Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Made Sumarwati
"Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi angka kejadian flebitis di ruang rawat penyakit dalam di Rumah Sakit di Jakarta, mengetahui waktu rata-rata terjadinya flebitis dan tingkat keparahannya ketika flebitis tersebut diidentifikasi. Sebanyak 109 pasien yang mendapat terapi cairan intravena diobservasi sejak saat pemasangan. Parameter yang digunakan adalah cairan intravena yang digunakan, tempat pemasangan kanul, waktu pemasangan dan waktu plebitis diidentifikasi. Hasil menunjukan bahwa 11 kasus flebitis ditemukan, dengan rata-rata kejadian 2 hari setelah pemasangan, area pemasangan di vena metakarpal, dan jenis cairan yang digunakan adalah kombinasi antara Ringer Laktat dan Dekstrosa 5%."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2001
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Rr. Tutik Sri Hariyati
"Stroke sering menimbulkan gangguan fungsi eliminasi yaitu inkontinensia urin urin. Pada pasien stroke kondisi inkonrinensia urin sering menimbulkan masalah baru yang akan memperberat kondisi pasien. Latihan berkemih atau bladder training dari penelitian Fant, 1991 menunjukkan bahwa 50 % dari sampel percobaannya menjadi mampu mengontrol kencing, dan 12 % menjadi total kontinen. Pada penelitian ini, pengambilan data dilakukan selama tiga bulan dengan responden sebanyak 38 pasien stroke, dimana 19 sebagai kelompok intervensi, dan 19 sebagai kelompok kontrol. Karakteristik responden sebagai berikut: jumlah pasien stroke Hemoragie di ruang intervensi 0,59 % dan stroke iskemi 0,41%. Di ruang Kontrol jumlah stroke Hemoragie 0,47 %, sedangkan stroke Iskemia 0,53 %. Jika dibandingkan dengan usia, maka jumlah stroke Hemoragie dan lansia di ruang intervensi 0,21 %, di ruang kontrol 0,26 %. Hasil dari penelitian menunjukan ada perbedaan yang bermakna terhadap masa pemulihan inkontinensia urin urin pada pasien yang bladder retraining-nya terprogram dengan baik dan yang tidak terprogram dengan baik. Pada ruangan intervensi jika tidak dibedakan jenis strokenya dan usianya maka diperoleh lama inkontinensia urin rataratanya 13,11 hari, sedangkan di ruang kontrol 22,7 hari. Setelah dianalisa dengan CI 95% dengan uji T-test ternyata perbedaan ini bermakna dengan p= 0,012."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2000
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Mayanti Mahdarsari
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
610 JKI 19:3 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ema Hikmah
"Terapi sentuhan merupakan salah satu terapi nonfarmakologis yang dapat diberikan pada bayi prematur. Tujuan penelitian
mengidentifikasi pengaruh terapi sentuhan terhadap suhu dan nadi bayi prematur di ruang perinatologi RS X Tangerang. Desain
penelitian menggunakan kuasi eksperimen dengan pre dan post test. Teknik pengambilan sampel dengan cara consecutive
sampling. Responden berjumlah 30 bayi prematur, dengan 15 bayi pada kelompok intervensi dan 15 bayi pada kelompok
kontrol. Pengujian rata-rata suhu dan nadi pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi menggunakan uji t-test. Hasil
penelitian menunjukkan peningkatan rata-rata suhu bayi prematur secara signifikan pada kelompok intervensi (p= 0,000, α=
0,05). Kesimpulannya, terapi sentuhan dapat meningkatkan suhu bayi prematur. Disarankan agar terapi sentuhan dapat diterapkan
dalam asuhan keperawatan pada bayi prematur.
Therapeutic touch is one of non pharmacologic therapy that can be given to premature babies. The purpose of study was to
identify the effects of therapeutic touch on the temperature and pulse of premature babies at Perinatal Unit, X Hospital in
Tangerang. Quasi-experimental research design was used with pre and post test. Sampling technique was by consecutive
sampling. Respondents were 30 premature infants, with 15 infants in the intervention group and 15 infants in the control
group. The average temperature and pulse in the control group and intervention group was measured by t-test. The results
showed an increase in the average temperature of premature infants in the intervention group were significant (p= 0,000, α=
0,05). In conclusion, therapeutic touch can increase the temperature of premature infants. It is recommended that therapeutic
touch can be applied in nursing care in preterm infants."
Poltekkes Kemenkes Bandung ; Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
610 JKI 14:3 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Chatarina Setya Widyastuti
"Bedah pintas koroner atau coronary artery bypass graft (CABG) adalah tindakan pembedahan untuk mengatasi dampak sumbatan arteri koroner pada klien dengan gangguan sindroma koroner akut. Dampak dari pembedahan ini menuntut klien untuk dapat menyesuaikan pola hidupnya agar gangguan berulang dapat dihindari. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi pola hidup pasien setelah operasi CABG. Penelitian dengan metode deskriptif analitik ini menggunakan pendekatan cross sectional. Sebuah kuesioner yang sudah valid dan reliabel telah digunakan untuk mengumpulkan data. Sampel penelitian ini adalah 61 pasien yang dipilih dengan teknik convenience sampling. Data dianalisis dengan uji Chi-square. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara sumber daya yang dimiliki pasien dengan pola hidup pasien setelah operasi CABG (p= 0,005; α= 0,05). Berdasarkan temuan ini direkomendasikan agar perawat sebaiknya memperhatikan sumber daya yang dimiliki pasien seperti keuangan, keterjangkauan fasilitas kesehatan, waktu, kekuatan fisik, dan informasi saat memberikan pendidikan kesehatan terkait pola hidup yang harus dijalankan pasien.
Patients Resources Affecting their Life Style after Coronary Artery Bypass Graft Surgery. Coronary artery bypass graft (CABG) is a surgical intervention to solve the impact of coronary artery occlusion in patients with the acute coronary syndrome. The impact of the surgery demands clients to adjust their life style in order to prevent the recurrent attack. The objectives of the research were to determine the factors that influence the lifestyle of patients after CABG surgery. This analytical descriptive study employed a cross sectional approach. A valid and reliable questionnaire was used to collect data. The sample of this study was 61 patients who were selected with a convenience sampling technique. Data were analyzed with Chi-square test. The results showed that there is a significant relationship between patient resources with the lifestyle of patients after CABG surgery CABG (p= 0.005; α= 0.05). A recommendation is directed to nurses who are in a better position to always consider patient?s resources such as finance, affordability of health facilities, time, physical strength and information when providing health education about the patient lifestyle."
Akedemi Keperawatan Panti Rapih ; Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
610 JKI 16:3 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Noraliyatun Jannah
"Iklim organisasi dipengaruhi oleh pemberdayaan. Tujuan penelitian cross sectional ini untuk mengetahui hubungan struktur pemberdayaan dengan iklim organisasi perawat pelaksana di suatu rumah sakit di Depok, Jawa Barat. Hasil penelitian pada 101 perawat pelaksana (total sampling) menggunakan dua instrumen (CWEQ-II dan OCQ) menunjukkan mayoritas perawat mempersepsikan struktur pemberdayaan cenderung rendah sedangkan iklim organisasi cenderung baik.
Uji Chi Square membuktikan struktur pemberdayaan (kesempatan, informasi, dukungan, sumber daya, kekuatan formal, kekuatan informal) berhubungan dengan iklim organisasi (p= 0,000?0,031; α= 0,05). Faktor yang paling berpengaruh pada iklim organisasi dalam penelitian ini adalah dimensi kekuatan informal, sehingga perlu ditingkatkan di rumah sakit tersebut. Perawat manajer perlu memiliki keterampilan kepemimpinan dalam pemberdayaan perawat pelaksana untuk meningkatkan iklim organisasi dan pelayanan keperawatan.

Empowerment Strategy Improving Organizational Climate of Staff Nurse at the Hospital. Organizational climate is affected by empowerment. This cross sectional research aimed to investigate the relationship between structural empowerment and organizational climate of nurses at a hospital in Depok, West Java. The results from 101 nurses using two instruments (CWEQ-II and OCQ) showed that majority of the nurses perceived that the structural empowerment tended to be low while the organizational climate was already in a good condition.
Statistical tests using Chi Square showed a relationship between structural empowerment (opportunity, information, support, resource, formal power, informal power) and organizational climate (p=0.000?0.03; α= 0.05). Moreover, the most influential factor on the organizational climate was the dimension of the informal power, therefore this factor should be strengthened in the hospital. It is suggested that the nurse manager is expected to have empowerment leadership skill to enhance the organizational climate and nursing services.
"
Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala Darussalam ; Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
610 JKI 16:1 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Era Dorihi Kale
"Abstrak
uka tekan merupakan luka karena tekanan yang berlangsung lama pada kulit dan jaringan yang dapat berakibat pada kondisi yang lebih serius. Luka tekan dapat dideteksi dengan menggunakan skala Braden. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi keefektifan menggunakan skala Braden dalam memprediksi kejadian luka tekan pada pasien yang dirawat di ruang perawatan bedah dan penyakit dalam, sebuah RSU di Kota Kupang. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode prospektif, yang melibatkan 28 pasien yang dipilih dengan teknik consecutive sampling. Hasil penelitian menunjukan bahwa skala Braden mempunyai validitas prediksi yang baik dengan nilai sensitifitas 88,2% dan spesifitas 72,7%. Hasil ini menunjukkan bahwa skala Braden efektif dalam memprediksi kejadian luka tekan. Oleh karena itu, skala Braden disarankan untuk digunakan sebagai alat skrining terhadap risiko terjadinya luka tekan terutama pada pasien yang mengalami perawatan yang lama "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
600 UI-JKI 17:3 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Abstrak
Perencanaan pulang dapat memberikan motivasi untuk mencapai kesembuhan pasien. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan perencanaan pulang. Desain penelitian ini adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah perawat dan dokumentasi asuhan keperawatan dengan jumlah masing-masing 147dengan purposive sampling dan proporsionate sampling. Analisis riset menggunakan uji Chi Square (signifikansi 5%) dan uji regresi logistik ganda. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara faktor personil perencanaan pulang (p= 0,01; α= 0,05), keterlibatan dan partisipasi (p= 0,021; α= 0,05), komunikasi (p= 0,008; α= 0,05), perjanjian dan konsensus (p= 0,007; α= 0,05) dengan pelaksanaan perencanaan pulang. Faktor yang paling berpengaruh adalah perjanjian dan konsensus (OR= 2,361). Perawat harus mampu untuk menjalin hubungan, komunikasi, membuat kesepakatan dengan pasien, keluarga, dan tim kesehatan lain."
Jakarta: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
600 UI-JKI 15:3 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rofi`i
"Perencanaan pulang dapat memberikan motivasi untuk mencapai kesembuhan pasien. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan perencanaan pulang. Desain penelitian ini adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah perawat dan dokumentasi asuhan keperawatan dengan jumlah masing-masing 147dengan purposive sampling dan proporsionate sampling. Analisis riset menggunakan uji Chi Square (signifikansi 5%) dan uji regresi logistik ganda. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara faktor personil perencanaan pulang (p= 0,01; α= 0,05), keterlibatan dan partisipasi (p= 0,021; α= 0,05), komunikasi (p= 0,008; α= 0,05), perjanjian dan konsensus (p= 0,007; α= 0,05) dengan pelaksanaan perencanaan pulang. Faktor yang paling berpengaruh adalah perjanjian dan konsensus (OR= 2,361). Perawat harus mampu untuk menjalin hubungan, komunikasi, membuat kesepakatan dengan pasien, keluarga, dan tim kesehatan lain."
Jakarta: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
610 JKI 15:3 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Rofi`i
"Perencanaan pulang dapat memberikan motivasi untuk mencapai kesembuhan pasien. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan perencanaan pulang. Desain penelitian ini adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah perawat dan dokumentasi asuhan keperawatan dengan jumlah masing-masing 147dengan purposive sampling dan proporsionate sampling. Analisis riset menggunakan uji Chi Square (signifikansi 5%) dan uji regresi logistik ganda. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara faktor personil perencanaan pulang (p= 0,01; α= 0,05), keterlibatan dan partisipasi (p= 0,021; α= 0,05), komunikasi (p= 0,008; α= 0,05), perjanjian dan konsensus (p= 0,007; α= 0,05) dengan pelaksanaan perencanaan pulang. Faktor yang paling berpengaruh adalah perjanjian dan konsensus (OR= 2,361). Perawat harus mampu untuk menjalin hubungan, komunikasi, membuat kesepakatan dengan pasien, keluarga, dan tim kesehatan lain.

Discharge planning can provide motivation to achieve patient?s recovery. The research aimed to identify determinant factors of discharge planning implementation. The study design was descriptive correlation with cross-sectional approach. Research sample was nurses and nursing care documentation 147 each with purposive sampling and proportional sampling. Research analysis used Chi square (5% significant) and binary logistic regression test. The result indicated that there was relationship between personnel discharge planning (p= 0.01; α= 0.05), involvement and participation (p= 0.021; α= 0.05), communication (p= 0.008; α= 0.05), agreement and consensus (p= 0.007; α= 0.05) with the discharge planning implementation. The most determinant factor was the agreement and consensus. Nurses should be able to establish network; communicate; making consensus with the patient, family, and other health teams."
[Place of publication not identified]: Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro ; Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
610 JKI 15:3 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>