Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
Yasmin Az Zahrah
"Coronavirus Diseases 19 (COVID-19) merupakan penyakit infeksi saluran pernapasan menular yang diakibatkan oleh Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-COV-2). Gejala yang ditimbulkan pada pasien COVID-19 dapat berupa gejala ringan hingga berat. Salah satu gejala khas yang sering ditemukan adalah sesak napas yang dapat meningkat menjadi kondisi kritis misalnya Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS). Manajamenen utama yang dilakukan untuk mengatasi gangguan napas pada COVID-19 adalah dengan pemberian terapi oksigen yang disesuaikan dengan kondisi pasien. Selain itu, pemberian posisi prone. Juga dapat dilakukan untuk meningkatkan status oksigenasi pasien. Laporan kasus ini mendeskripsikan kasus ibu S 58 tahun dengan keluhan demam 7 hari sebelum masuk rumah sakit, demam dirasakan meriang, menggigil, batuk, bab cair 3x sejak seminggu lalu. Seminggu sebelum masuk rumah sakit muncul bercak kemerahan, gatal, digaruk-garuk hingga berdarah di kaki kiri, Pasien juga mengatakan sesak, mual dan muntah saat makan. 2 hari sebelum masuk rumah sakit dinyatakan positif COVID-19. Selama perawatan di IGD dan ranap terjadi peningkatan maupun penurunan kondisi hingga akhirnya pasien mengalami perburukan kondisi saat diranap dan di pindahkan ke ruang ICU untuk mendapatkan terapi oksigen dengan ventilator mekanik, selain itu saat hari keempat di ruang ICU pasien juga mendapatkan terapi tambahan berupa diberikan posisi prone untuk meningkatkan status oksigenasi pasien. Setelah dilakukan prone dan mendapatkan terapi ventilator mekanik, kondisi status oksigenasi klien perlahan-lahan membaik. Laporan kasus ini menunjukkan manfaat pemberian posisi prone pada pasien dengan ventilasi mekanik sebagai salah satu treatment untuk membantu mengatasi masalah gangguan ventilasi spontan pada pasien COVID-19.
Coronavirus Diseases (COVID-19) is an infectious respiratory disease caused by Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-COV-2). Symptoms caused by COVID-19 patients can range from mild to severe symptoms. One of the typical symptoms that are often found is shortness of breath which can escalate to a critical condition, such as Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS). The main management carried out to overcome respiratory disorders in COVID-19 is to provide oxygen therapy that is tailored to the patient's condition. In addition, presenting a vulnerable position. It can also be done to improve the patient's oxygenation status. A case report of a 58-year-old mother with complaints of fever 7 days before admission to the hospital, felt fever, chills, cough, liquid chapters 3 times since last week. A week before being admitted to the hospital, he appeared to have blotches, itching, scratching and bleeding on his left leg. The patient also reported shortness of breath, nausea and vomiting while eating. 2 days before admission to the hospital tested positive for COVID-19. During treatment in the emergency room and in the hospital, there was an increase or decrease in condition until finally the patient experienced a worsening of his condition when he was hospitalized and was transferred to the ICU to receive oxygen therapy with a mechanical ventilator, besides that on the fourth day in the ICU the patient also received additional therapy in the form of being given a prone position. to improve the patient's oxygenation status. After being prone and receiving mechanical ventilator therapy, the client's oxygenation status slowly improved. This case report benefits from presenting the prone position to the patient by providing assistance as one of the treatments to overcome the problem of spontaneous ventilation disorders in COVID-19 patients. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Sari Nabila
"Hipertensi merupakan penyakit tidak menular yang menjadi salah satu penyebab kematian di dunia. Globalisasi pada masyarakat perkotaan dengan perubahan gaya hidup perkotaan meningkatkan faktor risiko hipertensi. Apabila hal tersebut dilanjutkan, akan terjadi peningkatan prevalensi dan prognosis hipertensi di wilayah perkotaan. Salah satu upaya nonfarmakologi penatalaksanaan hipertensi adalah manajemen stress dengan relaksasi otot progresif (ROP). Tujuan penelitian ini untuk menganalis keefektifan penerapan relaksasi otot progresif terhadap penurunan tekanan darah penderita hipertensi. Metode praktik melakukan intervensi ROP sederhana selama 30 menit dilakukan 2 kali sehari dalam 5 hari. Intervensi dikombinasikan dengan pendidikan kesehatan, patuh minum obat, pengaturan diet dan peningkatan aktivitas. Setelah pemberian intervensi terjadi penurunan tekanan darah dari hipertensi derajat II menjadi I dengan rata-rata penurunan sistolik 3 mmHg dan diastolik 3,8 mmHg setelah ROP. ROP direkomendasikan dapat diaplikasikan secara mandiri di rumah dengan membuat media yang dapat disebarluaskan baik dalam bentuk poster ataupun leaflet melalui program KPLDH di wilayah DKI Jakarta.
Hypertension is a non-communicable disease which is one of the causes of death in the world. Globalization in urban communities with changes in urban lifestyles increases the risk factors for hypertension. If this is continued, there will be an increase in the prevalence and prognosis of hypertension in urban areas. One of the non-pharmacological efforts to manage hypertension is stress management with progressive muscle relaxation (ROP). The purpose of this study was to analyze the effectiveness of the application of progressive muscle relaxation in reducing blood pressure in patients with hypertension. The practical method of conducting a simple ROP intervention for 30 minutes is done 2 times a day for 5 days. The intervention was combined with health education, adherence to medication, diet management and increased activity. After the intervention, there was a decrease in blood pressure from hypertension grade II to I with an average decrease in systolic of 3 mmHg and diastolic of 3.8 mmHg after ROP. It is recommended that ROP can be applied independently at home by making media that can be disseminated either in the form of posters or leaflets through the KPLDH program in the DKI Jakarta area. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Shania Puti Azalia Ichsan
"Tingginya aktivitas dan berubahnya gaya hidup masyarakat di perkotaan dapat menyebabkan seseorang tidak memperhatikan kondisi kesehatannya khususnya kadar asam urat dalam tubuh. Artritis gout terjadi akibat peningkatan kadar asam urat serum atau hiperurisemia yang berlangsung kronik sehingga terjadi deposisi kristal MSU di persendian. Artritis gout merupakan salah satu penyakit metabolik yang terkait dengan pola makan diet tinggi purin dan minuman beralkohol. Nyeri dan bengkak pada sendi dapat menjadi tanda dan gejala terjadinya arthritis gout yang seringkali dapat mengganggu aktivitas seseorang dan melakukan kegiatan sehari-hari. Salah satu cara untuk mengurangi nyeri pada arthritis gout adalah dengan menggunakan kompres hangat dengan air kompresan jahe. Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimental kepada individu selama kurun waktu 2 minggu. Penelitian ini berisikan analisis kefektifan penerapan kompres hangat jahe pada nyeri yang disebabkan oleh arthritis gout. Hasil yang didapatkan yaitu adanya penurunan tingkat nyeri yang dialami oleh pasien dengan nyeri arthritis gout setelah melakukan kompres hangat jahe selama 2 minggu perawatan selama 15-20 menit setiap kali pelaksanaan.
The high activity and changing lifestyles of people in urban areas can cause a person not to pay attention to their health conditions, especially uric acid levels in the body. Gout arthritis occurs due to increased serum uric acid levels or chronic hyperuricemia resulting in MSU crystal deposition in the joints. Gout arthritis is a metabolic disease associated with a high-purine diet and alcoholic beverages. Pain and swelling in the joints can be signs and symptoms of gouty arthritis which can often interfere with a person's activities and daily activities. One way to reduce pain in gouty arthritis is to use a warm compress with ginger compress water. This study uses experimental research methods to individuals for a period of 2 weeks. This study contains an analysis of the effectiveness of applying ginger warm compresses to pain caused by gouty arthritis. The results obtained were a decrease in the level of pain experienced by patients with gouty arthritis pain after applying warm ginger compresses for 2 weeks of treatment for 15-20 minutes each time. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library