Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 123 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sri Haryono
"Karakteristik medan termal dalam aliran resirkulasi akibat injeksi gas panas pada backward facing step dapat mengindikasikan efektifitas percampuran antara aliran udara dingin yang mengalir melalui kontur tangga (step) dengan gas panas yang diinjeksikan pada jarak dekat dengan step atau mendekati daerah reattachment point. Rasio momentum injeksi, temperatur injeksi dan jarak injeksi dapat menjadi variabel kontrol/kendali terhadap percampuran yang optimal antara aliran udara dingin dan injeksi udara panas setelah melewati backward facing step.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa injeksi gas panas akan mempengaruhi efektifitas percampuran udara panas dan udara dingin, dengan menaikan rasio momentum injeksi akan diperoleh percampuran yang efektif pada daerah downstream demikian pula dalam arah spanwise pada daerah ini distribusi temperaturnya akan lebih baik. Tetapi efektifitasnya akan menurun pada daerah injeksi. Pada Lf=4H, efektifitas percampuran akan menurun pada daerah downstream karena aliran kalor akan tersebar di daerah free stream akibat dari blocking effect dari aliran injeksi yang lebih kuat terhadap aliran resirkulasi.

Characteristic of thermal field in re-circulation zone with effect hot gas injection for backward facing step can identify of effectiveness mixing air influence to step and hot gas injection near the step or reattachment point Momentum injection ratio, temperature injection and injection location can variable control of optimal mixing for flow air and hot gas injection after backward facing step.
The experiment showing that the increase of the specific momentum ratio can develop to effectiveness mixing of air and hot gas injection in downstream area, included for temperature distribution with span wise direction is well. But the mixing effectiveness can down for injection zone. This phenomenon is quite different to that found in case of injection location near reattachment point (L1= 4H). In this condition, most of the hot gas contained in the injection will distribute to the down stream due to stronger blowing effect of free stream to the re-circulation flow.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
T14822
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Susilo
"Tesis ini membahas mengenai perubahan ataupun peningkatan performa aerodinamik suatu aerofoil yang telah dimodifikasi dengan menggunakan sistem piranti penambah gaya angkat (High Lift Devices - HLD) berupa Leading Edge Slotted Slat dan Trailing Edge Slotted Flap.
Penggunaan sistem piranti penambah gaya angkat guna meningkatkan performa aerodinamik pada suatu aerofoil ini dimungkinkan, karena adanya perbaikan ataupun pengontrolan lapisan batas aliran udara di permukaan atas aerofoil khususnya pada sudut serang kritis. Selain itu dengan adanya pembukaan dari Leading Edge Slotted Slat dan Trailing Edge Slotted Flap juga akan menambah panjang tali busur (chord) aerofoil dan merubah kelengkungan ruas (chamber) aerofoil. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan studi eksperirnental pada terowongan angin kecepatan rendah.
Perubahan peningkatan aerodinamik aerofoil (khususnya peningkatan nilai koefisien gaya angkat dan sudut serang maksimum) lebih didominasi oleh adanya defleksi slat. Dengan kata lain untuk mendapatkan peningkatan performa aerodinamik suatu aerofoil penggunaan Leading Edge Slotted Slat lebih efektif dibandingkan dengan penggunaan Trailing Edge Slotted Flap.

This Thesis discusses the variation enhancement of aerodynamics performance in a modified aerofoil that use High Lift Devices (HUD) on the Leading Edge Slotted Slat and Trailing Edge Slotted Flap.
The application High Lift Devices to increase the aerodynamics performance is made possible, because it repairs or controls the air flow within the boundary layer on the upper surface of aerofoil especially on the critical of angle of attack. Moreover, the opening of Leading Edge Slotted Slat and Trailing Edge Slotted Flap will increase the length of aerofoil chord and change the curvature of aerofoil chamber. The research work was conducted experimentally in a low speed tunnel.
The increase of aerodynamics performance of the aerofoil (especially the increase of coefficient of lift and maximum angle of attack) is more remarkable due to the slat deflection. On another word to get a substantial improvement of aerodynamics performance on the aerofoil, using the Leading Edge Slotted Slat will be more effective compared to that of the Trailing Edge Slotted Flap.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T14690
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ramon Trisno
"ABSTRAK
Injeksi gas panas ke dalam aliran resirkulasi pada backward facing step menyebabkan perbedaan medan tekanan yang signifikan antara upstream dan downstream akibat perubahan temperatur injeksi, letak injeksi dan rasio spesik momentum injeksi. Penelitian ini difokuskan pada pengaruh perbandingan momentum injeksi (I = 0.1 dan 0.5), pengaruh letak celah injeksi (I f = 2H dan 4H) serta perubahan temperatur injeksi (Ti = 27 °C, 100 °C dan 300 °C) pada variasi medan tekanan yang terjadi. Medan tekanan diukur secara rata-rata dan fluktuatif pada bidang dua dimensi sepanjang sumbu simetri kanal search aliran.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penurunan tekanan pada aliran dengan pembesaran mendadak akibat injeksi gas panas disebabkan oleh kenaikan temperatur injeksi dan rasio momentum injeksi. Penurunan tekanan lebih besar terjadi di dekat celah injeksi pada daerah downstream. Semakin jauh letak celah injeksi dari reattachment point If = 2H) maka penurunan tekanan di daerah downstream semakin besar. Akibatnya, fluktuasi tekanan yang terjadi pada daerah ini juga lebih besar. Hasil ini dikuatkan oleh puncak histogram menjadi mendatar dan frekuensi fluktuasi pada power spectra yang makin meningkat akibat kenaikan temperatur injeksi dan rasio momentum injeksi. Sedangkan dekat celah injeksi di daerah upstream pada If = 4H, kenaikan tekanan disebabkan oleh free stream bertemperatur dingin terseret ke dekat celah injeksi akibat adanya blocking effect udara injeksi. Hal ini menunjukkan temperatur injeksi dan rasio momentum injeksi kurang berpengaruh besar pada variasi medan tekanan di daerah tersebut. Penurunan tekanan di daerah upstream lebih seragam jika celah injeksi diletakkan ½ dari reattachment point.

ABSTRACT
Hot gas injection through re-circulation zone in a backward facing step causing significant different of pressure field between upstream and downstream flow due to the changing of injection temperature, location, specific momentum ratio_ This experiment is focusing on to the influence between the injection momentum (I = 0.1 and 0.5), injection location (If = 2H and 4H) and the changing of injection temperature (Ti = 27 °C, l00 °C and 300 °C) at the pressure field variation, which occurred. The pressure fields are measure as average and fluctuate in the two-dimension surface along the axial of test section stream wise.
The experiment showing that the decrease of pressure of a sudden expansion flow with heated gas injection caused by the incremental of injection temperature and the specific momentum ratio. The pressure drop occurred near the whole injection in the downstream area. If the further the location injection from the reattachment point (If = 2H) then the pressure drop in the downstream area is getting higher. As a result the fluctuation of is pressure, which happen in that area is getting higher. The result is strengthening, by the peak of histogram becoming flat and the fluctuation frequency at the power spectra which upward due to the temperature and specific momentum ratio of injection increasing_ Meanwhile near the injection hole at upstream with If = 4H happens the increasing of pressure caused by cold free stream which falling near the injection hole due to the blocking effect. That shown the temperature and specific momentum ratio of injection is not significant to the pressure field variation in that area. The pressure drop in the upstream area is more uniform if the injection hole is located halfway from the reattachment point.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T14691
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erma Yuniaty
"Kanal aliran dengan pembesaran mendadak menghasilkan aliran yang berpisah sehingga menyebabkan timbulnya aliran resirkulasi. Geometri aliran seperti itu merupakan bentuk sederhana yang dapat digunakan untuk mensimulasikan fenomena yang sama seperti yang terjadi pada sistem pembakaran.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur termal dan distribusi gas injeksi pada aliran dalam kanal berkontur tangga akibat injeksi udara panas berbentuk round jet dengan temperatur tinggi. Medan termal diukur dengan pengukuran temperatur konvensional menggunakan termokopel. Penelitian ini difokuskan pada pengaruh variasi rasio momentum spesifik injeksi, lokasi injeksi, dan temperatur awal injeksi gas ke struktur panas dan distribusi gas injeksi dalam daerah aliran.
Hasil pengukuran kemudian dibandingkan dengan hasil-hasil yang diperoleh pada penginjeksian berbentuk slot jet. Analisis ditujukan untuk menjelaskan efek geometris jet injeksi pada proses perpindahan panas dan massa didalam medan aliran."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
T16147
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harahap, Sorimuda
"Pengunaan katup priming tangki dengan pampa pasir sentrifugal type eskade 4 inchi dapat meningkatkan unjuk kerja pompa karena katup priming tangki menyediakan suatu cadangan air tetap di dalam katup tersebut.
Katup priming tangki pompa ini bekerja melalui pipa hisap sampai tangki priming, dengan adanya penurunan air di dalam tangki priming mengakibatkan di ruang priming menjadi vakum, dan selanjutnya sehingga adanya peningkatan efisiensi kerja pampa sebesar 15,92% terhadap kapasitas 0,012 m3/s dengan putaran 1900 rpm.
Karakteristik kinerja pompa dengan fluida pasir 10% hampir sama dengan air yang ditunjukkan oleh diagram H-Q. Karakteristik kinerja pampa dengan campuran pasir 30% head totalnya lebih rendah sedikil atau terdapat kecenderungan menurun, sehingga un/uk menghasilkan debit aliran yang sama antara air dan campuran pasir diperlukan BHP yang lebih besar akibat massy jenisnya yang besar dan banyaknya pasir yang menumpuk di bagian bawah penampang pipa.

Application of priming tank valve with centrifugal sand pump performance type eskade 4 inch can improve the pump performance as the priming tank provides a permanent water reserve in the valve.
This pump priming tank's valve works through suction pipe up to priming tank, by existing water reduction in priming tank results in a vacuum in priming space, and further so there will be pump performance efficiency improvement of 15,92 % toward capacity of 0,012 m3/s with rotation of 1900 rpm.
Pump performance characteristics with 10% sand fluid virtually the same with water as indicated by diagram H-Q. Pump performance characteristics with 30°% sand mix its total head is lesser or there is a tendency to decrease, so to produce the same flow debit between water and sand mix requires greater BPH (Brake Horse Power) as the great specific mass and much sand accumulate in lower profile of pipe.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
T14960
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indrawan Prasetyo
"Penelitian ini memanfaatkan aliran turbulensi yang ditimbulkan pencetus turbulensi dengan menggunakan gangguan dinding pada suatu aliran fluida elektrolit untuk meningkatkan laju perpindahan massa antara plat elektroda sejajar dalam suatu kanal aliran. Model eksperimental yang dikaji merupakan dasar dari berbagai proses elektrokimia terapan, antara lain elektroplating pada berbagai peralatan yang digunakan di dunia industri. Plat tembaga dan cairan CuSO4 dipilih sebagai elektroda dan elektrolit dalam penelitian ini. Pengukuran laju perpindahan massa ini menggunakan teknik limiting diffusion current yang merupakan representasi dari perpindahan elektron karena adanya arus listrik yang mengalir dari kedua plat tembaga dan elektrolit. Dengan menggunakan pencetus turbulensi model gangguan dinding berupa pagar (fence) maka hasil yang diperoleh dari penelitian menunjukkan bahwa laju perpindahan massa mengalami kenaikan di bagian menuju fence dan mengalami penurunan dibagian setelah melewati fence. Pada bagian yang menjauh dari fence aliran mengalami redeveloping. Dari penelitian ini perpindahan massa ternyata tidak berbanding lurus dengan kenaikan bilangan Reynolds melainkan mengalami fluktuasi, dimana dalam rentang Re=500-3000 diperoleh koefisien perpindahan massa sebesar Km = 3.5 x 10-4 (m/s) - 3.85 x 10-4 (m/s) yang merupakan peningkatan sebesar 24,75% dari kondisi tanpa turbulensi aliran, Km = 3.1 x 10-4 (m/s). Secara umum penggunaan metode kontrol turbulensi dapat meningkatkan perpindahan massa pada proses elektrokimia. Terutama dibagian upstream atau hulu hingga mendekati fence dan pada bagian akhir kanal. Penggunaan metode ini dapat dipertimbangkan untuk digunakan pada dunia industri agar menghasilkan suatu proses yang efektif dan efisien.

This research uses a turbulence flow which is generated by placing wall obstruction in an electrolyte flow to increase mass transfer in a parallel plate electrochemical flow cell. The experimental method being investigated is a basic of some applied electrochemical processes, i.e, electroplating process which is widely used in industries. Copper plate is chosen as electrode and Calcium Sulphate or CuSO4 liquid as an electrolyte in this experiment. Mass transfer between the electrode is measured by using limiting diffusion current as result of electrone movement between cathode and anode occurs in this experiment. The results of this experiment shows that the rate of mass transfer increase at just upstream and downstream of the fence. Far from the downstream area the flow redevelops. Rate mass transfer in this case does not increas linierly with Reynolds number, but rather fluctuates. In the range of Re = 500 ? 3000, the maximum transfer coefficient ranges from Km = 3.5 x 10-4 (m/s) to 3.85 x 10-4 (m/s). This result show 24,75% improvement from the condition without turbulence, Km = 3.1 x 10-4 (m/s). In general, this methods can increase the mass transfer than using the conventional electrochemistry methods, especially in upstream area before the fence and in the end of the channel. This methods can be applied in industry to make the efficient and effective process."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S37317
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hanifa Akrom
"Penelitian ini merupakan suatu penerapan kajian ilmu Mekanika Fluida dalam bidang rekayasa proses utamanya proses elektrokimia di bidang manufaktur. Penelitian ini mengkaji pemanfaatan aliran turbulensi yang ditimbulkan oleh aliran separasi bertaut kembali (separating-reattached flow) akibat gangguan terhadap aliran, untuk meningkatkan laju perpindahan massa antara dua sel elektrokimia pelat sejajar dalam suatu kanal aliran fluida elektrolit yang merupakan dasar dari proses electroplating pada berbagai peralatan yang digunakan di dunia industri. Plat tembaga dan larutan CuSO4 dipilih sebagai elektroda dan elektrolit dalam penelitian ini.
Dalam penelitian ini, laju perpindahan massa antar elektroda diukur dalam kondisi dimana turbulensi aliran dikendalikan secara pasif dengan memasang elemen pencetus turbulensi berupa kontur tangga dengan berbagai variasi kecepatan aliran utama cairan elektrolit tersebut. Pengukuran laju perpindahan massa ini menggunakan teknik limiting diffusion current yang merupakan representasi dari perpindahan elektron karena adanya arus listrik yang mengalir dari kedua plat tembaga dan elektrolit.
Hasil yang diperoleh menunjukkan perbandingan antara nilai koefisien perpindahan massa (Km) yang diperoleh dengan nilai Km yang terdapat pada referensi dan penelitian sebelumnya, serta dibandingkan pula dengan nilai diffusive flux yang didapat dari pendekatan komputasi menggunakan CFD yang dikerjakan oleh tim lain. Dalam penelitian ini, perpindahan massa berbanding lurus dengan kenaikan bilangan Reynolds. Dalam rentang Re=300-3000 diperoleh koefisien perpindahan massa sebesar Km=3,299 x 10-4 (m/s) ? 3,891 x 10-4 (m/s) yang merupakan peningkatan sebesar 25,52 % dari kondisi tanpa turbulensi aliran.

This research is an application of fluid mechanics study in the field of process engineering, especially electrochemistry process in manufacture area. This research investigates the use of turbulence generated by separating-reattached flow to increase the rate of mass transfer in a parallel plate electrochemical flow cell which is the basic of electroplating process in industries. Copper plate is selected as electrode and CuSO4 as electrolyte in this experiment.
In this research, mass transfer will be measured in some condition, where turbulence flow is controlled passively by installing turbulence promoter (step) in the cathode. Mass transfer between two electrode is measured by using limiting diffusion current as result of electron movement between cathode and anode occurred in this experiment.
The result of this experiment shows the comparison between mass transfer coefficient (Km), obtained from the experiment, with value of Km in the reference, and also compared with the value of diffusive flux obtained from Computational Fluid Dynamics works (done by separate team). Rate of mass transfer in this research increases linearly with Reynolds number. In the range of Re=300-3000, the maximum mass transfer coefficient range from Km=3,299 x 10-4 (m/s) ? 3,891 x 10-4 (m/s). This result shows 25,52 % improvement from the condition without turbulence.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S38229
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Furjiyanto
"Pengaruh dari rasio gap-diameter nosel terhadap nyala difusi pada medan aliran berlawanan telah diteliti secara eksperimental. Propana sebagai bahan bakar disuplai dari nosel bagian bawah dan udara sebagai oksidan disuplai dari nosel atas dengan diameter nosel yang sama, yang dilengkapi dengan honeycomb untuk membuat aliran udara yang seragam. Pada penelitian ini juga digunakan vortex generator untuk meningkatkan turbulensi sehigga dapat dicapai pencampuran reaktan yang optimal.
Dua parameter utama yang diatur dalam penelitian ini adalah parameter geometri (diameter dalam nosel, rasio gap-diameter nosel, letak vortex generator) dan dinamika fluida (fluks momentum bahan bakar dan udara). Data mentah yang didapatkan pada penelitian ini adalah perbedaan ketinggian pada manometer bahan bakar dan udara, yang selanjutnya dikonversi menjadi data kecepatan bahan bakar dan udara dengan menggunakan persamaan yang didapat dari proses kalibrasi.
Hasil eksperimen menunjukan bahwa limit stabilitas nyala akan naik dengan mengurangi rasio gap-diameter nosel pada berbagai posisi vortex generator pada nosel. Dan nyala paling stabil didapat pada L/d = 2.16 dan letak vortex generator pada jarak 2d dari ujung nosel, karena pada kondisi ini fluks momentum udara yang dibutuhkan paling tinggi untuk membuat nyala padam. Visualisasi nyala menunjukan bahwa mendekati kondisi padam, nyala api didominasi oleh nyala api biru. Hal ini mengindikasikan bahwa dengan debit aliran udara yang semakin tinggi, maka warna kuning karbon, lama kelamaan akan melemah. Dan dengan kecepatan yang tinggi akan terbentuk nyala api biru, dimana pada nilai kecepatan tertentu akan terjadi padam.

Effects of nozzle diameter-gap ratio on characteristics of counter flow diffusion flame have been investigated experimentally. Propane as a fuel gas was supplied upward through a nozzle, and air as oxidant was supplied downward through a similar nozzle, which was filled with honeycomb to produce a uniform velocity in the issuing air. This experiment, also used vortex generator to increases turbulence, so that optimal mixing of reactants can be achieved.
Two main parameters that had been set up in this experiment were fluid dynamics (momentum flux of air and fuel) and geometry parameters (inner diameter of nozzle, ratio of gap-nozzle diameter, position of vortex generator). Raw data that had been got in this experiment were height difference (Δh) on fuel and air U-tube manometer. The data were then converted to air and fuel velocity, using equation which have been obtained by calibration process.
Experiment result showed that stability limit increases with decreasing ratio of gap-nozzle diameter, with various distance of vortex generator at nozzle. And the most stable flame obtained at L/d = 2.16 and location of vortex generator at distance 2d from tip of nozzle, because at this condition, momentum flux of air that is needed to make extinction was the highest. Visualization showed that near extinction, flame was dominated by blue flame. That indicated, with higher flow rates of air the yellow carbon zone becomes weaker and with fast flows the flame becomes blue and then at a certain critical flow would be extinct.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S37354
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Azwar Effendy
"Aliran Hele Shaw merupakan salah satu fenomena aliran tak berotasi dari suatu fluida viskos yang dialirkan melalui celah kecil yang memiliki lebar yang seragam di semua sisinya. Dalam kondisi normal aliran ini sangat dipengaruhi oleh besar viskositas yang dimiliki oleh fluida tersebut, lebar celah kaca dan kemiringan sudut medan alir. Semakin kecil nilai viskositas dengan lebar celah dan kemiringan sudut yang semakin besar akan memberikan gradien kecepatan paling besar.
Aliran Hele Shaw melalui medan dengan gradien temperatur negatif memiliki karakteristik aliran yang berbeda dengan kondisi normal. Faktor perubahan temperatur dengan kombinasi jarak heater yang berubah-ubah akan mempengaruhi ketidakstabilan aliran. Aliran dengan gradien temperatur negative memiliki gradien kecepatan paling besar saat lebar celah terkecil dan jarak heater tertentu pada kondisi sudut tetap. Aliran dengan gradien temperatur positif memiliki karakteristik aliran yang hampir sama dengan kondisi normal. Aliran akan memiliki gradien kecepatan terbesar dengan bertambahnya lebar celah.

Hele Shaw flow is one of irrotational flow fhenomenon of a viscous fluid which is forced to flow a through small gap with uniform space. In normal condition, this flow influenced by the viscosity of the fluid, width of gap and angle of inclination. The lower value of viscosity with increasing the width of gap and angle of inclination, will give higher value of velocity gradient.
Hele Shaw flow in field with negative temperature gradient have different characteristics from the normal condition. The temperatur gradient will influence flow instability. In fix angle, negative temperatur gradient will cause the highest value of velocity gradient at smallest distance between the flat plates. Positive temperatur gradient will cause the flow to have characteristics close to normal condition. Instability flow will have the highest value of velocity gradient with the increase of the width of gap.
"
2008
S37370
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sudaryono
"Industri farmasi adalah induslri yang berbasis pada regulasi, semakin berkembangnya teknologi teknik pengobatan dan proses manufaktur rnenuntut adanya perbaikan standar regulasi yang harus dipenuhi oleh setiap industri farmasi, karena setiap negara memiliki standard acuan yang berbeda-beda maka pengenalan standard intemasional sangat dibutuhkan. Sistem HVAC merupakan prasarana yang sangat vital dalam proses pembuatan obat dirnana dibuluhkan bukan hanya sebagai sarana kenyamanan operator melainkan juga sebagai sarana untuk menghindari kontarninasi produk serta sebagai sarana pengaman operator selama proses produksi. Perancangan layout dan jenis sistem distribusi udara pada sistem HVAC perlu diperhitungkan secara matang agar didapat kondisi udara ruangan yang diinginkan tampa harus mengeluarkan beaya yang terlalu besar serta meminimalkan beaya operasional. Setiap jenis peralatan, material dan desain memiliki kelebihan aan kekurangan masing-rnasing, maka pemilihannya harus disesuaikan dengan kondisi kebutuhan. Penentuan sistem kontrol temperatur dan kelembaban Serta perhitungan beban pendinginan didasarkan pada estimasi kondisi aktual selama proses produksi sehingga tidak terjadi over desain tanpa harus mengorbankan pemenuhan spesiiikasi yang diinginkan. Setian perancangan pasti akan ada penyimpangan, analisa dari setiap penyimpangan tersebut perlu dianalisa secara mendalam sehingga pada perancangan berikutnya dapat diminimalkan penyimpangannya. Agar dapat memberikan jaminan kualitas/performa sistem yang dirancang perlu dilakukan kualilikasi baik tcrhadap instalasi maupun operasionalnya."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S37309
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>