Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fathia Aufa Syahidah
Abstrak :
Penelitian yang dilakukan dengan menggunakan metode sejarah ini membahas mengenai peranan dua budayawan Jepang, Ono Saseo dan Takashi Kono yang tergabung dalam Sendenbu yang dikirim ke Indonesia untuk melakukan tugas propaganda dalam majalah Djawa Baroe (1943-1945). Hasil yang ditemukan dalam penelitian ini adalah selama masa aktif mereka di majalah ini, Ono Saseo dan Takashi Kono berperan sebagai propagandis dengan Ono Saseo sebagai pembuat karikatur, sedangkan Takashi Kono sebagai desainer sampul majalah Djawa Baroe. ......This research, which was conducted using the historical method, discusses the role of two Japanese culturalists, Ono Saseo and Takashi Kono who were members of the Sendenbu sent to Indonesia to carry out propaganda duties in Djawa Baroe magazine (1943-1945). The results found in this study are that during their active period in this magazine, Ono Saseo and Takashi Kono acted as propagandists where Ono Saseo was a caricature maker, while Takashi Kono was the cover designer of Djawa Baroe magazine.
2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nikita Euginia
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan kritik salaryman masculinity dalam film anime Kaze Tachinu karya Miyazaki Hayao. Data primer diperoleh dari film Kaze Tachinu menggunakan teknik dokumentasi. Adegan yang dianggap mengandung representasi salaryman masculinity dicatat dan dipilih sebagai sumber data primer. Sumber data sekunder diperoleh melalui metode studi pustaka menggunakan artikel jurnal, buku, dan karya ilmiah lainnya. Teori yang digunakan merupakan teori maskulinitas menurut R. W. Connell dan salaryman masculinity menurut Romit Dasgupta. Penelitian ini menemukan bahwa pada film anime Kaze Tachinu, salaryman masculinity direpresentasikan oleh mayoritas tokoh dalam film, seperti Honjo, Kurokawa, dan tokoh pendukung lainnya. Hal ini disampaikan melalui dialog, penampilan tokoh, dan aspek lainnya, yang menunjukkan keselarasan dengan ideologi salaryman masculinity. Horikoshi Jiro, sang tokoh utama, menunjukkan ambiguitas dalam maskulinitasnya. Walaupun secara sekilas Jiro tampak memenuhi tuntutan salaryman masculinity, terdapat konflik batin dalam dirinya yang membedakan dia dari sosok salaryman pada umumnya. Berlainan dengan salaryman, kesetiaan Jiro terhadap pekerjaannya berakar dari ambisinya secara murni. Selain itu, Jiro juga memiliki empati tinggi dan menghadapi dilema dalam memilih antara pekerjaannya atau kekasihnya, Nahoko. ......This study aims to explain the critique of salaryman masculinity found in the movie Kaze Tachinu directed by Miyazaki Hayao. Primary data is obtained from the movie Kaze Tachinu using the documentation technique. Scenes considered to contain representations of salaryman masculinity are noted and filtered through. Secondary data is obtained through a literature study that comprises of journal articles, books, and other scholarly materials. Theories used in this study include the concept of masculinity by R.W. Connell and salaryman masculinity as described by Romit Dasgupta. This study has found that in the movie Kaze Tachinu, salaryman masculinity is represented by a majority of characters, such as Honjo, Kurokawa, and supported by other various side characters. This is shown via dialog, the physical appearance of characters, and other numerous aspects that find resonance in the salaryman masculinity ideology. Horikoshi Jiro, the protagonist, displays ambiguity in his masculinity. Although superficially he appears to fulfill the ideals of salaryman masculinity, an emotional conflict occurs within him that differentiates him from salarymen at large. Unlike other salarymen, his faith to work finds root in his pure ambition. Aside from that, he is highly empathetic and faces a dilemma when he is forced to choose between his job and his lover, Nahoko.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tahir, Farrel Lazuardi
Abstrak :
Penelitian ini akan berfokus pada bahasa slang yang muncul dan digunakan dalam komunitas Virtual YouTuber dari agensi Virtual YouTuber Hololive Jepang. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui sebab terbentuknya, bentuk, fungsi, serta makna yang terkandung dalam bahasa slang tersebut. Data yang dianalisis berupa rekaman video dari kanal YouTube Hololive. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan landasan teori semiotik Roland Barthes (1967). Hasil dari penelitian ini adalah ditemukannya makna konotasi dalam bahasa slang komunitas Virtual YouTuber Hololive. Bahasa slang yang ditemukan memiliki fungsi sebagai kode rahasia yang membuat orang awam tidak mengetahui maknanya dan cenderung melanggar kaidah bahasa yang benar. ......This study will focus on the slang languages that appears and used in the Virtual YouTuber community from the Virtual YouTuber agency Hololive Japan. The purpose of this study was to determine the cause of its formation, form, function, and meaning contained in the slang languages. The analyzed data is in the form of recorded video from the Hololive YouTube channel. The qualitative is method used based on the semiotic theory of Roland Barthes (1967). The result of this study is the discovery of connotative meanings in the slang language of the Hololive Virtual YouTuber community. The slang languages that have been found has a function as a secret code that makes ordinary people don’t understand its meaning and tends to violate the grammatical rules.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mita Romadhoni Eta Wardana
Abstrak :
Fiksi distopia kerap kali menampilkan kecemasan masyarakat mengenai masalah politik baik di masa lalu, masa kini, dan masa depan. Hal yang sama terjadi dalam novel Yoko Ogawa, Hisoyaka na Kesshou. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dampak teror rezim opresif dalam Hisoyaka na Kesshou dan peran novel tersebut sebagai fiksi distopia yang mengkritik sistem pemerintahan totaliter. Analisis dilakukan dengan menggunakan teori totalitarianisme Arendt dan Roberts dan teori fiksi distopia dan pemikiran politik dari Stock. Melalui penelitian ini, ditemukan bahwa teror rezim opresif dalam novel tersebut mengakibatkan masyarakat menderita dari kelaparan, taraf hidup yang rendah, isolasi, kurangnya penemuan baru, dan depopulasi. Hasil ini menunjukkan bahwa sebagai sebuah fiksi distopia, Hisoyaka na Kesshou dapat dibaca sebagai kritik terhadap pemerintahan yang totaliter. ......Dystopian fiction often presents people's anxiety regarding past, current, and future political problems. The same thing happens in Yoko Ogawa's novel, Hisoyaka na Kesshou. This study aims to examine the impacts of oppressive regime's terrors in Hisoyaka na Kesshou and the role of said novel as a dystopian fiction that criticizes the totalitarian government system. The analysis was carried out using Arendt and Roberts theory of totalitarianism and Stock's theory of dystopian fiction and political thought. Through this research, it was found that the terror of the oppressive regime in the novel resulted in people who were suffering from famine, low standard of living, isolation, the lack of new discovery, and depopulation. This result shows that as a dystopian fiction, Hisoyaka na Kesshou can be read as a criticism toward totalitarian government.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library