Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ayuningtyas Yanindah
Abstrak :
Pengangguran usia muda di Indonesia terus berada pada tingkat yang tinggi dibandingkan dengan kategori usia lainnya selama beberapa tahun. Kasus pengangguran usia muda di Indonesia sangat parah dengan adanya tingkat partisipasi angkatan kerja yang rendah, pekerjaan informal, dan tingkat pengangguran yang lebih tinggi pada kaum muda dibandingkan dengan orang dewasa. Karena kurangnya penelitian tentang pandangan negara tentang pengangguran usia muda, penelitian ini berfokus untuk memberikan pemahaman yang lebih baik tentang masalah pengangguran usia muda di negara-negara berkembang, terutama Indonesia. Tujuan utama dari tulisan ini adalah untuk menjembatani kesenjangan penelitian tentang pengangguran usia muda dengan mengacu pada faktor-faktor penentu ekonomi mikro, seperti latar belakang pendidikan dan partisipasi dalam pelatihan. Penelitian ini menggunakan data SAKERNAS (Survei Angkatan Kerja Nasional) Agustus 2019 dan menganalisis data menggunakan metode regresi logistik. Regresi logistik adalah model ekonometrika khusus dimana variabel dependen dianggap kategoris dan dikotomis (biner); dalam hal ini, ini menganggur (1) atau bekerja (0). Studi ini menemukan bahwa partisipasi pelatihan memiliki korelasi negatif dengan pengangguran usia muda, sementara pencapaian pendidikan menghasilkan hasil yang beragam. Orang muda yang berpendidikan rendah cenderung bekerja, sedangkan orang muda yang telah menyelesaikan pendidikan tinggi menghasilkan hasil sebaliknya. ......Youth unemployment in Indonesia has continued to remain at a high level relative to other age categories for several years. The case of Indonesia’s youth unemployment is grave with the presence of a low workforce participation rate, informal employment, and higher unemployment rates in young people in comparison with adults. Due to the lack of research on a country-wise view of youth unemployment, this study focuses on providing a much better understanding of the youth unemployment problem in emerging countries, especially Indonesia. The main aim of the paper is to bridge the research gap on youth unemployment with reference to microeconomic determinants, such as educational background and participation in training. This study utilized the August 2019 data of SAKERNAS (Survei Angkatan Kerja Nasional) and analyzed the data using the logistic regression method. Logistic regression is a special econometric model where the dependent variable is considered categorical and dichotomous (binary); in this case, this was unemployed (1) or working (0). The study found that training participation has a negative correlation with youth unemployment, while educational attainment generates mixed results. Young people who have lower education tend to be employed, whereas young people who have completed their higher education yield the opposite outcome
Depok: Fakultas Ekonomi dan BIsnis Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Nugroho Nurprasetia
Abstrak :
Penelitian tentang konsumsi dan kebijakan terkait minuman beralkohol di Indonesia masih minim. Oleh karena itu, penelitian ini mengkaji bagaimana kebijakan pemerintah dapat mempengaruhi konsumsi alkohol dan penerimaan negara, khususnya cukai. Pertama, makalah ini membahas pengaruh dari pajak dan menemukan bahwa kenaikan cukai menyebabkan lebih banyak konsumsi alkohol. Implikasinya, pemerintah dapat menaikkan tarif pajak untuk meningkatkan pendapatan pemerintah tanpa khawatir terhadap penurunan konsumsi. Namun, pemerintah perlu mengumpulkan data penjualan alkohol yang lebih komprehensif untuk memahami elastisitas harga dan tingkat kelonggaran pajak. Selanjutnya, makalah ini membahas dampak dari perubahan kebijakan alkohol dan menunjukkan bahwa perubahan pajak memberikan pengurangan jangka pendek pada konsumsi alkohol; jadi, pemerintah dapat sering melakukan perubahan untuk mengurangi konsumsi. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa larangan terhadap minuman beralkohol berdampak negatif terhadap konsumsi; namun, pengurangan tersebut hanya mempengaruhi alkohol yang recorded, yaitu alcohol yang dikenai pajak dan berada dalam kendali pemerintah. ......Research on alcoholic beverage consumption and related policies in Indonesia is minimal. Therefore, this study examines how policies affect alcohol consumption and government revenue, specifically excise tax revenue. First, this paper discusses the effect of alcohol tax policies and finds that an increase in the excise tax leads to more alcohol consumption. The implication is that the government may increase tax rates without reducing consumption to increase government revenue. However, the government needs to collect more comprehensive alcohol sales data to understand price elasticity and the degree of tax pass-through. Subsequently, this paper discusses the effects of alcohol policy change and shows that tax changes lend short-term reductions on alcohol consumption; so, the government may perform frequent changes to reduce consumption. It also shows that a total ban negatively affects consumption; however, the reduction only affects the recorded alcohol supply, which is taxed and inside government control.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christiana Dyah Ratnasari
Abstrak :
Keberadaan sektor informal memberikan lebih banyak kerugian dalam perkembangan ekonomi sebuah negara, dan individu yang berkerja pada sektor ini lebih rentan terhadap kemiskinan. Tetapi, teknologi berperan penting dalam menekan jumlah orang yang bekerja pada sektor informal dan meningkatkan produktivitas kerja. Studi ini bertujuan untuk meneliti seberapa jauh penggunaan internet pada aktivitas pekerjaan wirausahawan di sektor informal dapat meningkatkan pendapatan mereka. Penelitian ini menggunakan data dari Survei Angkatan Kerja Nasional 2019 dan 2020. Hasilnya mengungkap bahwa penggunaan internet secara signifikan berkorelasi terhadap kenaikan pendapatan sebesar 11.8%. Pengaruh ini 12% lebih besar untuk wirausahawan di wilayah non-Jawa, dan wirausahawan laki-laki menikmati keuntungan 14% lebih tinggi dari perempuan. Selain itu, penggunaan media perdagangan elektronik formal berkontribusi 6.7% terhadap kenaikan pendapatan daripada penggunaan media non-formal, dan penggunaan media formal dan non-formal secara sekaligus memberikan efek kenaikan dua kali lipat. Hasil-hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa penggunakan internet pada bisnis di sektor informal sangat penting, oleh karena itu disarankan bahwa pemerintah dapat mengurangi hambatan dalam mengakses internet dan mendukung perkembangan wirausaha di sektor informal. ......The presence of the informal sector gives rise to more disadvantages in the economic development of a country, and individuals working in this sector are more vulnerable to poverty. However, technology plays an essential role in decreasing the extent of informality and increasing work productivity. This study was conducted to examine the extent to which the use of the Internet in the main job activity of entrepreneurs in the informal sector could increase their income. Accordingly, data from the Indonesian Labor Force Survey 2019–2020 was used. This study reveals that the use of the Internet significantly correlates with an increase in income by 11.8%. The effect was found to be 12% higher among entrepreneurs in the non-Java region, and male entrepreneurs were noted enjoy a 14% greater benefit than female ones. Meanwhile, the use of formal e-commerce platforms contributes to a 6.7% increase in earnings rather than the use of single non-formal platforms, and the using both platforms more than doubles the effect. The findings indicate that the use of the Internet for business in the informal sector is vital; therefore, it is suggested that the government reduce barriers to Internet access and support the development of digital entrepreneurship.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakhriza Akbar
Abstrak :
Studi tentang kesenjangan upah gender menggunakan metode dekomposisi yang dipopulerkan oleh Oaxaca-Blinder (1973) hanya difokuskan pada perbedaan kesenjangan pada rata-rata upah. Namun, metode dekomposisi terbaru, yang menghitung kesenjangan upah menggunakan Recentered Influence Function (RIF), terbukti berguna dalam mengungkap kesenjangan di seluruh distribusi upah serta fenomena umum kesenjangan upah yang disebut Glass ceiling effect dan Sticky floor effect di pasar tenaga kerja. Studi ini mengkaji kesenjangan upah gender di seluruh distribusi upah di lapangan kerja sektor informal menggunakan Survei Tenaga Kerja Nasional Indonesia tahun 2019 terutama untuk kategori pekerja tetap dan pekerja bebas. Temuan penelitian ini menunjukkan adanya Sticky floor effect yang lemah dalam di sektor informal. Kesenjangan upah gender menunjukkan tingkat yang lebih kecil di distribusi upah atas dibanding distribusi upah bawah. Stucture effect menjadi porsi terbesar dari kesenjangan yang menjelaskan perbedaan upah untuk keseluruhan distribusi upah, mulai dari 70% hingga 97%. Dari karakteristik individu yang diteliti, pendidikan diyakini merupakan faktor utama yang akan membantu perempuan mempersempit kesenjangan antar gender. ......The study of the gender wage gap is primarily focused on the difference of the gap found by the Oaxaca-Blinder (1973). However, the latest decomposition method, which calculates the wage gap using the Recentered Influence Function (RIF), can prove useful in revealing the gap across the wage distribution as well as the common phenomena of the wage gap which is called the glass ceiling effect and sticky floor effect in the labor market. This study examines the gender wage gap across the wage distribution in the informal sector employment using the Indonesian National Labor Survey in 2019. The findings of the study present evidence of a weak sticky floor effect in the sector’s employment. It was discovered that the gender wage gap grows smaller at the upper wage distribution. Furthermore, the structure effect contributes to the largest portion of the gap that explains the difference in wage for the entirety of the wage distribution, ranging from 70% to 97%. From the individual characteristics examined, education is the prominent factor which will help women narrow the gap.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library