Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 17 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Cut Tissa Azura Putri
Abstrak :
Industri tahu adalah salah satu industri yang menghasilkan limbah cair dalam jumlah besar, dan umumnya limbah cair tersebut langsung dibuang kebadan air sungai. Penelitian ini merupakan penelitian observasional yang menggunakan data primer dengan pengambilan sampel limbah cair pabrik tahu, air bersih yang ada di pabrik tahu, dan disekitar pabrik tahu, dan juga badan air sungai yang berada di sekitar pabrik tahu yang dijadikan tempat pebuangan hasil limbah cair untuk dianalisis. Berdasarkan analisis kualitas limbah cair pabrik tahu memiliki nilai BOD dan COD yang tinggi, sehingga perlu dibuat sisitem pengolahan limbah yang mudah dan murah, sedangkan untuk kualitas air bersih layak digunakan oleh penduduk. ......Tofu Industry is one of the industry that produces large amounts of waste water, and the waste water is generally discharged directly into river. This study is an observational study using primary data by sampling tofu waste water, cleanwater at the plant, and near the plant out, and alsor iver water bodies in the vicinity of the plant are used as a waste theresults of effluent to be analyzed. Based on the analysis of the quality of the plant tofu effluent has a BOD and COD values are high, so it needs tobe made easier and cheaper system waste treatment, while the quality of the potable water used by residents.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S45869
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rice Anggrayni
Abstrak :
Pelajar sebagai konsumen harus memiliki perilaku keamanan pangan yang baik untuk mencegah kasus penyakit bawaan makanan di sekolah. Pengetahuan, sikap dan perilaku keamanan pangan pada pelajar dibutuhkan untuk mengembangkan intervensi yang efektif terhadap keamanan pangan. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan karakteristik individu (jenis kelamin, umur, uang saku, kelas dan jurusan), pengetahuan, sikap dan perilaku keamanan pangan pada pelajar di SMAN 4 Depok tahun 2015. Penelitian menggunakan desain studi cross sectional dengan total sampel sebanyak 218 pelajar dari kelas X dan XI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pelajar memiliki pengetahuan keamanan pangan kurang baik (72%), sikap negatif terhadap keamanan pangan (64,7%) dan perilaku keamanan pangan berisiko (71,1%). Berdasarkan analisis bivariat, hanya variabel sikap yang memiliki hubungan bermakna dengan perilaku keamanan pangan pelajar dengan nilai p-value = 0,004 dan nilai OR = 2,523 (CI 95% : 1,380-4,614). ...... Student as the consumer should have a good behavior to prevent foodborne disease at school. Good knowledge, attitude and behavior on food safety were essential for the development of effective educational interventions. The objective of the study was to determine the relationship between student characteristics (sex, age, pocket money, grade and major), knowledge, attitude and food safety behaviors among student of SMAN 4 Depok. This study used Cross sectional design. The sample consisted of 218 participants from tenth and eleventh grade students of SMAN 4 Depok in 2015. The results show that 72% students have less knowledge on food safety, 64,7% students have negative attitudes on food safety and 71,1% students have risky food safety behaviors. Based on bivariate analysis, attitude has significant relationship towards students food safety behavior with p-values 0,004 and OR 2,523 (CI 95% : 1,380-4,614)
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S60162
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Eka Desrina Purwanti
Abstrak :
Tanpa pengelolaan yang baik, sampah dapat memberikan dampak negatif bagi kesehatan masyarakat. Pengelolaan sampah yang aman merupakan salah satu indikator kesehatan lingkungan dalam STBM Sanitasi Total Berbasis Masyarakat. Pengelolaan sampah rumah tangga bukan hanya tanggung jawab Pemerintah, namun masyarakat pun mempunyai kewajiban dalam pengelolaan sampah rumah tangganya. Bank sampah merupakan kelompok swadaya masyarakat dimana kegiatannya adalah menerima tabungan berupa sampah sebagai upaya reduce, reuse, dan recycle dalam pengelolaan sampah. Penelitian ini membahas faktor-faktor yang mempengaruhi peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah melalui bank sampah di Kecamatan Tambun Utara Kabupaten Bekasi Tahun 2018. Adapun meode yang digunakan adalah metode Kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Hasil penelitian menunjukan bahwa Pengetahuan dan sikap berhubungan dengan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah melalui bank sampah. Sikap merupakan faktor dominan dalam penelitian ini dibanding faktor lainnya. Kesimpulan penelitian ini bahwa peran serta masyarakat Kecamatan Tambun Utara Kabupaten Bekasi dalam pengelolaan sampah melalui bank sampah cukup baik, yaitu 63,8.
Without good management, waste can have a negative impact on public health. Safe waste management is one of the indicators of environmental health in STBM Community Based Total Sanitation. Household waste management is not just the responsibility of the government. But also has an obligation in household waste management. Waste Bank is a self help group where the activity is to receive savings in the form of garbage as efforts reduce, reuse, and recycle in the field of waste management. This study discusses the factors that influence the participation of the community in waste management through the garbage bank in Tambun Utara Sub district, Bekasi Regency in 2018. The method used is Quantitative method with cross sectional approach. The result of the research shows that knowledge and attitude relate to community participation in waste management through waste bank. Attitude is the dominant factor in this study compared to other factors. The conclusion of this research is that community participation of Tambun Utara Sub district of Bekasi Regency in waste management through garbage bank is good enough, that is 63,8.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desy Ratnasari
Abstrak :
Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia. Masalah keamanan pangan sangat penting bagi industri pangan. Apabila proses pengolahan makanan tidak dilakukan dengan baik dan benar maka besar kemungkinan dapat terjadi kontaminasi makanan yang menyebabkan terjadi penyakit bawaan makanan, salah satunya adalah keracunan makanan. Produk pangan yang dipasarkan harus terjamin mutunya dan aman untuk dikonsumsi. Penelitian ini bersifat deskriptif yaitu bertujuan untuk melihat gambaran kualitas makanan berdasarkan Hazard Analysis Critical Control Point HACCP dan higiene sanitasi di Leafwell Catering Jakarta tahun 2018. Hasil yang diperoleh pada penelitian yaitu Leafwell Catering memiliki higiene sanitasi sudah baik pada kriteria lokasi dan bangunan serta fasilitas sanitasi. Pada hasil kuesioner checklist observasi dan wawancara pada penjamah makanan di dapatkan hasil 84. Selain itu, pada tahap HACCP ditemukannya titik kritis kendali yang harus dilakukan pengendalian pada tiap tahapan proses pengolahan, serta untuk kualitas bakteriologi baik pada uji sampel makanan protein daging sapi dan ikan, usap tangan, usap tempat makan dan usap sendok saji hasil yang diperoleh tidak ditemukannya bakteri E.coli. Sedangkan bakteri Coliform hanya ditemukan pada sampel makanan protein daging sapi sebesar 266.000 koloni/ml sampel dan sampel ikan sebesar 58 koloni/ml sampel. ......Food is anything that comes from biological resources and water, whether processed or unprocessed, which is intended as food or drink for human consumption. Food safety issues are critical to the food industry. If the food was not processed properly and correctly then it is likely to occur contamination of food that causes foodborne diseases, one of which is food poisoning. The marketed food products must be guaranteed quality and safe for consumption. This research was descriptive study that it aims to see the description of food quality based on Hazard Analysis Critical Control Point HACCP and hygiene sanitation at Leafwell Catering Jakarta 2018. The results obtained in the research that Leafwell Catering has good sanitation hygiene on site and building criteria and sanitation facilities. In the result of questionnaires observation checklists and interviews on food handlers at get 84 results. In addition, at the HACCP stage the discovery of a critical point of control that must be done control at each stage of the processing process, as well as for good quality bacteriology in the test samples of protein food of beef and fish, hand swabs, food swabs and spoon swab results obtained not found bacteria E.coli. While the bacteria Coliform found only in the sample of beef protein protein for 266 000 colonies ml sample and fish samples of 58 colonies ml sample.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Okta Priyani
Abstrak :
Tujuan penelitian ini adalah menganalisis gambaran maupun identifikasi perbedaan secara spasial keterkaitan antara faktor-faktor risiko penyakit DBD, khususnya lingkungan fisik yaitu variasi iklim (suhu udara, kelembaban udara, dan curah hujan) dan demografi (kepadatan penduduk) terhadap penyebaran kejadian penyakit DBD di wilayah Kota Depok, Kota Bogor, dan Kabupaten Bogor tahun 2008-2010. Penelitian ini menggunakan studi ekologi dengan pendekatan spasial. Untuk mencari besarnya hubungan digunakan metode ekologi, yaitu penelitian epidemiologik analitik observasional yang digunakan untuk melihat hubungan antara variabel independen (kepadatan penduduk, suhu udara, kelembaban udara, curah hujan) dengan variabel dependen yaitu penyakit DBD. Unit analisis dalam penelitian ini adalah kecamatan di wilayah Kota Depok, Kota Bogor, dan Kabupaten Bogor pada tahun 2008-2010.
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rosiana Rizky Amelia
Abstrak :
Tesis ini membahas pengaruh pajanan polusi udara dan karakteristik individu terhadap gangguan fungsi paru pada 45 polisi lalu lintas lapangan dan polisi bagian administrasi dan SIM. Penelitian kuantitatif ini menggunakan desain studi crossectional dan analisis bivariat Chi Square. Penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh penugasan kerja (OR=1,63), umur (OR=1,83), status gizi (OR=2,29), lama kerja seminggu (OR=9,20), riwayat penyakit (OR=2,50), kebiasaan merokok (OR=1,29) dan penggunaan APD (OR=1,83) terhadap gangguan fungsi paru pada polisi. Hasil penelitian menyarankan bahwa perlu adanya pemeriksaan spirometri secara berkala, peningkatan program penyelenggaraan alat pelindung diri, pengontrolan berat badan, dan upaya promosi serta preventif kesehatan. ...... This thesis discusses the effects of air pollution exposure and individual characteristics of the pulmonary function impairment in 45 field traffic police and administration police and SIM. This quantitative study used crossectional study design and bivariat analysis Chi Square. This study shows the effect of job assignment (OR = 1,63), age (OR = 1,83), nutritional status (OR = 2,29), long working week (OR = 9,20), disease history (OR = 2,50), smoking (OR = 1,93) and use of PPE (OR = 1,29) on pulmonary function impairment in the police. The results of the study suggest the need of regular spirometry screening, improved implementation of PPE program, weight control, and health promotion and prevention.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T41395
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karina Nurmy
Abstrak :
Penyakit ISPA merupakan salah satu penyakit yang sering terjadi pada balita. Di wilayah Puskesmas Telaga Murni yang berada di sekitar industri baja, ISPA menjadi masalah kesehatan masyarakat yang serius dan menduduki urutan pertama dari sepuluh penyakit terbanyak. Jumlah kasus baru ISPA untuk umur 1-4 tahun yaitu 56,15 % dan umur 0-1 tahun mencapai 62,0 %. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan partikulat matter 10 mikron (PM10) udara dalam ruang rumah dengan ISPA pada balita di Kecamatan Cikarang Barat dan Kecamatan Sukatani. PM10 dalam rumah diukur di ruangan balita sering tidur dan dilakukan satu kali di setiap rumah responden. Rentang waktu penelitian antara bulan Maret-Mei 2015. Desain penelitian ini adalah kohort retrospektif. Populasi terpajan adalah balita bertempat tinggal di wilayah pemukiman yang berjarak 1 kilometer dan populasi tidak terpajan adalah balita yang berjarak lebih 10 kilometer dari industri baja. Jumlah sampel seluruhnya 80 balita terdiri dari 40 kelompok terpajan dan 40 kelompok tidak terpajan. Hasil analisis bivariat dengan derajat kepercayaan 95% menunjukkan 6 variabel yang berhubungan dengan kejadian ISPA pada balita, yaitu PM10 dengan nilai p = 0,000, jarak rumah tinggal dengan industri dengan nilai p = 0,025, Vitamin A dengan nilai p = 0,023, ASI Eksklusif dengan nilai p=0,045, perokok dalam rumah dengan nilai p=0,040 dan penggunaan obat nyamuk bakar dengan nilai p = 0,009. Disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara PM10 udara ruangan dengan kejadian ISPA (p<0,05) pada balita yang dipengaruhi oleh jarak tempat tinggal dan vitamin A. Kadar PM10 yang tidak memenuhi syarat (>70 μg/m3) mempunyai peluang untuk menjadi penyebab ISPA pada balita sebesar 5,37 kali dibandingkan dengan PM10 dalam rumah yang memenuhi syarat (<70 μg/m3) setelah dikontrol jarak tempat tinggal dan vitamin A. Disarankan kepada masyarakat untuk tidak merokok dalam rumah dan teratur dalam pemberian vitamin A pada balita saat kegiatan posyandu.
ARI (Acute Respiratory Infections) is a disease that often occurs in infants. In the area of Telaga Murni Health Center around Steel Industry, ARI diseases has become a serious public health problem and ranked first of the ten most diseases in Cikarang Barat Sub-District, and Sukatani Sub-District. The number of new cases of ARI for ages 1-4 years is 56.15% and the age of 0-1 years to reach 62.0%. The purpose of this study was to determine the relationship of particulate matter (PM10) house air with a respiratory infection in infants in Bekasi. PM10 are measured in the room in the house sleeping toddlers and performed one time in each house of the respondents. The study period between March-May 2015. This study was a retrospective cohort. Exposed population is children residing in residential areas within 1 kilometer and the population is not exposed infants within 10 kilometers of the steel industry. Total sample of 80 toddlers consists of 40 groups of exposed and 40 unexposed group. Bivariate analysis results with a 95% confidence level showed 6 variables associated with the incidence of acute respiratory infection in infant, namely PM10 with a value of p = 0.000, a distance of residences with the industry with a value of p = 0.025, Vitamin A with p = 0.023, with the value of exclusive breastfeeding p = 0.045, smoker in homes with a value of p = 0.040 and the use of mosquito coils with a value of p = 0.009. Concluded that there is a relationship between particulate matter (PM10) air-conditioned room with ARI (p <0.05) in infants who are affected by distance and vitamin A. Levels of PM10 are not eligible (> 70 ug / m3) have the opportunity to be cause of ARI in infants by 5.37 times compared to PM10 in homes that qualify (<70 ug / m3) after controlled within the residence and vitamin A. It is recommended to the people not to smoke in the house and regularly in the provision of vitamin A in infants when Posyandu activities.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T44369
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Niko Rianda Putra
Abstrak :
[Particulate Matter (PM) terutama partikel <2,5 μg/m3 atau PM2.5, adalah komponen utama yang terkandung dalam asap dari bahan bakar biomassa. Efek yang terkait dengan paparan jangka panjang PM2,5 meliputi peningkatan gejala pernapasan bagian bawah, penyakit paru obstruktif kronik dan penurunan fungsi paru. Salah satu pengguna bahan bakar biomassa yang cukup tinggi di Sumatera Barat adalah usaha rumah makan, tujuan dari penelitian ini menganalisis asosiasi faktor lingkungan dengan konsentrasi PM2,5 pada waktu masak di dapur rumah makan Kota Solok dan menganalisis konsentrasi PM2,5 pada waktu masak dengan fungsi paru pekerja dapur rumah makan. Penelitian ini adalah penelitian dekriptif analitik dengan menggunakan desain studi cross-sectional, dengan jumlah sampel adalah 71 orang (total sampling). Analisis multivariat hubungan faktor lingkungan dengan PM2,5 pada waktu masak didapatkan hubungan signifikan ventilasi OR: 5,655 (95% CI: 0,780 ? 40,994) dan lama waktu masak OR: 12,013, (CI: 1,113 ? 129,714). Analisis multivariat hubungan PM2,5 pada waktu masak dengan gangguan fungsi paru, yaitu PM2,5 OR: 3,60 (CI: 95%, 0,921 ? 14,072), Umur OR: 1,443, (CI 95%, 0,380 ? 5,477), dan masa kerja OR: 13,854, (95% CI: 3,283 ? 58,388). Terdapat hubungan bermakna antara faktor lingkungan dengan konsentrasi PM2,5 pada waktu masak yaitu variabel lama masak dan ventilasi. Sedangkan untuk konsentrasi PM2,5 pada waktu masak ada hubungan yang bermakna dengan gangguan fungsi paru pekerja dapur dengan dikontrol oleh umur dan masa kerja;Particulate Matter (PM), particularly inhalable particulate ( <2,5 μm), is the main components in biomass emission. Long term exopusre of PM2,5 had been proved to increase lower respiratory disorder, chronic obtructive pulmonary disease (COPD), and decrease lung function. Padang Restaurant is one of the main user of biomass fuel in west sumatera. The aim of this research was to analize the association of PM2,5 concentration during cooking and lung function disorder among restaurant kitchen workers. This was a cross-sectional study with 71 workers were included. There was a significant association between PM2,5 and ventilation OR: 5,655 (95% CI: 0,780 ? 40,994) and cooking duration OR: 12,013, (CI: 1,113 ? 129,714). Multivariate analysis between PM2,5 and lung function disorder showed significant association, PM2,5 OR: 3,60 (CI: 95%, 0,921 ? 14,072), age OR: 1,443, (CI 95%, 0,380 ? 5,477), and working duration OR: 13,854, (95% CI: 3,283 ? 58,388). There was a significant association between environmental factors (ventilation and cooking duration) and PM2,5 concentration during cooking. Meanwhile PM2,5 concentration and lung fuction showed significant association after controled by age and working duration., Particulate Matter (PM), particularly inhalable particulate ( <2,5 μm), is the main components in biomass emission. Long term exopusre of PM2,5 had been proved to increase lower respiratory disorder, chronic obtructive pulmonary disease (COPD), and decrease lung function. Padang Restaurant is one of the main user of biomass fuel in west sumatera. The aim of this research was to analize the association of PM2,5 concentration during cooking and lung function disorder among restaurant kitchen workers. This was a cross-sectional study with 71 workers were included. There was a significant association between PM2,5 and ventilation OR: 5,655 (95% CI: 0,780 – 40,994) and cooking duration OR: 12,013, (CI: 1,113 – 129,714). Multivariate analysis between PM2,5 and lung function disorder showed significant association, PM2,5 OR: 3,60 (CI: 95%, 0,921 – 14,072), age OR: 1,443, (CI 95%, 0,380 – 5,477), and working duration OR: 13,854, (95% CI: 3,283 – 58,388). There was a significant association between environmental factors (ventilation and cooking duration) and PM2,5 concentration during cooking. Meanwhile PM2,5 concentration and lung fuction showed significant association after controled by age and working duration.]
2015
T43637
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Ayu Indriyani
Abstrak :
ABSTRAK
Polusi dapur dalam rumah tangga, terutama akibat penggunaan bahan bakar masak merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang berpengaruh terhadap kesehatan penghuni rumah, salah satunya pada balita. Penyebab kematian utama balita di Indonesia berdasarkan data WHO adalah pneumonia.untuk mengetahui hubungan polusi dapur rumah tangga dan kematian balita 0 ndash; 59 bulan di Indonesia berdasarkan data SDKI tahun 2012Hubungan antara polusi dapur rumah tangga dengan kematian balita dianalisis dengan menggunakan cox regressionPada kelompok balita anak pertama dengan BBLR risiko kematian akibat bahan bakar masak tidak aman dan dapur di dalam rumah adalah 1,4 kali 0,52 ndash; 3,78 dan risiko kematian akibat bahan bakar masak tidak aman dan dapur di luar rumah hampir tidak ada PR 1,03, 95 CI 0,25 ndash; 4,21 . Pada kelompok anak kedua dengan BBL normal risiko kematian akibat bahan bakar masak tidak aman dan dapur di dalam rumah adalah 1,76 kali 95 CI 0,9 ndash; 3,45 dan risiko kematian akibat bahan bakar masak tidak aman dan dapur di luar rumah lebih tinggi yaitu 1,83 kali 95 CI 0,8 ndash; 4,16 . Pada keseluruhan balita, didapatkan risiko kematian akibat bahan bakar masak tidak aman dan dapur di dalam rumah adalah 1,11 kali 0,76 ndash; 1,62 dan risiko kematian akibat bahan bakar masak tidak aman dan dapur di luar rumah 0,93 kali 95 CI 0,59 ndash; 1,48 .Risiko kematian balita meningkat pada rumah tangga dengan bahan bakar tidak aman berdasarkan letak dapur. Pada anak pertama dengan BBLR lebih rentan mengalami kematian akibat polusi udara rumah tangga, sementara pada kelompok anak kedua dengan BBL normal, berisiko untuk mengalami kematian akibat polusi udara rumah tangga. Kata kunci: polusi dapur rumah tangga, bahan bakar masak, letak dapur, kematian balita
ABSTRACT
Kitchen pollution, mainly due to the use of cooking fuel is one public health problem that affects the health of residents, particularly in infants. The main cause of mortality under five in Indonesia based on data from WHO was pneumonia.This study aims to determine the association of kitchen pollution and under five mortality in Indonesia based on data from Demographic and Health Survey 2012.The association between kitchen pollution and under five mortality was analysed by cox regression method.Under five mortality for the first born children and low birth weight group, risk of death from polluting cooking fuels and the kitchen in the house was 1.4 times 0.52 to 3.78 and almost no risk of death from polluting cooking fuels and outdoor kitchens PR 1.03 95 CI 0.25 to 4.21 . While, for the second and subsequent born children with normal birth weight group, risk of death from polluting cooking fuels and the kitchen in the house was 1.76 times 95 CI 0.9 to 3.45 and the risk of death from polluting cooking fuels and outdoor kitchens home is 1.83 times higher 95 CI 0.8 to 4.16 . For total group of under five children, risk of death due to polluting cooking fuels and the kitchen in the house was 1.11 times 0.76 to 1.62 and the risk of death from polluting cooking fuels and outdoor kitchens 0.93 times 95 CI 0.59 to 1.48 .Risk to death increased in households with polluting fuel by the kitchen location. For first born child with low birth weight were more susceptible to death from household air pollution, while the second and subsequent born group of children with normal birth weight were at risk of death from household air pollution.Keywords kitchen pollution, cooking fuel, kitchen location, under five mortality
2017
T47039
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Magdalena Killis
Abstrak :
ABSTRAK
Ketersediaan Sarana Air Bersih dan Jamban Dengan KejadianSchistosomiasis japonicumdi Kabupaten Poso dan KabupatenSigi Tahun 2014 - 2016Latar Belakang : Scistosomiasis termasuk dalam Penyakit Tropis yangTerabaikan NTD-Neglected Tropical Diseases . disebabkan oleh cacing pipihtrematoda darah dari genus Schistosoma. Schistosoma pada manusia yang dikenalada 3 tiga jenis yaitu: Schistosoma japonicum, Schistosoma mansoni danSchistosoma haematobium. Berdasarkan tempat hidupnya dalam tubuh manusia,terbagi menjadi dua jenis yaitu dalam pembuluh darah vena usus Schistosomajaponicum dan Schistosoma mansoni , sedangkan dalam pembuluh darah venavesica urinari Schistosoma haematobium . Schistosomiasis masih menjadimasalah kesehatan masyarakat, terutama di 77 negara berkembang di daerahtropis maupun subtropis. Diperkirakan 240 juta orang yang terinfeksiSchistosomiasis, dengan sekitar 700 juta orang di seluruh dunia berisikoterinfeksi Schistosomiasis, di Indonesia prevalensi Schistosomiasis tahun 2015sebesar 1,7 , sama dengan prevalensi di Provinsi Sulawesi Tengah sebesar 1,7 . Tujuan: penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara SaranaAir Bersih SAB dan jamban terhadap kejadian Schistosomiasis di KabupatenSigi dan Kabupaten Poso Provinsi Sulawesi Tengah. Metode : Penelitian iniadalah penelitian kuantitatif yang bersifat deskriptif dengan menggunakan analisisdesain studi ekologi, desa sebagai unit analisis. Hasil : Hasil analisis hubunganantara SAB dengan Kejadian Schistosomiasis dan Jamban di Kabupaten Poso danKabupaten Sigi selama tahun pengamatan 2014-2016, secara statistik tidakterdapat hubungan. Hasil analisis yang berhubungan adalah pelaksanaan ProgramSTBM dengan p-value = 0,010 Poso dan p-value = 0,0005 Sigi sertakeberadaan kader kesehatan lingkungan Kabupaten Poso p-value=0,001,pekerjaan p-value = 0,000 Sigi . Kesimpulan : Variabel pelaksanaan programSTBM dan ketersediaan kader kesehatan lingkungan, Penyuluhan Kesehatanlingkungan, pekerjaan dan kepadatan penduduk merupakan variabel yangberhubungan signifikan dari pada variabel lainnya.Kata Kunci : Schistosomiasis japonicum, SAB, Jamban dan ProgramSTBM
ABSTRACT
Availability of Water and Latrine Facility With the Incidenceof Japonicum Schistosomiasis at Kabupaten Poso andKabupaten Sigi in 2014 ndash 2016Introduction Scistosomiasis is included in the Neglected Tropical Diseases NTD , caused by flatworms of blood trematoda from the genus Schistosoma.There are three known Schistosoma in human, which are Schistosoma japonicum,Schistosoma mansoni and Schistosoma haematobium. Based on the place of itslife in the human body, is divided into two types, that is in the veins of intestinalveins Schistosoma japonicum and Schistosoma mansoni , and in the veins ofvenous vesica urinary Schistosoma haematobium . Schistosomiasis is still apublic health problem, especially in 77 developing countries in the tropics andsubtropics. Estimated, 240 million people infected with Schistosomiasis and about700 million people worldwide at risk of being infected with Schistosomiasis. InIndonesia the prevalence of Schistosomiasis by 2015 was 1.7 , is similar to theprevalence in Central Sulawesi. Objective This study was to analyze therelationship between the clean water facility and latrines against the incidence ofSchistosomiasis in Sigi and Poso districts of Central Sulawesi Province. Method This research is a descriptive quantitative research using ecological study designanalysis, and the village as unit of analysis. Result Result of analysis ofrelationship between SAB with insidence of Schistosomiasis and Jamban in Posoand Sigi District during observation year 2014 2016 showed statistically there wasno relationship. The result of related analysis is the implementation of TotalSanitation Based on Community Program with p value 0,010 Poso and pvalue 0.0005 Sigi and presence of health cadre of Kabupaten Poso p value 0,001, job p value 0,000 Sigi . Conclusion The implementation of TotalSanitation Based on Community Program, the availability of environmental healthcadres, environmental health counseling, occupation and population density werevariables which are significantly related to other variables.Keywords Schistosomiasis japonicum, water facility, latrine and TotalSanitation Based on Community Program
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>