Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dyah Divitta Prameswari
"In der vorliegenden Arbeit wird die ubersetzung fehlender Verben mit Hilfe der Kasusgrammatik nach Charles J. Fillmore untersucht. Ziel der Untersuchung ist es, herauszufinden, ob die Kasusgrammatik ein Hilfsmittel stir Obersetzung im Ausgangstext fehlender Verben darstellen kann. Ausgangspunkt ist die ubersetzung aus der deutschen in die indanesische Sprache (Bahasa Indonesia). Die Autorin ist rich daruber im klaren, daf3 Bich aus der vorliegenden Untersuchung nicht unbedingt allgemeing ltige Aussagen ftr die ubersetzungen aus oder in andere Sprachen ableiten lassen.
Die vorliegende Arbeit besteht aus vier Kapiteln. Mach der Ein leitung (Kapitel I) wird im zweiten Kapitel (in vereinfachter Form) dargestellt, was unter fehlenden Verben zu verstehen ist, welche Funktion sie habeas and in welcher Art von Satzen die Verben fehlen. Ferner wird in Kapitel zwei der theoretische Rahrnen, d.h. konkret die IC sustheorie nach Fillmore, erlautert. Insbesondere werden die Tiefenstruktur und die in der Kasustheorie vorkommenden Verbarten vorgestellt. In Kapitel drei wird anhand von Eeispielsatzen der eingangs genannten Frage nachgegangen and die Ergebnisse anschlie0end in Kapitel vier zusammengefa_t.
Als Ergebnis der Studie 1a_t sick feststellen: die Kasusgrammatik kann als Hilfsmittel beim iibersetzungsvorgang fehlender Verben eine Rolle spielen, aber stellt niche das wichtigste Element fur diesen Pr'oze_ dar, Die Untersuchung ergibt, da5 der Kontext, die Prapositionen und Adver-bien als ahnlich wichtige oiler wichtigere Faktoren als die Kasusgrammatik gelten konnen."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1995
S14620
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Luh Made Riasni
"Dalam skripsi ini telah diterapkan teori leksikografi oleh Scheeder dan Hausmann ke dalam kamua ekabahasa Berman Wahrig dan Duden. Tujuannya ialah menunjukkan sejauhmana pokok-pokok pikiran dari ke dua poker leksikograf Jerman tersebut dapat diterapkan, serta menunjukkan kekurangan dan kelebihan masing-masing kamus, khususnya bagi pengguna kamus aktif.
Skripsi ini terdiri alas empat bab. Bab pertarna ialah pendahuluan. Di dalaun bab kedua dijabarkan struktur leksem kamus ekabahasa yang ditulis oleh Hausmann dan Scheeder. Berdasarkan ke dua teori tersebut pada bab ketiga dianalisis lima belas kata yang diambil dari kamus Duden dan Wahrig. Kesimpulan dan basil analisia ditulis dalam bab keempat.
Hasilnya ialah: pokok-pokok pikiran Schaeder dapat lebih banyak diterapkan daripada pokok-pokok pikiran Hausmann. Hal ini dikarenakan Schasder menulis teorinya dengan lebih terperinci, sehingga dapat menganalisis suatu lama lebih jauh. Kamus Wahrig cocok untuk penggtuta kamus aktif karena lebih lengkap memberikan petunjuk bagaimana menggunakan suatu kata dalam sebuah kalimat. Sebaliknya Roden memiliki kelebihan dengan menggunakan Nest gugus dalam penyusunan lamanya, sehingga mempermudah penggunanya untuk mempelajari bentukan-bentukan suatu kata."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1995
S16213
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amelia Yugia
"ABSTRAK
Penulis skripsi ini sangat tertarik untuk menulis masalah perkembangan kata serapan yang berasal dari bahasa Inggris dalam bahasa Jerman, karena selama masa studi, penulis skripsi ini banyak sekali menemukan kata - kata dalam bahasa Jerman yang berasal dari bahasa Inggris. Rasa ingin tahu tentang perkembangan suatu kata asing menjadi kata serapan dalam bahasa Jerman membuat penulis ini tertarik untuk menjadikannya sebagai terra skripsi ini. Bahasa sebagai alat komunikasi erat kaitannya dengan perkembangan peradaban manusia. Dengan kemajuan teknologi perbe_daan jarak satu negara dengan negara yang lain dan kendala perbedaan bahasa tidaklah menjadi masalah lagi. Ini adalah salah satu alasan mengapa perkembangan bahasa makin lama makin cepat."
1995
S14596
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sihombing, Purnama Juita Shinta Parulian
"Martin Luther (1483-1546), seorang tokoh reformator dan kritikus gereja Roma yang turut berperan dalam sejarah bangsa Jerman, telah menerjemahkan Alkitab dari bahasa Ibrani dan Yunani ke dalam bahasa Jerman. Ia tidak saja berusaha: menerjemahkan Alkitab, tetapi juga memperbaiki hasil terjemahannya yang dilakukannya terus-menerus semasa hidupnya (Stedje,1969:124).
Sebelum Luther menerjemahkan Alkitab ke dalam bahasa Jerman sebenarnya telah ada Alkitab terjemahan Jerman, sehingga masyarakat Jerman yang mampu membaca dapat membaca Alkitab dalam bahasa ibunya sendiri (Tschirch,1973:26). Namun tampaknya minat masyarakat tidak besar untuk membacanya.
Alkitab terjemahan Luther dapat lebih diterima oleh masyarakat karena lebih jelas dan mudah dimengerti. Gaya bahasanya indah dan pilihan katanya tepat sehingga pendengar dapat menghayatinya (Tschirch,1973:30).
Lawan-lawan Luther dari golongan Katolik menolak Alkitab terjemahan Luther dan ingin menyaingi Luther (Tschirch,1973:36). Oleh karena itu, Herzog Georg dari Dresden memerintahkan seorang teolog Katolik, Hieronymus Emser, untuk menerjemahkan Alkitab yang kemudian diterbitkan pada 1527 di Dresden.
Karya Emser bukan merupakan hasil penerjemahan dari teks asli, yaitu bahasa Yunani, juga bukan merupakan sebuah revisi atas Alkitab terjemahan Jarman sebelum Luther. Karya Emser adalah salinan kata per kata dari Alkitab (Das Septeiberteq_tamant) karya Luther. Emser hanya menukar kata-kata pilihan Luther dan sama sekali tidak mengubah maknanya (Tschirch,1973:37).
Selain Emser, teolog Katolik lainnya seperti Johann Dietenberger dari Hainz dan Johan Eck dari Ingolstadt juga ingin menyaingi Luther. Mereka menerjenahkan Alkitab utuh yang masing-masing kemudian diterbitkan pada 1534 di Mainz dan 1537 di Ingolstadt.
Karya Dietenberger tidak menunjukkan kemampuan pribadi sang pengarang. Terjemahan Perjanjian Lamanya merupakan salinan dari Perjanjian Lama karya Luther yang terbit sebagai Alkitab utuh pada tahun yang sama, 1534, dengan pengecualian kitab Nabi-nabi. Sedang terjemahan Perjanjian Barunya adalah salinan dari kita Perjanjian Baru karya Emser (Tschirch,1973:38). Alkitab terjemahan Eck berdasarkan Alkitab terjemahan sebelum Luther."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1995
S14749
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siahaan, Rita Maria
"Ilmu pragmatik sebagai bagian dari ilmu linguistik mulai berkembang di Indonesia pada awal tahun 70-an. Walaupun sudah berjalan sekitar 20 tahun belum banyak orang yang menulis maupun yang membuat penelitian mengenai pragmatik. Saya mencoba membuat penelitian mengenai konvensi pragmatik sekelompok penutur bahasa Indonesia dan bahasa Jerman.
Masalah-masalah yang dibahas dalam tesis ini terdiri atas: bentuk-bentuk pragmatik bahasa Indonesia dan bahasa Jerman; persamaan dan perbedaan bentuk-bentuk pragmatik bahasa Indonesia dan bahasa Jerman; dan faktor-faktor pragmatik yang harus ditekankan dalam pengajaran bahasa Jerman di Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah; agar diperoleh bentuk-bentuk pragmatik bahasa Indonesia dan bahasa Jerman; persamaan dan perbedaan bentuk-bentuk pragmatik bahasa Indonesia dan bahasa Jarman; juga agar diperoleh hal-hal yang harus ditekankan dalam pengajaran bahasa Jerman di Indonesia.
Hasil analisis menunjukkan faktor-faktor yang harus ditekankan dalam pengajaran bahasa Jerman ialah pengungkapan makna-makna yang berlainan caranya dalam bahasa Jerman dan dalam bahasa Indonesia, antara lain, pemakaian kata Herr... tidak bisa berdiri sendiri, tidak bisa dikombinasikan dengan nama depan atau nama panggilan, tetapi dikombinasikan dengan nama keluarga. Dalam bentuk sopan santun dipakai bentuk pengandaian Konnten Sie...? serta klausa pengandaian "Es ware nett, ...." Pemakaian partikel vielleicht; mal; doch besar pengaruhnya dalam kalimat sopan santun.
Juga bentuk es dan man yang tidak terdapat dalam bahasa Indonesia perlu ditekankan oleh pengajar bahasa Jerman.

Pragmatics is a discipline that has been developed since in the early 1970s. Although it has been over 20 year now, not many people have written nor showed an interest in this area. This Thesis is an attempt to study the pragmatic convention of a group of speakers both in the Indonesian and German language.
The problems discussed in this thesis are as follows: the differences and similarities of pragmatic forms in both Indonesian and German; and pragmatic factors that should be emphasized in the teaching of Indonesian and German. The purpose of this study is to obtain the pragmatic forms in Indonesia, the similarities and differences in pragmatic form in both Indonesian and German; and to find the factors that should be emphasized in teaching of German-in Indonesia
The finding in this analysis shows that the factors that should be emphasized in the teaching of German the differences in the expression of meanings in Indonesian and German, for example, the word `Herr' which cannot occur in isolation, and cannot be use with forenames or nicknames, but it should occur with Emily names. The polite form in German uses the conditional forms `Konnten Sle.... ?' and the conditional clause `Es ware nett '. The Use of the particles `vielleicht, mil, dock' has a great effect the polite forms. Also the forms `es' and `man' that do not exist in Indonesian should be emphasized by the teacher of German."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library