Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 19 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Andriyati
Abstrak :
Skripsi ini adalah hasil penelitian terhadap novel The Belle of Tjililin yang pernah dimuat dalam majalah Penghidoepan no. 119, 15 November 1934. Penelusuran awal terhadap novel ini membawa penulis sampai pada perumusan masalah sebagai berikut. 1. Bagaimana penggambaran latar sosial budaya masyarakat dalam The Belle of Tjililin? 2. Adakah perubahan-perubahan sosial budaya mengiringi kehidupan sosial masyarakat dalam The Belle of Tjililin? 3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan sosial budaya masyarakat dalam The Belle of Tjililin? Berkaitan dengan permasalahan tersebut maka penelitian ini bertujuan untuk mendeksripsikan penggambaran sosial budaya masyarakat pribumi dan peranakan dalam novel The Belle of Tjililin. Melalui penggambaran tersebut, dapat terungkap permasalahan-permasalahan sosial dan budaya yang terjadi di antara masyarakat pribumi dan peranakan, perubahan-perubahan nilai sosial budaya di dalamnya, serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Dengan demikian, penelitian ini diharapkan dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan sosiologi sastra. Oleh karena itu, penelitian ini melibatkan unsur-unsur ekstrinsik dan intrinsik secara bersamaan. Unsur intrinsik tokoh dan latar digunakan sebagai media untuk mengungkapkan aspek-aspek kemasyarakatan yang tergambar dalam The Belle of Tjililin. Berdasarkan analisis tokoh dan latar, dengan didukung berbagai teori sosiologi, maka penelitian ini telah menghasilkan beberapa kesimpulan. Kesimpulan pertama berkaitan dengan penggambaran latar sosial budaya masyarakat. The Belle of Tjililin merupakan novel yang mengetengah kehidupan masyarakat heterogen. Tokoh-tokohnya berasal dari dua kebudayaan yang berbeda yaitu pribumi dan Tionghoa peranakan, Kedua kelompok masyarakat ini hidup bersama dalam latar tempat dan fatal- sosial masyarakat Semarang, Cililin, Bandung, dan Sumedang. Keadaan ini menempatkan masyarakat kedua kelompok untuk saling kontak dan menjalani proses sosial. Berdasarkan kontak dan proses sosial, perbedaan yang ada di antara masyarakat pribumi dan Tionghoa dalam The Belle of Tjililin ini justru digambarkan mengarah pada satu perubahan positif yaitu asimilasi atau pembauran. Kesimpulan kedua adalah bahwa kontak dan proses sosial yang terjadi dalam The Belle of Tjililin mendorong adanya perubahan sosial masyarakat. Perubahan sosial yang terjadi pada masyarakat dalam novel ini berupa perubahan pada pola pikir dan orientasi hidup para tokoh. Baik masyarakat pribumi maupun masyarakat Tionghoa dalam novel ini digambarkan tidak lagi hanya berorientasi pada hal-hal pokok seperti sandang, pangan, dan papan, namun juga memperhatikan kebutuhan-kebutuhan sekunder seperti pendidikan dan hiburan. Masyarakat tidak lagi terpaku pada aspek_-aspek kehidupan yang sifatnya tradisional, namun juga pada kehidupan modern masyarakat perkotaan. Kesimpulan yang ketiga adalah bahwa berbagai perubahan yang terjadi tersebut disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor-raktor penyebab perubahan-perubahan tersebut adalah adanya kontak antar budaya yang berbeda dalam masyarakat yang heterogen, serta sistem pendidikan yang sudah maju.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2006
S10804
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manullang, Yunita
Abstrak :
Kondisi lagu anak-anak saat ini sudah jauh berbeda dengan zaman emas sekitar tahun 70-an. Sekarang anak-anak cenderung menyukai lagu-lagu yang ditujukan bagi orang dewasa. Di tengah kondisi tersebut, dunia musik anak Indonesia memiliki seorang pencipta lagu yang telah banyak menyumbangkan karyanya. Tokoh tersebut adalah A.T. Mahmud. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tema dalam lirik lagu anak ciptaan A.T. Mahmud, dan menunjukkan bahwa beberapa lagu tersebut masih dinyanyikan di TK Regina Pacis Bogor sampai saat ini. Data pertama yang digunakan dalam penelitian ini adalah lagu-lagu ciptaan A.T. Mahmud yang dinyanyikan kembali oleh Tasya. Terdapat dua album yang telah beredar, yaitu _Libur Telah Tiba_ (2000) dan _Gembira Berkumpul_ (2001). Data kedua adalah lagu-lagu A.T. Mahmud yang diaarkan di TK Regina Pacis Bogor. Lagu-lagu tersebut akan dianalisis temanya. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara (dengan alat bantu berupa pedoman wawancara, kamera, dan tape recorder), telusur internet, dan studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tema lagu-lagu ciptaan A.T. Mahmud sangat sederhana. Dari segi lirik, meskipun banyak menggunakan kata-kata puitis, bahasa yang digunakan mudah dipahami anak. Lirik lagu umumnya terdiri atas dua bait. Tema yang paling dominan disampaikan adalah keagungan Tuhan, alam, dan cinta tanah air. Dengan demikian, lagu-lagu ciptaan A.T. Mahmud dapat dikategorikan sebagai lagu anak-anak yang sederhana dan sarat makna.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2007
S11298
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Fahmi Idris
Abstrak :
Penelitian ini membahas novel Batas karya Akmal Nasery Basral yang menceritakan perjalanan Jaleswari yang datang ke perbatasan untuk mengawasi program bantuan Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap pendidikan di sana. Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan permasalahan perekonomian dan sosial pada masyarakat perbatasan yang terdapat dalam novel Batas. Penulis menggunakan cara pandang struktural dengan menganalisis tokoh, penokohan, dan latar tempat. Penulis juga menggunakan konsep mengenai perekonomian di perbatasan dan konsep mengenai Corporate Social Responsibility. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dan deskriptif analisis. Hasil dari penelitian adalah terdapat permasalahan perekonomian dan sosial pada masyarakat perbatasan yang terlihat pada tokoh, penokohan, dan latar tempat dalam novel Batas. Permasalahan perekonomian menyangkut infrastruktur yang buruk di perbatasan dan ketergantungan masyarakat perbatasan terhadap alam. Permasalahan sosial terjadi karena terdapat tengkulak, perdagangan manusia, dan permasalahan pendidikan. ......This research dicusses about novel Batas that is written by Akmal Nasery Basral and has story about Jaleswari who came to the border to control Corporate Social Responsibility (CSR) that aims to enhance education in the border. The research means to obtain a description of economy and social problems in the border society. The researcher uses structural analysis to analyze characters, characterizations, and setting of place. The researcher also uses border economy concept and Corporate Social Responsibility concept. The methods used are qualitative method and descriptive-analysis method. At the end of this research, the researcher find that there are economy and social problems that are faced by the border society that can be seen by analyzing characters, characterizations, and setting of place in Batas. Economy problem can happen because of bad infrastructure in the border and border society whose dependency on their natural resources. Social problem can happen because of buyer-up, human trafficking, and education problem.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S52481
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maryati
Abstrak :
Skripsi ini menganalisis sajak-sajak Soe Hok Gie antara tahun 1960-1969 yang bersumber pada dua buku yaitu Soe Hok Gie Sekali Lagi, dan Soe Hok Gie: Catatan Seorang Demonstran. Analisis yang dilakukan berupa analisis unsur intrinsik yaitu majas, diksi, citraan, tema dan rasaan dalam sajak-sajak Soe Hok Gie yang kemudian dikaitkan dengan unsur ekstrinsik yaitu sosiologi sastra dari sajak-sajak Soe Hok Gie. Penulis menjabarkan keterkaitan antara penggunaan unsur-unsur intrinsik dengan kontekstual yaitu ketika karya tersebut dibuat. Pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan sosiologi sastra yang melihat sastra sebagai dokumen sosial yang mampu mencerminkan atau merefleksikan keadaan sosial ketika karya tersebut dibuat. Selain itu, sajak-sajak Soe Hok Gie juga mampu mencerminkan situasi sosial pengarangnya.
This research paper anlayzes the poems of Soe Hok Gie between 1960-1969 which are taken from two books. Those books are Soe Hok Gie Sekali Lagi and Soe Hok Gie: Catatan Seorang Demonstran. The analysis contains intrinsic elements, which are figure of speech, diction, imagery, themes, and feelings in Soe Hok Gie's poems. This intrinsic element will be associated with extrinsic element, which are literature sociology from Soe Hok Gie's poems. The method which is used in this research paper is literature sociology approach. This approach describes literature as social document which is able to reflect the social condition when the literature was made. Beside that, Soe Hok Gie's poems can reflect the author's social condition.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S15
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Briantiko Aji
Abstrak :
ABSTRAK
Skripsi ini membahas penyelewengan cara penyajian tokoh yang terjadi dalam novel Perang dari hipogramnya, yaitu Mahabharata. Data-data dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan studi kepustakaan dengan membandingkan dua karya sastra, yaitu Mahabharata karya C. Rajagoopalachari dan Perang karya Putu Wijaya. Data-data yang diperoleh lalu diolah dengan menggunakan teori-teori sastra Bandingan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa cara penyajian beberapa tokoh, yaitu Pandawa dan Sri Kresna, pada Perang sangat berbeda dengan cara penyajian tokoh beberapa tokoh tersebut dalam Mahabharata.
ABSTRACT
This thesis concern about the deviation in the way of presenting characters in Perang from its hypogram, Mahabharata. The sources is taken by literature research and comparation of two opuses--Mahabharata by C. Rajagopalachari and Perang by Putu Wijaya--and the analyzed with comparative literature theory. The result of this research shows that there are differences in presenting characters between Mahabharata and Perang.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S488
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lia Duanti
Abstrak :
JM bercerita tentang seorang pria Jawa berusia dua puluh tahun yang merupakan generasi ketiga keluarga Sastrodarsono yang bernama Eko. Karena kepandaiannya, Eko mendapat beasiswa untuk belajar di Sunnybrook college, Connecticut, Amerika Serikat, selama bertahun-tahun. Eko tinggal bersama Keluarga Levin (Samuel D. Levin, Sarah Levin, dan Claire Levin) selama ia berada di Amerika. Ia menjalin hubungan yang cukup erat dengan Claire Levin (selanjutnya disebut Claire). Hubungan yang semula hanya terbatas kakak adik, lama-kelamaan menjadi semakin akrab. Eko dan Claire sering melakukan hubungan intim layaknya suami istri sehingga mengakibatkan Claire mengandung. Setelah mengetahui perihal kehamilan Claire , Eko memutuskan untuk menikahi Claire. Ia pun memberitahukan rencana pernikahannya itu kepda bapak dan ibunya yang ada di Indonesia melalui sebuah surat. Rencana pernikahan Eko dan Claire sempat memicu perdebatan di antara orangtuanya dan kerabat-kerabatnya yang lain. Setelah membaca JM, penulis menemukan satu hal yang menarik di dalamnya, yakni gambaran tokoh priyayi yang hidup pada zaman modern di kota besar. Penulis lebih tertarik pada novel ini daripada karya-karya Kayam lainnya karena dalam JM, Kayam sebagai pengarang lebih jelas mengungkapkan masalah jati diri seorang pribumi yang pernah menjalani kehidupan di Amerika. Tokoh utama Eko, mengalami gejolak dalam batinnya. Ia merasa bimbang mengambil keputusan apakah akan menikahi Claire, yang beragama Yahudi, secara Islam atau secara sipil. Penulis ingin melihat bagaimana tokoh Eko memandang dirinya dari lingkungannya terkait dengan latar belakangnya sebagai orang Jawa yang hidup di antara dua budaya. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) menjelaskan pandangan hidup tokoh utama Eko, sebagai orang Jawa yang hidup di antara dua budaya (2) menjelaskan keterkaitan latar budaya sosial budaya Amerika terhadap kehidupan Eko; dan (3) menjelaskan pengaruh kehadiran tokoh-tokoh bawahan (dalam JM) terhadap diri Eko. Dalam penelitian tersebut, penulis mempergunakan pendekatan intrinsik dan ekstrinsik. Pendekatan ekstrinsik digunakan dalam mebahas latar sosial budaya dalam novel Jalan Menikung ( Para Priyayi 2 ) dengan mengacu pada latar sosial budaya Jawa dan Amerika. Pendekatan intrinsik digunakan dalam membahas tokoh dan penokohan, alur, dan latar. Ketiga unsur itu dibahas karena mempunyai kaitan erat dan dapat memperjelas hubungan tokoh utama dengan latar sosial budaya. Hasil analisis menunjukkan bahwa: - falsafah (pandangan hidup ) yang terlihat pada diri tokoh utama Eko, sebagai orang Jawa yang hidup di antara dua budaya, diantaranya sebagai berikut: 1) adanya penghayatan terhadap sikap tenggang rasa. Penghayatan terhadap sikap tenggang rasa, yang dikenal dengan istilah tepa selira, ditunjukkan Eko ketika ia menikahi wanita Yahudi yang bernama Claire Levin. Setelah menikah dengan Claire, Eko tidak pernah mempermasalahkan perbedaan agama yang ada di antara mereka. Sikap Eko tersebut bisa dikatakan sebagai gambaran hidup orang Jawa umumnya yang memegang prinsip kerukunan dalam hidupnya. 2) memiliki semnagat pengabdian dengan tidak melupakan orangtua dan tanah airnya, Indonesia. Meskipun sudah tinggal di Amerika selama bertahun-tahun, Eko tetap mencintai tanah airnya, Indonesia, dan tidak melupakan orang tuanya. Ia ingin kembali ke Indonesia untuk berbakti kepada orangtua, bangsa. Dan negaranya. Semangat pengabdian kepada orangtua dan tanah air yang ada pada diri Eko tersebut bisa dikatakan sebagai sikap seorang priyayi yang hidup pada zaman modern. 3) tetap mempertahankan nilai-nilai budaya (dalam hal ini menyangkut agama )yang dibawanya sejak lahir setelah menikahi Claire yang beragama Yahudi. Seperti telah diungkapkan sebelumnya, Eko tetap menganut agama Islam walaupun ia telah menikahi Claire yang beragama Yahudi. Nilai-nilai budaya (dalam hal ini menyangkut agama) yang dibawanya sejak lahir ternyata masih bisa dipertahankan. 4) menganggap penting kehadiran orangtua dan keluarganya. Hal tersebut sesuai dengan pandangan hidup orang Jawa yang menganggap penting arti orangtua dan keluarga. Keluarga adalah satu-satunya tempat bagi Eko untuk bebas dari tekanan-tekanan yang ada dalam masyarakat. Latar sosial budaya Amerika berpengaruh terhadap diri Eko, khususnya dalam hal gaya hidupnya sehari-hari. Tidak dapat dipungkiri bahwa sejak berada di Amerika, Eko menganut gaya hidup modern yang diadaptasi dari budaya Barat. Hal ini terlihat ketika ia dan Claire berhubungan intim sebelum menikah yang dapat dikatakan tidak sesuai dengan budaya Indonesia. Di samping itu, dalam hal memilih makanan dan minuman pun. Eko tidak memperhatikan halal dan haramnya makanan dan minuman tersebut. kehadiran tokoh-tokoh bawahan dalam novel JM dianggap penting dalam keidupan Eko. Satu dari tokoh-tokoh bawahan itu adalah Claire Levin yang merupakan istri Eko. Claire dianggap sebagai tokoh bawahan yang berperan penting karena kehadirannya dalam novel ini membawa budaya Amerika yang mempengaruhi kehidupan Eko-ia berbeda agama dengan Eko. Melalui Claire, pembaca mendapat gambaran bahwa perbedaan budaya dan agama bukanlah penghalang bagi setiap orang untuk berinteraksi dan saling mencintai satu sama lain. Selain Claire, Harimurti dan Sulistianingsih juga berperan penting dalam kehidupan Eko. Melalui kedua tokoh itu, digambarkan bahwa dalam budaya Jawa, keluarga duanggap sangat penting bagi kehidupan seseorang. Hal utama dari prinsip tersebut berkaitan dengan makna kehadiran orangtua. Eko menerima segala macam kebaikan- termasuk kedudukan dalam masyarakat_Harimurti dan Sulistianingsih. Lantip dan Halimah, seperti halnya Harimurti dan Sulistianingsih, menganggap Eko seperti anak kandung mereka. Peran mereka terlihat ketika Eko memberi kabar kepada orangtuanya mengenai rencana pernikahannya dengan Claire. Saat itu, Lantip dan Halimah membantu Harimurti dan Sulistianingsih dalam mengambil keputusan menyetujui atau tidak rencana pernikahan Eko dan Claire. Tokoh-tokoh bawahan lainnya seperti Samuel D. Levin, Sarah Levin, Tommi, dan Alan Bernstein, juga berpengaruh terhadap kehidupan Eko meskipun peran mereka tidak terlalu besar. Eko menganggap Samuel D. Levin dan Sarah Levin seperti orangtua kandung. Sementara itu, Alan Bernstein berperan penting dalam meningkatkan karier Eko. Tommi, yang merupakan pakde Eko, secara tidak alngsung memberi tahu Eko mengenai prinsip menghormati leluhur
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2007
S10905
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fahrizal Setiadi
Abstrak :
ABSTRAK
Skripsi ini membahas penokohan tokoh anak di dalam cerita Kesusastraan Melayu Tionghoa, Sie Po Giok. Data dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan studi kepustakaan dengan analisis intrinsik. Data yang diperoleh lalu diolah dengan menggunakan teori-teori Sastra Anak. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa cerita Sie Po Giok merupakan salah satu cerita anak Kesusastraan Melayu Tionghoa yang digunakan sebagai salah satu alat untuk mendidik anak-anak pada masa itu.
Abstract
This thesis discusses the characterizations character in the Chinese Malay children literature, Sie Po Giok. The sources is taken by literature research by using the analysis of intrinsic literary. The sources obtained and processed using the theories of Children's Literature. The results of this study indicate that the story of Sie Po Giok is one of the Malay Literature Chinese children's story that is used as a tool to educate the children in those days.
2012
S42451
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Edy Nugraha
Abstrak :
Skripsi ini membahas status sosial dan kekuasaan narapidana di penjara dalam novel Kisah Para Ratib karya Arswendo Atmowiloto. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis dan pendekatan sosiologi sastra. Dari penelitian ini dapat dilihat adanya perbedaan status sosial dan kekuasaan narapidana di dalam penjara. Tingkatan status sosial narapidana di dalam novel hampir serupa dengan struktur sosial narapidana di dalam dunia nyata. Dimensi tingkatan status sosial yang berpengaruh terhadap kekuasaan narapidana di dalam penjara adalah dimensi kekuasaan dan kekayaan. Struktur paling atas dalam dimensi kekuasaan ditempati oleh napi kepala kamar/yang dituakan/brengos. Selain itu, struktur paling atas dalam dimensi kekayaan ditempati oleh napi kelas bos besar. Jadi, status sosial narapidana yang berkuasa di dalam penjara adalah kepala kamar/yang dituakan/brengos dan napi golongan bos besar. ......This study focuses on the social status and the power of prisoners in the novel Kisah Para Ratib (Story about the Prayers) by Arswendo Atmowiloto. This study uses the analityc-descriptive method and the sosiology of literature approach. Based on the characters, characterizations, and settings, this study shows that there are different statuses and powers among the prisoners in the prison. The social stratification in the novel is almost the same with the one in the prisoners real life. The dimensions of the social status which determine the prisoners power are the power and the economic dimension, in which the highest position in the dimensions is occupied by kepala kamar/brengos and bos besar. As a result, the social status of the prisoners who have the power in the prison are kepala kamar/yang dituakan/brengos and bos besar.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S46573
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Ninda Lestari
Abstrak :
ABSTRACT
Skripsi ini membahas unsur kepriayian dalam novel Merah karya Liem Khing Hoo. Novel Merah dipilih karena menampilkan sosok priayi yang berbeda dengan priayi pada zamannya. Penelitian difokuskan pada tokoh Soebagia dan Tirtaningsih yang merupakan priayi muda. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deksriptif dengan pendekatan sosiologi sastra. Metode kualitatif deskriptif digunakan untuk melihat tokoh serta watak tokoh dalam novel Merah. Pendekatan sosiologi sastra digunakan untuk melihat keadaan priayi di Jawa Timur. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa priayi dalam novel Merah mengalami perubahan nilai-nilai kepriayian. Perubahan nilai-nilai kepriayian disebabkan proses westernisasi berupa pendidikan, pendirian organisasi, dan penerbitan surat kabar.Kata kunci: Merah, priayi, nilai-nilai kepriayian, pendidikan, pendirian organisasi, penerbitan surat kabar, dan perubahan nilai-nilai kepriayian.
ABSTRACT
This study discussed priayi in a novel titled Merah by Liem Khing Hoo. Merah is chosen because it has a different priayi values among other priayi in its era. This study focused on Soebagia and Tirtaningsih whom a young priayi. This study uses kualitative descriptive method with literature sociology approach. Kualitative descriptive method is used to see the character and personality in Merah. Literature sociology approach is used to see the society of priayi in East Java. This study proved that the values of priayi in Merah has changed. That changes are caused by westernatation in education, organization building, and newspaper printing.
2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suti Priyanti
Abstrak :
Skripsi ini membahas unsur intrinsik dalam novel Dimsum Terakhir karya Clara Ng. Unsur intrinsik yang dibahas dalam novel ini, yaitu tema, tokoh, penokohan, dan amanat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan penjelasan deskriptif analitis. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan tokoh dan penokohan kembar identik serta menjelaskan keterkaitan antara tema, amanat, tokoh, dan penokohan dalam novel DT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tokoh dan penokohan kembar identik di dalam novel DT bukan sebagai individu yang memiliki karakteristik dan penampilan yang sama, tema novel DT adalah keluarga, dan amanat yang terdapat dalam novel DT adalah keluarga lebih penting dibandingkan apapun. Tema keluarga disampaikan melalui tokoh dan penokohan, serta amanat di dalam novel DT disampaikan secara implisit melalui perilaku dan peristiwa yang dialami setiap tokoh utama.
This undergraduate thesis discussed about the intrinsic elements in Dimsum Terakhir novel, wrote by Clara Ng. The intrinsic elements discussed in this novel are themes, characters, characterizations, and messages. The method used in this research is qualitative method with analytical descriptive explanation. The purpose of this study is to describe the characters and identification of the identical twins and to describe the relationship between theme, message, character, and characterization in the novel DT. The result shows that the characters and the identification of the identical twin in novel DT are not as individuals who have the same characteristics and appearance, the theme of this novel is family, the message contained in the novel DT is that family is more important than anything. The theme of the novel is conveyed through the characters and characterizations, and the message in the DT novel is implicitly conveyed through the behaviors and the experiences by each of the main characters.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S69133
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>