Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Manuputty, Stephannie Anastasha
Abstrak :
Wacana yang memenuhi syarat ialah wacana yang masing-masing unsur pembentuknya memiliki kaitan makna satu sama lain. Kaitan semantis itu, atau yang disebut kohesi, ditandai oleh unsur-unsur formal, baik itu unsur leksikal maupun unsur gramatikal. Oleh sebab itu Halliday dan Hasan, ahli linguistik yang menulis buku Cohesion in English, membagi kohesi menjadi dua macam, yaitu kohesi leksikal dan kohesi gramatikal. Kohesi yang dibahas dalam skripsi ini ialah kohesi gramatikal, khususnya jenis substitusi, dalam bahasa Perancis. Sejauh ini teori mengenai kohesi gramatikal, khususnya jenis substitusi, hanya mengenai bahasa Inggris. Tiga masalah yang diangkat dalam skripsi ini ialah apakah ada konsep substitusi dalam bahasa Perancis? Jika ada, apa saja yang menjadi alat substitusi dalam bahasa Perancis? Bentukan apa saja yang dapat disubstitusi? Ketiga masalah tersebut dijawab dengan melakukan penelitian atas teks-teks yang terdapat dalam dua novel dan enam majalah berbahasa Perancis. Penelitian didasarkan pada teori kohesi dari Halliday dan Hasan, dan konsep Krenn. Penelitian dilakukan dengan menganalisis hubungan leksikogramatikal yang terdapat di dalam kalimat-kalimat yang mengandung gejala substitusi, serta sistem perujukan tekstual maupun non tekstual.
Depok: Universitas Indonesia, 1998
S15544
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Katarina Mellyna
Abstrak :
Skripsi ini membahas penggunaan kata serapan dan kata non-serapan sebagai padanan nomina dalam bahasa Prancis. Data yang digunakan dalam skripsi ini diambil dari dua karya terjemahan, Orang Asing dan Sang Pemberontak, serta karya aslinya, L?Étranger. Untuk melihat kedekatan makna denotatif akan digunakan analisis komponen makna, sedangkan untuk menganalis makna konotatif dari suatu kata akan digunakan angket yang diisi oleh penutur asli. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif melalui studi kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kata serapan tidak selalu dapat menjadi padanan yang tepat dari kata asing, sekalipun memiliki kemiripan grafis. ......This study discusses the application of the loanword and the non-loanword as the equivalent of French noun. The data are taken from two translated books, Orang Asing and Sang Pemberontak, as well as their original book, L?Étranger. In order to examine the denotative meaning, this research employs the semantic components analysis. On the other hand, the analysis of connotative meaning is based on a form filled by the native speaker. This qualitative research uses the library research method. The result of this research shows that loanword is not always a good equivalent of French word, despite the fact that their graph is similar.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S42391
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hanisyah Fahmi
Abstrak :
Penelitian dilakukan melalui penelitian kepustakaan yaitu dengan menggunakan kamus ekabahasa bahasa Perancis dan kamus ekabahasa bahasa Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ketepatan padanan yang diberikan pada satuan leksikal perumahan dan melihat apakah kamus tersebut dapat disebut sebagai kamus produksi. Pengumpulan data dilakukan dengan memilih kata kepala yang padanannya mengacu pada perumahan dan terdapat pada kamus umum Perancis-Indonesia karangan Prof. Drs. S. Wojowasito dan Hartono Ruslan D.E.S. Data dikelompokkan menurut kiasifikasi bangunan tempat tinggal yang dikemukakan oleh Dewey (1965:113). Penelitian tentang ketetapen padanan dilakukan dengan menggunakan teori analisis sem yang dikemukakan oleh Tutescu (1979:75). Penelitian untuk melihat apakah kamus tersebut dapat disebut sebagai kamus produksi (bahasa Perancis bahasa ibu pemakai kamus) dilakukan dengan membandingkan cara penyajian padanan, tipe padanan, bahasa yang digunakan dalam keterangan penjelas, dengan kaidah-kaidah penyusunan kamus dwibahasa serta dengan melihat ketepatan padanan yang diberikan. Teori yang dipergunakan dalam analisis Cara penyajian padanan dan bahasa yang dipergunakan dalam keterangan penjelas adalah teori yang dikemukakan oleh Al-Kasimi {1977:68 dan 23). Teori yang dipergunakan dalam analisis tipe padanan adalah teori tipe padanan pada kamus dwibahasa yang dikemukakan oleh Zgusta (1971:32) dan A1-Kasimi (1977:61). Hasil penelitian menunjukan bahwa 33,33% dari padanan yang diberikan adalah merupakan padanan yang tepat, 65,31% padanan yang kurang tepat dan 1,36% padanan yang salah. Sebagai sebuah kamus produksi, kamus tersebut kurang memadai karena: 52,38% dari padanan yang diberikan merupakan padanan tipe penjelasan yang tanpa disertai keterangan penjelas, 4,76% padanan tipe penjelasan yang disertai keterangan penjelas, hanya 40,14% padanan tipe sinonim tanpa keterangan penjelas dan 2,72% padanan tipe sinonim yang disertai keterangan penjelas. Sebagai sebuah kamus produksi, penyusun kamus harus mengutamakan padanan tipe sinonim agar padanan tersebut dapat dipersiapkan dalam kalimat-kalimat yang mempergunakan bahasa Indonesia. b. Padanan yang berasal dari satuan leksikal bahasa sumber yang merupakan polisemi tidak diberi keterangan penjelas yang menunjukkan perbedaan makna padanan.Sebagai sebuah kamus produksi, padanan yang demikian harus diberi keterangan penjelas agar pemakai kamus dapat membedakan makna padanan yang diberikan dari padanan lain yang juga dimiliki oleh kata kepala yang sama dan dapat mempergunakannya dalam konteks yang tepat. c. Bahasa yang digunakan dalam keterangan penjelas adalah bahasa Indonesia. Sebagai sebuah kamus yang ditujukan bagi pemakai kamus yang bahasa ibunya bahasa Perancis, keterangan penjelas harus disajikan dalam bahasa Perancis agar pemakai kamus dapat memahami penjelasan yang diberikan penyusun kamus.d. Sebagian besar {65,31%) dari padanan yang diberikan merupakan padanan yang kurang tepat. Sebagai sebuah kamus produksi, padanan yang. diberikan harus merupakan padanan yang tepat agar kalimat-kalimat yang dibentuk dengan mempergunakan padanan tersebut merupakan kalimat yang baik dan memiliki makna yang sama dengan pesan yang ingin disampaikan penulis atau pembicara. Satuan leksikal bahasa sumber yang padanannya mengacu pada perumahan sebaiknya diteliti kembali dan diadakan perbaikan. Sebaiknya penulis kamus mengaktifkan penggunaan keterangan penjelas agar padanan yang maknanya hanya mencakup sebagian maknasatuan leksikal bahasa sumber dapat sepadan dengan makna sebenarnya. Kamus yang ditujukan bagi pemakai kamus yang bahasa ibunya bahasa Indonesia sebaiknya tidak disatukan dengan kamus yang ditujukan bagi pemakai kamus yang bahasa ibunya bahasa Perancis, agar bentuk penyajian kamus tersebut dapat disesuaikan dengan kebutuhan pemakai kamus dan kaidah-kaidah penyusunan kamus dwibahasa yang berlaku.
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Anindyadjati FM
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S14553
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arini Satyandita
Abstrak :
Penelitian ini membahas penerjemahan preposisi pemarkah lokatif dan adverbia lokatif bahasa Prancis ke dalam bahasa Indonesia dengan menganalisis padanannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa preposisi pemarkah lokatif bahasa Prancis dapat diberi padanan berupa preposisi pula dalam bahasa Indonesia, sedangkan adverbia lokatif bahasa Prancis tidak pernah berpadanan adverbia lokatif bahasa Indonesia, sebab bahasa Indonesia tidak mengenal adverbia lokatif. Oleh karena itu, kesejajaran bentuk dapat diterapkan dalam penerjemahan preposisi pemarkah lokatif, sebaliknya penerjemahan adverbia lokatif tidak terikat pada kesejajaran bentuk dan lebih mementingkan kesepadanan tekstual. Hasil analisis juga menunjukkan pergeseran dalam penerjemahan, baik pergeseran tataran maupun pergeseran kategori. Meskipun demikian, amanat yang terdapat dalam bahasa sumber tetap dapat tersampaikan dalam bahasa sasaran. ......This research explains the translation of locative prepositions and locative adverbs in French language to Indonesian language by analyzing their Indonesian equivalents. It shows that there are Indonesian equivalents for French locative prepositions that work as prepositions as well, whereas Indonesian equivalents for French locative adverbs can never be determined as adverbs because there is no locative adverb in Indonesian language. Therefore, formal correspondence can be applied in the translation of locative prepositions. On the other hand, the translation of locative adverbs ignores formal correspondence but emphasizes textual equivalence. The result of the analysis shows translation shifts, both level shifts and category shifts. Nevertheless, the message in the source language still can be transferred in the target language.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S56458
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Angko Saputro
Abstrak :
Skripsi ini membahas kohesi leksikal yang terdapat di dalam wacana pidato Nicolas Sarkozy dengan menggunakan teori kohesi Halliday dan Hasan 1976. Sumber data yang digunakan adalah jenis wacana ekspresif. Data yang diamati adalah semua unsur-unsur leksikal baik berupa kata, frase, klausa, atau kalimat yang bersifat kohesif. Sasaran penelitian adalah melihat jenis-jenis kohesi leksikal yang muncul dalam sumber data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis kohesi leksikal repetisi merupakan jenis yang dominan. Di samping itu penelitian ini menemukan jenis referensi leksikal sebagai salah satu jenis kohesi leksikal.
The thesis is exactly discussing the lexical cohesion of Nicolas Sarkozy discourse speech. The research method used is cohesion theory by Halliday and Hasan 1976 and the sources that being used in this thesis so-called expressive text. Meanwhile, the data observed are focusing for all lexical elements such words, phrase, clause or cohessive words. The aim of this thesis research is going to understand kind of lexical cohesion appeared on Nicolas Sarkozy speech. By analyzing the content of Nicolas Sarkozy speech, the result shows that Repetitive Lexical Cohesion become the major genre. In addition, this research finds Reference Lexical as one of lexical cohesion genre.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S55408
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simatupang, Winaya
Abstrak :
Penelitian ini difokuskan pada konflik antarorganisasi kejahatan di Prancis. Konflik tersebut terjadi antara lima organisasi kejahatan besar di Prancis, yaitu Cartel, _Ndrangheta, Yakuza, Triads, dan Organizatsiya. Penelitian ini akan mencari penyebab terjadinya konflik dan apa fungsi dari konflik tersebut. Beberapa penelitian menyatakan bahwa alasan utama terjadinya konflik antarorganisasi kejahatan berhubungan dengan kegiatan-kegiatan ilegal yang mereka jalankan, karena kegiatankegiatan tersebut memberikan keuntungan yang besar setiap tahunnya. Setelah dilakukan penelitian ditemukan bahwa, penyebab utama konflik antarorganisasi kejahatan di Prancis adalah pelanggaran wilayah distribusi narkotika. Penelitian ini juga memaparkan fungsi-fungsi dari konflik antarorganisasi kejahatan bagi masyarakat dan masing-masing organisasi kejahatan yang berkonflik. ......This thesis is focused about the conflict that happened between five crime organizations in France, Cartel, _Ndrangheta and Yakuza, Triads and Organizatsiya. This research will study the origin of the conflict and the functions of the conflict. Some studies stated that the main reason conflict occur between crime organizations always have relation with their illegal businesses which give vast profit to each crime organization. This study revealed that, the main reason of the conflict in France in 1950-1970 is territorial disobedience. This research also stated that conflicts have functions for the society and each crime organization involved as well.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2010
S4447
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nadya Arviani
Abstrak :
ABSTRAK
Skripsi ini membahas UU No. 2004-228 15 Maret 2004 tentang pelarangan penggunaan atribut kegamaan di sekolah negeri di Prancis sebagai langkah yang diambil pemerintah Prancis untuk menyelesaikan kontroversi mengenai hal tersebut yang telah terjadi sejak 1989. Penelitian ini melihat peran pemerintah dalam penyelesaian kontroversi yang ada dengan menghubungkan butir0butir penting dalam UU menyangkut pelarangan atribut keagamaan, pendidikan dan kuasa pemerintah, dengan teori fungsi kultural pemerintah dan model multikulturalisme. Hasil penelitian menyatakan pemerintah Prancis sebagai pihak yang berkuasa mengharuskan rakyatnya untuk mengikuti ketetapan mereka, dalam hal in, pelarangan penggunaan atribut keagamaan, karena Prancis menganut model multikulturalisme yang mengedepankan nasionalisme.
Abstract
The thesis focuses on the Law No. 2004-228 of 15 March 2004 prohibiting the use of religious signs in public schools in France as government_s best solution to cease the controversy over this. This study examines the role of French government in solving the problem by connecting the law contents regarding religious signs prohibition, education and government authority, with the government cultural function and multiculturalism model theory. The result declares that the authorized French government compels their citizens to obey their regulations including the religious sign use prohibition because France practices the multiculturalism model that prioritizes its people_s nationalism.
2010
S14404
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bintarti Mayang Sari
Abstrak :
Skripsi ini menganalisis metafora yang ditemukan dalam pidato De Gaulle pada tanggal 11 November 1941. Dalam menganalisis metafora yang ditemukan dalam pidato De Gaulle pada tanggal 11 November 1941 penulis menggunakan teori yang dikemukakan oleh Lakoff dan Johnson. Setelah dianalisis metafora yang banyak terdapat dalam pidato De Gaulle adalah metafora dari konkret ke abstrak. Penggunaan metafora-metafora tersebut digunakan De Gaulle untuk mengekspresikan perasaan secara tepat dan untuk mempengaruhi perasaan pendengarnya. Analisis ini juga menunjukkan gambaran pandangan hidup De Gaulle sebagai individu dan kepala negara, yaitu pantang menyerah dan semangat cinta pada tanah air yang dapat dicontoh oleh semua orang untuk memajukan bangsanya.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S45671
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library