Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nurul Hanifa
Abstrak :
ABSTRAK
Latar Belakang : Lama waktu kembali bekerja penting untuk diperhatikan khususnya pada penyakit yang memiliki kemungkinan terjadinya relaps, salah satunya adalah infark miokard. Namun di Indonesia belum ada referensi untuk lama waktu kembali bekerja setelah infark miokard. Tujuan : Untuk menilai rerata lama waktu kembali bekerja setelah mengalami infark miokard dan faktor-faktor yang berhubungan Metode : Penelitian potong lintang ini dilakukan di Pusat Jantung Nasional Harapan Kita. 130 pasien rawat jalan yang sebelumnya memiliki pekerjaan tetap, diikutsertakan dalam penelitian ini dengan metode consecutive sampling. Data yang diperlukan didapatkan dari kuesioner data umum, DASS 42, Job Satisfaction Survey, dan rekam medis. Hasil : Rerata lama waktu kembali bekerja setelah mengalami infark miokard adalah 14 hari. Berdasarkan analisis regresi linear, faktor-faktor yang berhubungan dengan lama waktu kembali bekerja setelah mengalami infark miokard, yaitu yang memperlama waktu tersebut adalah pada jenis pekerjaan yang banyak bergerak, waktu kembali kerja yang ditentukan oleh dokter, fraksi ejeksi ventrikel kiri yang rendah dan durasi perawatan di rumah sakit yang lebih lama. Kesimpulan : Keberhasilan kembali kerja setelah mengalami infark miokard berhubungan dengan faktor pekerjaan dan faktor klinis, oleh karena itu evaluasi terperinci oleh seorang dokter spesialis okupasi serta dokter spesialis jantung dan pembuluh darah sangat diperlukan.
ABSTRACT
Background The duration of return to work because of a disease needs to have the attention of a doctor, especially in a diseases that has probability for a relapse, one of them is myocardial infarction. However, in Indonesia there is no reference yet about the duration of return to work after myocardial infarction. Objective To assess the average time of return to work after myocardial infarction and the associated factors. Methods This cross sectional study was conducted at National Cardiovascular Center Harapan Kita. 130 employed out patients were involved in this study by consecutive sampling method. The required data was gathered from general data questionnaires, DASS 42, Job Satisfaction Survey and medical records. Result The mean duration for return to work after myocardial infarction was 14 days. Based on linear regression analysis, factors related to the duration of return to work after myocardial infarction, which prolonged the time, were the active job, the time that was determined by a doctor, the low left ventricular ejection fraction and longer hospitalization duration. Conclusion The success to return to work after myocardial infarction is related to occupational and clinical factors, thus a precise evaluation by an occupational medicine specialist and cardiologist is very needed. Keywords return to work, duration of return to work, myocardial infarction, occupational medicine specialist, occupational factors
2016
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tonka Wisabayu Kelana
Abstrak :
Latar Belakang: Sejak tahun 1993, WHO menyatakan bahwa TB merupakan kedaruratan global bagi kemanusiaan. Walaupun strategi DOTS telah terbukti sangat efektif untuk pengendalian TB, tetapi beban penyakit TB di masyarakat masih sangat tinggi. Dengan berbagai kemajuan yang dicapai sejak tahun 2003, diperkirakan masih terdapat sekitar 9,5 juta kasus baru TB, dan sekitar 0,5 juta orang meninggal akibat TB diseluruh dunia. Jumlah penderita TB di pabrik sepatu PT X di Balaraja pada Januari 2012 sebanyak 17 orang karyawan yang menderita TB, sedangkan data sampai Juni 2013 didapatkan total jumlah penderita TB di PT X sebanyak 29 orang. Hal ini perlu mendapat perhatian sebab jumlah penderita TB di Indonesia yang mulai menurun, sedangkan di PT X jumlah penderita TB meningkat. Metode: Penelitian ini menggunakan evaluasi program dengan pendekatan sistem. Pengumpulan data dilakukan melalui data sekunder yang sudah ada diperusahaan yang berada dibagian HR (Human Resource), dan dari klinik perusahaan. Hasil: Didapatkan beberapa prioritas jalan keluar yaitu pengadaan PMO (Pengawas Minum Obat), edukasi, kebijakan manajeman dan kepatuhan dan pengawasan penggunaan APD. Kesimpulan: Program TB di PT X masih kurang, sehingga didapatkan empat prioritas pemecahan masalah agar jumlah penderita TB di PT X tidak meningkat. Prioritas terpenting yaitu adanya Pengawas Minum Obat dan diikuti oleh edukasi untuk pekerja bagian produksi dan diikuti oleh kebijakan manajemen dan kepatuhan dan pengawasan penggunaan APD ......Background: Since 1993, the WHO declared that TB is a global emergency for humanity. Although the DOTS strategy has proven highly effective for the control of TB, but the burden of TB disease in the community is still very high. With the advances achieved since 2003, it is estimated there are approximately 9.5 million new cases of TB, and about 0.5 million people died from TB worldwide. Number of patients with TB in the shoe factory PT X in Balaraja in January 2012 as many as 17 employees who suffer from TB, while the data until June 2013 obtained the total number of TB patients in PT X by 29 people. It is critical because the number of TB patients in Indonesia are starting to decline, whereas in PT X number of people with TB increased. Methods: This study uses a systems approach to program evaluation. Data collected through the existing secondary data that the company is at the HR (Human Resource), and from the company clinic. Results: Got some way out that procurement priorities PMO (Supervisory Drink Drugs), education, policy and compliance management and monitoring of the use Personal Protective equipment Conclusion: TB program in PT X is still lacking, so we get four priorities problem solving that the number of TB patients in PT X is not improved. That is the most important priority Drinking and Drugs Supervisory followed by education for production workers and followed by management and compliance policies and monitoring the use of personal protective equipment.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library