Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 143 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Emir Yudhistira
"Yoghurt atau yogurt adalah susu yang dibuat melalui fermentasi bakteri Streptococcus thermopillus dan Lactobacillus bulgaricus sebagai starternya. Salah satu sifat fisika dari yogurt adalah kekentalan atau bisa juga disebut viskositas. Viskositas menunjukkan bagaimana kualitas akhir produk yogurt. Dalam proses pembuatan yogurt skala industri, proses dilakukan secara batch yang artinya yogurt harus disimpan di dalam tangki penampung terlebih dahulu sebelum dikemas. Untuk menjaga kehomogenan larutan yogurt, diberikan pengadukan oleh agitator di dalam tangki penyimpanan. Lamanya waktu penyimpanan dan pengadukan ini berpotensi untuk mengubah viskositas yogurt tergantung bagaimana sifat reologi yogurt tersebut. Pengetahuan terhadap sifat reologi yogurt berguna untuk bagaimana perlakuan kita menyimpan yogurt di dalam tangki penyimpanan. Sifat reologi ini dapat diketahui dengan menguji nilai viskositas dengan gaya dan waktu yang berbeda. Pengujian viskositas produk yogurt menunjukkan bahwa yogurt memiliki sifat time dependent thixotropic-shear thinning fluids dimana kekentalan yogurt akan berkurang seiring diberikan dan ditambah gaya pengadukan dan tidak dapat meregenerasikan nilai viskositasnya setelah dikembalikan ke keadaan semula tanpa pengadukan dan besar gaya minimum untuk mengubah nilai viskositas yogurt adalah 1,37 x 10-5 N.m.

Yogurt is a fermented milk product made using Streptococcus thermopillus and Lactobacillus bulgaricus bacteria as starters. One of the physical properties of yogurt is viscosity, which indicates the quality of the final yogurt product. In industrial yogurt production, the process is carried out in batches, which means that the yogurt must be stored in a holding tank before being packaged. To maintain the homogeneity of the yogurt solution, stirring is provided by an agitator in the storage tank. The storage time and stirring speed can potentially change the viscosity of yogurt depending on the rheological properties of the yogurt. Knowledge of the rheological properties of yogurt is useful for determining how to store yogurt in the storage tank. These rheological properties can be determined by testing the viscosity value at different shear rates and times. Viscosity testing of yogurt products shows that yogurt has time-dependent thixotropic-shear thinning fluid properties, where the viscosity of yogurt will decrease as the stirring rate is increased and cannot regenerate its viscosity value after being returned to its original state without stirring. The minimum shear stress to change the viscosity value of yogurt is 1.37 x 10-5 N.m.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Bony Budiman
"Close Cooling Water (CCW) digunakan di Fasilitas Produksi Terapung untuk keperluan pertukaran panas. Cairan yang digunakan adalah Fresh Water yang berasal dari kegiatan reverse osmosis air laut. Sebagian besar material yang digunakan untuk perpipaan adalah baja karbon. Tidak ada rancangan penanganan resiko korosi internal sejak CCW beroperasi pada bulan Mei 2017. Hasil pemantauan laju korosi menunjukkan terjadi kenaikan yang mendekati ambang batas maksimal 3.94 mils penetration per year (mpy) sehingga dilakukan penelitian untuk mengurangi laju korosi menggunakan bahan kimia. Pada bulan Agustus 2019, bahan kimia Corrosion Inhibitor (CI) jenis nitrit ditambahkan ke dalam system CCW dan pada pemantauan berikutnya terjadi penurunan laju korosi dibawah 1 mpy. Penggunaan CI jenis nitrit perlu memperhatikan beberapa hal agar hasilnya optimum seperti pemantauan komposisi kimia dalam air, kegiatan pengurasan dan penambahan Fresh Water.

Close Cooling Water (CCW) is used in Floating Production Facilities for heat exchange purposes. The liquid used is Fresh Water which comes from reverse osmosis seawater activities. Most of the materials used for piping are carbon steel. There has been no plan to address internal corrosion risks since CCW began operating in May 2017. The results of monitoring the corrosion rate showed an increase approaching the threshold maximum 3.94 mils penetration per year (mpy) so research was carried out to reduce the corrosion rate using chemicals. In August 2019, the nitrite type Corrosion Inhibitor (CI) chemical was injected to the CCW system and in subsequent monitoring the corrosion rate decreased below 1 mpy. The use of nitrite type CI requires paying attention to several things so that the results are optimal, such as monitoring the chemical composition of the water, draining activities and adding fresh water."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ira Ruswati Aprilia
"Berdasarkan UU Nomor 22 Tahun 2001 Tentang Minyak Dan Gas Bumi, Kegiatan usaha Pengangkutan Gas Bumi melalui pipa yang menyangkut kepentingan umum, pengusahaannya diatur agar pemanfaatannya terbuka bagi semua pemakai, dalam hal inilah dibutuhkan suatu pengaturan akses. Kewajiban penyediaan meter sebagai alat ukur volume gas bumi di Titik Terima maupun Titik Serah pipa gas bumi selalu menjadi isu antara Transporter dan Shipper. Alat ukur yang digunakan pada pipa SSWJ adalah Turbin dan USM, bergantung pada volume aliran. Untuk kewajiban penyediaan alat ukur pada pipa SSWJ, pada Titik Terima Shipper wajib menyediakan, mengembangkan, mengoperasikan dan memelihara alat ukur secara rutin, aman dan handal. Sedangkan pada Titik Serah Transporterwajib menyediakan, mengembangkan, mengoperasikan dan memelihara alat ukur secara rutin, aman dan handal. Dampak dari kewajiban penyediaan alat ukur tersebut maka semua biaya dan pengeluaran dari setiap Metering Station termasuk asuransi terhadap Pipeline System maupun pihak ketiga yang terkait, ditanggung oleh Transporter pada Titik Serah dan Shipper pada Titik Terima. Penetapan kewajiban penyediaan alat ukur juga berpengaruh pada biaya yang timbul akibat adanya Shipper baru.

Based on Law Number 22 of 2001 concerning Oil and Natural Gas, the business activity of transporting natural gas through pipes which concerns the public interest, the business is regulated so that its use is open to all users, in this case an access regulation is needed. The obligation to provide meters as a means of measuring the volume of natural gas at the Receiving Point and Delivery Point for natural gas pipelines is always an issue between Transporters and Shippers. The measuring instruments used on SSWJ pipes are Turbine and USM, depending on the flow volume. For the obligation to provide measuring instruments on SSWJ pipes, the Shipper Receiving Point is obliged to provide, develop, operate and maintain measuring instruments routinely, safely and reliably. Meanwhile, at the Delivery Point, Transporters are required to provide, develop, operate and maintain measuring equipment on a routine, safe and reliable basis. The impact of the obligation to provide measuring instruments is that all costs and expenses of each Metering Station, including insurance for the Pipeline System and related third parties, are borne by the Transporter at the Delivery Point and the Shipper at the Receiving Point. Determining the obligation to provide measuring equipment also affects the costs incurred due to the presence of a new shipper."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Linarsih
"ABSTRAK
Pendidikan kesehatan ibu dan anak lebih banyak dilaksanakan melalui konsultasi perorangan atau perkasus pada waktu ibu datang memeriksakan kehamilannya, bayi atau balitanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kelas ibu hamil terhadap peningkatan pengetahuan dan keterampilan ibu hamil mengenai kesehatan ibu dan anak. Desain penelitian menggunakan rancangan quasi experiment dimana seluruh populasi dijadikan sampel berjumlah 42 ibu hamil. Uji hipotesis menggunakan paired sample t-test. Hasil menunjukkan ada perbedaan yang bermakna antara pengetahuan, keterampilan sebelum dan sesudah pelatihan serta keterampilan sesudah dan satu bulan sesudah pelatihan kelas ibu hamil, dengan demikian perlu dikembangkan program kelas ibu hamil sebagai salah satu upaya untuk menekan morbiditas dan mortalitas pada ibu dan bayi.

ABSTRACT
Maternal and child health education more consultation is carried out through individual or per case at the time the mother came to check her pregnancy, babies or toddler. This study aims to determine the effect of pregnant women class to increase their knowledge and skills of pregnant women on maternal and child health. The study design is quasi experiment using a design where the entire population sampled, amounting to 42 pregnant women. Hypothesis testing using a paired sample t-test. The results showed there were significant differencesbetween the knowledge, skills before and after training skills and one month after the training pregnant women class, as such programs should be developed pregnant women class as part of efforts to reduce morbidity and mortality in mothers and babies."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Miranda Hasanah
"Komposit batu apung-TiO2 dan komposit batu apung-biofilm digunakan untuk mengeliminasi fenol dalam fotobioreaktor. Komposit dikarakterisasi dengan FTIR dan SEM. Hasil karakterisasi menunjukkan bahwa komposit batu apung-biofilm terbentuk dengan baik menggunakan metode aerasi sedangkan komposit batu apung-TiO2 dapat disintesis dengan metode dip coating. Berdasarkan hasil uji, diperoleh kesimpulan bahwa biofilm yang dibentuk dari konsorsium bakteri memiliki kinerja degradasi yang lebih baik dibandingkan dengan Acinetobacter sp., tetapi tidak lebih baik bila dibandingkan dengan fotodegradasi dan biodegradasi tunggal. Treatment pencucian dan penjemuran sinar matahari merupakan teknik regenerasi yang sesuai untuk mengaktifkan kembali komposit batu apung ?TiO2 yang telah digunakan sedangkan penambahan nutrisi dan inkubasi kembali selama 24 jam tidak meningkatkan kinerja degradasi komposit ? biofilm.

Pumice-TiO2 composite and pumice-biofilm composite were used for phenol removal in photobioreactor. The composites were characterized by FTIR and SEM. It shown that the best method to synthesize pumice-biofilm composite is aeration while pumice-TiO2 composite could be synthesized by dip coating. Based of phenol removal experiments result, biofilm from bacteria consortium could remove phenol better than Acinetobacter sp., but worse than single photodegradation or single biodegradation. Washing and drying treatment by using sunlight was an appropriate regeneration technique for pumice-TiO2 composite reactivation whereas nutrition enhancing and reincubating for 24 hours could not improve the degradation performance of pumice-biofilm composite.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S55071
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Taufiqur Rohman
"Dalam rangka pemenuhan kebutuhan bahan bakar minyak bersubsidi ini ke seluruh wilayah Indonesia kegiatan Penyediaan merupakan kegiatan yang sangat penting. Penyediaan adalah kegiatan menyediakan BBM, baik dari kilang dalam negeri maupun impor, dan menyalurkannya sampai ketangki-tangki penyimpanan bahan bakar minyak di Terminal Transit/Terminal/Depot menggunakan sarana transportasi seperti jalur pipa, tanker, dan tongkang.
Dalam penelitian ini dirancang sebuah simulasi rantai suplai BBM bersubsidi untuk jenis bensin Premium, minyak tanah dan solar. Simulasi rantai suplai ini melibatkan seluruh aspek yang terkait serta mengintegrasikannya mulai dari sumber pasokan dari kilang, alat angkut, dan depot BBM serta jalur penyediaan BBM dari Kilang Plaju ke Depot Tanjung Pandan dan Depot Pangkal Balam di Bangka Belitung.
Berdasarkan hasil simulasi yang dilakukan didapatkan faktor dominan terlambatnya pasokan BBM bersubsidi dari sumber ke Depot di Bangka Belitung disebabkan kondisi dimana kedalaman air laut yang hanya 6 meter pada kondisi air laut pasang tertinggi, sehingga alat angkut BBM berupa tangker atau tongkang BBM hanya bisa membawa BBM dengan maksimum kapasitas 1500KL di depot Pangkal Balam dan 500KL di Depot Tanjung Pandan.
Berdasarkan coverage day hasil simulasi terlihat bahwa kondisi di Bangka Belitung rata-rata masih di bawah coverage day ideal, yaitu di bawah 21 hari. Dimana 14 hari digunakan sebagai cadangan operasional dan 7 hari digunakan sebagai cadangan BBM Nasional.
Untuk menanggulangi tidak terganggunya pasokan BBM di daerah Bangka Belitung dapat dilakukan usaha seperti menambah frekwensi pemesanan BBM dari sumber, atau menambah fasilitas penyimpanan BBM di Bangka Belitung agar tercapai coverage day minimum 21 hari. Dengan total waktu pendistribusian melalui jalur sungai (muara) dan jalur laut untuk masing-masing Depot Tanjung Pandan dan Depot Pangkal Balam selama 27 jam dan 13 jam, dapat dijadwalkan pengiriman bahan bakar minyak dilakukan sebelum terjadinya air surut."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
T25864
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Andiek Bagus Wibowo
"Indonesia saat ini mengalami krisis energi listrik nasional. Merupakan hal yang ironis dimana tingkat pertumbuhan ekonomi yang positif beberapa tahun belakangan ini ketersediaan energi listrik yang merupakan pendorong roda perekonomian dalam kondisi kritis. Pemadaman listrik secara bergilir menyebabkan protes dari masyarakat dan kalangan pengusaha karena terganggunya aktivitas mereka. Mengingat pemadaman yang sering terjadi ini, pihak operator telekomunikasi bargantung kepada peranan generator sebagai backup sumber energi. Generator yang dipergunakan umumnya menggunakan tenaga diesel. Operator telekomunikasi sering menghadapi permasalahan atas terbatasnya pasokan listrik PLN pada suatu wilayah, bahkan besar kemungkinan pula suatu wilayah tersebut belum dilayani oleh jaringan listrik sama sekali. Generator sebagai tenaga penghasil listrik dengan menggunakan gas sebagai sumber energi sudah banyak dipakai oleh masyarakat. Gas tersebut dapat berupa LPG (Liquiefied Natural Gas), Natural Gas, ataupun CNG (Compressed Natural Gas). Harga gas masih cukup murah dibandingkan fossil fuel lainnya seperti solar ataupun bensin. Selain itu gas merupakan energi yang ramah lingkungan. Penelitian ini akan mengkaji jaminan pasokan energi listrik pada BTS dengan membandingkan pemakaian listrik antara konfigurasi PLN dan diesel generator dengan konfigurasi PLN dan gas generator atau konfigurasi gas generator saja. Selain itu juga dilakukan analisa penggunaan tenaga surya sebagai energi yang ramah lingkungan. Energi tenaga surya ini dimaksudkan sebagai energi bagi BTS yang berfungsi sebagai penetrasi terhadap isolasi suatu daerah atau sebagai alternatif dimana pembiayaan jaringan PLN sangat mahal dan tidak feasible.

Indonesia is in the midst of a national electric energy crisis. It is an irony that while Indonesia?s economy has benefited from a constant growth rate in recent years, the availability of electric energy is in a critical condition nationwide. Frequent black-outs has resulted in protests and disappointments from business and community as their activities are constantly interrupted. Frequent black-outs has resulted in telecommunication operator to rely on backup generator as a source of electricity. The most common generator used is powered by diesel fuel generator. Telecommunication operators are accustomed to problems of limited electric energy from the National Electric Company (PLN) and even to the lack of electricity in remote areas. Gas generator are widely used as a source of electric energy. The gas used may be LPG (Liquified Natural Gas), Natural gas or CNG (Compressed Natural Gas). The price of gas is relatively lower than fossil fuels such as diesel oil. In addition, gas is a source of energy which is environmentaly friendly. This research will focus on energy source for BTS telecommunication station and compare electricity usage between PLN configuration with diesel generator and PLN configuration with gas generator or gas generator only without depends on PLN. Furthermore, an analysis of solar power as an alternate environmentaly friendly source of energy will be analyzed. Solar power may become an alternate solution in deeply remote and isolated region where PLN is unable to penetrate."
Depok: Universitas Indonesia, 2010
T27942
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Alif Nadhif Rabbani
"Propolis adalah zat resin dari lebah yang dikumpulkan dari tanaman hidup untuk konstruksi dan adaptasi sarang mereka. Propolis dikenal dengan berbagai manfaatnya dalam perawatan pribadi, obat-obatan dan makanan. Namun, pemanfaatan propolis masih terbatas, karena sifat propolis mampu larut dalam alkohol, memiliki rasa yang kuat, bau dan sejauh ini hanya dalam skala lab untuk bubuk propolis. Produksi bubuk propolis mikroenkapsulasi menggunakan spray dryer untuk membentuk produk padat. Produksi propolis terenkapsulasi menggunakan 4 unit prosedur dengan spray dryer berfungsi untuk mengeringkan produk akhir. Scale-up produksi bubuk propolis mikroenkapsulasi dengan semprot kering dan freeze drying dengan 4 variasi bahan penyalut maltodextrin dengan gum arab, casein, chitosan dan chitosan dengan casein. Simulasi menggunakan perangkat lunak SuperPro dilakukan untuk scale-up produksi. Evaluasi ekonomi dilakukan dalam bentuk NPV, IRR, dan, Payback Period. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produksi dengan produksi tahunan 8168 kg / tahun, investasi modal $ 1.444.000, biaya operasi tahunan $ 2.158.000 dengan pendapatan $ 2.859.000, periode pengembalian 2,85 tahun, IRR 44,30%, dan NPV $ 2.693.000. Analisis sensitivitas dilakukan dengan harga produk, investasi modal dan harga propolis dengan 3 parameter NPV, IRR, dan Payback period.

Propolis is a resinous substance from bees that is collected from living plants for the construction nests. Propolis is known for its various benefits in, personal care, drugs and foods. However, the utilization of propolis is still limited, due to propolis properties able to dissolve in alcohol, having strong taste, odor and so far only in lab scale for propolis powder. Encapsulation was done to propolis to overcome these characteristics. Production of microencapsulated propolis powder uses spray dryer to form solid product. The scale-up production of encapsulation propolis powder. Simulation using SuperPro software is conducted for the scale-up production. Production of encapsulated propolis uses 4 procedure, with 2 types of dryer, spray dryer and freeze dryer with 4 different encapsulate, Maltodextrin with Arabic gum, Casein, Chitosan, and Chitosan with Casein. Economic evaluation is done in the form of NPV, IRR, and, Payback Period. The result showed that production with annual production 8168 kg/year, the capital investment $ 1,444,000, annual operating cost $ 2,158,000 with revenue $ 2,859,000, payback period 2.85 years, IRR 44.30%, and NPV $ 2,693,000. The sensitivity analysis is conducted with product price, capital investment and propolis price with 3 parameters NPV, IRR, and payback periods."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faris Najmuddin Zahir
"Peningkatan produksi biomassa Chlorella vulgaris dengan perlakuan mikrofiltrasi pada sirkulasi aliran medium kultur sebagai bahan baku biodiesel telah dilakukan. Dari penelitian yang dilakukan, didapatkan produksi biomassa dengan perlakuan mikrofiltrasi mempunyai produksi biomassa 2.12 kali lebih tinggi dibandingkan dengan filter spons biasa, dan 2.54 kali lebih tinggi dibandingkan dengan pencahayaan intensitas tetap tanpa filter.
Kemampuan biofiksasi CO2 dengan perlakuan mikrofiltrasi memiliki nilai efisiensi yang paling tinggi yaitu sebesar 95.17%. Kandungan lipid yang dihasilkan pada penelitian ini bernilai 30.15%. Nilai ini lebih besar jika dibandingkan dengan kandungan esensial lainnya dan menunjukkan bahwa Chlorella vulgaris hasil kultivasi pada penelitian ini mempunyai potensi yang baik sebagai bahan baku biodiesel.

Enhanced biomass production of Chlorella vulgaris by microfiltration treatment in circulation flow of medium culture as biodiesel feedstock was investigated. From research that have conducted, the production of biomass that obtained with microfiltration treatment have biomass production 2.12 times higher than sponge filter treatment and 2.54 times higher than remain intensity illumination without filter.
The ability of biofixation with treatment microfiltration have the highest efficiency value that is equal to 95.17%. The lipid content from this research is equal to 30.15%. This value is larger if compered with other essential content and shows that the cultivation of Chlorella vulgaris in this research has a good potential as biodiesel feedstock.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1083
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Altha Marissa
"ABSTRAK
Katalis HZSM-5 biasa digunakan untuk mengkonversi aseton menjadi hidrokarbon. Katalis ini akan mengalami deaktivasi pada waktu tertentu dan hal tersebut dipengaruhi oleh kandungan rasio Si/Al. Pada penelitian ini, katalis diuji dengan mengunakan reaktor unggun tetap (fixed bed), dengan variasi Si/Al 27, 75 dan 140. Karakterisasi katalis menggunakan metode BET, FT-IR dan uji keasaman. Dari penelitian diperoleh hasil bahwa katalis dengan rasio Si/Al=75 memiliki stabilitas konversi aseton selama 7 jam dan memiliki tingkat keasaman paling tinggi. Penyebab deaktivasi katalis yaitu terbentuknya kokas. Keberadaan kokas ini diamati dengan mengunakan FT-IR pada rentang 1540-1600 cm-1 dan metode BET yang menunjukan penurunan luas permukaan sebesar 85-90%. Regenerasi katalis telah berhasil dilakukan dengan mengunakan udara. Luas permukaan katalis setelah regenerasi diperoleh sebesar 285,4 m2/gram dan terdapat pita kokas pada spektrum serapan FT-IR dengan rentang bilangan gelombang 1540-1600 cm-1.

ABSTRACT
HZSM-5 catalysts used to convert acetone into hydrocarbons. The catalyst will undergo deactivation at any given time and it is influenced by the content ratio of Si / Al. In this study, the catalyst was tested by using a fixed bed reactor (fixed bed), with variations of Si / Al 27, 75 and 140. Characterization of catalysts using the BET method, FT-IR and acidity test. From the studies obtained results that the catalyst with the ratio Si / Al = 75 has the stability of the conversion of acetone for 7 hours and has the highest acidity. The cause of catalyst deactivation is coke formation. The presence of coke is observed by using FT-IR in the range 1540-1600 cm-1 and BET methods that show a decrease of 85-90% of surface area. Regeneration of the catalyst has been successfully performed by using air. The surface area of the catalyst after regeneration is obtained at 285.4 m2/gram and there is a ribbon coke in the FT-IR absorption spectrum with the wavenumber range 1540-1600 cm-1."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1117
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>