welfare for all Indonesian people. Through this program, each resident is expected to meet the basic needs of living where things happen that can lead to lost or reduced income, because of illness, accident, loss of a job, entering old age or retirement. Through a presidential decree number 12 of 2013 about , has set an advanced payment of health care services in hospitals, using pre-payment efforts (prospective payment) that uses pattern INA-CBGs. Implementation of INACBGs rates for hospital became polemic because there is a large enough difference in pay between hospital rates and INA-CBGs rates.One of the component that must be prepared by the hospital is making a guideline based on clinical pathway calculated cost of treatment.Prioritas for the manufacture of clinical pathways are frequently encountered cases, most cases, the cost is high, the disease course and outcome can be expected, has provided medical service standards and standard procedures operasional.For herniotomy procedures agreed at the PMI Bogor hospital, there were 12 clinical pathway with calculation cost of treatment and the most minimal in the case of a pure child herniotomy Rp 5,368,719.00 to the maximum at Old herniotomy with concomitant complications of Rp 9,350,683.00. Given this calculation Hospital has guidelines herniotomy procedures costs that are prospective payment. Suggestions for hospital is expected to perform the calculation of the cost of treatment for other actions based on agreed clinical pathways in PMI Bogor hospital.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T39241
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulianti Yulia
Abstrak :
Sumber daya manusia merupakan salah satu unsur penting dalam upaya pelayanan kesehatan di rumah sakit. Mutu pelayanan rumah sakit amat berhubungan dengan tersedianya tenaga kerja yang memadai baik dari segi jenis, jumlah, maupun dari segi kualitas. Pelayanan Instalasi Farmasi Rumah Sakit sebagai "Revenue Center" utama akan turut mempengaruhi mutu pelayanan dan sekaligus citra rumah sakit. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran tentang pola penggunaan waktu kerja tenaga instalasi farmasi dan hubungannya dengan kualitas pelayanan resep. Penelitian ini merupakan penelitian "cross sectional" dengan metode "work sampling" dan "pengukuran lama waktu pe layanan resep" yang dilakukan di Instalasi Farmasi RSU PMI Bogor. Hasil penelitian yang didapatkan adalah : - Persentase Penggunaan Waktu Kerja Produktif : 64.25 %, dan hal ini dinilai cukup produktif. - Penggunaan Waktu Kerja Produktif yang tertinggi ditemukan pada jam 10.00 - 11.00 dan pada hari Senin. - Penggunaan Waktu Kerja Produktif yang terendah ditemukan pada jam 08.00 - 10.00 dan pada hari Jumat. - Ditemukan perbedaan yang bermakna dalam penggunaan waktu kerja produktif menurut karakteristik individu antara lain jenis kelamin, lama kerja, pendidikan dan status perkawinan. Perlu dipikirkan pula akan adanya faktor lain yang mem pengaruhi produktivitas. - Produktivitas yang tinggi, tidak selalu menyebabkan kualitas pelayanan menjadi baik. Kualitas pelayanan resep menjadi buruk, disebabkan adanya "waiting time" yang tinggi terutama pada jam -jam sibuk. Beberapa saran yang diusulkan, antara lain : - Meningkatkan penggunaan waktu kerja produktif. - Mengurangi "waiting time " dengan Mengatur jadwal pelayanan poliklinik. - Mengatur penempatan tenaga instalasi farmasi yang ada, sesuai dengan kebutuhan. - Meningkatkan pelatihan dan bimbingan bagi tenaga SIPR. - Perlu diusahakan suasana kerja yang dapat meningkatkan motivasi karyawan dalam bekerja. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan pertimbangan dalam manajemen ketenagaan di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum PMI Bogor. ......Human resource is the most important element for health services in the hospital. The quality of services in the hospital is closely related to the availability of number, types and reliable quality of man power in the hospital. Pharmacy Installation in the hospital is the important "Revenue center", influences both the quality of hospital services and the hospital image. The purpose of this research was to obtain a picture of the use of working time and its relations to the quality of services in Pharmacy Installation. This research was a cross sectional study using the method of "work sampling" and " measurement of the duration of prescription services" conducted at pharmacy installation. The results of this study were as follows: - Employees in pharmacy installation used their working time sufficiently productive ( 64,25 %). - The highest percentage of productive working time was between 10.00 AM and 11.00 AM and on Sundays. - The lowest percentage of productive working time was between 8.00 AM and 9.00 AM and on Fridays. - There were difference of individual characteristic in the use of productive working time. The factors were sex, education, years of work and marital status. It was necessary to consider other influence factors. - High productivity did not consistently increase the quality of services. The quality of services decreased because of high "waiting time", especially at active hours. Based on obtained results, it is suggested that we: - Improve the productive working hours use. - Decrease waiting time by arranging the schedule of outpatients services. - Placing and staffing of Pharmacy Installation man power in accordance with the necessity. - Improving education and training for Pharmacy Installation man power. - It is necessary to create a favorable condition which can improve motivation of man power. The results of this study are expected to be useful for consideration in the human resources management of Pharmacy Installation at the Bogor PMI Hospital.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library