Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arya Tarmadi
Abstrak :
Sejak pertama kali Puskesmas dicanangkan pada tahun 1968 terus dikembangkan oleh Pemerintah dalam rangka meningkatkan kuantitas maupun kualitas pelayanan kepada masyarakat. Salah satu upaya pelayanan Puskesmas yang paling mendapatkan perhatian masyarakat adalah pelayanan pengobatan. Banyak faktor yang ada di masyarakat dapat mempengaruhi pemilihan pengobatan pada Puskesmas. Masalah Penelitian adalah masih rendahnya pemanfaatan pengobatan ke Puskesmas baik secara Nasional maupun Propinsi Jawa Barat. Kabupaten Garut merupakan Daerah Tingkat ll di Jawa Barat yang penduduknya tergolong banyak serta ratio Puskesmas terhadap penduduk lebih rendah dibandingkan standard Nasional. Sehingga selayaknya mendapatkan prioritas di dalam menangani masalah-masalah kesehatannya karena masalah yang ada di daerah ini dapat berpengaruh terhadap sistem pelayanan kesehatan di Jawa Barat dan Nasional. Tujuan penelitian ini diperolehnya informasi hubungan karakterislik kepala rumah tangga dengan pemilihan pengobatan di Puskesmas Kabupaten Garut tahun 1995. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian diskriptif analitik untuk mencari hubungan karakteristik kepala rumah tangga dengan pemilihan pengobatan pada puskesmas. Kecenderungan masyarakat lebih banyak memilih pengobatan pada Puskesmas menandakan semakin meningkatnya fungsi Puskesmas serta pola pikir masyarakat Kabupaten Garut yang lebih moderat. Hasil penelitian memberikan indikasi bahwa pemilihan pengobatan akan ke Puskesmas bila sikap pelayan Puskesmas baik, Jarak ke Puskesmas dekat, sakitnya ringan dan pendapatan rumah tangga lebih rendah dari pendapatan rata-rata rumah tangga di Kabupaten Garut. Maka perlu dipikirkan untuk memperbaiki manajemen Puskesmas terhadap faktor-faktor yang berpengaruh ini, diantaranya :
- Meningkatkan sikap para petugas yang kurang baik menjadi lebih baik agar disenangi oleh konsumennya
- Meningkatkan pemerataan pelayanan kesehatan kepada masyarakat pedesaan yang jauh dari Puskesmas disertai mempunyai pendapatan yang rendah. ...... Since the first time Public health centre declared in 1968 the goverment always try to improve quality and quantity service to community. One of public health services that got most attention by the community is health service to get curation. Many factor in the community influence curation preference in public health centre. One of the problem of Research utilization curation is still low to visit public health centre in national level or west java province. Kabupaten Garut is one of crowded population but Public health centre ratio is lower than National standard. So that this Kabupaten has to get priority dial with health problems because this problem influence to health service system in West Java or National. Aims of the research is getting information of head in household characteristic relationship with curation preference in public health centre Kabupeten Garut 1995. This research carried out with descriptive analisize to found characteristic realtionship of head in household to curation preference in public health centre. The community tendency to go to public health centre for getting curation preference indicate that public health centre function isincreasing and the community mind of Kabupaten Garut is more moderate. The result of this research indicate that curation preference to public health centre if public health centre provider attitude is good, distance to public health centre is near, illness is mild and income household lower than household income average in Kabupaten Garut. Result of this research suggest in order to solve the problem improve management againts this influenced factors as follow:
- Improve for better attitude of the provider for the consumers convinience
- To expand health service coverage for the rural community who live far from public health centre and still have low income.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Muchtar
Abstrak :
ABSTRAK Jemaah haji asal Jawa Barat yang meninggal selama menunaikan ibadah haji setiap tahun cenderung meningkat, meskipun pemerintah telah berupaya maksimal memberikan kemudahan mulai dari bimbingan peribadahan sampai pelayanan kesehatan. Bahkan pelayanan kesehatan ini diberikan sejak di tanah air, berupa pemeriksaan kesehatan, yang dimulai dari tingkat Puskesmas, di Daerah Tingkat II dan di Pelabuhan Embarkasi/Asrama haji sebelum jemaah yang bersangkutan diberangkatkan ke Tanah suci. Yang menarik adalah penyebab kematian jemaah yang didominasi oleh penyakit yang sebetulnya dibawa oleh jemaah dari Tanah air. Penyakit yang merupakan penyebab utama kematian jemaah haji adalah penyakit kardiovaskuler. Ternyata penyakit ini pula yang paling banyak diderita oleh calon jemaah haji. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sampai sejauh mana pengaruh penyakit kardiovaskuler terhadap kematian jemaah haji asal Jawa Barat dan faktor-faktor lain yang turut mempengaruhinya. Rancangan penelitian menggunakan kasus kontrol tanpa matching dengan jumlah sampel kasus sebanyak 191 orang (sesuai jumlah jemaah yang meninggal) dan kontrol yang diambil secara acak sederhana dari jemaah yang tidak meninggal juga sebanyak 191 orang, sehingga total sampel 382 orang. Tidak termasuk ke dalam sampel adalah Petugas dan jemaah haji ONH Plus. Pengolahan data menggunakan analisis univariat, bivariat dan multivariat yang terdiri atas analisis stratifikasi dan regresi logistic unconditional. Perangkat lunak yang dipergunakan adalah Stata versi 4.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa risiko kematian jemaah haji yang menderita penyakit kardiovaskuler 2,2 kali dibanding jemaah haji yang tidak menderita penyakit kardiovaskuler, setelah dikontrol oleh variabel umur dan pendidikan. Makin tua umur jemaah haji, risiko kematiannya lebih tinggi, sedangkan pendidikan bersifat protektif, artinya makin tinggi tingkat pendidikan, risiko kematiannya makin rendah. Sedangkan jenis kelamin dan waktu pemberangkatan, pengaruhnya tidak bermakna. 71,73 % jemaah haji meninggal di luar waktu pelaksanaan ibadah haji yang sesungguhnya dan 31,41 % jemaah haji meninggal sebelum sempat melaksanakan ibadah haji. Untuk menyelamatkan jemaah haji dengan risiko tinggi, perlu dijajagi kemungkinan membentuk dokter khusus bagi jemaah haji risiko tinggi, yang diberangkatkan pada akhir musim pemberangkatan dan pulangnya pada awal musim pemulangan.
ABSTRACT The Collective Pilgrimage to Mecca (jemaah haji) from West Java who died during carrying `ibadah haji = act of pilgrimage devotion' out were tended increase every year, although the government has made maximally effort to provide the facilities from the guidance of observance of religious duties up to the health service. In fact, this health service is served since in father land, such as health examination, it is started from the level of Public Health Center, in the Second Level Region and in the Airport's Embarkation/Pilgrimage Dormitory before the concerned congregations will be embarked to the Holly Land (Mecca). The interesting is the cause of `jemaah's death which is dominated by a disease which is really had by `jemaah' from the Father Land. Disease is a main cause of death of `jemaah haji' is that cardiovascular. This disease is really also most had by the candidate of `jemaah haji'. This study purpose is to know the extent which the effect of cardiovascular disease against the death of 'jemaah haji' from West Java and other factors which influence its. Study design used the unmatched cases control with the quantity of case samples are 191 persons (in accordance with the `jemaah haji' number who died) and control is simple randomly taken from the 'jemaah haji' who were not died as much 191 persons, so total samples were 382 persons. Excluding from the samples are officials and `jemaah haji ONH Plus'. Data processing used the univariate, bivariate and multivariate analysis which consisted of stratification analysis and unconditional logistic regression. Software used is the Stata Version 4.0. Results of study showed that the risk of 'jemaah haji's death who had the cardiovascular disease was 2.2 times rather than `jemaah haji' who did not have the cardiovascular disease, after they were controlled by both age and educational variables. Older their age, higher their death risk, where as education has protective characteristic, it is meant the higher educational level, the lower death risk. Where as, sex and departure time have unsignificant effect. 71.73 % of the `jemaah haji' died out of the implementation of actually `ibadah haji' and 31.41 % died before having sufficient time to implement that `ibadah haji'. For saving the high risk `jemaah haji', a possibility is necessarily sounded out to establish the special flight group for the high risk `jemaah haji', who are embarked in the last season of embarkation and their action of doing back in the early season of their going back. References : 47 (1964 - 1997)
Depok: Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Ramadhani Makarao
Abstrak :
Departemen Kesehatan telah menggariskan suatu kebijaksanaan yang disebut: Panca Karya Husada, dimana "Karya" yang pertamanya adalah: "Peningkatan dan Pemantapan upaya kesehatan." Keberhasilan karya pertama ini ditentukan antara lain melalui upaya kesehatan di puskesmas. Sehingga sewajarnyalah peranan dan fungsi puskesmas perlu dibina dan ditingkatkan. Di Indonesia, puskesmas merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan dan diketahui bahwa produktivitas dan kinerja cakupan puskesmas masih rendah, serta banyak faktor yang mempengaruhi hal tersebut. Penelitian ini bertujuan ingin mendapatkan gambaran tentang kinerja cakupan puskesmas di Kabupatan Serang Propinsi Jawa Barat. Kabupatan Serang dipilih menjadi daerah penelitian disebabkan karena Kabupaten Serang mempunyai angka kematian bayi yang tertinggi diantara Kabupaten dan Kotamadya se-propinsi Jawa Barat. Dengan angka kematian bayi sebesar 123,77/1000 kelahiran. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan "Cross sectional." Unit analisanya yaitu Puskesmas dengan respondennya: Kepala Puskesmas beserta stafnya yang memegang program KB-KES. Hipotesa yang diajukan adalah faktor Lingkungan, Pembinaan Organisasi Puskesmas, Manajemen Internal Puskesmas serta Faktor Input Puskesmas mempunyai hubungan searah dengan Kinerja Cakupan Puskesmas. Hasil analisa bivariat didapatkan dari keempat variabel independen korelasi yang paling tinggi adalah manajemen internal puskesmas {0,66) kemudian diikuti oleh pembinaan organisasi puskesmas (0,54), lingkungan umum (0,53) dan yang korelasi terkecil adalah faktor input (0,32). Hasil analisis dengan menggunakan regresi ganda didapatkan persamaan: Kinerja Cakupan Puskesmas: 5,28 + 0,63 (Manaje) + 0,21 (Lingk) + 0,13 (Input) + 0,11 (Bins). Kesimpulan dari analisis di atas menunjukkan manajemen internal puskesmas merupakan variabel utama yang mempengaruhi cakupan kinerja puskesmas disusul lingkungan umum. Disarankan perlu adanya peningkatan kemampuan dan keterampilan tenaga puskesmas yang difokuskan pada manajemen internal.
Health Ministry had underscored a wisdom, which is coiled: Panca Karya Husada, where the first "Karya (work)" is "Improvement and Stabilization of Health conditions." The success of this first work is determined among others, through the health efforts in Health Center. So that it's natural that the role and the function of health center need to be constructed and increased. In Indonesia, health center is one center of health servicing and is known that the productivity and the coverage performance of health center still low, and so many factors influence them. The aim of this observation want to get image about coverage performance of health center in Serang regency, West Java Province. Serang Regency is choice become observation region it is caused that Serang Regency has a highest infant mortality rate between Regency and Municipality in all west Java Provinces. With the infant mortality rate is 123,77/1000. This observation is a analytic description observation with approaching "Cross sectional". The Unit of it's analysis is the health center isn?t responder: The chairman of health center with his staff who kept KB-KES Program. The Hypothesis with is proposed is environment factor, Establishment Organization of health center, Management Internal of health center and Input Factor has the same way direction of connection with coverage performance of health center. The Result of bivariat analysis is gotten from the fourth variable independent of highest correlation are management internal of health center (0,66), and then followed by Establishment Organization of health center (0,54), environment factor (0,53), and smallest, correlation is input factor (0,32). The result of analysis with using multiple regressions is obtained similarity coverage performance of health center: 5,28 + 0,63 (manage) + 0,21 (environment) + 0,13 (input) + 0,11 (establishment) + e. The conclusion of analysis above showed that the management internal of health center is the main variable which influence coverage performance of health center is followed by environment factor. It's suggested that it need something to increase the ability and the skill of health center power, which is focused on management internal of health center.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library