Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Husnul Fitri
Abstrak :
ABSTRAK
Indonesia merupakan negara yang sangat rawan terhadap bencana. Hal ini tetjadi hampir di semua wilayah termasuk Jakarta, Salah satu bencana yang sering tcnjadi di Jakarta adalah kebakaran. Walaupun seringkali dianggap sebagai faktor kelalaian dan bersifat insidental namun kebakaran telah menjadi bencana akibat dampak yang ditimbulkannya. Dalam kenyataannya, kebakaran umumnya terjadi di lingkungan padat dengan penduduk yang memiliki status ekonomi dan sosial rendah. Oleh karena ilu, penclitian ini dimasudkan untuk melakukan intcrvcnsi terhadap komunitas rawan kebakaran di Jakarta agar tercipta ketahanan Iingkungan terhadap bahaya kebakaran. Studi ini dilakukan di RW 04 Kclurahan Manggarai, Jakarta Selatan karena wilayah tersebut termasuk kategori daerah rawan kebakaran di Jakarta Dengan memperhatikan rumitnya pennasalahan kcbakaran, maka penelitian difokuskan pada aspek kesiapsiagaan (preparedness). Untuk ilu, digunakan model kognititlsosial terbadap faktor-faktor intention to prepare. Hal ini ditnaksudkan agar dapat diperoleh bentuk komunikasi risiko yang scsuai dengan kebutuhan masyarakat. Pendekatan terhadap masyarakat dilakukan dengan menggunakan metode community capacity enhancement yang bertujuan mencaxi kapasitas masyarakat agar dapat digunakan dan dikembangkan dalam aktivitas intervensi. Dalam hal ini, kapasitas yang dikembangkan adalah organisasi lokal. Sementara itu, metode baseline yang dilakukan bersifat kualitatif mclalui teknik vulnerability and capacity assessment untuk memperoleh gambaran yang utuh tentang kerentanan dan kapasitas komunitas. Berdasarkan bcrbagai proses dan aktivitas intewensi yang dilakukan maka diperoleh hasil : 1) adanya pcningkatan pengetahuan masyarakat terhadap kesiapsiagaan kebakaran; 2) adanya peningkatan outcome expectancy melalui perubahan prilaku kesiapsiagaan spesiiik; 3) terbentuknya format Lim siaga lokal; 4) adanya aktivitas penyebaran infomzasi nonfonnal di masyarakat. Hasil terscbut memperkuat penelitian yang menyatakan bahwa keberhasilan program intervensi kesiapsiagaan kebakaran berbasis komunitas perlu memperhatikan aspek lokalitas masalah schingga tidak ada satu bentuk komunikasi risiko yang efel-:tif xnenjangkau semua kclompok sebagaimana diterapkan oleh instansi pernerintah saat ini. Oleh karena itu, asesmen mcndalam tentang kornunitas merupakan hal yang hams diutamakan sebelum menjalankan program intervensi terkait pennasalahan kebakaran.
ABSTRACT
Indonesia is a state that vulnerable to disaster. This thing happened in all regions including Jakarta. One of disaster that generally happened in Jakarta is fire. Although it is considered as human error factor and happen incidentally but fire has become a disaster as it impact generated by it. In reality, fire generally happened in slum area with low economic and social status. Therefore, this research intends to plan an intervention for vulnerable community in Jakarta. The goal is to create an environmental resistance to fire danger. The study is done in RW 04 Sub-districts of Manggarai, South Jakarta as it is being a part of vulnerable Ere area in Jakarta. By paying attention to complicated of fire problems, hence research focused at aspect of preparedness. This research generates social-cognitive model to elaborate the factors of intention to prepare. It is used to design a proper form of risk communication that match with community need. Meanwhile, community approach is done by using community capacity enhancement method aimed to look for public capacities that can be developed in intervention activities. In this case, local organimtion is chosen as a capacity. Meanwhile, vulnerability and capacity assessment technique is used as a baseline method to obtain the whole picture about community?s vulnerabilities and capacities. Based on intervention processes and activities, it obtained some results : l) the improvement of community knowledge about fire preparedness; 2) the improvement of outcome expectancy through specific behavioral change; 3) forming of local alertness team format; 4) the existence of nonfonnal information sharing in community. These results strengthen previous research stating that the success of community-based fire preparedness intervention program need to pay attention to locality aspect so there is no etfective risk communication that can reach all groups as applied by government institution. Therefore, depth assessment about community is an important thing which must be considered before implementing related intervention program of fire problems.
2007
T34151
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herni
Abstrak :
Manajemen bencana dewasa ini tidak hanya memfokuskan perhatian pada tindakantindakan penyelamatan pasca bencana, namun juga memfokuskan perhatian pada upaya melibatkan masyarakat untuk mengurangi risiko bencana alam. Wilayah RW 03 Cawang merupakan wilayah rawan banjir dimana sebagian warganya membuang sampah rumah tangganya di kali Ciliwung. Fokus dari intervensi ini adalah pada upaya meningkatkan komitmen warga terhadap lingkungannya. Menurut Davis, Green dan Reed (2009), komitmen lingkungan dapat memprediksi perilaku pro lingkungan seseorang. Individu yang dengan komitmen lingkungan yang tinggi memiliki kecenderungan lebih besar untuk berperilaku pro lingkungan (Davis et al, 2009). Teknik yang dianggap paling tepat untuk meningkatkan komitmen lingkungan adalah teknik Appreciative Inquiry. Analisis paired sample t-test terhadap peserta workshop Appreciative Inquiry menunjukkan adanya peningkatan rata-rata komitmen lingkungan yang signifikan t(19) = -6.662,p = .000. Dapat disimpulkan bahwa teknik Appreciative Inquiry dapat meningkatkan komitmen suatu komunitas terhadap lingkungannya. ...... Today's disaster management not only focuses attention on the actions of post-disaster rescue, but also focuses attention on efforts to involve the community to reduce the risk of natural disaster and to reduce the underlying factors. The area in RW 2003 Cawang is a flood prone area where some residents throw their domestic household waste into the Ciliwung river. The focus of this intervention is on the efforts to increase the commitment of people to natural environment. According to Davis, Green and Reed (2009), the commitment to environment can predict a person’s pro-environmental behavior. Individuals with a high commitment to the environment have a greater tendency of pro environmental behavior (Davis et al, 2009). A technique that is deemed most appropriate to improve commitment to environment is the Appreciative Inquiry technique. A paired sample t-test analysis on the participants of the Appreciative Inquiry workshop showed a significant change of mean of the commitment with t (19) = -6662, p = 000. It can be concluded that the Appreciative Inquiry technique can improve the community's commitment to the environment.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2010
T38129
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasantoha Adnan
Abstrak :
Penelitian ini melaporkan dan mengevaluasi program peningkatan kapasitas multipihak dalam tata kelolah transportasi dan lalu lintas di kota depok. program intervensi ini dilakukan sebagai upaya untuk menamggulangi kemacetan sebagai bentuk buruknya pengelolaan transportasi dan lalu lintas yang banyak terjadi di kota kota di indonesia. Pendekatan yang digunakan dalam intervensi ini adalah melalui proses multi-pihak yaitu dengan melibatkan sebanyak mungkin pihak-pihak yang terkait dengan pengelolaan transportasi dan lalu lintas di kota depok. Program intervensi ini berhasil menyadarkan para pihak untuk saling bekerjasama antar pihak dan berprtisipasi dalam menyelesaikan persoalan pengelolaan transportasi dan lalu lintas. ...... This study reports and evaluates multistakeholder capacity building programs in transportation and traffic management in the city of Depok. This intervention program was carried out as an effort to prevent congestion as a form of poor transportation and traffic management that occurs in many cities in Indonesia. The approach used in this intervention is through a multi-stakeholder process which involves involving as many parties as possible in the management of transportation and traffic in the city of Depok. This intervention program succeeded in awakening the parties to cooperate with each other and participate in resolving transportation and traffic management issues.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2010
T38230
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Husnul Fitri
Abstrak :
ABSTRAK
Indonesia merupakan negara yang sangat rawan terhadap bencana. Hal ini terjadi hampir di semua wilayah termasuk Jakarta. Salah satu bencana yang sering teijadi di Jakarta adalah kebakaran. Walaupun seringkali dianggap sebagai faktor kelalaian dan bersifat insidental namun kebakaran telah menjadi bencana akibat dampak yang ditimbulkannya. Dalam kenyataannya, kebakaran umumnya teijadi di lingkungan padat dengan penduduk yang memiliki status ekonomi dan sosial rendah. Oleh karena itu, penelitian ini dimasudkan untuk melakukan intervensi terhadap komunitas rawan kebakaran di Jakarta agar tercipta ketahanan lingkungan terhadap bahaya kebakaran. Studi ini dilakukan di RW 04 Kelurahan Manggarai, Jakarta Selatan karena wilayah tersebut termasuk kategori daerah rawan kebakaran di Jakarta. Dengan memperhatikan rumitnya permasalahan kebakaran, maka penelitian difokuskan pada aspek kesiapsiagaan (preparedness). Untuk itu, digunakan model kognitif-sosial terhadap faktor-faktor intention to préparé. Hal ini dimaksudkan agar dapat diperoleh bentuk komunikasi risiko yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Pendekatan terhadap masyarakat dilakukan dengan menggunakan metode community capacity enhancement yang bertujuan mencari kapasitas masyarakat agar dapat digunakan dan dikembangkan dalam aktivitas intervensi. Dalam hal ini, kapasitas yang dikembangkan adalah organisasi lokal. Sementara itu, metode baseline yang dilakukan bersifat kualitatif melalui teknik vulnerability and capacity assessment untuk memperoleh gambaran yang utuh tentang kerentanan dan kapasitas komunitas. Berdasarkan berbagai proses dan aktivitas intervensi yang dilakukan maka diperoleh hasil : 1 ) adanya peningkatan pengetahuan masyarakat terhadap kesiapsiagaan kebakaran; 2) adanya peningkatan outcome expectancy melalui perubahan prilaku kesiapsiagaan spesifik; 3) terbentuknya format tim siaga lokal; 4) adanya aktivitas penyebaran informasi nonformal di masyarakat. Hasil tersebut memperkuat penelitian yang menyatakan bahwa keberhasilan program intervensi kesiapsiagaan kebakaran berbasis komunitas perlu memperhatikan aspek lokalitas masalah sehingga tidak ada satu bentuk komunikasi risiko yang efektif menjangkau semua kelompok sebagaimana diterapkan oleh instansi pemerintah saat ini. Oleh karena itu, asesmen mendalam tentang komunitas merupakan hal yang harus diutamakan sebelum menjalankan program intervensi terkait permasalahan kebakaran.
2007
T37981
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
V. Dhiana Anggraeni
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2010
T37986
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ferdy Eko Saputro
Abstrak :
Tuntutan tugas Bintara Pembina Desa (Babinsa) semakin tinggi dari pimpinan TNI AD. Tugas seorang Babinsa di wilayah perkotaan semakin kompleks, karena karakteristik masyarakatnya yang individualistik, heterogen dan sangat dinamis. Dikaitkan dengan lima kemampuan teritorial yang harus dimiliki oleh Babinsa, ditemukan bahwa kemampuan Babinsa tergolong rendah pada dimensi kemampuan temu cepat lapor cepat di tiga Komando Rayon Militer (Koramil) wilayah kota Bandung, khususnya kemampuan analisis sosial. Dalam jangka pendek, pengembangan kemampuan analisis sosial terhadap Babinsa adalah dengan memberikan kesadaran terhadap setting sosial. Strategi intervensi yang diterapkan adalah teknik appreciative inquiry dan pelatihan, yang direncanakan selama dua jam dalam waktu enam hari kerja. Intervensi dilakukan pada Babinsa di Koramil ?X? sebagai kelompok eksperimen dan terdapat kelompok Babinsa yang menjadi kelompok kontrol. Pengukuran dampak perubahan dari intervensi menggunakan kuesioner pra dan paska pelatihan yang dilakukan sebelum intervensi dan seminggu setelah intervensi pada kelompok eksperimen dan kontrol. Selain itu dilakukan pula pengukuran secara kualitatif berupa wawancara dan focus group discussion. Berdasarkan analisis statistik uji nilai t dengan membandingkan rata-rata dari kelompok eksperimen dan kontrol menunjukkan bahwa terjadi perubahan yang signifikan pada kelompok eksperimen terkait kesadaran Babinsa terhadap perannya dalam setting sosial. Selanjutnya, berdasarkan analisis dampak penerapan program intervensi sejenis terhadap kelompok Babinsa lain diketahui bahwa program intervensi tersebut diprediksi secara signifikan akan memiliki dampak yang besar bila diterapkan pada kelompok Babinsa lainnya yang berada dalam wilayah perkotaan. ...... Villagers NCO (Babinsa) have the higher task demands from the Chief of Army. The task of a Babinsa in urban areas increasingly complex, due to the characteristics of the people who individualistic, heterogeneous and highly dynamic. Associated with the five territorial ability to be possessed by Babinsa in territorial development task, it was found that the ability Babinsa is low on the dimensions reported rapid retrieval capabilities quickly in three-District Military Command (Koramil) Bandung region, in particular the ability of social analysis. In the short term, the development of social analysis capabilities to Babinsa is to bring awareness to the social setting. Intervention strategies are implemented appreciative inquiry techniques and training, planned for two hours within six working days. Interventions performed on Babinsa in Koramil 'X' as the experimental group and there Babinsa group that became the control group. Measurement of the impact of the change intervention using pre-and post-training questionnaires were conducted before the intervention and one week after the intervention in the experimental and control groups. Measurements will be conducted qualitative interviews and focus group discussions. Based on statistical analysis t test by comparing the value of the average of the experimental and control groups showed that significant changes in the experimental group Babinsa awareness related to his role in a social setting. Furthermore, based on the analysis of the impact of the intervention program similar to other known Babinsa groups that the intervention program significantly predicted would have a great impact when applied to groups other Babinsa located in urban areas.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
T41676
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asep Trisnayuana
Abstrak :
Tujuan dari intervensi ini adalah untuk menurunkan prasangka remaja Aceh Singkil pasca konflik antar agama. Masalah konflik sosial merupakan isu yang masih menjadi keprihatinan nasional. Kejadian yang terjadi di Aceh Singkil menimbulkan kesan negatif dari kelompok remaja Muslim dan Non-Muslim. Intervensi dilakukan peneliti melalui program ECEP Extended Class Exchange Programme dan PRPIA Prejudice Reduction and Positive Intergroup Attitudes Promotion yang mengarahkan dan mendorong remaja untuk melakukan kontak yang positif. Partisipan dalam intervensi ini sejumlah 35 partisipan dari dua kelompok remaja muslim dan non muslim yang berdomisili di Desa Suka Makmur Aceh Singkil. Pengukuran dampak intervensi hasil pre-test dan post-test skala linkert stereotip dengan uji paired sample test terdapat perubahan penurunan prasangka t hitung = 4,797 dan tingkat Sig 2-tailed = 0,00 < 0,05 . Program intervensi ini berpengaruh positif, dengan tersusunnya rancangan kegiatan bersama atas prakarsa remaja yang melibatkan seluruh stake holder Aceh Singkil dalam rangka menjaga perdamaian, kebhinekaan, dan membangun Aceh Singkil.
The purpose of this intervention is to reduce the prejudice of adolescent Aceh Singkil post conflict between religions. The problem of social conflict is an issue that is still a national concern. Events that occurred in Aceh Singkil elicited a negative impression of a group of teenage Muslims and non Muslims. Interventions by researchers through the ECEP program Extended Class Exchange Program and PRPIA Prejudice Reduction and Positive Intergroup Attitudes Promotion that lead and encourage teens to make positive contact. Participants in this intervention were 35 participants from two groups of Muslim and non Muslim teenagers who resides in Suka Makmur Aceh Singkil. Measurement of the impact of the pre test intervention and post test of the stereotyped linkert scale by paired sample test, there were changes in prejudice t 4.797 and Sig 2 tailed 0.00.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
T48127
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erry Wijoyo
Abstrak :
ABSTRAK
Dalam berbagai penelitian, perilaku agresif dan kekerasan pada tahap perkembangan anak-anak hingga remaja kerap dijadikan faktor resiko yang membuat seorang individu menggunakan napza pada masa dewasanya. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menurunkan faktor resiko agresifitas adalah perubahan tingkah laku yang dapat dijalankan melalui program sekolah. Objektif studi ini adalah melihat perubah tingkat laku dalam lingkungan kelas dalam aspek perilaku disruptif-impulsif, melalui metode Permainan Tingkah Laku Baik The Good Behavior Game atau GBG ; sebuah strategi pengelolaan kelas berupa permainan dan kontingensi kelompok yang menekan tingkah laku tidak diinginkan dan mendukung tingkah laku yang diharapkan. Dengan metode penelitian single-group pre-post design, studi ini menggunakan sampel guru n=16 dan siswa kelas IV n=24 dari salah satu sekolah di Tangerang Selatan. Instrumen yang digunakan untuk mengukur perubahan tingkah laku disruptif ndash;agresif adalah Conner rsquo;s Global Index ndash; Teacher, dan Classroom Management Assessment untuk mengukur pengelolaan kelas. Hasil uji beda menunjukkan penurunan tingkah laku disruptif signfikan (p<0.05) setelah intervensi GBG yang dijalankan selama empat bulan. Diindikasikan bahwa intervensi memiliki efektivitas pada sampel siswa kelas IV sekolah dasar tersebut, namun validitas eksternal dan efek penyalahgunaan napza membutuhkan studi dengan sampel penelitian lebih besar dan desain penelitian yang lebih sistematis.
ABSTRACT
In various studies, aggressive behavior and violence during childhood and adolescence has been considered a risk factor for the initiation of substance abuse in later years of life. An effort to reduce aggressiveness as a risk factor is through behavioral change that can be implemented in school programs. This study is aimed at observing behavioral changes in disruptive impulsive aspects within classroom settings through The Good Behavior Game method a classroom management strategy in the form of games and group contingency that suppresses undesired behavior and reinforces expected behavior. Through a singe group pre post design, this study rsquo s sample consists of teachers n 16 and fourth grade students n 24 from a school institution in Tangerang Selatan. The instruments used to measure changes in disruptive aggressive behavior is Conner rsquo s Global Index ndash Teacher, and the Classroom Management Assessment to measure changes in classroom management. T test analyses resulted in significant reductions (p<0.05) in disruptive classroom behavior following a 4-month delivery of the GBG intervention. It was indicated that this intervention showed effectiveness for the sample of fourth grade students, however external validity as well as the effects on substance abuse initiation will require a larger sample size and more systematic research design.
2017
T49052
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Panggabean, Sahat Khrisfianus
Abstrak :
ABSTRAK
Suatu tindakan agresi dapat diterima dan dibiarkan oleh individu karena dipersepsi legitim. Studi ini hendak menguji hipotesis bahwa keterancaman sistem mempengaruhi persepsi legitimasi suatu tindakan agresi. Menurut system justification theory, setiap individu berupaya untuk membela dan memberi pembenaran terhadap sistem di mana ia menjadi bagiannya, khususnya ketika sistem berada dalam keterancaman (system threat). Melalui metode eksperimen, keterancaman ini diuji pada dua domain: sistem sosiopolitik dan sistem agama. Dalam studi 1, keterancaman sistem sosiopolitik pada partisipan mahasiswa tidak memberi efek yang signifikan terhadap persepsi legitimasi perilaku agresi. Begitu pula halnya pada studi 2, tidak efek dari keterancaman sistem agama eterhadap persepsi legitimasi agresi pada partisipan mahasiswa yang diberi kondisis keterancaman tinggi. Meski tidak didapatkan perbedaan nilai yang signifikan antara persepsi legitimasi agresi dalam kondisi keterancaman tinggi dan keterancaman rendah, ada interaksi pada domain agama.
ABSTRACT
An act of aggression is acceptable and tolerated because people perceive it legitimate. This study test hypothesis that system threat effects on perceived legitimacy of aggression. According to system justification theory, every individual seeks to defend and justify their system, especially when the system is under threat. Through experimental methods, system threat tested on two domains: socio-political systems and religious systems. In study 1, high threat exposure on socio-political systems have no significant effect on the perception of the legitimacy of aggressive behavior. Similarly, in study 2, no effect of system threat on perceived legitimacy of aggression to participants who were given high threat condition on their religious system. Although no significant effect were proven statistically from the two experiments, we found there were slight interaction between system threat and its effect on perceived legitimacy of aggression for religion domain.
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
T34981
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>