Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 252 dokumen yang sesuai dengan query
cover
I Gede Made Wirabrata
Abstrak :
Rumah sakit adalah sarana kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan dan dapat dimanfaatkan untuk pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian. Salah satu bentuk dari pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit adalah pelayanan kefarmasian di Instalasi Farmasi Rumah Sakit atau IFRS. Pelayanan ini berupa pelayanan obat kepada pengunjung (pasien atau siapa saja yang membawa resep di IFRS). Layanan obat perlu mendapatkan perhatian serius, karena penting dalam menilai hasil (outcome) yang telah rumah sakit berikan kepada pengunjungnya. Salah satu cara menilai outcome rumah sakit adalah dengan survei kepuasan pengunjung. Kepuasan pengunjung merupakan salah satu indikator mutu layanan yang diberikan rumah sakit, khususnya mutu layanan obat di instalasi farmasi rumah sakit. Kepuasan pengunjung rumah sakit, dalam hal ini baik kepuasan pasien sendiri, maupun kepuasan keluarga pasien dapat memberikan dampak bagi rumah sakit, khususnya bagi manajemen rumah sakit dalam rangka pengembangan rumah sakit. Tingginya tingkat kepuasan pengunjung dapat dijadikan salah satu strategi promosi rumah sakit, dan atau sebaliknya, yaitu citra rumah sakit menjadi tidak baik, apabila tingkat kepuasan pengunjung rendah. Metode yang digunakan dalam penelitian survei kepuasan ini adalah Metode Servqual (Service Quality). Metode ini meliputi lima dimensi mutu layanan, yakni: 1) Tangibles, 2) Reliability, 3) Responsiveness, 4) Assurance, dan 5) Empathy. Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik kuantitatif dengan pendekatan Cross Sectional atau Metode Potong Lintang, untuk melihat gambaran dan hubungan karakteritik pengunjung dengan tingkat kepuasan terhadap mutu layanan obat di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto Tahun 2002. Lokasi penelitian mencakup empat IFRS, yaitu: 1) Instalasi Farmasi Dinas, 2) Pelayanan Kesehatan Masyarakat Umum I atau PKM I atau PKM Pusat, 3) Pelayanan Kesehatan Masyarakat Umum II atau PKM II atau PKM Pavilyun Kartika, dan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Umum III. Gambaran kepuasan responden hasil penelitian adalah lebih banyak responden merasa tidak puas daripada merasa puas atas layanan obat di RSPAD-GS; pada instalasi farmasi Dinas, lebih banyak responden merasa tidak puas daripada merasa puas; pada PKM I, lebih banyak responden merasa tidak puas daripada merasa puas; pada PKM II lebih banyak responden merasa puas daripada merasa tidak puas; dan pada PKM III, lebih banyak responden merasa puas daripada merasa tidak puas. Hasil penelitian ini dapat dijadikan saran yang sangat baik bagi manajemen RSPAD-GS, yaitu Direktur RSPAD-GS dalam membuat kebijakan rumah sakit dalam rangka meningkatkan mutu layanan kesehatan di lingkungan Angkatan Darat.
Hospital is a health infrastructure which serves facilities for health services and health research. One of the services is the Pharmacy Service at Pharmacy Installation in the hospital that receives prescription from every patient. This service is very important to know about the hospital service quality. One of the methodologies to assess this quality by using a survey technique of customer satisfaction. Customer satisfaction is one of the quality indicators for predicting the hospital services that already given. Customer satisfaction, in this case not only for the patient itself but also for the patients? family, could give an effect to the hospital. Specially for hospital management in developing program. The higher index in the customer satisfaction can be based for advertising strategy, or the opposite. In this research the methodology that has been used is Service Quality Method. This method includes 5 (five) dimension, as we mentioned below: Tangibles, Reliability, Responsiveness, Assurances and Empathy. The research framework that used in this thesis is Cross Sectional Approach, to see the relation between visitors of the hospital with customer satisfaction and also quality service at Army Hospital Center of Gatot Soebroto in 2002. Research took places at 4 (four) different area, like Instalasi Farmasi Dinas, Pelayanan Kesehatan Masyarakat Umum I, Pelayanan Kesehatan Masyarakat Umum II and Pelayanan Masyarakat Umum III. The research result shows that customer is more dissatisfaction than satisfaction. We can see more details: at Instalasi Farmasi Dinas, customer more dissatisfaction than satisfaction; PKM I has the same result. But for the last II (two) sample places (PKM II and PKM III) showed that customer more satisfaction than dissatisfaction. At the end, this research result can become a good input to the hospital management in making a policy to increasing the hospital quality in the future.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T 10121
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
E. Kartini
Abstrak :
Rumah Sakit Kusta Sungai Kundur yang berdiri sejak tahun 1914 merupakan rumah sakit pembina dan pusat rujukan penderita kusta se Sumatera dan Kalimantan Barat dengan kapasitas 450 tempat tidur, terletak di kecamatan Banyuasin I desa Mariana, Kabupaten Musi Banyuasin, dengan jarak ± 20 km dari kota Palembang. Mulai tahun 1995 terjadi penurunan kunjungan penderita kusta untuk rawat jalan dan rawat inap sehingga dalam upaya memanfaatkan sarana dan prasarana dan sumber daya manusia, berdasarkan surat dari Dirjen. Yan. Med. No. BM.01.03.3.2.04929.A tanggal 31 Oktober 1995, RS Kusta Sungai Kundur telah mendapat izin untuk memberikan pelayanan umum. Akan tetapi pemanfaatan pelayanan pada poliklinik umum oleh masyarakat di kecamatan Banyuasin I masih rendah, dimana angka kunjungan sampai dengan tahun 2001 hanya berkisar ± 15 - 16 orang/hari. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk memperoleh informasi faktor-faktor yang berhubungan dengan rendahnya pemanfaatan pelayanan di poliklinik umum tersebut. Jenis penelitian dilakukan menurut analisis kuantitatif dengan pendekatan cross sectional dengan menggunakan metode wawancara dan kuesioner. Pengisian kuesioner telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas dimana hasilnya adalah valid dan reliabel. Metode analisis yang digunakan adalah analisis univariat, bivariat dengan Chi Square dan multivariat dengan regresi logistik. Hasil penelitian menyimpulkan masih rendahnya rata-rata pemanfaatan yaitu 54,3 %, faktor internal yang bermakna yang berhubungan dengan pemanfaatan adalah variabel sarana prasarana dan tarif, sedangkan faktor eksternal adalah variabel pengetahuan dan pekerjaan, dan faktor dominan adalah variabel sarana prasarana. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa sarana prasarana yang baik berhubungan signifikan untuk meningkatkan pelayanan di poliklinik RSKSK dengan peluang 4,137 kali dibandingkan dengan sarana prasarana yang kurang baik. Dari penelitian ini disarankan beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pemanfaatan pelayanan di poliklinik RSKSK antara lain : memenuhi kebutuhan alat kesehatan, alat kedokteran, alat rumah tangga sesuai dengan jenis pelayanan yang diberikan. Selain itu memenuhi kebutuhan ruangan pelayanan sehingga dapat memberikan kenyamanan kepada pasien, serta menciptakan lingkungan yang sehat. ......An Analytical Approach on the Health Services Sungai Kundur Hospital at Banyuasin in the Year 2003The Sungai Kundur Hospital for Leper which founded in 1914 is designed to become the center of leprosy treatment and research for Sumatera and West Kalimantan. Built with 450 people capacity it was located in Banyuasin C desa Mariana region, Musi Banyuasin regency, 20 km from Palembang. Since 1995 there has been a decrease in the amount of leper patient that treated at the Hospital. In order to use the exceed man power and supra-infrastructure, the Sungai Kundur Hospital for Leper has been authorized to give public service to the common people. A letter from Dirjen Yan Med No. BM 01.03.3.2.04929.A posted in 31 October 1995 has legalized it. Not with standing the man power, infrastructure and suprastructure that available, people that had been using the health service provided by Sungai Kundur Hospital are still modest, with only ± 15 - 16 people a day. Therefore this research had been done to acquire information about the factor that related to the issue. The research has been done according to quantitative analytics with cross sectional approach using interview and questioner method. The questioner had been tested to make sure there are both valid and reliable. Analytic methods that had been used are univariant, bivariant with Chi Square and multi variant with logistic regression. The research conclude that the low used of public service (that is 54, 3 %) had been caused by internal factors with supra-infrastructure and tariff variable, external factors with knowledge and occupation variable, dominant factors with supra-infrastructure variable. In conclusion of this research suffice to say that adequate supra-infrastructure had significant effects to increase public health care service in Sungai Kundur Hospital with a chance 4,137 to inadequate supra-infrastructure. The research suggested there are some paths that can be used to increase the health service in Sungai Kundur Hospital for Leper. Which are: fulfilling the necessities of adequate equipment for health care and other equipment that also needed to perform service to the community (equipment that depends on the service). Not to forget giving a comfort of a service room to the patient and creating a healthy environment.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T 10931
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Evi Darwati
Abstrak :
Telah dilakukan penelitian tentang perencanaan strategis pengembangan RS Setia Mitra tahun 2003-2007. Ruang lingkup penelitian ini meliputi analisis lingkungan eksternal, analisis lingkungan internal, meninjau kembali pernyataan visi dan misi, menetapkan tujuan jangka panjang sampai 2007, menentukan alternatif strategi dan menetapkan strategi terpilih yang sesuai bagi posisi RS Setia Mitra. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan menggunakan informasi sebagai dasar pengambilan keputusan strategik. Pengumpulan informasi dilakukan melalui wawancara mendalam, sumber data sekunder dan observasi oleh peneliti sendiri. Teknik penyusunan strategi dilakukan melalui tiga tahapan. Tahap pertama (tahap input) meliputi analisis lingkungan eksternal dan internal RS Setia Mitra, evaluasi faktor lingkungan eksternal dan internal dengan menggunakan matriks EFE dan IFE dan meninjau kembali pernyataan visi dan misi RS Setia Mitra. Tahap kedua (tahap pencocokan) meliputi penetapan tujuan jangka panjang RS Setia Mitra sampai tahun 2007 dan menentukan alternatif strategi dengan menggunakan matriks SWOT, TOWS, IE dan SPACE. Dan pada tahap ketiga (tahap keputusan) dilakukan penetapan strategi terpilih RS Setia Mitra untuk tahun 2003-2007 dengan menggunakan matriks QSPM. Cara pengambilan keputusan menggunakan metoda CDMG (Consensus Decision Making Group). Dari hasil penelitian, evaluasi lingkungan eksternal menghasilkan nilai total EFE sebesar 3,20 yang berarti RS Setia Mitra merespon dengan baik peluang-peluang yang ada dan menghindari ancaman-ancaman yang muncul. Nilai Evaluasi lingkungan internal menghasilkan nilai total ME sebesar 2,50 yang berarti secara internal kekuatan yang dimiliki berada pada titik rata-rata. Setelah mengetahui posisi ekternal dan internal, pihak manajemen memutuskan untuk tetap menggunakan rumusan visi dan misi yang sudah ada karena dianggap masih relevan dengan cita-cita dan tujuan RS Setia Mitra. Rumusan tujuan jangka panjang yang hendak dicapai sampai tahun 2007 meliputi aspek keuangan, aspek operasional pelayanan, aspek pemasaran, aspek SDM dan aspek mutu. Penentuan strategi alternatif menghasilkan dua rekomendasi strategi generik yaitu strategi pertumbuhan intensif dan strategi pertumbuhan integratif. Pada tahap keputusan, hasil penentuan strategi terpilih dengan menggunakan QSPM menunjukkan bahwa strategi yang sesuai bagi RS Setia Mitra adalah strategi intensif. Penelitian ini menyimpulkan bahwa strategi utama yang sesuai bagi pengembangan RS Setia Mitra untuk tahun 2003-2007 adalah strategi pengembangan produk dan strategi penetrasi pasar yang digunakan secara bersamaan. Pada penelitian ini juga dituliskan usulan-usulan dan saran-saran dalam mengimplementasikan strategi terpilih agar visi dan misi serta tujuan jangka panjang yang telah ditetapkan dapat tercapai. Daftar Bacaan : 41 ( 1989-2002)
Strategic Planning for Development of RS Setia Mitra 2003-2007Research for strategic planning for development of RS Setia Mitra 2003-2007 has been done. The scope of the research consist of external environment analysis, internal environment analysis, review over vision and mission statement, define long term objectives until 2007, define strategic alternative and the chosen strategy which suitable to its condition. The kind of this research is descriptive analytic research used information as a base information of taking strategic decision. The collecting information were done through deep interviewed, secunder data source and observation by the researcher herself. The technichs strategy composition were done through three stages. Stage I (input stage) included external and internal environment analysis, evaluation of external and internal environment factor used EFE and IFE matrixs and reviewed vision and mission statement of RS Setia Mitra. Stage II (matching stage) included established of long term objective until 2007 and decided alternative strategy used SWOT, TOWS, IE and SPACE matrixs. And stage III (decision stage) were done by decided chosen strategy of RS Setia Mitra for year 2003-2007 used QSPM. The taking of decision was made using CDMG (Consensus Decision Making Group) methode. As a result, external envoronment evaluation produced 3,20 of EFE total value meant that RS Setia Mitra took a good responsible the opportunities and avoided threats. Internal environment evaluation produced 2,50 of IFE total value meant internally the power of it is average. After knowing external and internal position, the management decided to keep using vision and mission statement because it is still relevant with the aim of RS Setia Mitra. The formula of long term objective they try to reach until year 2007 include financial, operasional services, marketing, SDM and quality aspects. Determination of the alternative strategy produced two generic strategies recommendation which are intensive strategy and integrative strategy. On the decision stage, the strategy of determination result was chosen by using QSPM showed that fit strategy is intensive strategy. This research concluded that the major strategy fit to the development of RS Setia Mitra year 2003-2007 are product development and market penetration strategy used equally. This research is also give ideas and suggestions to implementation chosen strategy to make vision and mission also determinded Long term objective to be accomplished. References : 41 (1989-2002)
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T 1560
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus S. Widodo
Abstrak :
Pada era kompetisi yang semakin meningkat, meningkatkan produktivitas, komitmen terhadap organisasi dan kepuasan kerja karyawan merupakan masalah kritis bagi para pengelola, terutama dalam organisasi pelayanan kesehatan. Sebagai usaha untuk mendapatkan kejelasan tentang masalah ini di RSUD Lubuklinggau diadakan penelitian tentang kepuasan kerja karyawan karena belum pernah dilakukan sebelumnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran tentang kepuasan kerja karyawan RSUD Lubuklinggau. Tujuan khusus meliputi ; (1) Diketahuinya kepuasan kerja karyawan; (2) Diketahuinya hubungan antara karakteristik individu, faktor penunjang dan faktor motivasi dengan kepuasan kerja; (3) Diketahuinya faktor dominan yang mempengaruhi kepuasan kerja. Penelitian kuantitatif ini menggunakan metode cross sectional dan dilaksanakan satu bulan dari tanggal 15 April 2003 sampai dengan 15 Mei 2003. Jumlah responden sebanyak 184 orang, semuanya pegawai negeri sipil rumah sakit. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner. Teknik analisis meliputi analisis univariat, analisis bivariat, dan analisis regresi. Kesimpulan dari hasil penelitian ini yaitu rata-rata kepuasan kerja karyawan RSUD Lubuklinggau masih rendah yaitu 51%. Faktor lama kerja, pengawasan, kondisi kerja, kelompok kerja, penghargaan dan kesempatan berkembang mempunyai hubungan bermakna dengan kepuasan kerja. Faktor pengawasan, kondisi kerja, penghargaan dan kesempatan berkembang merupakan faktor dominan yang mempengaruhi kepuasan kerja. Model penentu kepuasan adalah model tanpa interaksi. Kepada RSUD Lubuklinggau disarankan untuk meningkatkan kemampuan pengawas dengan mengikuti pelatihan kepemimpinan, memperbaiki kondisi kerja diantaranya mengganti peralatan medis dan penunjang medis yang telah usang, menentukan kriteria pemberian penghargaan serta jenis dan jumlahnya yang dapat memuaskan karyawan dan memberikan kesempatan berkembang dengan menyediakan dana dan mempermudah perizinan. Daftar bacaan : 25 (1991- 2002)
Employee Job Satisfaction Analysis Of Lubuklinggau District General Hospital, Musi Rawas Sumatera Selatan, 2003 In an era of increasing competition, maximizing employees productivity, commitment to the organization, and job satisfaction is a critical issue for administrators, especially in healthcare organization. For that reason, this research was conducted in Lubuklinggau District General Hospital because it has never been done before. The purpose of this research was to get information about job satisfaction of the employee of Lubuklinggau District General Hospital, Musi Rawas. Specific purposes include :(1) to get a description of employees job satisfaction ;(2) to know the relationship between personal characteristics, supporting factors, motivation factors and job satisfaction; (3) to know the dominant factors that determine job satisfaction. This quantitative research used the cross sectional method and was conducted over a period of one month from 15th April 2003 until 15'h May 2003, The respondents were 184 , all government employees of the hospital. The data were obtained by administering questionnaire . The analysis techniques include univariate, bivariate and regression analysis. The result of the research has shown the average job satisfaction of the employee of Lubuklinggau District General Hospital, Musi Rawas was low only 51%. The number of years of working, supervision, working condition, work group, reward and career opportunity factors had significant relationship with job satisfaction. Supervision, working condition, reward and career opportunity factors are dominant factors that determine job satisfaction. Determinant model of the job satisfaction is the model without interaction. To Lubuklinggau District General Hospital, it is recommended to improve supervisor capability by leadership training, to improve work condition such as modernizing the old medical and supporting medical instrument, determine the criteria, variety and sum of reward that will satisfy the employee and give an opportunity to develop to the employee by preparing fund and facilitating allowance. Reading : 25 (1991 - 2002)
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T 11210
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Mulyana
Abstrak :
Perubahan semakin cepat terjadi dan orientasi usaha juga menjadi berubah. Rumah sakit sebagai produsen layanan kesehatan harus mampu mengantisipasi perubahan dan mengetahui posisinya untuk mengambil keuntungan dari peluang yang ada dan menjauhi ancaman-ancaman yang akan datang. Rumah sakit yang memiliki rencana strategis akan memimpin dalam persaingan dengan rumah sakit lain dan sesuatu yang diharapkan dimasa depan dapat terwujud. Hal inilah yang menjadi latar belakang penelitian ini disusun. Penelitian tentang perencanaan strategi pengembangan RSU. Bayu Asih tahun 2004-2008 telah dilakukan Penelitian ini meliputi analisis lingkungan, eksternal dan internal, menentukan alternatif strategis dan menetapkan strategi yang sesuai dengan kondisi RSU.Bayu Asih. Tujuan penelitian ini adalah menyusun suatu perencanaan strategis RSU.Bayu Asih periode tahun 2004-2008. Penelitian dilakukan dengan metode Operational research dengan analisis data dan pengamatan langsung terhadap kondisi RSU.Bayu Asih. Penyusunan strategi dilakukan melalui tiga tahapan. Tahap pertama (Tahap input) meliputi analisis lingkungan eksternal dan internal, evaluasi faktor lingkungan eksternal dan lingkungan internal dengan menggunakan matriks EFE dan IFE dan meninjau utang pernyataan visi dan misi RSU. Bayu Asih. Tahap kedua (Tahap pencocokkan) menggunakan matriks TOWS dan matriks IE. Hasil penelitian ini, dengan matriks TOWS didapatkan posisi RSU.Bayu Asih pada posisi kuadran kedua, dinamakan Kuadran Penguatan Internal. Dengan menggunakan matriks IE, ditemukan posisi RSU.Bayu Asih berada pada sel V, yaitu Pertahankan dan Pelihara. Setelah dilakukan penyesuaian, didapat strategi yang direkomendasikan oleh kedua matriks tersebut adalah Strategi Pengembangan Produk. Dan pada tahap ketiga (Tahap keputusan) dilakukan penetapan strategi terpilih RSU. Bayu Asih untuk tahun 2004-2008 dengan menggunakan matriks QSPM Pengambilan keputusan dengan menggunakan metoda CDMG (Consensus Decision Making Group). Agar strategi terpilih dapat diimplementasikan dan berjalan sesuai dengan perencanaan, penting untuk menjabarkannya ke dalam program tahunan yang lebih spesifik, serta didukung dengan program sosialisasi kepada seluruh karyawan dan Pemerintah Daerah Kabupaten Purwakarta, sebagai pemilik Rumah Sakit Umum Bayu Asih. Kepustakaan : 20 (1995 -- 2002)
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T11368
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nindyakusuma Koratiwida
Abstrak :
Dalam menyongsong AFTA maka persaingan dibidang jasa pelayanan kesehatan sudah pasti tidak dapat dihindari. Rumah Sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang menyelenggarakan jasa layanan kesehatan harus dapat bersaing secara sehat untuk menarik pasar konsumen atau pasien. Untuk mengantisipasi persaingan tersebut maka mutu atau kualitas jasa pelayanan harus baik dan selalu terjaga. Salah satu indikatornya adalah tingkat kepuasan pasien yang berdampak pada jumlah kunjungan. Adanya penurunan jumlah kunjungan di Poliklinik Umum Rumah Sakit Sumber Waras tahun 2000-2002, mendorong peneliti untuk melakukan penelitian guna mengetahui tingkat kepuasan pasien poliklinik umum dalam hubungannya dengan karakteristik pasien (umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, penghasilan) dan hal-hal yang menyebabkan ketidakpuasan pasien sehingga jumlah kunjungan menurun. Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan desain potong lintang. Digunakan metode Servqual dengan lima aspek kepuasan yaitu : sarana fisik, kehandalan, ketanggapan, jaminan dan perhatian. Penelitian dilakukan di poliklinik umum RS Sumber Waras pada 120 orang pasien yang datang berobat dari tanggal 5 Mei sampai dengan 9 Mei 2003. Dilakukan analisis Univariat untuk mengetahui distribusi karakteristik pasien dan gambaran aspek kepuasan, kemudian analisis Bivariat dengan uji Kai Kuadrat untuk mengetahui adanya hubungan antara karakteristik pasien dengan kepuasan dan dilanjutkan dengan analisis Multivariat untuk mengetahui faktor karakteristik apa yang mempunyai hubungan paling bermakna atau dominan dengan kepuasan terhadap pelayanan poliklinik umum Rumah Sakit Sumber Waras. Dibuat analisis Diagram Kartesius guna mengetahui hal-hal prioritas untuk perbaikan. Hasil yang didapat menunjukkan bahwa sebanyak 47 pasien atau 39,2% menyatakan puas dan sebanyak 73 pasien atau 60,8% menyatakan tidak puas pada pelayanan poliklinik umum. Dari analisis Univariat karakteristik pasien didapatkan bahwa : 81% pasien adalah dari kelompok usia muda (kurang dari 49 tahun), 54% adalah pasien perempuan, 80% pasien adalah dari kelompok berpendidikan SMU keatas, 76% pasien dari kelompok bekerja dan 72% pasien dari kelompok berpenghasilan lebih dari Rp. 1 juta. Gambaran aspek kepuasan menunjukkan aspek sarana fisik mempunyai skor tingkat kepuasan terendah yaitu 82% sedang aspek perhatian mempunyai skor tingkat kepuasan tertinggi yaitu 88%. Dari analisis Bivariat didapatkan hasil bahwa ada hubungan antara karakteristik pasien dengan kepuasan. Hasil analisis Multivariat menyatakan faktor jenis kelamin yang mempunyai hubungan paling bermakna atau dominan dengan kepuasan terhadap pelayanan poliklinik umum Rumah Sakit Sumber Waras. Dari hasil analisis diagram Kartesius didapatkan bahwa yang menjadi prioritas untuk segera diperbaiki adalah kebersihan kamar mandi / WC, kebersihan ruang tunggu, kecepatan file rekam medis dan kesabaran perawat dalam melayani pasien. Kiranya pihak manajemen Rumah Sakit Sumber Waras perlu memperhatikan mutu pelayanan dengan fokus karakteristik kepuasan pasien, dengan cara meningkatkan kualitas SDM serta sarana prasarana agar pasien mau datang untuk menggunakan jasa pelayanannya. The Relationship Between Patients Characteristics With Satisfaction Towards The Service of Sumber Waras Hospital General Polyclinic in Year 2003 The ASEAN Free Trade Area (AFTA) has inevitably created a competitive market for the health service industry. Hospital, as one of the mediums that provide health service must be able to compete healthily to capture customer market of patients. To anticipate this competition, the quality of service has to be good and always maintained. One of the indicators is patient satisfaction rate, which will impact the number of visits. Patient satisfaction is the comparison result between the hope of the patient towards the expected service and the perception from the actual service or hospital performance received. The decline in the number of patient visits for Sumber Waras Hospital General Polyclinic during the year 2000 - 2002 has encouraged the researcher to carry out a study in order to identify patient satisfaction level of the general polyclinic in relation to patient characteristics (age, gender, education, occupation, income) and factors that contribute to patients dissatisfaction causing the lower number of visits. This study was conducted quantitatively with the cross-sectional research design. It also used the Servqual method with 5 (five) aspects of satisfaction that are physical attributes (tangibles), reliability, responsiveness, assurance and empathy. The researches were carried out in Sumber Waras Hospital General Polyclinic towards 120 peoples who came for treatment from May 5 until May 9, 2003. Afterward, researcher performed the Univariat analysis to discover the distribution of patient characteristics and obtain an image of satisfaction aspects, Bivariat analysis using Chi Square test to examine the relation between patient characteristics and satisfaction, and Multivariat analysis to find out which characteristic has the most significant relationship to satisfaction towards the service of Sumber Waras Hospital General Polyclinic. Cartesian Diagram was then made to identify priority factors for improvement. The result shows that as many as 47 patients (39,2%) were satisfied and as many as 73 patients (60,8%) were unsatisfied with the service of the General Polyclinic. From the Univariat analysis of patient characteristics, we discovered that 81% patients were from the group of people with young age (less than 49 years old), 54% patients were woman, 80% patients were from the group of people with high school education or above, 76% patients were from the group of people who have occupation, and 72% patient were from the group of people with income more than Rp. 1 million. The description of satisfaction aspects shows that tangibles aspect has the lowest score for satisfaction level (82%), while the empathy aspect has the highest score for satisfaction level (88%). From the Bivariat analysis we discovered the relationship between patient characteristics and satisfaction. The results of Multivariat analysis determined that gender factor has the most significant or dominant relation with satisfaction towards the service of Sumber Waras Hospital General Polyclinic. The analysis of Cartesian diagram acquired the priority factors that need to be immediately improved: waiting room cleanliness, restroom/toilet cleanliness, medical file recording speed, and nurse's patience in serving the patients. The management team of Sumber Waras Hospital needs to give attention at the quality of service with focus to patient characteristics in patient satisfaction by increasing the quality of human resources as well as infrastructure means, so that the patients are willing to come and make use of the service.
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T11183
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amarina Anggraini
Abstrak :
Era perdagangan bebas yang telah disepakati dalam kerangka AFTA, APEC dan WTO mengharuskan setiap perusahaan meningkatkan perhatiannya kepada kebutuhan dan keinginan pelanggan. Dimana kebutuhan dan keinginan pelanggan tidak hanya terfokus pada keistimewaan karakteristik produk/jasa yang ditawarkan tetapi juga kualitas pelayanan yang menyertai produk/jasa tersebut, seperti waktu pelayanan dan ketepatan penyerahan. Farmasi adalah salah satu unit di rumah sakit yang memberikan layanan produk dan jasa dalam bentuk layanan resep. Dimana bagi pelanggan mutu layanan resep farmasi yang baik umumnya dikaitkan dengan kecepatan pelayanan. Aktivitas yang terjadi pada proses operasi layanan resep diduga dipengaruhi oleh faktor jenis resep, jumlah item dan shift. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh faktor jenis resep, jumlah item dan shift terhadap efektifitas siklus aktivitas proses layanan resep farmasi rawat jalan di RS. Haji Jakarta yang diukur dengan rasio siklus efektifitas (CE) dikaitkan dengan kepuasan pelanggan dan persepsi pelanggan terhadap waktu yang terbentuk akibat aktivitas proses layanan resep. Penelitian ini dilakukan di Unit Farmasi RS. Haji Jakarta dari tanggal 8 April sampai dengan 19 April 2002. Sampel penelitian sebanyak 231 lembar resep, penelitian dilakukan dengan pendekatan time motion study, survey dan wawancara mendalam. Analisis yang digunakan adalah analisis univariat, bivariat dan multivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas proses layanan resep di farmasi Rawat Jalan RS. Haji Jakarta memiliki nilai rata-rata CE sebesar 38,75%. Ini berarti bahwa aktifitas layanan resep masih belum efektif karena masih terkandung aktifitas yang bersifat tidak menambah nilai. Tingkat kepuasan pelanggan terhadap layanan resep Farmasi Rawat Jalan RS. Haji Jakarta masih rendah dimana 55,4% menyatakan "kurang puas". Persepsi pelanggan terhadap waktu tunggu yang ditanggung saat menebus obatnya di Farmasi Rawat jalan RS. Haji Jakarta masih rendah dimana 45,7% menyatakan "lama" atas pelayanan resep Farmasi RS. Haji Jakarta. Dari analisis bivariat didapat faktor yang berhubungan dengan kinerja aktivitas proses layanan resep farmasi rawat jalan yanitu faktor 'jenis resep' dan 'jumlah item' (beban resep). Dari analisis multivariat didapat variabel yang paling dominan berhubungan dengan kinerja aktivitas proses layanan resep farmasi rawat jalan yaitu faktor 'jenis resep'. Berdasarkan hasil penelitian diharapkan informasi tentang kinerja proses layanan resep Farmasi Rawat Jalan di RS. Haji Jakarta dapat dijadikan pedoman bagi proses perbaikan dalam meningkatkan mutu layanan kefarmasian. Dengan melakukan pengelolaan aktivitas yang menambah nilai akan dihasilkan kinerja yang lebih efisien.
The Free-Trade era in the result of the AFTA, APEC and WTO Agreement are driving companies to focus more on their customer needs. Not only focusing on the characteristic specialities of the products/services offered, but also the quality that comes along within the product/service itself, such as service time and deliver accuracy. Pharmacy is a unit in the hospital that gives products and services in the form of receipt services. Whereas for the customers, a good pharmacy's receipt services quality are usually related to providing quick service. The activities that occured in a receipt services operational process are hypothetically influenced by several factors; the receipts' kind, number of items and work-shift. This research intended to discover the influence of all the above factors on how effective the activities cycle in a pharmacy's receipt services operational process in a hospital which are measured by the Cycle Effectiveness (CE) ratio, related to customers' satisfaction and perception about the formed time after the receipt services process. The research took place in the Pharmacy Unit of the Rumah Sakit Haji Jakarta from April 8th to April 19th 2002. The research samples included 231 medical receipts. The research was also done with several approaches; time motion study, survey, and deep interviews. The analyses being used are univariate, bivariate and multivariate analysis. The result of this research shows that the average CE value of the activity process in the pharmacy's receipt services in the Rumah Sakit Haji Jakarta are 38,75% which mean that such activity is not effective because there are still some non-added value activities. The customers' level of satisfaction is still low where there is still 55,4% stated 'not satisfied'. The customers' perception of the time length taken to wait for the medicine is still low, where 45,7% stated 'long' for the pharmacy's receipt services in the Rumah Sakit Haji Jakarta. There's a factor concluded from the bivariate analysis that related to the performance of the activity process in the pharmacy's receipt service, which is the 'kind of receipts and numbers of item' factor. While from the multivariate analysis the most dominant variable related to the performance of the activity process in the pharmacy's receipt service, which is the 'kind of receipts' Based on this research, hopefully the information about the performane of the activity process in the Rumah Sakit Haji, Jakarta pharmacy's receipt services can be used as some sort of guidance to improve process and increase the pharmacy's service quality. By managing an added value and a non-added value activity we will have a much more efficient performance as a result.
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T444
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rita Komala Dewi
Abstrak :
Unit rawat jalan merupakan pintu gerbang dan revenue center Rumah Sakit. Sudah selayaknya layanan rawat jalan memiliki kinerja yang baik dan layanan yang prima, sehingga rumah sakit mempunyai citra yang baik di masyarakat dan dapat berkembang sesuai dengan perkembangan tehnologi kesehatan yang ada. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan kepuasan pasien di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Daerah Lubuk Linggau, Kabupaten Musi Rawas, Sumatera Selatan yang menyebabkan penurunan kunjungan dalam 4 tahun terakhir. Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan pendekatan Cross Sectional pada 110 pasien rawat jalan. Analisis data yang digunakan adalah univariat, bivariat, dan multivariat Hasil analisis didapatkan tingkat kepuasan pasien 50.0%. Dan analisis bivariat, kepuasan pasien berhubungan dengan karakteristik pasien yang bermakna adalah pendidikan dan penghasilan, untuk dimensi mutu layanan kepuasan pasien berhubungan dengan kebersihan toilet dan ruang tunggu, pada dimensi tangible, dan dimensi reliability meliputi ketepatan waktu layanan dan waktu tunggu yang lama dan dimensi empathy seperti kurang mendengarkan keluhan pasien dengan sabar/sungguh-sungguh dan kurang memberikan tanggapan atas keluhan pasien. Dari uji regresi logistik untuk mendapatkan Faktor dominan yang berhubungan dengan kepuasan pasien adalah vanabel penghasilan. Dari Penelitian ini disarankan agar manajemen rumah sakit memperbaiki kinerjanya dan memperhatikan layanan pada pasien, terutama pada kebersihan toilet dan ruang tunggu, ketepatan waktu dan waktu tunggu yang lama, serta dapat mendengarkan dan memberikan tanggapan yang baik pada keluhan pasien.
Ambulatory (Out-Patient) unit is a "front gate" and revenue center for the hospital. It is important that this unit has a good performance and serves the customer excellently in order to get a better image to the customers and anticipate the improvement of the health technology. The objective of this research is to get more information about patient satisfaction and factors that associates in ambulatory unit at Lubuk Linggau General Hospital Musi Rawas. There was a decreasing coverage in this last 4 years. This study was a quantitative with a cross sectional approach that performed in 110 out-patients Data analysis were univariate, bivariate, and multivariate. The patient satisfaction was 50 % . Bivariate analysis shows that the satisfied patient significantly related to the patient's education and income. In tangible and reliability aspects. the satisfaction was correlated to the toilet, time waiting and time schedule and in empathy aspect the satisfaction was related to unrenponded of medical-nursing officers and staffs to the patient and lack of human relationship. The result of logistic regression also stated that the dominant factor or variable correlated to the patient satisfaction was income. Based on this study, it is recommended to the manager, staffs and medical-nursing officers to enhance the quality of services as what this study founded.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T12755
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dicky M. Setiawan
Abstrak :
Globalisasi dan liberalisasi perdagangan adalah kenyataan yang harus diterima, pengaruhnya besar sekali terhadap bidang kesehatan termasuk posisi dan fungsi rumah sakit yang tadinya merupakan lembaga sosial,kini harus berubah berubah menjadi lembaga sosioekonomi. Dalam rangka persiapan menjadi rumah sakit swadana, RS Tk IV Cijantung Kesdam Jaya bermaksud mengembangkan unit rawat jalan yang diharapkan dapat menjadi revenue center serta pada tahap berikutnya akan meningkatkan utilisasi unit lain misalnya rawat inap, laboratoriurn, dan apotik . Tujuan dari penelitian ini adalah membuat suatu strategi pemasaran yang tepat untuk unit rawat jalan RS Tk IV Cijantung Kesdam Jaya. Janis penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan menggunakan informasi sebagai dasar pengambilan keputusan. Pengumpulan informasi dilakukan melalui wawancara mendalam, sumber data primer dan sekunder serta observasi oleh peneliti sendiri. Teknik penyusunan strategi dilakukan melalui tiga tahapan. Tahap pertama input stage meliputi analisis lingkungan eksternai dan internal RS Tk IV Cijantung Kesdam Jaya, evaluasi faktor lingkungan eksternal dan internal dengan menggunakan matriks EFE dan IFE. Tahap kedua matching stage meliputi penentuan tujuan jangka panjang RS Tk IV Cijantung Kesdam Jaya sampai 2008 dan menentukan alternatif strategi dengan menggunakan matriks TOWS dan IE. Dan pada tahap ketiga decision stage dilakukan penetapan strategi terpilih RS Tk IV Cijantung Kesdam Jaya untuk tahun 2004 - 2008 dengan menggunakan matriks QSPM. Cara pengambilan keputusan menggunakan metoda CDMG (Concensus Decision Making Group). Berdasarkan analisis tersebut, posisi unit rawat jalan RS Tk IV Cijantung Kesdam Jaya berada pada posisi future Quadrant (SO) dan posisi hold and maintain. Kernudian dengan penyesuaian (matching) antara kedua analisis tersebut diperoleh alternatif strategi yang dianjurkan adalah market penetration dan product development. Strategi yang dipilih dan sebagai prioritas dan analisis menggunalcan QSPM adalah market penetration. Strategi penetrasi pasar yang kemudian dikembangkan dalam strategi operasional dikaitkan dengan bauran pemasaran adalah sebagai berikut : Produk (Product) ; kehandalan produk meliputi perbaikan kualitas pelayanan, dilakukan melalui pengembangan sumber daya manusia dan kelengkapan sarana prasarana dan standarisasi mutu; harga (Price), strategi penurunan harga yang dapat meningkatkan penjualan ; distribusi (Distrbulion), meningkatkan distribusi yang dilihat dari aspek fisik dan peningkatan kemitraan dengan saluran distribusi; promosi (Promotion), melakukan pembuatan leaflet atau bulletin tentang kesehatan dan membentuk divisi pemasaran secara khusus. ...... Globalization and liberalization of trade are reality to will be acceptance , influential to health care. Emphasized for non profit hospital became profit hospital. Inpreparation with self financing (swadana), Cijantung hospital to intend with out patient unit care to became revenue center and to increase utility for inpatient unit, pharmacy or laboratory. Purpose of examination are make planning of marketing strategy for out patient unit in Cijantung hospital. The kind of this research is descriptive analytic research used information as a base information of taking strategic decision. The collecting information were done through deep interviewed, secunder data source and observation by the researcher himself. The techniques strategy competition were done through three stages. Stage I (input stage) included external and internal environment analysis, evaluation of external and internal environment factor used EFE and IFE matrixes and reviewed vision and mission statement of RS Tk IV Cijantung Kesdam Jaya. Stage II (matching stage) included established of long term objective until 2008 and decided alternative strategy used TOWS and IE matrixes. And stage III (decision stage) were done by decided chosen strategy of RS Tk IV Cijantung Kesdam Jaya for year 2004 - 2008 used QSPM The taking of decision was made using CDMG (Consensus Decision Making Group) method. Based on analysis, the out patient unit Cijantung Hospital curvently is on helping future quadrant and hold and maintain position. Then the analysis is matched to obtain recommended alternative strategy, market penetration and product development The alternative strategy chosen by QSPM matrix is market penetration. Market penetration attempts to improve revenues or market share by better satisfying current customers with current product. Product enhancement (modifying the product to make it more appealing to the target market) is fundamental component of market penetration strategies, although pricing, promotion and distribution are used as well. The market penetration need to be develop on operation strategy related to marketing mix, product, product virtue consists of increasing service quality, performed by developing human resources and infra structure and quality standard, price, reducing price strategy which may increase sales; distribution, increasing distribution optimally, according to target market such as with leaflet or health bulletin and to make the market division.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T12776
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zainal Arifin
Abstrak :
Strategi paradigma sehat dan desentralisasi dalam pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010 mengandung makna begitu pentingnya 2 permasalahan pokok, yakni sumber daya manusia kesehatan dan pemberdayaan masyarakat. Semenjak otonomi daerah awal tahun 2001, dan sejalan dengan visi, misi, strategi Dinas Kesehatan Kabupaten Indragiri Hilir, maka dipandang perlu untuk mendukung upaya tersebut dengan membuat perencanaan pengembangan kebutuhan tenaga kesehatan di era otonomi pada Dinas Kesehatan. Dalam penyusunan pengembangan kebutuhan tenaga kesehatan di era otonomi pada Dinas Kesehatan Kabupaten Indragiri Hilir dilakukan penelitian operasional dengan analisis deskriptif, dibantu dengan peramalan menggunakan Time Series Forecasting Penyusunan perencanaan pengembangan SDM Kesehatan ini melalui beberapa tahapan, tahap pertama terdiri dari (Input Stage) analisis subsistem eksternal manajemen sumber daya manusia kesehatan dan analisis subsistem internal manajemen sumber daya manusia kesehatan dari Dinas Kesehatan yang dilakukan oleh Consensus Decision Making Group. Kemudian tahap kedua (Matching Stage) melakukan identifikasi alternatif strategi dengan analisis internal dan eksternal (IE) Matrix dan SWOT Matrix. Setelah itu dilanjutkan dengan tahap ketiga (Decision Stage) dengan menggunakan Quantitative Strategic Planning Matrix untuk menentukan prioritas strategi terpilih yang akan dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Indragiri Hilir. Berdasarkan hasil penelitian pada pemilihan altematif strategi dengan berdasarkan IE Matrix, diketahui bahwa posisi manajemen sumber daya manusia kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Indragiri Hilir berada pada sel V yang artinya berada pada posisi Hold and Maintain Strategic, yaitu dengan dua strategi umum Product Development dan Market Penetration. Dalam penelitian disimpulkan tujuan jangka panjang SDM kesehatan dalam menjalankan otonomi daerah, dalam kurun waktu tahun 2003 -2008 dengan visi "Mewujudkan tersedianya tenaga kesehatan yang cukup, bermutu dan merata guna mendukung Indonesia sehat 2010" dan misinya "Pemantapan perencanaan Nakes, peningkatan pendayagunaan, perbaikan mutu, pengendalian dan pengawasan Nakes". Melalui hasil rumusan rencana strategi MSDM yang telah disepakati, maka untuk mencapai kondisi yang diinginkan, Dinas Kesehatan harus memprioritaskan program MSDM dengan konsekuen, pemantapan perencanaan program MSDM, memfungsikan tim pengembangan Nakes, menyusun SIM/SOP kepegawaian dan pola strategi penambahan Nakes, kegiatan peningkatan kompetensi, produktifitas, profesional, mutu Yankes, meningkatkan Jumlah SDM kesehatan, upaya percepatan penambahan Nakes dan meningkatkan Advokasi. Sebagai saran agar perencanaan pengembangan kebutuhan sumber daya manusia kesehatan yang telah dibuat ini dapat dioperasionalkan, maka perlu disusun Plan of action yang merupakan program kegiatan dari perencanaan pengembangan kebutuhan tenaga kesehatan pada Dinas Kesehatan Kabupaten Indragiri Hilir dalam strategi ini. ...... Health paradigm and decentralization strategy in health development to aim the healthy Indonesia 20I0 contains that the 2 principal problems is very important, it is health human resources and public education. Since regional autonomy in beginning of 2001, and in accordance with vision, mission, and strategy of Health Office of Indragiri Hilir District, so that can be regarded necessarily to support those efforts by making human resources development strategy plan of the health office. In arranging of human resources development plan of health office of Indragiri Hilir Regency in autonomy era, the operational research has been conducted using descriptive analysis, which assisted using time series forecasting. The arranging of these human resources development plan through some stages, including the first stage (input stage) consist of the external subsystem analysis for health human resources management and the internal subsystem analysis for health human resources management of health office that carried out by Consensus Decision Making Group. Then On the second stage (Matching Stage), identified strategy alternative by using the Internal and External (IF) Matrix and SWOT Matrix analysis. Finally, the third stage (Decision Stage) conducted by using Quantitative Strategic Planning Matrix for determine selected strategy priority will be implemented by the health office of Indragiri Hilir District. According to research result in strategy alternative selection with according to IE Matrix, shown that the health human resources management of health office of Indragiri Hilir district position is at cell V, which means it is positioned at Hold and Maintain Strategic, include two commonly strategy, Product Development and Market Penetration. In the research is concluded that long term purposes health human resources in regional autonomy, range between 2003-2008 with the vision: "creating of health human resources available sufficiently, qualified and evenly distributed to support health Indonesia 2010" and the mission is " stabilization of health human resources planning, performance and quality improvement, and the controlling of health human resources and monitoring. According to the result of agreed human resources management strategy plan, so to reach expected conditions, the health office must priority human resources management program consistently, planning stabilization, to cause function of health official development teams, making the human resources Management Information System/Standard Operational Procedure and strategy pattern for health human resources addition, activity for increasing of competency, productivity, professionally, health services quality, increasing number of health human resources, efforts acceleration of health human resources addition and advocacy improvement. As a suggestion in order to apply the plan has been built, so that must be necessarily created Plan of Action that constitute activity program of health human resources development plan of health office of Indragiri Hilir District in these strategy.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T12966
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>