Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 62 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anne Suryani
"Penelitian komunikasi antar pribadi ini mengamati 3 (tiga) pasang informan yang berkomitmen dalam perkawinan secara agama Katolik. Fokus penelitian adalah tahap-tahap perkembangan hubungan pribadi dalam perkawinan pada usia perkawinan yang berbeda. Informan dipilih dari latar belakang agama Katolik karena agama Katolik mempunyai beberapa ketentuan dalam perkawinan. Pertama, calon suami-istri harus mengikuti Kursus Persiapan Perkawinan, Hal-hal yang berkaitan dengan perkawinan menurut Gereja Katolik diberitahukan kepada pasangan tersebut termasuk cara berkomunikasi dalam keluarga, mendidik anak, mengelola keuangan rumah tangga, kesehatan keluarga dan lain-lain. Ketentuan kedua, agama Katolik menerapkan prinsip perkawinan satu kali seumur hidup dan melarang perceraian, Penelitian ini menggunakan teori Tahap-Tahap Perkembangan Hubungan (DeVito, 2001:253) yang menyatakan bahwa suatu hubungan intim dibangun melalui serangkaian tahapan yakni: Kontak, Keterlibatan, Keintiman, Penurunan, Perbaikan dan Pemutusan. Perkembangan hubungan ini bersifat standar namun tidak semua pasangan mengalami hal yang sama. Setiap tahap memiliki fase awal dan akhir; menjelaskan sifat suatu hubungan dan bukan menilai atau memprediksi bagaimana seharusnya suatu hubungan. Teori Ketertarikan juga dimanfaatkan untuk melihat bagaimana awal suatu hubungan berlanjut menjadi perkawinan.
Penelitian ini bersifat kualitatif yaitu "prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif (Miles dan Huberman, 1993: 15). Sementara Bogdan dan Taylor (1975: 5) berpendapat bahwa "penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku yang diamati dari orang-orang (subyek) itu sendiri". Paradigma yang menjadi acuan penelitian adalah konstruktivis atau interpretif yakni peneliti memandang ilmu sosial sebagai analisis sistematis terhadap tindakan sosial yang penuh makna. Peneliti terlibat langsung dengan pelaku sosial dalam kehidupan sehari-hari sehingga mampu memahami dan menafsirkan bagaimana para pelaku sosial menciptakan dan mengelola dunianya. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam dan pengamatan.
Hasil penelitian menggambarkan bahwa hubungan antar pribadi pasangan yang terlibat perkawinan secara Katolik berkembang melalui serangkaian tahap: Kontak, Keterlibatan, Keintiman, Penurunan dan Perbaikan. Tahap Pemutusan tidaklbelum dialami karena prinsip perkawinan menurut agama Katolik yang diyakini informan. Ketiga pasang informan menyatakan berusaha untuk. tidak memikirkan pemutusan hubungan atau perpisahan atau perceraian sebagai alternatifjalan keluar ketika menghadapi konflik atau masalah.
Usia perkawinan tidak berkaitan dengan perkembangan hubungan. Suami istri dengan usia perkawinan lima, limabelas dan tigapuluh tahun sama-sama melewati pengulangan tahap: Keintiman, Penurunan, Perbaikan, lalu kembali berada di tahap Keintiman. Tahap-tahap perkembangan hubungan yang terjadi pada tiap pasangan bervariasi dari segi waktu, situasi dan proses.
Kesimpulan penelitian ini yakni perkembangan hubungan antar pribadi pada suami-istri Katolik sesuai dengan teori Tahap-Tahap Perkembangan Hubungan yang dikemukakan DeVito dan teori tersebut masih relevan dengan situasi saat ini."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12500
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Roos Anwar
"ABSTRAK
Tesis ini berusaha untuk menggambarkan bagimana peran pers Indonesia dalam pembangunan melalui penampilan informasi pembangunannya; sebagaimana diharapkan oleh pemerintah di negara-negara Dunia Ketiga, agar media massa dapat menjalankan fungsi sebagai: penyampai informasi, memberikan pendidikan sekaligus hiburan serta melakukan kontrol sosial demi kepentingan masyarakat.
Khususnya, pers sebagai suatu institusi sosial tidak dapat melepaskan diri dari masyarakat, karena pers berada dan berperan ditengah-tengah masyarakat. Pers dan masyarakat merupakan lembaga yang satu sama lain tidak dapat dipisahkan.
Sebagai lembaga masyarakat, pers dipengaruhi dan dapat mempengaruhi lembaga-lembaga masyarakat lainnya_ Demikian pula hubungannya dengan pemerintah, pers tidak dapat melepaskan diri dari lingkup kekuasaan pemerintah yang bersangkutan. Itu sebabnya, mengapa sistim kemasyarakatan dan sistim politik sangat menentukan corak serta sepak terjang maupun tingkah laku pers.
Dalam studi ini, peneliti memilih dua Surat kabar masingmasing mewakili harian pemerintah dan harian independen, yaitu harian Suara Karya dan harian Suara Pembaruan. Sampel penerbitan berjumlah 30 penerbitan per media yang mewakili periode penerbitan bulan September, Oktober dan Nopember 1990.
Teknik pengumpulan data dengan menggunakan metode analisis isi, dimana dari penampilan informasi kedua harian, Suara Karya dan Suara Pembaruan, ingin dilihat sampai sejauh mana kedua harian tersebut berperan sebagai pers pembangunan. Berita pembangunan yang disajikan dibagi dalam lima kategori; yaitu bidang pendidikan, pertanian, ekonomi, industri dan kesehatan. Dianalisis pula kategori berita pembangunan menurut bentuk penulisannya, dengan melihat frekuensi dan muatan isi (volume) berita pembangunan yang disajikan melalui halaman muka surat kabar dan halaman lainnya.
Studi ini ingin juga melihat sampai sejauh mana harian pemerintah maupun harian independen berani menampilkan tajuk rencana yang bersifat kritik (tidak mendukung) terhadap usaha pembangunan yang dijalankan oleh pemerintah maupun tajuk rencana yang bersifat mendukung.
Dari data yang berhasil dikumpulkan, terlihat bahwa baik harian pemerintah maupun harian independen memuat sama besar berita pembangunan, berdasarkan frekuensi maupun volume (sentimeter kolom). Kedua media juga ternyata memberikan perhatian yang besar terhadap sektor ekonomi baik yang dimuat melalui halaman muka maupun halaman lainnya. Jika dilihat dari bentuk penulisan beritanya, berita langsung (straight news) dan karangan khas (feature) menempati posisi pertama dan kedua.
Dilihat dari isi berita pembangunan yang ditampilkan melalui tajuk rencanya, justru surat kabar independen lebih banyak mendukung kebijakan pembangunan pemerintah dibandingkan dengan harian pemerintah.
Sehingga dengan perkataan lain, ternyata pers pemerintah dan pers independen menurut studi ini, dalam menjalankan perannya sebagai pers pembangunan boleh dikatakan tidak lagi terikat oleh orientasi ideologis yang melatar belakangi masing-masing surat kabar tersebut.
Khusus untuk harian Suara Karya, peneliti melihat baik dari hasil studi maupun dari pengamatan sehari-hari, telah terjadi perubahan peran yang relatif cukup besar didalam melakukan kontrol sosial di era tahun 1990-an ini. Sedangkan untuk harian Suara Pembaruan, fungsi kontrol sosialnya tetap berjalan konsisten sesuai dengan misi yang diembannya."
Lengkap +
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anang Setia Sumarsono
"Tesis ini membahas content strategy market challenger dalam menghadapi market leader industri televisi, dengan studi kasus pada Trans TV terhadap RCTI. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan desain deskriptif. Temuan dianalisis dengan menggunakan kerangka analisis Industial organization model yang membahas market structure, conduct dan performance. Hasil temuan menunjukkan bahwa kondisi market structure yang oligopoly mempengaruhi conduct RCTI sebagai market leader dan TransTV sebagai market challanger dalam memperebutkan target audience yang sama. Sebagai market chalanger TransTV melakukan strategi frontal attack terhadap RCTI dengan content strategy yang berdeda. Performance content strategy tersebut ditunjukkan melalui rating, share dan penerimaan iklan.

This thesis deals with the content strategy of the market challenger against the market leader of television industry, with the case study in Trans TV towards RCTI. This is qualitative study with descriptive analysis design. The findings were analized by using the Industial Organization Model of analytical framework that explore the market structure, conduct dan performance. The analisysis shows that the condition of an oligopoly market structure influences the conduct of RCTI as the market leader and TransTV as the market challanger in competing the same target audience and advertising. TransTV as the market chalanger was successfully used the frontal attack strategy against RCTI with different content strategy. The performances of the content strategies can be showed in rating. share dan advertising revenue."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
T25740
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Peggy Melati Purnamadewi Sukma
"Meningkatnya aktivitas produksi pada industri hiburan, membuat semakin besar potensi berita-berita tentang acara-acara televisi berikut artis-artis pendukungnya, yang bisa dijual kepada khalayak. Potensi ini yang mendorong perkembangan media hiburan semakin pesat di Indonesia yang sekaligus dipacu oleh iklim kebebasan pers sejak era reformasi. Media cetak yang mengkhususkan pada pemberitaan dan informasi dunia hiburan, atau yang disebut tabloid infotainment, memiliki keterkaitan erat dengan banyak hal pada industri hiburan. Namun pada kenyataannya, tabloid infotainment lebih memfokuskan diri pada pelaku dunia hiburan depan layar yang disebut sebagai selebriti dan isi beritanya mengeksploitasi kehidupan pribadi ketimbang isi berkualitas yang memiliki fungsi edukasi. Untuk memahami fenomena pemberitaan tabloid infotainment, peneliti mengambil sebuah peristiwa yang memiliki pengaruh besar terhadap dunia hiburan, yaitu Akademi Fantasi Indosiar (AFI). Sebagai sebuah ajang adu bakat dalam dunia tarik suara berskala nasional, kegiatan ini menjadi objek pemberitaan media cetak, termasuk tabloid infotainment. Melalui AFI, sebagai contoh kasus, penelitian ini berusaha menunjukkan bagaimana tabloid infotainment memberitakan sebuah peristiwa fenomenal dalam dunia hiburan di Indonesia. Adapun unit analisa yang diambil dalam penelitian ini adalah berita utama atau headline seputar AFI yang dimuat tabloid Cek&Ricek (C&R) dan Bintang Millenia (BM). Pada C&R, headline ada pada rubrik Isu Utama dan rubrik Isu Khusus. Sementara pada Bintang Millenia ada pada rubrik Millenis. Dalam melakukan penelitian, peneliti menggunakan kerangka analisis kritis Fairclough. Kerangka ini menghendaki adanya analisis yang multilevel yakni pada level teks, discourse practice (produksi dan konsumsi media), dan sociocultural practice. Analisa yang dilakukan pada level teks menunjukkan aspek dominan peristiwa AFI yang diangkat oleh tabloid C&R dan BM adalah akademia (sebutan untuk ke-12 finalis AFI). Dari aspek itu sisi yang ditonojolkan adalah kehidupan pribadi akademia yang dibingkai dari dua sudut pandang pembingkaian, yakni bingkai-simpati yang menonjolkan keprihatinan latar belakang hidup akademia yang datang dari keluarga sederhana/ekonomi lemah dan bingkai yang kedua adalah bingkai skandal yang menonjolkan skandal/masalah hubungan percintaannya. Pembingkaian ini menunjukkan beberapa masalah terutama sekali adalah penekanan yang berlebihan pada hal-hal yang ringan dan menghibur yang dikemas secara sensasional. Akibatnya banyak hal penting yang tidak muncul pada berita yang sebetulnya memiliki unsur mendidik dan memberdayakan masyarakat tentang dunia hiburan, khususnya tentang AFI. Analisis discourse practice mengungkap keterkaitan hubungan antara teks dengan produksi dan konsumsi teks. BM dan C& R dengan kebijakan editorialnya masing-masing, telah melakukan seleksi isu yang diwujudkan dalam strategi penyajian yang didasarkan pada prinsip-prinsip jurnalistne tabloid, sehingga aspek-aspek kehidupan pribadi akademia dapat menarik perhatian pembaca. Dari analisa ini, terlihat bahwa faktor organisasi media, khalayak sasaran media, dan kepentingan untuk bertahan di pasar, ikut mempengaruhi bagaimana C&R dan BM memberitakan selebriti, dalam hal ini adalah akademia AFI. Dari analisis discourse practice ditemukan juga motivasi pembingkaian yang dilakukan oleh kedua tabloid adalah untuk kepentingan menjaring pembaca sebanyak-banyaknya. Jadi kehidupan pribadi selebriti telah dikomodifikasi yaitu lebih mementingkan nilai tukar berita — yang dapat menarik khalayak dalam jumlah besar- ketimbang nilai guna untuk mendidik khalayak. Pola pemberitaan yang mengkomodifikasi kehidupan pribadi selebriti ini tak lepas dari pengaruh yang ada di luar media (extra media) serta konteks historis, situasional, dan sosial yang ada ketika teks diproduksi. Analisis sosiocultural practice mengungkap komodifikasi yang dilakukan oleh tabloid C&R dan BM dipengaruhi oleh ketergantungan kepada khalayak, ketergantungan kepada Indosiar sebagai sumber berita, tekanan persaingan media infotainment, dan sejarah pembentukan media infotainment sejak tahun 1920. Kebijakan redaksi mengomodifikasi kehidupan pribadi selebriti juga dipengaruhi oleh sistem pers Indonesia yang semakin bergaya industrialis dengan orientasi keuntungan. Ketidakjelasan aturan (hukum dan etika) serta penegakkannya ikut membuat gaya pemberitaan seperti ini terus bertahan. (PMPS).

The rising production activity of the entertainment industry has increased the news potential of television shows and its supporting talents that can be sold to the audience. This potential is encouraging the growth of media entertainment, which is also spurred by the free press climate, that has been going on since the Reformation era began. Print Media's that specializes on reporting information of the entertainment world, or more commonly known as infotainment tabloids, are closely attached to the many aspect of the entertainment industry. While, in reality, infotainment tabloids seemingly focuses much more on the talents shown in the entertainment world or the celebrities, and it's news contents exploit personal lives rather than giving quality materials with educational purposes. In order to understand this infotainment tabloids news telling phenomenon, the researcher studies an occurrence that has no small meaning in the entertainment world; Akademi Fantasi Indonesia (The Indonesian Fantasy Academy), or widely recognized simply as AFI. As a nation wide vocal talent contest, AFI has been the object of many print media news casting, including the infotainment tabloid. Through AFI, as a case study, this research will try to illustrate how the onfotainment tabloids casts the news of a phenomenal event in the Indonesian entertainment world. This research gathers headlines and news pertaining AFI, from Cek&Ricek (C&R) and Bintang Millenia (BM), On C&R, its headline under the heading `Main Issues' and `Special Issues', while on BM under its `Millenis' heading, as its analysis units. On researching, the researcher uses Fairclough's critical analysis frame. This frame demands analysis on a multilevel stage, the first being an analysis on the text, followed by its discourse practice (media production and consumptuion) ,and lastly its sociocultural practice. The textual level analysis shows the dominant aspect of AFI that are cast by the Tabloids C&R and BM is its so called Academia (a word use to identify the 12 AFI contestants). From that aspect, the highlighted part would be the Academia's private lives that are framed in 2 point of views. Sympathy, which highlights compassion towards the background of the Academia's lives, such as poor families. The second highlights scandal that shows their love lives. This way of framing points to a few problems, especially on exaggerated stressing on sensationally packaged light and entertaining issues. As a result, many important things are left untouched (and worse yet unpublished) by its news, that supposedly contains an educational purpose and to literate the audience of the entertainment world, AFI especially. A discourse practice analysis reveals a connection between the text and its production. BM and C&R, with its respective principals, has selected issues that are embodied in its presentation strategy that are based on the tabloid journalism principals, so that the private lives aspect of the Academia would attract readers. This analysis shows that organizational factors from within the media, its market and its effort to stay in the market, influence how C&R and BM, cast their news of celebrities, and in this case the AFI Academia. The discourse practice analysis also finds that the motivation behind such framings of news done by both media is targeted to attract as much reader as possible. This shows that the private lives of celebrities has been commoditized ; It shows that the more important news value is to attract more readers than to educate the audience. This pattern of commoditizing the private lives of celebrities, is also connected to influences from outside the media (extra media) as also historical, situational, and social context, that exists as the text is being produced.. The sociocultural practice analysis, reveals that the commoditizing done by C&R and BM, is influenced by their dependency on their Aydience, dependency on Indosiar as their source, the growing strain of infotainment media competition, and lastly the history of media infotainment itself, that started as far backas the 1920's It's editorial decision on commoditizing the personal lives of celebrities is also influenced by the Indonesian press system that, as time flows, leans more and more towards an industrialist style system with its money oriented goals. The vague edict (laws and ethics) concerning the media and also it's lack of enforcements also has a hand on why this way of news casting persists. (PMPS).
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
S4331
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kardinah Tunggadewi
"Terinspirasi dengan kemunculan Djenar Maesa Ayu sebagai salah satu penulispenulis perempuan, yang karyanya yang dijuluki sebagai 'sastra wangi', membuat peneliti ingin mengkaji secara akademis dari sudut pandang ilmu komunikasi. Lingkup penelitian ini kemudian dibuat menjadi lebih spesifik, yaitu dengan melihat bagaimana representasi perempuan pada kumpulan cerpen Djenar Maesa Ayu "Jangan Mainmain!" (dengan kelaminmu). Paradigma penelitian yang digunakan disini adalah paradigma kritis yang tidak hanya digunakan untuk melihat bagaimana representasi yang ditampilkan melainkan juga untuk melihat ideologi apa yang melatarbelakangi pembentukan representasi tersebut dan juga mengkajinya dari sudut pandang gender. Critical Discourse Analysis (CDA) menurut Norman Fairclough adalah metode yang digunakan dalam penelitian ini dan berkonsentrasi untuk menganalisis pada satu cerpen yaitu Menyusu Ayah. Dimana metode ini tidak hanya menganalisis teks, tapi juga menganalisis praktik wacana dan praktik sosiokultural. Pada dimensi teks, penelitian dilakukan dengan menggunakan metode framing model Gamson dan Modigliani, sedangkan untuk meneliti dimensi praktik wacana dan sosiokultural, dilakukan wawancara mendalam dan studi pustaka. Hasil temuan pada dimensi teks dengan menggunakan metode framing, ditemukan bingkai (frame) utama yaitu perempuan dalam kehidupan seks, dengan mendapatkan dua bingkai turunan, yaitu perempuan sebagai subjek seks dan perempuan sebagai objek seks. Pada dimensi praktik wacana ditemukan bahwa bentukan representasi perempuan yang dihasilkan dalam teks cerpen tersebut dipengaruhi pula oleh sisi penulis teks (Djenar Maesa Ayu) dari sisi produksi teks. Yang terkait di dalamnya latar belakang penulis, proses penulisan dan isi tulisan itu sendiri. Isi kumpulan cerpen yang sebagian besar berkisar masalah seks, gender dan perempuan yang dikemas dalam tampilan dengan petunjuk "untuk pembaca dewasa" merupakan daya tarik tersendiri bagi konsumen. Sedangkan pada dimensi praktik sosiokultural, yang membahas dari tiga segi (situasional, institusional dan sosial) ketiga aspek tersebut turut mempengaruhi bentukan representasi yang berusaha ditampilkan. Pada faktor situasional, situasi dengan banyaknya kekerasan yang menimpa kaum perempuan turut mempengaruhi bentukan representasi perempuan dalam cerpen yang direpresentasikan sebagai objek seks. Sedangkan dari segi institusi (media massa) yang menerbitkan melihat bahwa keberadaan perempuan dan tulisan yang berkaitan dengan perempuan merupakan komoditas yang dapat mendatangkan keuntungan bagi media tersebut. Pada aspek sosial, representasi yang berusaha ditampilkan adalah hasil dari konstruksi realitas sosial yang dituangkan dalam bentuk fiksi (cerpen) dengan dipengaruhi oleh ideologi patriarki."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
S4243
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Monica Junia
2004
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
F Jenny Renita P.
"Sinetron-sinetron bercirikan kemewahan dan menonjolkan gaya kelas atas masyarakat urban sempat mewarnai wajah televisi-televisi swasta di Indonesia dan menduduki rating tinggi berdasarkan survei AC Nielsen. Namun kini, wajah pertelevisian itu berubah dengan maraknya sinetron bernuansa religius Islami, yang juga terbukti mampu menduduki rating tinggi. Salah satu pelopornya adalah sinetron lepas Rahasia Ilahi di TPI yang menjadi kajian penelitian ini. Penulis tertarik untuk mengangkat sinetron ini karena ide ceritanya berasal dari kisah-kisah nyata yang merupakan aib seseorang, serta adanya pergeseran minat penonton Indonesia ke tayangan religius Islami. Episode "Jenasah Penuh Belatung" merupakan unit observasi penelitian ini karena satu minggu setelah penayangannya langsung menduduki peringkat pertama survei AC Nielsen, yaitu pada minggu ke-0507 (6 Februari-12 Februari 2005). TPI yang menjadi stasiun penayang juga berhasil menggeser posisi puncak televisi-televisi swasta lain dan menduduki peringkat pertama. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji representasi komodifikasi pengalaman-pengalaman pribadi individu yang dikemas dalam sinetron Rahasia Ilahi. Penelitian ini menggunakan analisis wacana kritis untuk melihat representasi komodifikasi pengalaman-pengalaman pribadi individu yang dikemas dalam sinetron Rahasia Ilahi. Sinetron Rahasia Ilahi episode "Jenasah Penuh Belatung" mengangkat kisah sebuah keluarga muslim yang ditinggal mati oleh sang kepala keluarga. Namun, isak tangis dan suasana duka di keluarga ini semakin bertambah karena menyaksikan berbagai hambatan dalam proses penguburan dan kejadian-kejadian aneh selama proses pemandian jenasah. Tujuan ditayangkannya sinetron ini adalah untuk memberi pelajaran moral agar manusia tidak melanggar ajaran-ajaran Allah. Jika dilanggar, maka mereka akan menerima azabNya. Terlebih lagi dengan kejadiankejadian aneh, seperti keluarnya belatung dari mulut jenasah, bisa menimbulkan efek psikologis takut pada penonton, hingga akhirnya mereka tidak berani berbuat seperti yang dilakukan tokoh utama. Di sini terlihat betapa kuatnya kemampuan audio visual televisi untuk mempengaruhi sikap khalayak agar berbuat seperti yang mereka harapkan. Namun, menurut ajaran Islam, jelas dikatakan bahwa menyebarkan aib seseorang adalah perbuatan dosa. Jadi, meski bertujuan untuk menyampaikan nilai-nilai moral kepada penonton, tetap terbukti bahwa televisi telah menjadikan aib tersebut sebagai komoditas demi mendapat keuntungan. Analisis wacana kritis yang digunakan adalah metode analisis Norman Fairclough yang mengaitkan analisis level teks dengan analisis discourse practice dan sosiocultural practice. Pada tingkat teks digunakan metode analisis semiotika dari Saussure untuk melihat tanda-tanda dan makna yang menggambarkan penyebab dan akibat perbuatan buruk tokoh utama. Analisis level discourse practice menjelaskan kaitan antara faktor produksi teks dan konsumsi teks. Pada tingkat produksi, penulis mewawancarai produser pelaksana PT KEP Media, sedangkan pada konsumsi teks wawancara mendalam dengan empat orang informan (dua muslim, satu Katolik, dan satu Kristen Protestan). Dalam level sosiocultural practice, analisis dilakukan dengan melihat perkembangan industri televisi di Indonesia dan kondisi sosial budaya masyarakat Indonesia yang tergolong mayoritas pemeluk agama Islam dalam menanggapi perkembangan sinetron religiusitas yang sedang marak saat ini. Dari seluruh analisis ini, penulis menyimpulkan bahwa sinetron Rahasia Ilahi merupakan salah satu contoh tayangan yang dimanfaatkan oleh televisi untuk melakukan komodifikasi kisah nyata yang merupakan aib seseorang melalui kekuatan audio visualnya. Kesimpulan ini Iebih dipertegas lagi dari hasil analisis order of discourse bahwa adeganadegan dalam sinetron ini dimulai dari adegan klimaks berupa aib tokoh utama, kemudian konflik-konflik, dan berakhir dengan antiklimaks. Ini membuktikan bahwa, selain sebagai media komunikasi, televisi juga sekaligus industri bisnis yang mencari keuntungan dengan memanfaatkan khalayak sebagai salah satu faktor penentu isi media.

Sinetrons—Indonesian TV dramas—that depict luxuriousness and demonstrate the upper class life style of urban people once dominate the screens of private television stations all over Indonesia and occupy high ratings according to a survey conducted by AC Nielsen. But currently we are watching a new phenomenon: the mushrooming of Islamic religious sinetrons, that are proven to have the capability to reach high ratings as well. One of the pioneers is a sinetron entitled Rahasia Ilahi aired on TPI, which becomes the object of analysis on this research. Writer is interested to analyze this sinetron based on the reasons that the story ideas are derived from true stories, which disgrace the people concerned and this sinetron shows a shift in the interest of Indonesian TV viewers into Islamic religious programs. An episode entitled "Jenasah Penuh Belatung" is the observation unit of this research because one week after its airing, it went immediately to the first rank of AC Nielsen's survey, on the 0507th week (February 6th-February 12th 2005). TPI as the broadcaster TV station also managed to move other TV stations' top position and became number one. The objection of this research is to discuss comodification of individual personal experience that is wrapped in Rahasia Ilahi. This research uses critical discourse analysis to see the representation of comodification of individual personal experience that is wrapped in Rahasia Ilahi. An episode of Rahasia Ilahi called "Jenasah Penuh Belatung" tells the tale of a muslim family whose chief—the father and husband—dies. The grievance and tears of this family get worse when they witness many obstacles that occur during the burial ceremony and bizzare happenings during the process of showering the corpse. The aim of airing this sinetron is to give moral lessons for human not to contravene Allah's doctrines. When they are violated, people will receive His punishment. Added with odd incidents, such as maggots coming out of the corpse's mouth, that evoke fearful psychological effects to the audience, it tries to convince the viewers to not do things that the main character in the sinetron does. In this case, we can see how strong televion's audio visual ability in affecting people's attitude the way they expect. But however, according to Islam's dogma, it is a sin to spread other people's shame. So, eventhough it carries noble purpose, that is to deliver moral values to the audience, it's proven that television have made the disgrace as a commodity to earn profits. The critical discourse analysis used is Norman Fairclough's analysis that correlates text level analysis with discourse practice analysis and sociocultural practice. On the text level, writer use semiotic analytical method from Saussure to see signs and meanings that describe the causes and the aftermaths of the main character's misconduct. Discourse practice level analysis explains the relation between the factor of text production and text consumption. On the production level, writer interviewed the managing producer of PT KEP Media, while on text consumption, writer provides in depth interviews with four informants (two muslims, satu Catholic, and one Christian). On sosiocultural practice level, the analysis is conducted by observing the development of television industry in Indonesia and the social and cultural condition of Indonesian people— majority of Muslims—in responding the recent development of the now popular and ubiquitous religious sinetrons. From all of these analyses, writer concludes that Rahasia Ilahi is one of the many examples of programs that are utilized by television to make comodification of real stories that disgrace the people concerned through their audio visual strength. This conclusion gets more emphasis from the result of order of discourse analysis that shows that the scenes in this sinetron are always opened with a climax scene that shows the main character's disgrace and then proceeded with conflicts and ended with anticlimax. It proves that, besides holding a role as a communication media, television also shows its character as a part of business industry that seeks for profits by making use of people—their audience—as one of the determinating factors of media contents.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
S4286
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diana Laura Waani
"Masa remaja adalah masa yang melingkupi periode atau masa bertumbuhnya seseorang dalam masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Pada masa ini remaja memiliki karakter tersendiri yang unik: labil, sedang pada taraf mencari identitas, mengalami masa transisi dari remaja menuju status dewasa. Melihat fenomena remaja di Indonesia saat ini dengan banyaknya kasuskasus narkoba yang terjadi, penulis merasa perlu mengkaji Iebih dalam dari sudut pandang komunikasi. Lingkup penelitian ini kemudian dibuat Iebih spesifik yaitu dengan mengkaji novel Jangan Beri Aku Narkoba. Penelitian ini berusaha menggambarkan manajemen konflik intra dan antar pribadi yang dialami oleh tokoh utama dalam novel. Penelitian ini menggunakan metode Critical Discourse Analysis (CDA) dari Norman Fairclough. Metode ini tidak hanya menganalisis teks tetapi juga menganalisis praktik wacana dan praktik sosiokultural. Pada dimensi teks, peneliti menggunakan metode framing model Gamson dan Modigliani, sedangkan untuk meneliti dimensi praktik wacana dan sosiokultural, dilakukan wawancara mendalam dan studi pustaka. Pada analisis teks ditemukan bingkai-bingkai yang menyatakan bahwa sikap, perilaku dan tindakan orangtua mempengaruhi sikap, perilaku dan tindakan Arimbi (tokoh utama). Arimbi melakukan manajemen konflik dengan melakukan hal-hal yang bersifat negatif. Pada dimensi praktik wacana, berdasarkan hasil wawancara mendalam dengan Alberthiene Endah (pengarang novel) terungkap bahwa tujuan dari penulisan novel ini adalah untuk menyuarakan suara hati seorang pecandu sehingga diharapakan perspektif yang positif dapat muncul. Berdasarkan hasil wawancara mendalam dengan seorang pakar psikologi yaitu Tika Bisono, didapatkan bahwa seseorang melakukan tindakan terlarang seperti menyalahgunakan narkoba lebih banyak disebabkan karena kebutuhankebutuhan yang tidak terpenuhi, sehingga memotivasi seseorang untuk menyalahgunakan obat-obatan terlarang.

Puberty is a transition period in human life from childhood to adulthood. In this particular period, teenagers are usually identified by unique characters, such as: labile, emotional, illogical, looking for self identity. Based on the adolescent phenomena in Indonesia nowadays, with the occurrence of drugs abuse, narcotics, the writer finds it interesting to explore the problem from the communication point of view. The scope of research is later made specifically in the study of the novel Jangan Beri Aku Narkoba. The writer tries to describe the management of Intra and Inter personal conflict which happens to the main character. This study is using the method of Critical Discourse Analysis (CDA) by Norman Fairclough. This method is analyzing the text as well as the discourse practice and the socio cultural one. The study of text dimension, the writer is applying the Framing method of Gamson and Modigliani, while the study of the discourse and socio cultural practice, in-depth interviews and literature studies have been implemented. In the text analysis, frames are found to state the behaviour, attitude and actions of parents that influenced the same features in Arimbi's, the main character. Arimbi's management conflict is performing negatives impact. In the discourse practice dimension, based on the in-depth interviews with Ms. Albertiene Endah (the novelist), it reveals that the aim of this writing is to appeal the inner feelings of the drug addict, with the hope that a positive perspective will appear. Based on the in-depth interviews with the psychologist, Ms. Tika Bisono, it is believed, that a person doing prohibited actions, such as narcotics, more or less, is caused by the unfulfilment of basic needs of men.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
S4283
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurhayati Syamsiah
"Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kenyataan bahwa tingkat persaingan antara radio siaran swasta niaga semakin tinggi. Banyaknya pemain baru dalam bisnis jasa media radio memaksa pemain lama untuk terus menjalin hubungan dengan stakeholder atau khalayak demi mempertahankan loyalitas khalayaknya. Melalui penelitian terhadap persepsi khalayak ini kemudian akan dilihat pengaruhnya pada tingkat loyalitas khalayak. Khalayak yang dijadikan obyek penelitian adalah khalayak pendengar PT. Radio Prambors, sebuah perusahaan radio siaran swasta niaga yang telah 34 tahun berkecimpung dalam bisnis jasa media radio. Berdasarkan hal tersebut, yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji pengaruh persepsi khalayak tentang kegiatan consumer relations. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif yang bersifat eksplanati£ Pengumpulan data dilakukan dengan cara survei. Populasi penelitian sesuai dengan obyek penelitiannya yaitu pendengar radio Prambors, maka dilakukan penelitian pada pendengar radio Prambors yang datanya tercatat dalam basis data (database) yang dimiliki oleh PT. Radio Prambors yang terdiri dari pria dan wanita dengan jenjang usia 15-24 dengan jumlah sampel sebanyak 112 orang. Teknik penarikan sampel dilakukan dengan cara acak berstrata (stratified random sampling). Data primer dikumpulkan melalui pengisian kuesioner oleh responden dan wawancara dengan pihak terkait sedangkan data sekunder diperoleh melalui studi atas hasil penelitian sejenis yang pernah dilakukan sebelumnya. Penguj ian statistik dilakukan untuk data univariat, yang dianalisis dengan menyajikan distribusi frekuensinya, sedangkan data multivariat dianalisis dengan uji regresi linear. Dari hasil survey yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden memiliki persepsi yang positif tentang kegiatan consumer relations yang dilakukan PT. Radio Prambors, khususnya untuk hal teknis kegiatan, layanan yang diberikan Humas dalam kegiatan tersebut serta manfaat yang dirasakan responden atas kegiatan yang diselenggarakan. Demikian pula dengan tingkat loyalitas responden yang cukup tinggi pada radio Prambors, baik dari segi perilaku maupun dari segi sikap responden terhadap radio Prambors. Persepsi khalayak tentang kegiatan consumer relations juga cukup berpengaruh pada tingkat loyalitas responden walaupun tidak terlalu besar sehingga untuk lebih meningkatkan loyalitas khalayak perlu ditelaah lebih lanjut mengenai faktor penentu lainnya yang dalam penelitian ini tidak diteliti, misalnya faktor pemicu loyalitas, salah satunya ialah tingkat kepuasan. Melihat kenyataan di atas, dapat dikatakan bahwa persepsi responden tentang kegiatan consumer relations hanya merupakan salah satu faktor yang menjadikan responden loyal pada perusahaan (dalam hal ini perusahaan jasa media radio). Dengan demikian, diperlukan upaya lain seorang petugas Humas untuk lebih memuaskan khalayak konsumennya dengan perencanaan yang lebih matang, meningkatkan layanan dan kedekatan yang lebih personal serta bermanfaat bagi khalayak.

This research is back-grounded by the fact that competition level among commercial private sector of broadcast radio is increasing. The huge number of new player in radio media service business force old player to continue to braid their relations with the audience or stakeholders for the shake of maintaining its loyalty. Through this research on audience perception will then be seen its influence on the increase of audience loyalty. Audiences taken as research object are the listener of PT. Radio Prambors, a broadcast radio company of commercial private sector which have 34 years dabble in radio media service business. Pursuant to the mentioned, the target of this research is to study audience perception influence about the activity of consumer relations. This research is conducted by using quantitative approach which have the explanative character. Data collecting done by survey. According to its research object, research populations are the listener of Prambors radio. Its data is registered in database of PT. Radio Prambors which consist of woman and man aged 15-24 with amount of sampel counted to 112 people. This research uses stratified random sampling as technique of sample withdrawal. Primary data was collected through admission filling of questionnaire by responder and interview with related parties. While secondary data obtained through the study of similar research which have been done previously. Statistical examination for the data of univariat, analysed by presenting its frequency distribution, while multivariat data analysed with linear regression test. From result survey that has been done, can be concluded that most responder have positive perception about the consumer relations activity conducted by PT. Radio Prambors, specially for technical matter of activity, service given by Public Relations in the activity and also the benefit felt by responder to that activity. The responder level of loyalty on Prambors radio is also high enough, either from behavioral facet and also from responder attitude facet to Prambors radio. Audience perception about activity of consumer relations also has enough effect on responder loyalty level although it is not too big. To improve audience The audience's perception of consumer relations activities is also sufficient has an effect on the level of respondent loyalty, although not too big So to further increase audience loyalty it needs to be studied further regarding other determining factors which were not examined in this study, for example Factors that trigger loyalty, one of which is the level of satisfaction. Looking at the reality above, it can be said that the respondent's perception regarding consumer relations activities is only one factor making respondents loyal to the company (in this case a service company radio media). Thus, other efforts are needed from a Public Relations officer to better satisfy its consumer audience with more planning mature, improve service and more personal closeness as well useful for the public.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
S4287
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7   >>