Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rosalini Gomes
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk memperoieh pemahaman' yang. komprehensif mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kekerasan terhadap istri dari perspektif suami maupun istri dalam konteks sosial budaya. Data dikumpulkan melalui wawancara terfokus, dilakukan terhadap suami sebagai pelaku kekerasan dan suami yang diidentifikasi tidak melakukan kekerasan serta pihak terkait yang melakukan usaha untuk mencegah kekerasan terhadap istri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Janis kekerasan yang dilakukan suami adaiah mencakup kekerasan fisik, verbal dan ekonomi. Dari perspektif pelaku, kekerasan dianggap sebagai hal yang lumrah. Pelaku bersikap menutup-nutupi fakta atau mengambil rasionaiisasi mengenai apa yang sesungguhnya terjadi daiam keluarga dan menganggap apa yang telah dilakukannya adalah hak pribadinya sehinga orang Iuar tidak periu campur. Hal berbeda terjadi pada istri. Bila istri menyadari bahwa apa yang terjadi merupakan suatu perlakuan yang meianggar haknya yang tidak seharusnya terjadi akan lebih mudah mengungkapkan kejadian sesungguhnya. Tetapi bagi istri yang masih bimbang akan merasa malu bila masalah keluarga diketahui orang lain. Hal lain yang terungkap daiam peneiitian ini adaiah bahwa tradisi barfaque tidak berkontribusi langsung pada kekerasan terhadap istri. Namun yang menjadi akar permasalahan kekerasan terletak pada peran dan status subordinasi perempuan di dalam sistem sosial yang berlaku dalam kehidupan masyarakat. Selanjutnya penelitian pada suami,non kekerasan terungkap bahwa faktor komunikasi yang terbuka dapat mencegah konflik dalam keluarga. Rekomendasi yang diberikan adalah diperlukan suatu pendekatan yang terintegrasi, baik( dari segi pendidikan terhadap keluarga,masyarakat, profesional dan menciptakan suatu sistem hukum yang melindungi istri sebagai korban kekerasan domestik.
This study intends to gain a comprehensive insights on matters related to wife-abuse from the perspectives of husbands as perpetrators and wives as the victims in socio-cultural context. Data gathered through focused interviews to abusive and non-abusive husbands as well as competent authorities concerned with wife-abuse. Results of study reveal that types of abuse perpetrated by the husbands fall into three categories: physical assault, verbal abuse and economic violence. From the perpetrators' perspectives, violence is prevalent. They tend to conceal facts or rationalize what had happened at home. They also believe that it is their rights to do whatever they want to do with their wives and no outsider shall intervene his rights and privacy. From the victims' perspectives, in the case that the victim have already perceived that the act is a violation against their rights, they would find it easy to disclose the factual case to the public. On the other hand, if the wives still believe that violence against wives is a private matter, exposing the violence to the outsiders will bring a disgrace to them. Other finding shows that the tradition of barlaque does not directly account for the wife abuse. The root of problem is more to the subordinate roles and status of women within the prevailing social system than the barlaque alone. Study also finds that non-violent husbands believe that communication plays a key role to avoid domestic conflicts.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004
T16722
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Butarbutar, Tiodora Br.
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui gambaran penghayatan makna cinta dalam perkawinan dan dalam hubungan perselingkuhan pada laki-laki dan perempuan yang melakukan perselingkuhan. Teori-teori yang digunakan adalah teori segitiga cinta Stemberg, teori perkawinan dan teori mengenai perselingkuhan. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode wawancara mendalam pada empat orang subyek yang melakukan perselingkuhan yang terdiri dari dua orang laki-laki dan dua orang perempuan. Dari hasil penelitian didapatkan gambaran mengenai makna cinta pada lakilaki dan prempuan yang melakukan perselingkuhan sebagai berikut: 1. Cinta, dengan ketiga komponennya adalah bukan hal yang mendasari perkawinan keempat subyek. 2. Adanya pemahaman yang tidak utuh mengenai definisi cinta pada ketiga subyek di mana mereka melihat cinta hanya sebagai satu komponen cinta dari tiga komponen cinta dari segitga cinta Stemberg, intimacy, passion dan commitment. 3. Penghayatan subyek terhadap makna cinta dalam perkawinan yang tidak menyeluruh di mana ada komponen-komponen cinta yang dinyatakan penting oleh subyek tetapi perwujudannya dalam perilaku sehari-hari tidak tampak. 4. Ketidakpuasan terhadap pasangan dalam perkawinan mendorong keempat subyek untuk melakukan perselingkuhan, walaupun mungkin bukan menjadi sebab langsung. 5. Perselingkuhan yang dilakukan oleh keempat subyek memiliki dampak yang sama pada keadaan rumah tangga yaitu, terpecahnya atau berkurangnya perhatian untuk anggota keluarga. Saran diberikan untuk penelitian lebih lanjut di mana penelitian akan lebih lengkap bila diperoleh data dari pasangan dalam perkawinan dan pasangan dalam hubungan perselingkuhan.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
S3491
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Albert Willy Claussen
Abstrak :
Proses penyembuhan dari penderita stroke yang tidak dapat dipastikan dalam hitungan waktu yang jelas, membuat penderita maupun anggota keluarga yang merawat (caregiver keluarga berada pada kondisi psikologis yang menyulitkan Interaksi keseharian yang terjadi antara caregiver keluarga dan penderita stroke memungkinkan timbulnya persepsi ketidakseimbangan peran dengan dua aspeknya yaitu underbenefit dan underinvestment sehingga akan mengganggu fungsi perawatan dari caregiver keluarga yang mengarala pada sindroma burnout. Penelitian ini dilakukan atas dasar studi korelasional, dengan sampel populasi yang diperoleh dengan menggunakan metode purposive sampling, kemudian data yag didapatkari diolah dengan menggunakan ruetode uji korelasi Spearman. Kekuatan hubungan antar variabel yang ingin diteliti tersebut kemudian dinyatakan dalam bentuk koefisien korelasi. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan antara persepsi underbenefit dan underinvestment dengan burnout pada caregiver keluarga dari penderita stroke. Setelah dilakukan penelitian dengan menggunakan uji korelasi Spearman, didapatkan hasil hipotesis diterima di taraf signifikansi 5% bahwa aspek persepsi underbenefit dalam berkorelasi signifikan dengan dua aspek burnout yaitu aspek kelelahan emosional dengan nilai korelasi 0:489 dan berkorelasi signifikan pula dengan aspek depersonalisasi dengan adanya nilai korelasi 0.696. Sedangkan aspek persepsi underinveriment dalam variabel persepsi ketidakseimbangan peran tidak berkorelasi secara signifikan dengan ketiga aspek burnout. Penelitian ini juga menggambarkan taraf burnout yang dialami oleh caregiver keluarga yang dapat dikategorikan sebagai berikut, sebanyak 37.6% atau 21 oang dari 56 subyek mengalami kelelahan emosional (EE) yang tinggi Selanjutnya pada aspek depersonalisasi (DP) sebanyak 21 orang atau 37.6% subyek penelitian berada taraf tinggi. Sementara itu untuk Penurunan Hasrat Pencapaian Diri (PA) ternyata seluruh responden yang berjumlah 56 orang atau 100% masuk dalari kategori rendah.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T38347-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Latumahina, Yesa
Abstrak :
Penelitian ini dilkukan karena minimnya jumlah perempuan yang dilbatkan daiam upaya rekonsilasi untuk perdamaian di wilyah konflik baik itu di tingkat formal maupun informal. Meskipun kenyataan menunjukan dalam konflik di Ambon, di tingkat grass root perempuan ternta mempunyai andil yang cukup besar dalam mengupayakan perdamaian, namun gemanya kurang terdengar karena sering tenggelam di antara berbagai upaya perdamaian yang mayoritas diiakukan oieh laki-laki. Penelitian ini mengunakan metode penelitian kuaiitatif yang bertujuan untuk mengangkat pengalaman perempuan anggota GPP secara personal dalam perjuangkan perdamaian di wiiayah konflik di Ambon (Maluku) agar pengalaman, perjuangan, penghayatan perempuan daiam memperjuangkan perdamaian dapat kita dengarkan sekaiigus jadikan sebagai sebuah proses pembeiajaran. Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa motivasi atau alasan terbesar bagi perempuan untuk terlibat daiam upaya perdamaian meskipun, sebagian besar dari mereka adalah korban konflik, semata-mata bersumber dari rasa kepedulian perempuan terhadap masa depan anak-anaknya. Hal iniiah yang membuat mereka mampu mentransformasi keberadaannya sebagai korban konflik menjadi pelaku perdamaian. Dalam penelitian ini ditemukan beberapa temuan yakni agama dipandang sebagai saiah satu alat yang dapat menjadi sumber konflik yang potensial. Di wilayah konflik terjadi pembagian peran antara laki-laki dan perempuan, dimana laki-laki berada di kancah peperangan sedangkan perempuan tetap menjaiankan tugas dometiknya. Menimbulkan asumsi bahwa laki-laki untuk peperangan dan perempuan untuk perdamaian. Namun peran perempuan untuk perdamaian sangat dipengaruhi oieh peran sosialnya dalam masyarakat yakni tugas sebagai seorang ibu (motherhood) bukan karena faktor biologisnya. Selain itu perempuan memaknai dirinya di wilayah konflik tidak teriepas dari peran reproduksi serta peran sosialnya pada umumnya. Kerterlibatan Para perempuan anggota GPP ini untuk memperjuangkan hak-hak kaum perempuan telah berimplikasi uintuk mendorong keteriibatan perempuan di wiiayah publik. 5elain itu memuncuikan kesadaran pentingnya perempuan diiibatkan dalam upaya perdamaian, karena perempuan memiliki nilai-nilai yang baik untuk mendukung upaya perdamaian misalnya menekankan rasa kepeduilan dan melakukan pendekatan yang sifatnya persuasif dan anti kekerasan.
This research conducted inresponse of small amount of women whose was involved in peace reconsiliation effort in conflict area, informal and formal level. Despite the fact that conflict in Ambon at grass root level, women had determining role in initiate peace, but they work was often less heard that the mayority of the peace effort were man. By using qualitative method aimed high light women experince as GPP member in personal in trying to initiate and maintain peace in Ambon. So that the public aware they role and also as a learning peace process. This research found that women were motived in peace process, this spite the mayority were conflict victim, mainly come from ethic of care to their children future.The motivation was strong enough to transfrom their existence as conflict victim to be coming at peace agent. Another finding was religion, see as one the aspect that use to raise conflict. Also in conflict area, there was gender division labour were man, were in war field while women commited to their domestic dutys. Women' role for peace mostly influenced by their social responsibility as a mother instead of biologically. Partisipation as GPP member to fight for women's right has encourage women role's in peace process and to include women in every stage of peace process because they have values and ethic of care to stop violence.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2006
T17950
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library