Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Diah Hariyani
"ABSTRAK
Penulisan skripsi ini diawali dengan penemuan kasus-kasus dalam bisnis Obat dan makanan berdasarkan pengalaman pribadi maupun studi pustaka. Dari temuan tersebut diketahui bahwa ternyata tidak semua produk obat dan makanan aman untuk dikonsumsi oleh konsumen, harga yang ditetapkan belum tentu adil bagi kedua belah pihak, informasi produk seringkali tidak lengkap, malah kadang menyesatkan dan manipulatif. Banyak kasus dalam bisnis obat dan makanan yang tidak mempedulikan lingkungan hidup, Selain itu, pelaku bisnis obat dan makanan seringkali dijumpai bersikap tidak etis. Walaupun sudah banyak Peraturan/Undang-Undang tentang Bisnis Obat dan Makanan diberlakukan, tetapi kenyataannya kasus-kasus tersebut dapat terjadi. Mengapa? Banyak orang bertindak tidak etis, tetapi mereka tidak melanggar hukum. Atau sebaliknya, banyak orang sudah bertindak sesuai dengan Hukum/Peraturan, tetapi tindakannya itu tidak etis. Oleh karena itu dalam Bisnis Obat dan Makanan dipandang perlu adanya Etika. Teori-teori etika dapat membantu pemahaman dan refleksi atas dilema moral. Utilitarianism dapat membantu mempertimbangkan hal-hal baik yang bersaing satu sama lain. Etika Kewajiban membantu mempertimbangkan kewajiban-kewajiban yang bersaing satu sama lain, misalnya kewajiban untuk melindungi masyarakat yang terkena pekerjaannya dengan kewajiban untuk menghormati otoritas sah dari atasannya dalam mengambil keputusan-keputusan. Sedangkan Etika Hak menekankan hak masyarakat untuk dilindungi atau paling tidak untuk mendapatkan peringatan kalau ada faktor resiko dalam Obat dan Makanan. Demikian pula halnya dengan Etika Keutamaan yang menekankan bahwa tindakan baik itu adalah tindakan yang mendatangkan kebaikan sosial. Teori-teori etika dapat membantu dalam melakukan penalaran moral dan memperkuat kemampuan kita untuk mencapai penilaian yang seimbang dan penuh wawasan.
Bisnis Obat dan Makanan adalah suatu praxis yang bertujuan meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan manusia, sedangkan Etika, dalam hal ini Etika Terapan pun bertujuan untuk membuat orang hidup dengan baik, karena etika menyediakan semacam visi atau perspektif agar manusia dapat menentukan sikap yang tepat dalam situasi konkrit. Bertindak secara etis adalah bertindak menurut pengertian yang tepat. Etika diperlukan bagi pelaku bisnis obat dan makanan agar memiliki: banyak keutamaan dan sadar akan kewajiban serta mementingkan kebaikan bagi orang banyak. Jadi tujuan bisnis dan etika tidak harus bertentangan, bahkan mungkin seiring sejalan - tidak ada dikotomi dalam bisnis dan etika - keduanya dapat dipersatukan dalam kehidupan manusia demi tercapainya kebahagiaan (eudainronia).

"
2001
S16123
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Maskurotul Ainia
"ABSTRAK
Keunikan dari manusia adalah alteritas, dan hanya dengan memahaminya kita
dapat memahami konsep tentang keadilan dan kemanusiaan. Pada tesis ini, saya
berpendapat bahwa pluralisme radikal tidak hanya kritisisme terhadap pluralitas
dan melampaui pluralisasi, tetapi juga mempunyai kecenderungan untuk
membangun ketidakmungkinan untuk landasan bagi keduanya. Jadi, saya sepakat
dengan Jaques Derrida ketika dia menulis, keadilan adalah dekontruksi, yang
mana ditujukan untuk kemajuan kemanusiaan itu sendiri.

ABSTRACT
The uniqueness of human is alterity, and only through such understanding we can
grasp the concept of justice and humanity. In this thesis, I argue that radical
pluralism is not only a criticism towards plurality and beyond plularization, but
also have the tendencies to build the impossibility of the ground for them. So, I
agree with Jaques Derrida when he wrote justice is deconstruction, which is for
the betterment of humanity.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S1802
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Gisela Dwi Christina
"Skripsi ini membahas konsep Politik Perbedaan Iris Marion Young sebagai alternatif terhadap demokrasi liberal untuk mewujudkan keadilan sosial dalam keadaan heterogentitas masyarakat. Demokrasi liberal dalam kerangka universalitas humanisme mengkonsepsikan dunia politik terbatas dalam pembahasan hal publik. Sayangnya, karakteristik publik dalam politik dikonstitusi seturut budaya kelompok dominan. Akibatnya, pengalaman ketidakadilan yang nyata secara sosio-historis namun hanya dialami oleh grup sosial minoritas tidak dapat diangkat dalam perbincangan politik. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain argumentatif terhadap keterbatasan konsep publik tersebut. Hasil penelitian membuktikan bahwa pengalaman ketidakadilan tersebut membutuhkan rekognisi oleh negara dalam kerangka Politik Perbedaan agar dapat dientaskan melalui differentiated citizenship.

The focus of this study is Iris Marion Young’s concept of Politics of Difference as an alternative to liberal democracy in order to establish justice in a heterogenic society. Liberal democracy in accordance to universal humanism defines that only public things matter in political discussion. Unfortunately, the public things characteristics are constituted by the dominant social group. This cause the tangible injustice experiences of the minorities can’t be discussed in political realm. This research is qualitative argumentative to confront the narrow conception of public. This research shows that minorities’ injustice experiences need to be recognized by the government in accordance to Politics of Difference to be solved through differentiated citizenship."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S52948
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Noorca Maya Regita
"Arsitektur dalam pandangan umum adalah usaha manusia untuk membangun tempat tinggal yang aman dan nyaman. Proses penciptaan bangunan yang dikenal selama ini selalu melibatkan ukuran matematis, tetapi sesungguhnya keseluruhan rangkaian usaha ini merupakan proses yang sangat kompleks. Arsitektur, secara konseptual, didefinisikan sebagai usaha untuk membangun ruang bagi manusia, yang melibatkan penambahan satu dimensi tertentu, yaitu dimensi kemanusiaan. Penciptaan bangunan didasari oleh relasi kuasa yang terjadi dalam lingkungan sosial. Hal inilah yang melahirkan berbagai gaya arsitektur bangunan secara kultural. Keberadaan bangunan memberi peluang bagi penghuni untuk memacu inteligensi melalui adaptasi dan desain menjadi mediasi bagi intensionalitas penghuni terhadap bangunan.

Architecture in general is a human’s effort to build a secure and comfort home. The creation of a building as we know, is always involving the mathematical measure, however, the whole sequence of these efforts is a complicated process. In a conceptual understanding, architecture is defined as a matter of making a human space, which is adding a particular dimension, i.e. humanistic dimension. The creation of a building is based on the relation of power, which is happened in a social environment. This is what produce so many different style of architectur in culture. The exsistence of a building gives the probability to the dweller for boosting his/her intelligence through the adaptation and the design stance, which is become a mediation for the dweller’s intentionality to the building."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S53449
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Halomoan, Bernardo Gyorgy
"ABSTRAK
Skripsi ini bertujuan untuk mengangkat dan memperjelas permasalahan justifikasi epistemik. Descartes, pada kedua buku tersebut, diasumsikan memiliki argumentasi yang mendasari pengetahuan-pengetahuan yang ia temui. Beberapa dari pengetahuan tersebut adalah eksistensi diri, distingsi mind-body, dan realitas objektif. Epistemologi Descartes berangkat dari fondasi 'aku berpikir'; pengetahuan tersebut niscaya benar dan indubitable. Dari situ, Descartes mengetahui bahwa substansi ada dua: mind dan body. Setelah itu, ia mendeduksi (non-silogistik) bahwa pengetahuan mengenai realitas objektif bukan direpresentasikan oleh sensasi, melainkan direpresentasikan oleh ide-ide bawaan di dalam mind. Dari penelitian saya, saya berkesimpulan tiga hal. Yang pertama Descartes melakukan kekeliruan (invaliditas) ketika ia mengetahui eksistensi diri. Descartes keliru mencampur knowing-how dan knowing-that, dan menganggap 'aku berpikir' sebagai objek, hal yang dihipotesiskan tidak luput dari Evil Genius. Yang kedua pengetahuan mengenai distingsi mind-body inkoheren. Hal ini dikarenakan kekeliruan kategoris yang ia lakukan. Yang ketiga prakondisi pengetahuan Descartes mengenai realitas objektif tidak mencukupi. Hal ini dikarenakan justifikasi realitas formal dengan realitas objektif sama, dan akhirnya pengetahuan tersebut bergantung pada natural light. Oleh karena ketiga hal tersebut, argumentasi Descartes, dalam kedua buku tersebut, mengenai eksistensi diri, distingsi mind-body, dan realitas objektif tidak justified.

ABSTRACT
This undergraduate thesis aims to clarify the issues raised about the problem of epistemic justification. Descartes, on both of this book, is assumed to have underlying arguments on the knowledge he discovered. Some of these knowledge are self-existence, the mind-body distinction, and objective reality. Descartes‘ epistemology started from the foundation of 'I think'; such knowledge is necessarily true and indubitable. Descartes recognized that there are two substances: mind and body. Then, he deduced (non-syllogistically) that the knowledge of objective reality is not represented by sensation, but rather by the innate ideas inside of the mind. From my research, I concluded three things. First, Descartes committed an invalid deduction when he discovered self-existence. Descartes mistakenly mixed 'knowing-how' and 'knowing-that', and thought that 'I think' as an object, things which is hypothetically couldn't escape from the Evil Genius. Second, the mind-body distinction is incoherent. This is caused by categorical error that he committed. Third, Descartes' precondition of knowledge about objective reality is not sufficient. This is because in Descartes formal reality and objective reality is the same, and ultimately the knowledge depend on natural light. Because of these three notions, Descartes' arguments inside the two books, about the existence of self, mind-body distinction, and the objective reality are not justified."
2014
S54464
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amira Hasna Ruzuar
"ABSTRAK

Seksualitas adalah bagian penting dari kehidupan manusia. Dengan pentingnya seksualitas bagi manusia, pembatasan terhadap individu dengan seksualitasnya kemudian mencerabut individu dari kehidupannya. Heteroseksisme menjadi salah satu yang membatasi individu dari seksualitasnya, khususnya individu dengan seksualitas alternatif. Melalui cara pikir biner, heteroseksisme membatasi seksualitas alternatif untuk hadir dalam ruang pemahaman. Queer theory kemudian menjadi kritik terhadap heteroseksisme demi membuka ruangruang kemungkinan dalam seksualitas, melepaskan cara pikir biner dan membawa seksualitas alternatif keluar dari ruang ketidak-pahaman.


ABSTRACT

Sexuality is an important part within the life of human. Having such importance in individual?s life, any forms of constrains towards individual?s sexuality therefore estrange individual from their own life. Heterosexism becomes one of the constraints parting individual from their sexuality, especially those bearing alternative sexuality. Through the binary framework, heterosexism constrains alternative sexuality to exist in the intelligibility sphere. Queer theory then appears as a critique towards heterosexism in order to open up the possibilities within sexuality, liberating sexuality from the binary framework and freeing alternative sexuality from the unintelligibility sphere.<.p>"

Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S55883
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutabarat, Nadia Carolina
"Informasi merupakan salah satu hal yang turut mempengaruhi kehidupan manusia. Pentingnya informasi bagi kehidupan manusia, mendorong media untuk memberitakan informasi yang akurat. Akan tetapi aktivitas pemberitaan ini tidak selalu bebas dari masalah. Persoalan etika turut masuk di dalamnya dalam menentukan mana tindakan yang benar dan yang salah. Jurnalisme yang baik umumnya dikaitkan dengan nilai kebenaran, objektivitas, dan juga autentisitas. Bukan hanya itu saja, hal yang­­ sering dijadikan perbincangan dalam dunia jurnalisme adalah mengenai tanggung jawab dan problem privasi. Dalam hal ini, Utilitarianisme John Stuart Mill mampu bekerja dan ia merupakan jawaban atas dilema etis yang terjadi dalam media.

Information is one of the things that effect human life. The importance of information for human life, enforce media to report accurate informations. However, this activity of reporting does not always free from problems. Ethics involved in deciding the right or wrong action. Ethical journalism in general usually associated with the value of truth, objectivity, and also authenticity. Moreover, other things that usually be discussed is media and journalist?s responsibility, and the problem of privacy. In this case, John Stuart Mill?s Utilitarianism affords to work and it is the answer for ethical dilemma occurring in the media."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
S59457
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Genta Tenri Mawangi
" ABSTRAK
Skripsi ini dilatari terdegradasinya alam akibat aktivitas ekonomi manusia. Akar persoalannya, pandangan antroposentrik terlanjur mendominasi pemahaman mengenai alam dalam aktivitas ekonomi manusia. Tulisan ini menyelidiki bagaimana alam dipahami pada ekonomi arus utama, yaitu ekonomi neoklasik dan turunannya ekonomi lingkungan. Dalam pemikiran tersebut, alam ditempatkan sebagai barang, benda, properti, dan eksternalitas. Skripsi ini hendak mengajukan pemahaman ulang, yaitu alam bukan produk dari aktivitas ekonomi. Sebaliknya, alam merupakan sistem yang memungkinkan ekonomi sebagai subsistem di dalamnya bekerja.

ABSTRACT
This thesis is backed by an environmental degradation caused by economy activities. The domination of anthropocentrism in the understanding of nature in economy activity is considered as a root of the problem. This writing inquires how nature is acknowledged in the mainstream economics, mainly in neoclassical economics and environmental economics as its derivation. In these perspectives nature are defined as goods, things, properties, and externalities. This thesis is an attempt to redefine nature not as a product in economy activity. Nature is a system determining the economy as its subsystem.
"
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Yuliane
"Masih banyak yang menganggap bahwa hokum yang baik adalah hukum yang netral dan objektif. Begitulah kemudian cara pandang seperti ini dicairkan legitimasinya dalam hokum melalui prinsip netralitas dan objektivitas. Melalui kedua prinsip tersebut hukum dipercaya mampu mendistribusikan keadilan bagi semua orang. Namun, bagi para feminis kedua prinsip tersebut justru berperan dalam melegitimasi ketidaksetaraan gender. Skripsi ini adalah sebuah telaah filosofis mengenai diskursus persoalan di dalam ranah hukum dari sudut pandang hukum berperspektif perempuan. Melalui kerangka berpikir feminist legal theory yang diajukan oleh Catharine Alice MacKinnon, tulisan ini melancarkan pertanyaan-pertanyaan kritikal berdasarkan pengalaman perempuan, untuk mempertanyakan tentang beberapa pokok pikiran dalam aliran positivism hukum dalam kaitannya dengan bagaimana perempuan ditempatkan.

This study aimed to determine whether
Many people assume that a good law is a law that is neutral and objective. The current perspective is legitimized in the law through the principle of neutrality and objectivity. Through these two principles, the law believed can distribute justice for everyone. However, for feminist, these two principles actually play a role in legitimizing gender inequality. This thesis is philosophical discourse about the problem of law from a female perspective. Through the feminist legal theory by Catharine Alice MacKinnon, this paper asks the critical questions based on women rsquo s experience, for questioning about some of the key points in the legal positivism in relation to how women are placed.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia , 2017
S70473
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harahap, Vicky Ardian Amir
"Keadilan dan kesetaraan adalah impian setiap manusia, namun pada kenyataannya ada setengah penduduk dunia yang belum merasakannya, dalam hal ini perempuan. Melalui feminisme, perempuan mendobrak dominasi patriarkal yang ada. Perjuangan ini sebenarnya tidak hanya dilakukan oleh perempuan, sebab melalui pemikiran filsuf laki-laki seperti, John Stuart Mill, sebagai agen perubahan pada kesetaraan perempuan dengan jalan hak pilih dan Jacques Lacan dengan konsep tahapan pembentukan manusia agar perempuan keluar dari tatanan simbolik yang maskulin, serta Jacques Derrida dengan ?alat? dekonstruksi, membongkar tradisi maskulin dan menyuarakan feminitas dengan jalan tulisan. Juga melalui konsep subjek tiga filsuf ini, diharapkan tradisi patriarkis dapat terkikis.

Equality and justice is a dream for each and every human being, but in fact, half of the world population never feel it, in this case, women. Through feminism, women smashed the patriarchal domination that still exists. Actually, this fighting not only done by women, because through the thoughts of males philosopher like, John Stuart Mill as the agent of change in women equality with way of suffrage and Jacques Lacan with human figuration phases, in order to make women come out from the masculine?s symbolic order, as well as Jacques Derrida with deconstruction?s ?tool?, breaking the masculine?s tradition and give voice to femininity through the literature. Also through the concept of subject from these three male philosophers, it is hoped that patriarchies tradition could vanish."
Depok: Universitas Indonesia, 2011
S1387
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>