Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 29 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Inka Fanida Rezkiany
"Jurnal ini bertujuan untuk menganalisis tindak tutur dialog yang digunakan oleh tokoh-tokoh dalam film The Farewell. Penulisan jurnal ini ditunjukan untuk mengeksplorasi aspek pragmatis tindak tutur dalam kerangka teori tindak mengancam muka yang dikemukakan oleh Brown dan Levinson (1987) dan unutk menganalisis konsep muka terutama muka positif dan muka negatif dari teori tersebut. Jurnal ini juga digunakan untuk melihat penggunaan konsep muka Cina di dalam film. Muka merupakan konsep yang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Cina, yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Muka dapat secara efektif menggambarkan cara orang Cina dalam menghadapi hubungan interpersonal. Dalam film The Farwell, para tokoh memperlihatkan tindakan saling mengancam muka yang merusak muka negatif dan positif mereka untuk menyelamatkan muka mereka dari ketidaksetujuan satu sama lain. Dialog dalam film juga dianalisis dari segi frekuensi melakukan tindakan yang mengancam muka positif dan negatif, serta konsep muka Cina lian dan khususnya mianzi sebagai pengaruh dalam melakukan tindak menyerang muka. Penemuan juga diinterpretasikan dalam konteks yang dibingkai oleh faktor-faktor seperti perbedaan pemikiran atau perilaku antara orang Cina yang pernah tinggal di Barat dengan Timur.

This journal shows the analysis of speech act used in the dialogues by the characters in the film "The Farewell." The aims is to explore the pragmatic aspects of speech act in the framework of Brown and Levinson’s (1987) Face Threatening Acts theory (FTAs) and to analyse concept of face focused on positive and negative faces from the said theory and to find the use of Chinese concept of face inside the movie. Face is a familiar concept for Chinese people, which is frequently used in daily life. It can effectively describe the process of Chinese people in dealing with interpersonal relationships. In the movie "The Farwell," the characters shows face threatening acts to each others’ faces that damaged their negative and positive faces to save their face from each others' disagreements. The dialogues in the movie was analysed in terms of the frequency of positive and negative face-threatening acts, as well as the use of Chinese face concepts lian and especially mianzi as the influence of doing FTAs. The findings are also interpreted within the context framed by factors such as the difference of thinking or behaviour between Chinese people who has lived in the West with people who has lived in the East."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
Mk-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
An Nisaa Syefira Sal Sabila
"ABSTRAK
Jurnal ini membahas tentang salah satu lukisan Tahun Baru Cina yaitu Lukisan Yángliǔqīng. Lukisan ini adalah salah satu lukisan kayu Tahun Baru Cina yang berasal dari Tianjin. Lukisan ini memiliki figur-figur, seperti anak laki-laki, ikan, dan bunga teratai. Selain itu, lukisan ini juga memiliki tema Lián Nián Yǒu Yú. Tujuan penelitian ini yaitu memaparkan sejarah legenda munculnya Lukisan Yángliǔqīng, mendeskripsikan makna simbolik figur dalam Lukisan Yángliǔqīng menurut budaya masyarakat Cina, serta menjelaskan makna Yú Yǒu Nián Lián
yang tergambarkan pada Lukisan Yángliǔqīng. Hasil penelitian menunjukkan bahwa para figur berperan penting dalam menyampaikan makna keberuntungan, sedangkan Yú Yǒu Nián Lián sebagai tema Lukisan Yángliǔqīng berperan penting dalam menyatakan makna Lián Nián Yǒu Yú. Metode yang diterapkan dalam penulisan jurnal ini adalah metode penelitian kualitatif yang
menggunakan studi kepustakaan. Melalui penelitian ini pembaca diharapkan dapat memahami makna simbolisme figur anak laki-laki, ikan, dan bunga teratai. Juga, dapat memahami makna Yú Yǒu Nián Lián yang tergambarkan pada Lukisan Yángliǔqīng yang bertema Lián Nián Yǒu Yú.

ABSTRACT
This journal discusses one of the Chinese New Year paintings, the Yángliǔqīng Painting. Yángliǔqīng Painting is one of the Chinese New Year wooden paintings from Tianjin. The painting has particular figures, such as boys, fish, and lotus flowers, and is Lián Nián Yǒu Yúthemed. The purpose of this study are to explain the historical legend of the emergence of Yángliǔqīng Painting, to describe the symbolic meaning of figures in Yángliǔqīng Painting in accordance to Chinese culture, and to explain the meaning of Yú Yǒu Nián Lián depicted in the Yángliǔqīng Painting. The results showed that the figures play an important role in conveying the meaning of luck, while Yú Yǒu Nián Lián as the theme of the Yángliǔqīng Painting plays an important role in expressing the meaning of Lián Nián Yǒu Yú. The method applied in writing this journal is qualitative research method based on library study. Through this research the reader is expected to be able to understand the symbolic meaning of boys, fish, and lotus flowers figures, while also able to understand the meaning of Yú Yǒu Nián Lián which is depicted in the Lián Nián Yǒu Yú-themed Yángliǔqīng Painting."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Dita Dea Desita
"Batik merupakan warisan budaya leluhur bangsa Indonesia. Periode awal kemunculan batik erat hubungannya dengan masa kerajaan Majapahit dan penyebaran Islam di tanah Jawa. Motif batik secara general dapat dibagi menjadi dua, yaitu motif batik pedalaman (keraton) dan motif batik pesisir. Motif batik pedalaman biasanya bermotif simbolik geometrik, serta corak-corak yang yang memiliki makna tertentu. Batik pedalaman biasanya berwarna hitam, cokelat, biru atau putih. Sedangkan batik pesisir biasanya memiliki motif yang banyak dipengaruhi oleh negri lain karena daerah pesisir biasanya dijadikan tempat persinggahan oleh para saudagar asing. Motif batik pesisir yang mendapat pengaruh dari negri lain, antara lain : awan, burung phoenix, naga, gajah, dll. Warnanya pun biasanya berwarna terang. Salah satu batik pesisir yang terkenal di Indonesia adalah batik mega mendung, batik ini merupakan produk asimilasi budaya antara kebudayaan Cina dan Indonesia.

Batik is the ancestral heritage of Indonesia. The initial period of batik emergence is closely connected with the Majapahit empire and the spread of Islam in Java. Batik motifs in general can be divided into two, namely the inland batik motif (palace) and the coastal batik motifs. Inland batik motif is usually symbolic geometric motifs, and the motifs that have specific meanings. Batik inland usually black, brown, blue or white. Meanwhile, coastal batik motifs usually have a lot of other lands as influenced by coastal regions typically be a haven by foreign merchants. Coastal batik motifs from other lands influenced by, among other things: clouds, phoenix, dragon, elephant, etc.. The color is usually light. One of the famous coastal batik in Indonesia is a batik mega mendung, batik mega mendung is a product of cultural assimilation between Chinese and Indonesian culture.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Nurmalia Andini
"Makalah ini akan membahas mengenai hubungan filosofi yinyang dengan masakan Cina terhadap kesehatan. Banyak orang yang berpendapat bahwa masakan Cina banyak mengandung lemak dan tidak halal, namun tidak semua masakan Cina sesuai dengan pandangan orang banyak. Masakan Cina justru memiliki kandungan zat yang sangat baik terutama bagi kesehatan. Hal ini berkaitan dengan filosofi yinyang. Filosofi yinyang yang telah ada di Cina sejak dahulu mempengaruhi segala aspek kehidupan manusia termasuk makanan khususnya makanan yang dimasak (masakan). Yin dan yang merupakan perwujudan dualisme di alam semesta dan saling mempengaruhi satu sama lainnya. Perwujudan dualisme ini tak terkecuali terdapat di dalam masakan khusunya masakan Cina. Masakan Cina sangat banyak ragamnya, jenis, cara memasak maupun cara penyajiannya memiliki arti tersendiri dan memiliki hubungan dengan filosofi yinyang yang mengutamakan keseimbangan. Keseimbangan ini sangat erat kaitannya dengan kesehatan, masakan Cina yang memiliki filosofi yinyang adalah salah satunya. Oleh karena itu, makanan sebagai penunjang kebutuhan utama manusia memiliki peranan penting yang dapat mempengaruhi kesehatan tubuh. Berdasarkan penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa masakan Cina mendapatkan pengaruh dari filosofi yinyang yang mengutamakan keseimbangan sehingga bermanfaat bagi kesehatan tubuh.

This paper will discus about the relationship between Chinese food and yinyang philosophy for health. Many people argued that Chinese food contains a lot of fat and not permitted (halal), but not all of Chinese food is like that. Chinese food contains a substance which is very good especially for health. This relates to the yinyang philosophy. Yinyang philosophy had existed in China since ancient period, it affects every aspect of human life including food, especially the way of cooking. Duality manifestation yin and yang in the universe had influenced each other. This dualism manifestation is also implemented in some foods especially in Chinese food. Chinese food have so many variation, type, the way of cooking and the way of presentation, and every kind of that has its own meaning and have a relationship with yinyang philosophy that promotes balance. This balance is closely associated with health, Chinese food is one of them. Therefore, the main food as supporting human needs has an important role that can affect the health of the body. Based on this study it can be concluded that chinese food had influenced by yin yang philosophy which promote balance ,it has many benefits for our health.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Yanti Azmah Ulya
"Latar belakang penelitian ini adalah untuk menjelaskan makna lampion merah dalam kebudayaan Cina di Jakarta. Setiap negara memiliki kebudayaan yang berbeda-beda. Dalam kebudayaan Cina setiap warna memiliki maknanya masing-masing. Masyarakat Cina sangat percaya mengenai makna dari setiap warna, salah satunya adalah warna merah. Dalam kebudayaan Cina merah merupakan warna keberuntungan. Warna merah identik dengan hari-hari besar di Cina. Begitu pula dengan orang-orang Cina yang datang dan menetap di Indonesia, khususnya Jakarta. Kebanyakan masyarakat Cina memakai pakaian berwarna merah pada saat hari-hari besar, seperti pada saat perayaan tahun baru Imlek. Demikian pula oranamen-ornamen yang digunakan, seperti lampion merah. Lampion merah yang biasanya di gantungkan di depan pintu pada saat perayaan Imlek tidak hanya sebagai hiasan untuk memeriahkan perayaan Imlek saja, tetapi juga sebagi tanda keberuntungan dan kemakmuran.

The background of this research is to explain the meaning of red lanterns in Chinese culture in Jakarta. Every country have different culture. In Chinese culture, every colour has a meaning. Chinese people strongly belief regarding the meaning of each colour, one of them is red. In Chinese culture, red is a colour of fortune. Red identically with the major holidays in China. Likewise the Chinese people who came and lived in Indonesia, especially in Jakarta. Most of Chinese people wear red cloth during their major holidays, such as during the celebration of the Lunar new year. Likewise ornaments are used, such as red lanterns. Red lanterns that usually hung on the door during Chinese New Year celebrations are not just as decoration for the celebration of Chinese New Year, but also as a sign of fortune and prosperity.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Rachma Fitriah
"Latar belakang penelitian ini adalah untuk memaparkan perayaan Festival Cap Go Meh secara jelas mulai dari sejarah festival, rangkaian perayaan festival, serta hidangan khas yang disajikan pada saat Festival diselenggarakan. Banyak masyarakat yang beranggapan bahwa Festival Cap Go Meh yang diselenggarakan di Cina dan Jakarta sama namun sebenarnya kedua festival yang berlainan tempat ini memiliki perbedaan. Selain itu latar belakang dari penelitian ini adalah membuktikan bahwa eksistensi Festival Cap Go Meh masih ada hingga sekarang dan justru meningkat sehingga patut dilestarikan. Adapun manfaat penelitian ini adalah manfaat praktis yang dapat memberikan sumbangan pemikiran, berupa pengetahuan mengenai rangkaian perayaan Festival Tahun Baru Imlek dengan Festival Cap Go Meh sebagai festival penutup yang sangat meriah dan manfaat teoritis yang diharapkan dari hasil penelitian ini bermanfaat bagi pembaca sebagai bahan pemikiran dan penulisan yang nantinya dapat membawa data spesifik dalam mencari penjelasan nyata yang lebih mendalam. Berdasarkan penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa Festival Cap Go Meh merupakan rangkaian perayaan tahun baru Imlek yang meriah dan penuh akan budaya Cina. Perayaan Festival Cap Go Meh di Jakarta telah banyak mengalami akulturasi dengan tradisi Cina, Jawa, dan Betawi. Hasil dari akulturasi Festival Cap Go Meh yang berkembang hingga saat ini justru membuktikan bahwa eksistensi festival ini terus ada hingga sekarang. Hambatan yang pernah ditemui, menjadi batu loncatan dan kebangkitan sehingga festival ini patut dilestarikan.

The background of this research is to expose what is Lantern Festival, including festival history, the event and show in festival, also special culinary festival. Many people think that Lantern festival in Jakarta and China identically same, but the fact is that the both festival have differences. Beside that, the background of this research is to prove the existences of Lantern Festival in Jakarta and to prove that we should preserve this festival to enrich Jakarta’s culture. There are two benefits of this research, first, practical benefit which contribute ideas for the development of knowledge about Lantern Festival, one of the biggest festivals in Chinese Culture. Second, theoretical benefit of this research are expected to open and bring the specific deeply explanation about this analysis. Based on this research, it can be concluded that Lantern Festival in Jakarta is the result of the acculturation between Chinese, Java, and Betawi. This festival is developing until nowadays, it’s proved the existence of Lantern Festival in Jakarta. Some obstacles that ever exist were altered to be the trigger and support to be a better festival.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Aldila Fadila
"Seni bela diri merupakan salah satu ciri khas dari negara Cina. Seni bela diri di Cina memiliki ragam yang sangat bervariasi. Di dalam film Cina Ip Man diungkapkan salah satu seni bela diri Cina bernama Wing Chun. Film Cina Ip Man diadaptasi dari kisah nyata kehidupan seorang master Wing Chun bernama Ip Man.
Wing Chun dalam film Cina Ip Man merupakan salah satu unsur yang paling penting selain tokoh Ip Man-nya sendiri. Metode pengumpulan data dalam penulisan ini menggunakan metode simak. Adapun teknik yang digunakan ialah teknik catat. Dalam analisis data menggunakan metode deskriptif yaitu menggambarkan objek sebagaimana adanya.
Pembahasan dalam penulisan karya ilmiah ini mencakup perkembangan seni bela diri Cina Wing Chun setelah beredarnya film Ip Man. Film Ip Man mengalami kesuksesan yang sangat hebat. Hal ini telah membawa Wing Chun kepada puncak kepopulerannya, sehingga banyak sekolah Wing Chun yang telah di buka di Cina dan menarik banyak masyarakat untuk mempelajari seni bela diri ini. Dengan demikian, film Cina Ip Man, selain mengangkat nama Ip Man, juga telah membantu melestarikan budaya seni bela diri Cina.

Martial arts is one of the characteristic of China. Martial arts in China has a varies range. In the Chinese movie Ip Man, expressed one of Chinese martial arts called Wing Chun. Chinese movie Ip Man is adapted from the true story of the life of Wing Chun master named Ip Man.
Wing Chun in Chinese movie Ip Man is one of the most important elements besides the character Ip Man itself. Methods of data collection in this study is using reviewing records and observation methods. In the analysis of the data using descriptive method that describes the object as it is.
One of the discussions in this scientific papers include the development of Chinese martial arts Wing Chun after the release of the movie Ip Man. The Ip Man movie was a success. This has brought Wing Chun to the peak of its popularity. Since then, so many Wing Chun schools have opened in China and This movie also attracts many people to learn Wing Chun. Besides increasing the popularity of Ip Man, Ip Man movie has also helped to preserve the culture of Chinese martial arts.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Esna Pramesi Afiz Putri
"Jurnal ini membahas tentang peran Lin Biao dalam Revolusi Kebudayaan. Penelitian bertujuan untuk menggambarkan dan menganalisa latar belakang dari Revolusi Kebudayaan, Biografi dari Lin Biao, dan partisipasi yang telah dilakukan oleh Lin Biao dalam Revolusi Kebudayaan. Sumber data penelitian adalah beberapa buku sejarah Cina.

This journal discusses the participation of Lin Biao in The Cultural Revolution. The research aims to describe and analyze the background of The Cultural Revolution, Biography of Lin Biao, and the participation that has been done by Lin Biao in The Cultural Revolution. The source of research data is several books of History of China.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Astri Prawita
"Latar belakang penelitian ini adalah untuk memaparkan pertunjukan Wayang Potehi secara jelas mulai dari asal-usul Wayang Potehi, penjelasan mengenai pertunjukan Wayang Potehi serta fungsi pertunjukan Wayang Potehi. Selain itu latar belakang dari penelitian ini adalah membuktikan bahwa eksistensi pertunjukan Wayang Potehi di Jakarta masih ada sejak masa kolonial hingga saat ini meskipun peminatnya mengalami penurunan dan sempat tidak diizinkan untuk tampil di depan publik semasa zaman orde baru, serta membuktikan bahwa pemain Wayang Potehi yang bukan masyarakat Tionghoa tidak terpengaruh dengan adanya stereotip negatif tentang msayarakat Tionghoa di Indonesia. Adapun manfaat penelitian ini adalah manfaat praktis yang dapat memberikan sumbangan pemikiran, berupa pengetahuan mengenai pertunjukan Wayang Potehi dan perkembangannya mulai dari masa kolonial sampai saat ini dan manfaat teoritis yang diharapkan dapat menjadi penjelasan nyata yang bermanfaat bagi pembaca sebagai bahan penulisan dan pemikiran. Berdasarkan penelitian ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa pertunjukan Wayang Potehi merupakan kesenian yang telah berakulturasi dengan kebudayaan Jawa, dalam perkembangannya ia telah melakukan beberapa perubahan dalam pertunjukannya untuk dapat menyesuaikan dengan kebudayaan setempat. Sampai saat ini pertunjukan Wayang Potehi masih sering digelar meskipun mengalami penurunan jumlah penonton.

The background of this research is to explain Wayang Potehi show clearly starting from the history of Wayang Potehi, explanation about Wayang Potehi show and the function of the show. Besides that, the background of this research is to to prove that the existence of Wayang Potehi show has been on going since colonial era until now, although the number of interested person is declining and even once upon a time, it was not allowed to perform in public show in new order era, and also to prove that the player of Wayang Potehi who are not Chinese, are not affected by the negative stereotype about Chinese society in Indonesia. As for the benefit of this research is beneficial practice which can provide thoughtful contribution of knowledge about Wayang Potehi Show and its development since colonial era until now and theoretical benefits which is expected to be an actual explanation that has benefits to the readers as a writing material and thought. Based on this research, it can be concluded that Wayang Potehi show is the culture that has been acculturated with Java culture, in its development it has made some changes in the show to adapt with the local culture. Although the number of audience is decreasing, but Wayang Potehi show is still performed until now.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Eufrasia Girinta Adyatmika
"Teori Wu-xing dan Yin-Yang merupakan konsep keseimbangan alam semesta dalam masyarakat Cina. Kedua teori tersebut dapat diterapkan pada konsumsi makanan sehat. Kedua teori ini diterapkan dengan cara mengasosiasikan organ-organ dalam tubuh manusia dengan kandungan Yin dan Yang serta Wu-xing pada makanan. Mengonsumsi makanan yang sehat berdasarkan kandungan tersebut dapat menjaga keseimbangan dan kesehatan tubuh manusia.

Wu-xing Theory and Yin-Yang are the balance concept of the universe in Chinese society. Both of these theories can be applied to the consumption of healthy foods. The theories are applied in a way to associate the organs of human body with the content of Yin and Yang and Wu-Xing on food. Eating a healthy diet based on these contents can maintain balance and health of the human body.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2015
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>