Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nayla Kamila Mumtaz
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kapasitas aerobik terhadap performa teknis atlet taekwondo. Kapasitas aerobik diukur melalui VO2max menggunakan Beep Test dan Fitness Index menggunakan Harvard Step Test, sedangkan performa teknis dinilai menggunakan Taekwondo Performance Protocol (TPP), yang mengukur kecepatan dan frekuensi tendangan dalam waktu tertentu. Penelitian ini menggunakan desain kuantitatif dengan pendekatan korelasional dan melibatkan 33 atlet taekwondo dari JF Dettac Taekwondo yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil analisis regresi linear berganda menunjukkan bahwa VO2max memiliki pengaruh yang signifikan terhadap skor TPP (p < 0,05), sementara Fitness Index tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan (p > 0,05). Model regresi juga menunjukkan bahwa VO2max merupakan prediktor yang lebih kuat terhadap performa teknis dibandingkan Fitness Index. Temuan ini menunjukkan bahwa peningkatan VO2max melalui latihan yang terstruktur dapat memberikan kontribusi positif terhadap pencapaian performa teknis optimal dalam pertandingan taekwondo. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi pelatih, institusi olahraga, dan peneliti selanjutnya dalam menyusun program latihan yang lebih terarah dan berbasis bukti ilmiah untuk meningkatkan performa atlet taekwondo secara menyeluruh.

This study aims to analyze the influence of aerobic capacity on the technical performance of taekwondo athletes. Aerobic capacity was measured using VO2max via the Beep Test and the Fitness Index via the Harvard Step Test, while technical performance was assessed using the Taekwondo Performance Protocol (TPP), which evaluates the speed and frequency of kicks within a specific time frame. This study employed a quantitative design with a correlational approach and involved 33 taekwondo athletes from JF Dettac Taekwondo who met the inclusion criteria. Multiple linear regression analysis showed that VO2max had a significant effect on TPP scores (p < 0.05), while the Fitness Index did not show a significant effect (p > 0.05). The regression model also indicated that VO2max was a stronger predictor of technical performance than the Fitness Index. These findings suggest that improving VO2max through structured training programs may positively contribute to achieving optimal technical performance in taekwondo. This study is expected to serve as a reference for coaches, sports institutions, and future researchers in developing more targeted and evidence-based training programs to enhance athletic performance."
Depok: Program Pendidikan Vokasi Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aura Azriza Ali
"Skripsi ini mengevaluasi hubungan antara kelincahan dengan performa teknis atlet Taekwondo yang diukur menggunakan Taekwondo Performance Protocol di JF Dettac Taekwondo. Penelitian ini merupakan penelitian penelitian kuantitatif dengan pendekatan korelasional. Sampel penelitian terdiri dari atlet Taekwondo di JF Dettac yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 33 atlet. Analisis data dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel kelincahan dan performa teknis menggunakan TSAT dan T test. Dari hasil pengolahan data yang dilakukan menunjukkan bahwa TTest tidak berpengaruh signifikan terhadap Taekwondo Performance Protocol (TPP), sedangkan terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel TSAT terhadap Taekwondo Performance Protocol (TPP) dengan nilai sebesar 0.133 0.05 sehingga data tersebut berdistribusi normal. Hasil tersebut mengindikasikan bahwa atlet yang memiliki nilai agility yang lebih baik, cenderung mampu mengeksekusi teknik dengan lebih efektif, seperti tendangan yang cepat dan tepat sasaran, serta pergerakan yang efisien untuk menghindari serangan lawan sehingga meningkatkan performa atlet dalam pertandingan. Kelincahan diperoleh melalui keberadaan serabut otot tipe 2a dan tipe 2b yang efektif dalam mendukung gerakan yang memerlukan kecepatan dan daya tahan. Diharapkan pelatih mengembangkan program pelatihan taekwondo seperti TSAT, khususnya dalam meningkatkan kelincahan sebagai faktor penentu performa teknis atlet.

This research discuses the relationship between agility and technical performance of Taekwondo athletes measured using the Taekwondo Performance Protocol at JF Dettac Taekwondo. This study is uses quantitative research study with a correlational approach. The research sample consisted of Taekwondo athletes at JF Dettac who met the inclusion criteria of 33 athletes. Data analysis was carried out to determine the relationship between agility variables and technical performance using TSAT and T test. From the results of data processing carried out, it shows that TTest has no significant effect on Taekwondo Performance Protocol (TPP), while there is a significant influence between the TSAT variables on Taekwondo Performance Protocol (TPP) with a value of 0.133> 0.05 so that the data is normally distributed. These results indicate that athletes who have better agility values tend to be able to execute techniques more effectively, such as kicks that are fast and on target, as well as efficient movements to avoid opponent attacks so as to improve athlete performance in matches. Agility is obtained through the presence of type 2a and type 2b muscle fibers that are effective in supporting movements that require speed and endurance. It is expected that coaches develop taekwondo training programs such as the TSAT, especially in improving agility as a determining factor for athletes' technical performance."
Depok: Program Pendidikan Vokasi Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farah Nandiva Tiamanda
"Plyometric exercise telah dikenal luas sebagai metode yang efektif dalam meningkatkan daya ledak otot dalam berbagai cabang olahraga. Dua bentuk plyometric exercise yang umum digunakan adalah latihan Single Leg Hop dan Double Leg Hop yang bertujuan untuk memperkuat otot tungkai dan meningkatkan efisiensi gerak. Masalah dalam penelitian ini berfokus pada rendahnya power otot tungkai dan kemampuan lompat jauh pada anggota Komunitas Bermain Lompat Tali yang belum mendapatkan latihan terstruktur dan spesifik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh plyometric exercise Single Leg Hop dan Double Leg Hop terhadap peningkatan power tungkai dan kemampuan lompat jauh serta membandingkan efektivitas keduanya. Metode yang digunakan adalah menggunakan quasi eksperimen dengan desain two group pretest-posttest, dengan melibatkan 34 partisipan dari anggota Komunitas Bermain Lompat Tali yang dibagi menjadi dua kelompok perlakuan. Instrumen yang digunakan berupa leg dynamometer untuk power tungkai dan standing long jump test untuk tes lompat jauh. Hasil uji Paired Sample t-Test menunjukkan bahwa kedua jenis latihan memiliki nilai signifikansi Sig. < 0,05, yang diartikan bahwa kedua latihan tersebut berpengaruh secara signifikan dalam meningkatkan power tungkai dan kemampuan lompat jauh. Namun hasil uji Independent Sample t-Test. Menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok perlakuan terhadap power tungkai dan lompat jauh.

Plyometric exercise is widely known as an effective method to improve explosive muscle power in various sports. Two common types are Single Leg Hop and Double Leg Hop, aimed at strengthening leg muscles and enhancing movement efficiency. This study addresses the low leg power and long jump ability of members in the Jump Rope Play Community, who have not received structured or specific training. The research aimed to determine the effect of Single Leg Hop and Double Leg Hop exercises on improving leg power and long jump ability, and to compare their effectiveness. Using a quasi-experimental design with a two-group pretest-posttest model, 34 participants were divided into two treatment groups. A leg dynamometer was used to measure leg power, while the standing long jump test assessed jump ability. Results from the Paired Sample t-Test showed significant improvements in both groups (Sig. < 0.05), indicating that both exercises effectively enhanced leg power and jump ability. However, the Independent Sample t-Test revealed no significant difference between the two groups, suggesting that both types of exercises were equally effective in improving performance."
Depok: Program Pendidikan Vokasi Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library