Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 28 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Indrawati Tanoto
Abstrak :
Topik skripsi ini mengenai pengobatan tradisional Cina yang berkembang di Jakarta. Pengobatan tradisional terus mengalami perkembangan dan mordenisasi namun tetap masih tergolong tradisional. Di era globalisasi yang serba modern ini, semua orang ingin praktis, begitu juga dalam bidang kesehatan . Jika seseorang sakit, dia ingin secepatnya sembuh. Untuk ini sudah banyak yang melirik pengobatan tradisional. Pengobatan tradisional Cina di Indonesia, khususnya di Jakarta, tidak semata-mata bertahan karena perkembangan pengobatan itu sendiri yang semakin ilmiah, tetapi juga karena semakin banyaknya masyarakat yang mempercayai seni pengobatan yang satu ini. Elain itu masih ada factor-faktor lain yang ikut menunjang.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1995
S12870
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ariati Tanuwidjaja
Abstrak :
ABSTRAK
Masing-masing negara di dunia mempunyai kebudayaan yang patut dibanggakan. Salah satunya adalah negara Cina yang sudah sejak beribu-ribu tahun memiliki kebu-dayaan yang tinggi. Banyak para ahli, baik dari dalam maupun dari luar negeri yang berusaha untuk menyelidiki kekayaan sejarah yang terkandung di dalam bumi Cina. Begitu pula dengan ilmuwan-ilmuwan Indonesia yang ingin memahami negara Cina. Tetapi, sejak terjadinya Gerakan 30 September/ PKI tahun 1965, Indonesia tidak mempunyai hubungan dengan negara Cina lagi. Oleh karena itu, sumber-sumber bacaan yang berasal dari negara tersebut sulit diperoleh. Dalam meneliti sejarah modern dan politik Cina, sastra dan seni merupakan bagian yang saling berkaitan. Seakan-akan sastra dan seni merupakan sumber informasi untuk sejarah modern Cina. Sudah sejak dahulu kala para sastrawan dan seniman memegang peranan penting dalam percaturan politik di Cina. Lewat buah karyanya, mereka mengungkapkan pikiran, perasaan serta kecintaannya terhadap bangsa dan negara. Dengan kata lain, sastra dan seni sangat berarti di bidang sejarah politik, terutama dalam segi pemikirannya.
1986
S10761
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farida Batarfie
Abstrak :
ABSTRAK
Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk nenggambarkan secara jelas peristiwa Revolusi Kebudayaan (1965-1969), yang menitik beratkan pada pertentangan antara Mao Zedong dan Liu Shaogi. Revolusi Kebudayaan adalah suatu revolusi untuk mentransformasikan peradaban bangsa dan untuk merubah sikap manusia agar tercipta seorang manusia kolektif yang sepenuhnya mencurahkan perhatian kepada perjuangan kelas, garismassa, dan pendekatan Maois menuju transformasi sosialis.Dalam perkembangan selanjutnya Revolusi Kebudayaan yang dilancarkan oleh - Mao lebih merupakan suatu kekuatan untuk menghancurkan bangunan atas atau penguasa Partai yang mengambi] jalan kapitalis..Periode tahun 1965 merupakan periode pengkonsolidasian kediktatoran proletar.'Periode tahun 1966-1969 merupakan periode persaingan atau perebutan ke_kuasaan (power struggle) antara elit politik dan penguasa di Cina. Pada perio_de ini Mao mencari dukungan di luar Partai seperti Pengatral Merah, yaitu para pemuda-pemudi yang diorganisir menjadi kelompok yang bersifat militer dan mili_tan. Selain itu, Mao juga mengandalkan kekuatan Tentara Pembebasan Rekyat/TPR yang ditandai dengan pembentukan Komite Revolusioner. Kekuatan-kekuatan Pengawal Merah dan TPR digunakan Mao untuk membangun kembali supremasi otoritasnya dan memastikan keabadian ideologi serta pemikiran Mao yang mulai memudar pada awal Revolusi Kebudayaan. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa Revolusi Kebudayaan sesungguhnya dirancang oleh Mao untuk memurnikan gagasan ideologi dan menciptakan masyarakat sosialis berdasarkan pikiran-pikiran Mao. Namun, jalan yang ditempuh untuk men_capai tujuan itu secara tak terelakkan harus melalui perebutan kekuasaan..
1986
S12944
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Erlinawati
Abstrak :

ABSTRAK
Sejak jaman dahulu Cirebon telah menjadi salah satu kota pelabuhan di pesisir utara pulau Jawa. Perdagangan yang ramai antara kerajaan-kerajaan Nusantara dengan berbagai negara di dunia menyebabkan banyak kapal asing yang singgah di Cirebon dan banyak bangsa asing yang kemudian tinggal menetap di kota tersebut, termasuk bangsa Cina.

Bangsa asing yang tinggal menetap tesebut kemudian berbaur dan melakukan kegiatan sebagaimana masyarakat Cirebon lainnya, yang antara lain berkecimpung dalam pembatikan. Batik, sebagai salah satu seni budaya khas Cirebon lambat laun mendapat pengaruh budaya Cina, terutama pada motifnya. Banyak lambang-lambang yang digunakan dalam kebudayaan Cina yang dipakai sebagai motif kain batik Cirebon, terutama flora dan fauna.

Berbagai kemungkinan yang menyebabkan lambang-lambang kebudayaan Cina terdapat pada kain batik Cirebon diteliti, termasuk peran Puteri Ong Tien sebagai seorang isteri penguasa Cirebon. Kabut, yang merupakan salah satu lambang yang digunakan dalam kebudayaan Cina dan dikenal sebagai motif khas batik Cirebon, memperkuat adanya pengaruh budaya Cina pada motif batik Cirebon.
1997
S12941
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anita Pradipta Ibrahim
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian mengenai kasim dan pengkasiman pada masa dinasti Ming lebih bertujuan mengupas serba-serbi mengenai kasim di Cina. Penulis menitikberatkan penelitian pada motivasi subjek yang menjadi kasim dan kehidupannya sebagai seorang kasim. Selain itu juga membahas peran atau fungsi kasim dalam kehidupan tradisionil Cina, khusunya dalam istana, tempat kasim menjalankan tugasnya. Kurun waktu objek penelitian dipilih berdasarkan kasus jumlah kasim yang terbesar sepanjang sejarah dinasti Cina. Penelitian ini dilakukan dengan cara mengumpulkan sumber-sumber bacaan yang mengandung data mengenai kasim. Penulis tidak dapat melaksanakan penelitian secara langsung dengan objek karena objek sudah tidak ada lagi. Sebelum menganalisa, penulis mengajukan beberapa teori yang menjadi penyebab kasus penelitian. Kemudian setelah menganalisa, penulis mengambil kesimpulan. Terakhir penulis menyimpulkan bahwa nepotisme sangat berpengaruh dalam peledakan jumlah kasim. Terutama bila dihubungkan dengan korupsi dan keterlibatan kasim senior dalam politik dan pemerintahan yang sangat membutuhkan dukungan massa, yang tentunya tidak akan didapat dari masyarakat biasa yang masih beranggapan bahwa kasim adalah manusia dengan status terendah. Selain itu kasus ini juga mendapat pengaruh yang besar dari keadaan ekonomi negara yang sangat rendah dan pemerintahan yang tidak stabil pada masa tersebut
1996
S12815
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Assa Rahmawati Kabul
Abstrak :
ABSTRAK
Dalam masyarakat Cina tradisional ada sekelompok orang terpelajar yang disebut shenshi. Mereka adalah para penyandang gelar yang diakui oleh negara, dan dari kelompok ini pulalah diangkat para pejabat negara. Jumlah mereka yang termasuk shenshi sangat sedikit, tapi pengaruh dan kekuasaannya sangat besar. Kelompok ini mendominir kehidupan kehidupan politik, sasial dan ekonomi masyarakat Cina tra_disional. Dengan adanya hak-hak istimewa serta hubungan yang dekat dengan pemerintah, kelompok ini amat leluasa mainkan peranannya dalam masyarakat.Studi mengenai shenshi penting untuk menganalisa ma_syarakat Cina tradisional. Selain itu, studi mengenai kelompok ini masih kurang mendapat perhatian di Indonesia, antara lain karena memang belum cukup tersedia bahan-bahan sumber bacaan yang diperlukan.Karena alasan-alasan tersebut di atas, saya mencoba untuk menggambarkan kelompok shenshi ini secara umum dan menuliskannya dalam skripsi ini. Tidak lain harapan saya agar tulisan singkat ini ada manfaatnya bagi pars peminat studi masyarakat Cina, khususnya masyarakat tradisional
1985
S12829
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sabina Susie Kosasih
Abstrak :
Suatu kenyataan bahwa membicarakan tentang Tiga Agama Tiongkok yang telah rmenjadi dasar pegangan hidup orang Tionghoa, selalu menarik perhatian para penulis yang ingin mengetahui sejarah pemikiran orang-orang Tionghoa yang banyak mempengaruhi jalannya peristiwa sejarah negara Tiongkok. Dengan perkataan lain, dapat disimpulkan bahwa kebudayaan baru Tiongkok berkembang dari kebudayaan kuno Tiongkok di masa silam. Banyak anggapan orang-orang awam yang mengatakan bahwa orang-orang Tionghoa menganut agama yang sinkritisme antara Taoisme, Konfusianisme dan Budhisme. Apabila ditelaah kembali makna dari sinkritisme, maka dapat dikatakan agama Tionghoa tersebut bukan suatu sinkritisme, yang sinkritis adalah tradisi, tata cara peribadahan atau upacara ritual. Hal ini diperkuat dari hasil wawan_cara penulis dengan para tokoh rohaniawan Tridharma yang mendapat tanggapan yang sama dengan pendapat penulis, bahwa Agama Tionghoa bukan suatu sinkritisme. Di Indonesia, ketiga agama tersebut dihimpun di dalam suatu wadah yang bemama Gabungan Tridharma Indonesia. Tridharma berarti tiga ajaran / tiga agama. Hal tersebut di atas dapat terjadi karena pada hakekat_nya inti dari ketiga ajaran tersebut tidak bertentangan satu sama lain, walaupun dalam beberapa hal ketiga ajaran tersebut terdapat perbedaan. Penulis juga melihat adanya pengaruh langsung maupun tidak di dalam diri orang-_orang Tionghoa, yang menunjukkan ketiga ajaran tersebut telah meresap, baik di dalam pemikiran dan kehidupan mereka. Ketiga ajaran tersebut seakan-akan telah menyatu dalam aspek-aspek kehidupan mereka, dimana dalam suatu masa tertentu, setiap orang pun mempunyai penekanan ter_hadap salah satu dari ketiga ajaran. Misalnya, ketika sedang senang, mereka cenderung untuk menjalankan ajaran Konghucu, sedangkan bila sedang dalam keadaan susah seperti kebimbangan, mendapat bencana atau penyakit dan kemalanagan, biasanya mereka mencari ketenangan di dalam Taoisme atau budhisme. Dalam hal ini perlu dijelaskan, bahwa yang merupakan obyek pengamatan penulis adalah orang-orang Tionghoa yang beragam Budha dan berdomisili di Jakarta
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S12707
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Tuty Nur Mutia
Abstrak :
ABSTRAK
Dasar pemilihan topik skripsi ini adalah, karena Serikat Rahasia merupakan salah satu hal yang unik dari sejarah Cina. Serikat Rahasia sebagai organisasi yang - anggotanya sebagian besar adalah orang miskin dan kurang pendidikan, dapat melakukan gerakan yang berwawasan ke-bangsaan, walaupun dalam hal ini masih terbatas pada pengertian sebagai bangsa Hat, bukan bangsa Tiongkok.Dalam Bab I yang merupakan pendahuluan, dan Bab II, diuraikan dengan terinci asal usul dan seluk beluk Seri_kat Rahasia di Cina. Penguraian meliputi hal-hal ; sejarah kelahiran Serikat Rahasia, faktor-faktor pendorong timbulnya Serikat Rahasia, tujuan dan bentuk kegiatannya, keanggotaan dan sistem organisasinya, ritual, sumpah dan upacara pelantikan anggota, wanita dalam Serikat Rahasia, kartu anggota, bahasa_rahasia, serta sanksi atau sistem hukuman dalam Serikat Rahasia. Gerakan yang dilakukan Serikat Rahasia pada abad XIX diuraikan dalam Bab III. Dalam kaitan ini diuraikan pula latar belakang keadaan sosial, ekonomi, dan politik Cina pada masa itu, sehingga dapat memperjelas hu_bungan keadaan tersebut dengan perkembangan dan gerakan Serikat Rahasia di Cina. Beberapa gerakan yang dianggap cukup berhasil dalam sejarah Cina, diambil sebagai con_toh untuk menunju kan sejauh mana peranan Serikat Raha_sia dalam sejarah pergerakan rakyat Cina.Revolusi 1911 yang merupakan perbatasan antara sejarah Cina tradisional dan moderen, dijadikan puncak pengamatan peranan Serikat Rahasia dalam sejarah Cina. Serikat Rahasia sesudah periode ini tidak banyak berinisiatif dalam melakukan gerakan, karena perannya telah diambil alih oleh organisasi profesional maupun oleh or-ganisasi politik, yang berkembang sejalan dengan perkem_bangan sosial, ekonomi dan politik Cina. Serikat Rahasia sejak saat ini lebih menonjol dalam kegiatan kriminal, walaupun hal ini sebenarnya sangat bertentangan dengan tujuan awal terbentuknya Serikat Rahasia di Cina.
1986
S13069
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Omar Dhani
Abstrak :
ABSTRAK
Di dalam sejarah kedinastian Cina terdapat empat orang tokoh wanita yang terkanal, Xi Shi (jaman Chun Qiu), seorang wanita yang paling cantik, Wang Zhaojun (jaman Dinasti Han Barat atau Xi Han), seorang wanita yang paling berbudi luhur, Dian Chan (jaman Dinasti Han Timur atau Dong Han), seorang wanita yang paling patriotik dan Yang Guifei (jaman Dinasti Tang), seorang yang paling pandai di bidang seni.
1985
S12869
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Berthauli Rosita E
Abstrak :
Pandangan umum terhadap kehidupan wanita Cina pada masa tradisional adalah keterikatan, penderitaan hidup serta kedudukan yang rendah. Hal ini disebabkan karena ajaran moral Konghucu yang dipegang teguh masyarakat tradisional Cina, sangat menekankan kepatuhan, kelemahlembutan dan keterbatasan ruang gerak wanita. Di samping itu pula, masyarakat Cina menganut sistem kekerabatan patrilineal sehingga sangat mengutamakan pria sebagai penerus marga.Meskipun demikian, terdapat suatu masa dimana wanita-wanita Cina hidup lebih bebas dan dihargai. Masa itu adalah masa Tang dan pada masa inilah seorang wanita muncul sebagai penguasa dinasti. Ia adalah Wu Zetian, kaisar wanita pertama dan terakhir dalam sejarah kedinastian Cina. Berkaitan dengan hal tersebut, dalam skripsi ini akan dijelaskan faktor_faktor yang melatarbelakangi munculnya Wu Zetian sebagai seorang kaisar wanita dan mengapa keadaan hidup wanita pada masa Tang jauh lebih baik dari keadaan wanita pada masa lainnya. Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan metode penelitian kepustakaan, dengan mengkaji sumber-sumber buku dan tulisan mengenai kehidupan wanita Cina, wanita Cina pada masa Tang serta tokoh Wu Zetian. Hasil analisis terhadap keseluruhan pembahasan yaitu munculnya Wu Zetian sebagai seorang kaisar wanita berkaitan erat dengan kebebasan hidup wanita-wanita pada masa Tang. Dan kehidupan yang lebih bebas ini disebabkan karena kaisar-kaisar Tang berdarah campuran Han dan non Han sehingga tidak begitu mementingkan pelaksanaan ajaran moral Konghucu, sebaliknya memberikan kebebasan pada wanita untuk ikut berperan dalam pemerintahan.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1996
S13000
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>