Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 189 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bonifasia Endah Secundarti
Abstrak :
ABSTRAK
Kota Administratif Bekasi merupakan salah satu kota yang terkena dampak dari dinamika kota metropolitan Jakarta, dimana di dalam Inpres No. 13/1976, Kotif Bekasi, berfungsi sebagai daerah penyangga Jakarta. Di dalam Kebijaksanaan Tata Ruang Daerah Kabupaten Dati II Bekasi, Kotif Bekasi diperuntukan bagi perumahan, industri, pusat pemerintahan, pendidikan dan pusat perdagangan, sehingga telah mendesak antara lain perubahan penggunaan tanah yang bersifat pedesaan ke bentuk penggunaan tanah yang bersifat perkotaan. Masalah yang dibahas yaitu Dimana wilayah perkotaan, perali han dan pinggiran tahun 1983 dan 1992 dan bagaimana perubahannya. Metode penelitian yang digunakan metode deskriptif dengan pertarapalan peta variabel penduduk, penggunaan tanah, jaringan jalan aspal, fasilitas kota dan pusat keramaian. tfilayah perkotaan tahun 1983 terletak di bagian tengah, wilayah peralihannya terletak di sisi barat dan timur wilayah perkotaan. Sedangkan wilayah pinggirannya mengelilingi wilayah peralihan. Wilayah perkotaan tahun 1992 terletak memanjang di bagian tengah, membelah Kotif Bekasi dari barat sampai timur, sehingga wilayah perkotaannya sejajar dengan jalan tol Jakarta-Cikampek, wilayah peralihannya di sisi utara, tenggara dan barat wilayah perkotaan. Sedangkan wilayah pinggirannya berada di pinggir batas wilayah Kotif bagian utara dan selatan. Bertambah luasnya wilayah perkotaan karena perubahan wilayah dari pinggiran dan peralihan menjadi perkotaan. Arah pertambahan tersebut adalah mulai dari bagian tengah ke arah barat dan timur Kotif Bekasi sesuai dengan lokasi pintu gerbang tol Jakarta-Cikampek. Wilayah peralihan juga mengalami pertambahan luas, arah pertambahan tersebut adalah ke arah utara, tenggara dan barat dari wilayah Kotif Bekasi, yang berbatasan langsung dengan wilayah kota Jakarta dan dekat gerbang tol Jakarta- Cikampek.
1995
S33528
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hunila, Janjte G.
Abstrak :
Penglaju pekerja adalah orang yang secara rutin ke luar dari desanya menUju ke suatu tempat untuk bekerja dengan waktu minimum enam jam dan tidak lebih vdari dua puluh empat jam atau satu hari untukk kembali ke desa asal. Gerak pandudnk ke luar desa untuk bekenja setiap hari sudah lama terjadi dan sifatnya tetap, seperti membantu tanam dan panen di desa-desa lain, demikian pula perdagangan antar desa. Tetapi dengan semakin berkembangnya pusat-pusat kota dan dirangsang oleh transportasi yang lebih mudah telah merubah kesempatan gerak penduduk ini. Jumlah mereka semakin bertambah besar dan polanya pun menjadi tidak sederkana. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keadaan daerah asal dan pola penglaju pekerjanya. Daerah penelitian meliputi tiga belas desa yang berlokasi di sepanjang lintasan kereta api antara Serpong - Jakarta. Ketiga belas desa tersebut termasuk dalam Kabupaten Tangerang, Propinsi Jawa Barat. Berikut ini adalah kesimpulan dari hasil penelitian : 1. Karakteristik daerah asal penglaju pekerja di sepaniang lintasan kereta api antara Serpong - Jakarta berdasarkan keadaan sumber daya lingkungan fisik-biologis, sarana dan prasarana perhubungan adalah wilayah yang mempunyai luas penggunaan tanah pertanian kecil, kepadatan agraris tinggi dan kerapatan jaringan jalan rendah. 2. Pola penglaju pekerja di sepanjang lintasan kereta api antara Serpong - Jakarta berdasarkan kelompok daerah tujuan, jarak tempuh dan volume penglaju pekerja adalah : - penglaju pekerja antar desa di dalam batas kecamaatan berpola semakin bertambah jauh jarak tempuh maka semakin bertambah kecil volnme penglaju pekerja. - penglaju pekerja antar kecamatan di dalam batas kabupaten berpola semakin bertambah jauh jarak tempuh maka semakin bertambah besar volume penglaju pekerja hanya hingga jarak 12 - 16 kilometer. Lebih javili dari ,iarak 12 - 16 kilometer maka semakin bertambah kecil volume penglaju pekerja. - penglaju pekerja ke luar batas kabupaten berpola semakin bertambah jauh jarak tempuh maka semakin bertambali besar volume penglaju pekerja hanya hingga jarak 8-12 kilometer. Lebih jauh dari iarak 8-12 kilometer maka semakin bertambah kecil volume penglaju pekerja.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1996
S33520
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lokita Mardanti
Abstrak :
Kabupaten Samosir merupakan daerah yang mempunyai berbagai objek wisata, baik itu objek wisata alam, sejarah, maupun budaya. Objek wisata yang paling terkenal dan diunggulkan dalam menarik wisatawan adalah danau toba. Di dalam industri pariwisata Kabupaten Samosir terdapat fasilitas pariwisata yang mendukung kegiatan pariwisata. Fasilitas sekunder dalam pariwisata merupakan faktor yang essensial dalam menunjang pariwisata tersebut, yaitu fasilitas akomodasi, fasilitas makan, dan fasilitas belanja. Dalam kurun waktu tahun 2004 dan 2010 fasilitas tersebut mengalami perkembangan. Perlu diketahui bagaimana perkembangan fasilitas pariwisata yang terjadi di Kabupaten Samosir demi kemajuan industri pariwisata daerah tersebut. Untuk membandingkan perkembangan fasilitas sekunder maka dibagi lagi menjadi tiga daerah, yaitu Daerah Tepian Danau Barat, Daerah Tepian Danau Tengah dan Daerah Tepian Danau Timur, lalu mengkorelasikan peta hasil yang didapat dan dijelaskan secara deskriptif perbandingannya. Secara keseluruhan daerah wisata tepian danau timur merupakan daerah yang berkembang dan paling lengkap fasilitasnya, hal ini karena daerah tersebut memiliki aksesibilitas paling tinggi. ......Samosir District is an area that has many tourist attractions, both natural attractions, history, and culture. The most famous tourist attraction and seeded in attracting tourists is the Lake Toba. In the Samosir Regency’s tourism industry needs tourism facilities to support tourism activities. Secondary facilities in tourism is an essential factor in supporting tourism, the accommodation facilities, dining facilities, and shopping facilities. In the period of 2004 and 2010, the facility experienced growth. It is necessary to know about how the development of tourism facilities that occurred in Samosir regency for the progress of that particular regional tourism industry.To compare the development of secondary facilities will be further divided into three regions, namely the West Lake Region Edge, Edge Region Lakes Region of Central and Eastern shores of the lake, and then correlate the map results obtained and described by descriptive comparison. On the whole tourist area east shore is a growing area and the most complete amenities, this is because the area has the highest accessibility
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S135
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Otman Pratisto
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1996
S33623
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmawati Kusumastuti Roosadiono
Abstrak :
Kota Bukittinggi merupakan salah satu daerah tujuan wisata utama Indonesia yang terletak di Provinsi Sumatera Barat. Kota Bukittinggi memiliki beberapa objek wisata yang banyak menarik kunjungan wisatawan nusantara dan mancanegara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola perkembangan fasilitas wisata di Kota Bukittinggi tahun 1994-2007, yaitu dengan cara mengkorelasikan lokasi dan jumlah fasilitas wisata dengan lokasi objek wisata, jumlah wisatawan, dan jaringan jalan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan spasial dan metode deskriptif dengan membagi tahun penelitian menjadi tiga periode,yaitu periode I (1994-1997), periode II (1998-2002), periode III (2003-2007). Pola perkembangan fasilitas wisata Kota Bukittinggi Tahun 1994-2007 mengelompok di pusat kota dan linear mengikuti jaringan jalan utama kota menuju ke arah Padang. ......City of Bukittinggi is one of the main tourist destination of Indonesia is located in the Province of West Sumatra. Bukittinggi city has a few objects that attract many tourists visit the archipelago and abroad. This study aims to determine the pattern of tourism facilities in the city of Bukittinggi in 1994-2007, that is the way to correlate the location and number of facilities with tourism object location, the number of tourists, and the road network. Method used in this research approach, namely spatial and descriptive method by dividing a three-year research period, the period I (1994-1997), period II (1998-2002), period III (2003-2007). The development pattern of tourism facilities at Bukittinggi city in 1994-2007 is clustering in city center and linearing at city street network heading to Padang.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S34110
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ambaryani
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S34143
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sadhu Zukhruf Janottama
Abstrak :
Metamarket mobil di Kota Serang merupakan perwujudan kognitif konsumen mobil di Kota Serang mengenai produk dan jasa komplementernya. Kota Serang yang berletak strategis, memiliki indikasi munculnya metamarket dalam ruang Kota Serang. Penelitian ini melihat metamarket konsumen mobil dan metamarket yang terbentuk dalam dimensi ruang di Kota Serang. Penelitian ini menggunakan analisis kualitatif dengan menggunakan pendekatan keruangan. Hasil yang diperoleh bahwa kognitif konsumen (metamarket) yang terbentuk dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal yang ada dalam diri konsumen dan faktor eksternal yang berasal dari lingkungan konsumen. Faktor internal yang lebih dominan menentukan bagaimana metamarket dalam pikiran konsumen adalah kemampuan konsumen dalam membeli (pendapatan) sedangkan faktor eksternal yang lebih dominan berpengaruh adalah kedekatan sosial yang dimiliki konsumen. Perwujudan metamarket mobil dalam ruang di Kota Serang terwujud secara tersebar dan terkonsentrasi di beberapa ruas jalan di Kota Serang. Ada gap (jenjang) yang terwujud antara kognitif yang ada dalam pikiran konsumen dengan realita yang terwujud di ruang Kota Serang yang terjadi akibat pergeseran kepercayaan hubungan konsumen vertikal (produsen ke konsumen) menuju horizontal (konsumen ke konsumen lain). ......Serang is the prime city in Banten Province, Indonesia. Being the provincial capital city, Serang needs of valuable assets are very high. Some people tend to have precious belonging as their symbols of wealth. One of precious possessions are vehicle, such as car. This study attempt to picture consumers metamarket of cars and its complementary services. To fulfill the objective of this study, the data collected by depth interview and analyzing through spatial approach. The result showed that the ability in purchasing is the main internal factor that influence people in doing their transaction. Whereas the dominant external factor that influence people to decide the transaction is their social closeness that they have. Cars metamarket configuration in Serang City is disperse all over the city but concentrate only in several main streets. There are gaps between the cognitive mental maps of consumers and the reality in the city that caused by a shift in consumer from a vertical relationship (producers to consumers) to horizontal relationship (the consumer to other consumers). The cars and its complementary services metamarket of cognitive mental maps is better than the reality that been serve by the producers.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S42068
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fajar Nugraha
Abstrak :
Mekanisme perambatan gelombang elektromagnetik (sinyal telepon seluler) tidak hanya melibatkan aspek jarak tetapi juga konfigurasi medan (natural terrain configuration), baik yang bersifat alami (gunung,vegetasi) maupun buatan manusia (bangunan). Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh jarak dari BTS dan tinggi bangunan terhadap kualitas titik sinyal telepon seluler berbasis CDMA yang diukur pada tanggal 3 Maret 2005 di Kotamadya Jakarta Barat dan sekitarnya. Klasifikasi kualitas sinyal dilakukan dengan mempertimbangkan nilai Rx, Tx dan Ec/Io titik sinyal pada saat pengukuran kualitas sinyal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh jarak dari BTS terhadap kualitas sinyal telepon seluler ditemukan pada dua kasus titik sinyal layanan BTS, yaitu BTS Slipi STO, dan BTS Grogol. Sedangkan pengaruh tinggi bangunan terhadap kualitas sinyal telepon seluler di daerah penelitian ditemukan pada empat kasus titik sinyal layanan BTS, yaitu BTS Rawakepa, BTS Jembatan Lima, BTS Tomang, dan BTS Cideng STO. Adapun pada kasus titik sinyal layanan BTS Tomang Raya, tidak ditemukan indikasi pengaruh jarak dari BTS dan tinggi bangunan terhadap kualitas sinyal telepon seluler.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S34119
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silaen, Bintang
Depok: Universitas Indonesia, 1995
S33772
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rini Ariani Septi Berta
Abstrak :
Sebagai negara yang sedang berkembang, pada saat ini Indonesia merupakan negara yang sedang giat-giatnya melaksanakan pembangunan. Sasaran yang hendak dicapai dalam jangka panjang di bidang ekonomi adalah penataan dan pemantapan industri nasional yang mengarah pada penguatan. pendalaman, peningkatan, perluasan dan penyebaran industri ke seluruh wilayah Indonesia Lokasi penelitian ini adalah Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Daerah Tingkat II Smnedaog. Kecamatan Cimanggung adalah salah satu kawasan industri di Kabupaten Sumedang. Kecamatan ini memptmyai potensi yang cukup besar dalam sektor perindustrian. Adaptasi masalah yang diajukan dirumuskan sebagai berikut : 1. Di mana Penyebaran industri di Kecamatan Cimanggung ? 2. Bagaimana Persebaran dampak kegiatan industri di Kecamatan tersebut ? Dalam peneiitian ini kegiatan penduduk yang diteliti adalah usaha penyewaan rmnah dan warung makanan dan minuman. sedangkan variabel-variabel yang diteliti adalah perubahan kegiatan penduduk, penyerapan tenaga ketja dan perubahan pendapatan penduduk yang diukur sejak talum 1987 hingga tahun 1993. Adaptasi satuan analisis yang digunakan adalah desa Untuk menjawab permasalahan di atas, metode analisis yang diguoakan adalah metode superimpose peta yaitu antara peta lokasi kegiatan industri, peta perubahan kegiatan penduduk, peta penyerapan tenaga kerja dan peta perubahan pendapatan penduduk. Kesimpulan yang diperoleh adalah bahwa kehadiran industri memberikan dampak yang cukup besar terhadap perubahan kegiatan penduduk dan penyerapan tenaga kerja Adaptasi desa-desa yang terkena dampak besar adalah desa-desa yang terdapat kegiatan industri.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1996
S34050
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>