Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 16 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rianawati Raharyani
"ABSTRAK
Program intervensi ini benujuan untuk mcmbcrdayakan masyamkat kampung Lio
RW 20 dengan memberikan sebuah solusi altematifpengobatan yang relatifmurah.
Program ini dimaksudkan untuk mengurangi rasa ketidakberdayaan (lzekzlessness) warga
kampung tersebut terutama dalam hal kesehatan. Tujuan utama dari intervensi ini adalah
untuk menanamkan kesadaran dan pengertian mengcnai tanaman obat keluarga (TOGA)
sebagai ahcmalifpengobatan yang relatifmurah. Pemberdayaan warga ini mcnggunakan
teori Learned Hegnlessness yang dikemukakan oleh Seligman (1975) dan The Health
BcliefMode1(Roscnstock, 1974). Tcknik intervensi menggunakan Comrmmig'
Empowerment (Dalton, 2001) dan Erperiential Leamizzg (David A. Kolb, 1996).
Penduduk kampung ini tergolong kategori squatter; pcnghuni liar, dimana mayoritas
penduduknya ad alah pendatang dan berpendidikan rendah, serta tempat tinggal mereka
scbagian bcsar tidak memenuhi standar rumah yang sehat. Permasalahan utama mereka
adalah ketidakmampuan dalam segi ckonomi, sehingga mcreka sangat terbebani oleh
binya pengobatan masa kini. Metode pendekatan dalam mengembangkan program
interensi ini dilakukan melalui metode kualitatiil dan pcngembangan agen perubahan
diperlukan pada intervensi ini un tuk mengawali program pemberdayaan masyamkat
kampung Lio dalam budidaya TOGA. Pelaksanaan program intervensi ini dilakukan
dengan kunjungan fonnal dan informal, pcrtemuan tatap muka lzmgsung dan komunikasi
yang intensif dan tcrcncana, dan fokus pada pengembangan kapasitas warga kampung
sebagai upaya menumbuhkan kemampuan dan kctemmpilan warga sehingga mcrcka
lebih berclaya dan mandiri. Tahap awal dari program intervensi ini dilakukan selama 8
bulan (November 2006-Juli 2007) dan berhasil dcngan terbentuknya agen perubahan
yang bertimgsi dengan baik dan adanya lahan khusus untuk diiadikan pusat TOGA dari
kampung Lio RW 20. Agcn pcmbahan ini telah berhasil menumbuhkan kcsadaran dan
pengertian kepada warga untuk bcrpartisipasi aktifdalam budidaya TOGA ini sebagai
upaya untuk mencari altematifpcngobatan yang murah sehingga dapat mengumngi bcban
mere]-ca. lntervensi tahap lanjut masih perlu dilakukan agar apa yang menjadi tujuan dan
harapan bersama warga kampung Lio RW 20 ini bisa tercapai, yaitu peningkatan
kemampuan dan keterampilan hidup schat.

ABSTRACT
The objective of this intervention program tk to empower the population of
Kanioung Lio RW 20 by providing a relativehf inexpensive medication alternatifsolution
This program also aims on reducing the lteblessness ofthe population particularht on
health issues. The main objective ofthts intervention is to gain the populations
awareness and understanding about TOGA cultivation as a relativehr inexpensive
mediation alternative. This community awareness 119 based on Learned Helolessness
theory by .Se ligman (1975) and The Health Belief Model by Rosenstock (1974). The
intervention technique ts based on Community Empowerment (Dalton, 2001) and
Experiential Learning (David A. Kolb, 1996)
The population of this village is categorized as squatter, untamed population,
where the majority ofthe population are migrants (outsidens) with low education level,
who most of them are occupying below health standard houses. Economical weakness is
the main issue of this population which burdens them of today 's medication _/ee. The
approaching method in developing this intervention program done through qualitative
method and the expansion of change agent needed in this intervention to began this
community empowerment in TOGA cultivation. The implementation of this intervention
program conducted with_R>rmal and in_RJrmalvt1sits, direct meeting and intensive and
planned communication which jbcus on the capacity building ofthe community as an
ejort to increase the ability and skills ofthe population which enable them to be more
independent and capable.
The first stage ty' this intervention program was conducted _/br 6' months
(November 2006-July 2007) and nas successhtl by the _Rrrmation of change agent that
well functioning and there a speci/ic area provided for TOGA center from Kampung Lia
RW 20. This agent of change has ejectively escalate the awareness and understanding of
the population medication alternative to reduce their economical burden. Thejbllow up
of this first stage still need to be innzlemented to fuyill the objective and expectation of
the community of Karnpung Lio RW 20, the escalation of skills and ability to wards
healthy life.

"
2007
T34087
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rianawati Raharyani
"ABSTRAK
Program intervensi ini bertujuan untuk mcmberdayakan masyarakat kampung Lio
RW 20 dengan memberikan sebuah solusi altematifpengobatan yang relatifmurah.
Program ini dimaksudkan untuk mengurangi rasa ketidakberdayaan (helplessness) warga
kampung temebul tcrutarna dalam hal kesehatan. Tujuan utama dari intervensi ini adalah
untuk menanamkan kesadaran dan pengertian mengenai tanarnan obat keluarga (T OGA)
sebagai altematifpengobatan yang relatifmurah. Pemberdayaan warga ini menggunakan
teori Learned Heblessness yang dikemukakan oleh Seligman (l975) dan The Heallh
Belief Model (Rosenstock, 1974). Teknik intewensi menggunakan Communig/
Empowerment (Dalton, 2001) dan Experien!ia1Leaming (David A. Kolb, 1996).
Pcnduduk kampung ini tergolong katcgori squatter; penghuni liar, dimana mayoritas
penduduknya adalah pendatang dan berpendidikan rendah, ser-ta tempat tinggal mereka
sebagian besar tidak mcmenuhi standar mmah yang sehat. Permasalahan utama mercka
adalah kelidakmampuan dalam segi ekonomi, sehingga mereka sangat terbebani oleh
biaya pengobatan masa kini. Metode pendekatan dalam mengembangkan program
intcrcnsi ini dilakukan melalui rnetode kualitatifl dan pengembangan agen perubahan
diperlukan pada intervensi ini untuk mengawali program pemberdayaan masyarakat
kampung Lio dalam budidaya TOGA. Pelaksanaan program intervcnsi ini dilakukan
dengan kunjungan formal dan informal, pertemuan tatap muka langsung dan komunikasi
yang intensif dan terencanzr, dan fokus pada pengembangan kapasitas warga kampung
scbagai upaya mcnumbuhkan kemampuan dan kcterampilan warga sehingga mereka
Iebih berdaya dan mandiri. Tahap awal dad program intervensi ini dilakukan selama 8
bulan (November 2006-Juli 2007) dan berhasil dengan terbentuknya agen perubahan
yang berfungsi dengan balk dan adanya lahan khusus untuk dijadikan pusat TOCA dari
kampung Lio RW 20. Agen perubahan ini telah berhasil menumbuhkan kesadarzm dan
pcngcrtian kepada warga untuk berpartisipasi aktifdalam budidaya TOGA ini sebagai
upaya untuk mencari altcmatifpengobatan yang murah sehingga dapat mengurangi beban
mereka. Inten/ensi tahap lanjut masih perlu dilakukan agar apa yang menjadi tujuan dan
harapan bersarna warga kampung Lio RW 20 ini bisa temapai, yaitu pcningkatan
kemampuan dan keterampilan hidup sehat.
Kata Kunci:
HeĀ¢Iessness, TOGA, agen pcrubahan
vii

ABSTRACT
Community Emponermentjbr Farnibt Medical Plant (T OGA) Cultivation
(Medication A lternative for The Population of Kampung Lio RW 20)
The objective of this intervention program is to ennrower the population of
Kampung Lio RW 20 by providing a relatively inexpensive medication alternaty solution.
T his program also aims on reducing the heblessness ofthe population particularly on
health issues. The main objective of this intervention Ls to gain the population is
awareness and understanding about T OGA cultivation as a relatively inexpensive
mediation alternative. This community awareness is based on Learned Hemlessness
theory by Seligman (1975) and The Health Belief Model by Rosenstock (1974). The
intervention technique is based on Cont/nunigt Empowerment (Dalton, 2001) and
Experiential Learning (David A. Kolb. I 996)
The population of th is village is categorized as squatter, untamedpopulation,
where the majority ofthe population are migrants (outsiders ) with low education level,
who most of them are occupying below health standard houses. Economical weakness is
the main issue of this population which burdens them of today iv medication _/ee. The
approaching method in developing th is intervention program done through qualitative
method and the expansion of change agent needed in this intervention to began th is
community empowerment in TOGA cultivation. The implementation of this intervention
program conducted with jbrmal and irwrmal visits, direct meeting and intensive and
planned Communication which joctts on the capacity building if the communigr as an
effort to increase the ability and skills ofthe population which enable them to be more
independent and capable.
The_;?ir1s?t stage of this intervention program was conducted for 8 months
(November 2006-Jubr 2007) and was successjitl by the for'mation of change agent that
well functioning and there a specyic anea provided _hrr TOCA center jrorn K amprrng Lio
RW 20. This agent of change has ejectivelv escalate the awareness and understanding of
the population medication alternative to reduce their economical burzlen. Thejollaw up
of this first stage still need to be implemented to ful/ill the objective and expectation of
the community of Kampung Lio RW20, the escalation of skills and ability to wards
healthy IW.

"
2007
T34145
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rini Supri Hartanti
"ABSTRAK
Program Eliminasi penyakit Lympahatic Filariasis (ELF) telah menjadi komitmen
global WHO dan negara-negara endemis. Indonesia sebagai salah satu negara
endemis mengikuti program ELF, yaitu dengan tujuan untuk memutus transmisi
dan penurunan risiko penderita. Pemutusan transmisi dilakukan melalui program
pengobatan massal kepada seluruh masyarakat di daerah endemis selama 5 tahun.
Pelaksanaan program mengalami banyak kendala karena masih banyak
masyarakat yang belum mengetahui tentang perlunya pencegahan penularan
penyakit ini. Stigma sosial, penurunan kualitas sumber daya manusia, serta
dampak sosial dan ekonomi menjadi ancaman serius bila penyakit ini tidak
tertanggulangi.
Intervensi ditujukan untuk meningkatkan pemahaman kader PKK RW 05
Kelurahan Krukut tentang perlunya pencegahan penularan penyakit filariasis
sehingga dalam jangka panjang akan dapat meningkatkan partisipasi masyarakat
pada upaya pencegahan penularan penyakit tersebut. Metode untuk memahami
permasalahan di lapangan dilakukan dengan metode kualitatif dengan tehnik
wawancara, observasi, serta focus group discussion
Program yang dilaksanakan dalam intervensi adalah program sosialisasi tentang
penyakit filariasis, studi banding serta pembuatan program keija Kelompok PKK.
Target intervensi adalah target intermediate, yaitu pengurus Kelompok PKK RW.
Program dirancang dengan dasar teori-teori tentang prevensi, perilaku kesehatan,
partisipasi, empowerment serta experiential learning.
Hasil pelaksanaan intervensi tercapai sesuai tujuan yang diharapkan yang diukur
dengan indikator melalui hasil pretes-postes, observasi, serta wawancara. Hasil
tersebut adalah adanya peningkatan pengetahuan tentang filariasis, peningkatan
pengetahuan tentang perlunya mengembangkan lingkungan yang bersih dan sehat
serta peningkatan collective efficacy"
2007
T38131
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Safitri Ristagitania Athar
"ABSTRAK
Intervensi yang dilakukan pada kelompok pemulung di RT 04/ RW 05 Desa Jatisari,
Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat dilakukan untuk mengeluarkan
mereka dari siklus kemiskinan. Program intervensi ini diadaptasi dari penelitian Malcolm J.
Odell, di Nepal (2005), dan menggunakan strategi psikologi intervensi sosial. Landasan teori
yang digunakan dalam penelitian ini adalah Seligman's Cycle of Poverty (1975) dan
pendekatan Appreciative Inquiry yang dikembangkan oleh Cooperrider (2005). Hasil dari
program intervensi ini adalah para pemulung yang telah mengintemalisasi visi dan mimpi
mereka menjadi bentuk strategi perencanaan kegiatan yang sesuai dengan latar belakang
mereka, yaitu daur ulang limbah organic.menjadi produk dengan nilai tambahan.

ABSTRACT
Intervention that held among the scavengers in RT 04/RW 05 Desa Jatisari, Kecamatan
Tanjungsari, Kabupaten Sumedang, West Java, is aimed to break the cycle of poverty they
have been thnving on. This intervention programme was adapted from the research of
Malcolm J. Odell (2005) in Nepal, India. Psychological and social intervention strategies to
analyse the grinding poverty and to enable to break the cycle of poverty were used. The
ground theories ofthe programme were Seligman's cycle ofpoverty (1975) and Cooperrider's
appreciative inquiry (2001). The result showed that they succeed on internalizing their vision
into making strategic action plans that reliable with their conditions, recycling organic waste
into a vakue added goods."
2009
T37926
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rianawati Raharyani
"Program intervensi ini bertujuan untuk memberdayakan masyarakat kampung Lio RW 20 dengan memberikan sebuah solusi alternatif pengobatan yang relatif murah. Program ini dimaksudkan untuk mengurangi rasa ketidakberdayaan {helplessness) warga kampung tersebut terutama dalam hal kesehatan. Tujuan utama dari intervensi ini adalah untuk menanamkan kesadaran dan pengertian mengenai tanaman obat keluarga (TOGA) sebagai alternatif pengobatan yang relatif murah. Pemberdayaan warga ini menggunakan teori Learned Helplessness yang dikemukakan oleh Seligman (1975) dan The Health Belief Model (Rosenstock, 1974). Teknik intervensi menggunakan Community Empowerment (Dalton, 2001) dan Experiential Learning (David A. Kolb, 1996). Penduduk kampung ini tergolong kategori squatter, penghuni liar, dimana mayoritas penduduknya adalah pendatang dan berpendidikan rendah, serta tempat tinggal mereka sebagian besar tidak memenuhi standar rumah yang sehat. Permasalahan utama mereka adalah ketidakmampuan dalam segi ekonomi, sehingga mereka sangat terbebani oleh biaya pengobatan masa kini.
Metode pendekatan dalam mengembangkan program interensi ini dilakukan melalui metode kualitatif, dan pengembangan agen perubahan diperlukan pada intervensi ini untuk mengawali program pemberdayaan masyarakat kampung Lio dalam budidaya TOGA. Pelaksanaan program intervensi ini dilakukan dengan kunjungan fonnal dan informal, pertemuan tatap muka langsung dan komunikasi yang intensi f dan terencana, dan fokus pada pengembangan kapasitas warga kampung sebagai upaya menumbuhkan kemampuan dan keterampilan warga sehingga mereka lebih berdaya dan mandiri. Tahap awal dari program intervensi ini dilakukan selama 8 bulan (November 2006-Juli 2007) dan berhasil dengan teibentuknya agen perubahan yang berfungsi dengan baik dan adanya lahan khusus untuk dijadikan pusat TOGA dari kampung Lio RW 20. Agen perubahan ini telah berhasil menumbuhkan kesadaran dan pengertian kepada warga untuk berpartisipasi aktif dalam budidaya TOGA ini sebagai upaya untuk mencari alternatif pengobatan yang murah sehingga dapat mengurangi beban mereka. Intervensi tahap lanjut masih perlu dilakukan agar apa yang menjadi tujuan dan harapan bersama warga kampung Lio RW 20 ini bisa tercapai, yaitu peningkatan kemampuan dan keterampilan hidup sehat."
Depok: Universitas Indonesia, 2007
T37961
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Detty Gusnida
2007
T38466
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hidayat
"ABSTRAK
Penelitian ini berusaha melihat pengaruh sosialisasi politik keagamaan menggunakan metode tarbiyah (pendidikan Islam) terhadap identifikasi dan loyalitas partai. Penelitian ini juga berusaha menguji hipotesis bahwa pemilih Partai Keadilan Sejahtera (PKS) peserta tarbiyah lebih loyal dibandingkan pemilih PKS non-tarbiyah. Seluruh subjek penelitian (N=160) adalah mahasiswa pemilih PKS dengan rincian sebanyak 40 orang adalah pemilih PKS non-tarbiyah, dan 120 orang mahasiswa pemilih PKS peserta tarbiyah.
Menggunakan analisis Sructural Equation Modelling (SEM) hasil penelitian menunjukkan bahwa sosialisasi politik keagamaan dengan metode tarbiyah merupakan prediktor yang positif dan signifikan terhadap identifikasi partai dan loyalitas PKS. Hasil uji multivariat (MANOVA) menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan antara tiga kelompok tarbiyah (kelompok tersosialisasi tinggi, sedang, dan tidak ikut tarbiyah) pada kombinasi linear dari sejumlah variabel terikat. Lebih lanjut, uji univariat ANOVAs menunjukkan perbedaan signifikan antara tiga kelompok tarbiyah berlaku untuk setiap variabel terikat yaitu sikap keseluruhan, identifikasi partai, komponen identifikasi partai (afeksi, kognisi, ideologi, dan identitas sosial), dan loyalitas partai.Selanjutnya, nilai mean setiap variabel terikat menunjukkan bahwa semakin kuat sosialisasi tarbiyah yang diterima seseorang semakin kuat pula identifikasi dan loyalitasnya terhadap PKS.

ABSTRACT
This research trying to find the religious political socialization effect using tarbiyah (Islamic education) method upon party identification and party loyalty. This reseach also try to examine the assumption that tarbiyah participants are more loyal to Partai Keadilan Sejahtera (PKS) than non-tarbiyah. All this reseach respondents (N=160) are students who vote PKS in 1994 general election and devided into two category: participate with tarbiyah socialization (N=120) and non-tarbiyah (N=40).
By using Structural Equation Modelling (SEM) analysis, the results indicated that religious political socialization using tarbiyah method is a positif and significant predictor for party identification and loyalty to Partai Keadilan Sejahtera (PKS). The result of Multiple Analysis of Variance (MANOVA) tests indicated that there were significant difference among three tarbiyah socialization groups (highly, medium, and none-socialized) in linear combinations of the dependent variabels. Follow up univariate ANOVAs indicated there are a significant different among these groups for each dependent variabel; overall attitudes, party identification and its components (affect, cognition, social identity, and ideology), and party loyalty. In addition, the mean values of these dependent variabels indicated that more strongly tarbiyah socialization acquired by the partisan, will leads to more strong party identification and a loyalty to PKS.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2007
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Dian Akbar
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh peta kognitif pemilih terhadap pembentukan identifikasi partai di kalangan simpatisan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Penelitian mengenai perilaku pemilih di Indonesia sendiri tergolong jarang dilakukan. Fokus dari penelitian ini terletak pada isu politik yang digunakan oleh kandidat PKS di Pilkada Banten. Adapun yang dimaksud dengan isu politik adalah visi, misi dan jargon yang digunakan oleh kandidat PKS. Peta kognitif mengacu pada konsep yang dikemukakan oleh Bone dan Ranney (1963) yang terdiri dari persepsi, konseptualisasi, dan keterlibatan. Sedangkan untuk identifikasi partai adalah kedekatan seseorang dengan partai politik. Penelitian ini dibatasi pada Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Hal ini didasarkan pada fenomena PKS pada pemilu 2004 yang berhasil mendulang suara cukup tinggi dan memenangkan pemilu legislatif di Jakarta. Selain itu, kemenangan PKS pada beberapa Pilkada juga menjadi alasan pengambilan PKS sebagai batasan penelitian Subjek penelitian ini adalah simpatisan PKS yang berdomisili di Banten. Konsep simpatisan dibatasi dengan menggunakan teori struktur psikologis partisanship yang dikemukakan oleh Greene (1999). Simpatisan dalam hal ini dibatasi dengan afek positif dan negatif yang dimiliki responden terhadap PKS. Berdasarkan hasil penelitian yang telah berjalan, peneliti menyimpulkan bahwa (1) terdapat pengaruh persepsi isu politik terhadap pembentukan identifikasi partai simpatisan PKS, (2) terdapat pengaruh konseptualisasi isu politik terhadap pembentukan identifikasi partai simpatisan PKS, (3) tidak terdapat pengaruh keterlibatan isu politik terhadap pembentukan identifikasi partai simpatisan PKS. Di antara ketiga variabel bebas, variabel persepsi merupakan variabel yang paling besar mempengaruhi pembentukan identifikasi partai.

This research aimed to examine the influence of the voter`s cognitive map to the formation of the identification of the party in the sympathizer's of PKS. The research about the behavior of the voter`s in Indonesia personally was limited. The research focus on political issues that was used by the PKS candidate in Banten governor election. Political issues refer to the point of view, the mission and the slogan that were used by the candidate of PKS. The concept of cognitive map raised by Bone and Ranney (1963) they propose that cognitive map of the perception, conceptualization, and the involvement. Whereas for the party identification refer to emotional attachment to the political party. This research focus to the PKS (Partai Keadilan Sejahtera). As in the 2004 election, PKS succeeded in getting high enough voter`s and won the legislative general election in Jakarta. Moreover, the PKS achievement in several local governor election also became the reason for conducting this research. The participant of this research was the PKS sympathizer`s that was domiciled at Banten. The sympathizer was defined using the theory of the psychological structure partisanship raised by Greene (1999). The sympathizer was restricted to those PKS sympathizer`s who have positive affect and negative affect. Results of the research found that that (1) there is an influence of the perception to political issues on forming party identification between the PKS sympathizer`s, (2) there is an influence of the conceptualization to political issues on forming party identification of the PKS sympathizer`s, (3) there is no influence of the involvement to political issues on forming party identification of the PKS sympathizer`s. Among of the three independent variables, the perception variable has the highest influence on forming party identification."
Depok: Universitas Indonesia, 2007
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christa Adistya
"Angkot merupakan sarana transportasi yang banyak digunakan oleh masyarakat Jakarta. Namun terkadang perilaku mengemudi supir angkot ini tidak sesuai dengan peraturan dan membahayakan dirinya dan orang lain, seperti mengebut Salah satu faktor yang mendorong munculnya perilaku mengebut adalah jenis musik dan jumlah penumpang. Penelitian ini dilakukan untuk melihat apakah ada pengaruh dari jenis musik dan penumpang terhadap perilaku mengebut supir angkot usia muda serta apakah ada interaksi antara keduanya terhadap perilaku mengebut. Penelitian dilakukan pada 60 orang supir angkot di Depok dengan metode field experiment. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa jenis musik tidak berpengaruh secara signifikan dengan mengebut (F=2,564, p>0,05). Jumlah penumpang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap mengebut dengan F= 31,878, p<0,05, dan tidak ada interaksi antara jenis musik dan jumlah penumpang terhadap mengebut (F=2,963, p>0,05).
"Angkot" is one of many public transportation that most people use in daily activity. Unfortunately, angkot 's driver tends to disobey the rules such as speeding. Some factors contribute to this behavior are the type of music they listen to and the number of passenger. This research was design to see if there is an influence of type of music dan number ofpassenger to speeding behavior, and if there is an interaction between type of music and number ofpassenger to speeding behavior on young angkot 's driver. This research was conducted using field experiment methode to 60 angkot driver in Depok. The result show that there is no significant affect of music type to speeding behavior (F = 2,564, p>0,05), there a significant affect of number ofpassenger to speeding behavior (F = 31,878, p<0,05), and there is no significant interaction between music type and number of passenger to speeding behavior (F = 2,963, p>0,05)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2010
S3683
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yunita Kusumawardani
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran fundamentalisme beragama dan identitas sosial wanita Salafi yang bercadar, serta ingin mengetahui hubungan antara fundamentalisme beragama dengan identitas sosial pada wanita Salafi yang bercadar. Fundamentalisme beragama di sini merujuk pada keyakinan mereka yang mendasar dalam menjalani agama Islam. Sedangkan identitas sosial yang dimaksud adalah identitas sosial mereka sebagai kelompok Salafi. Penelitian ini menggunakan studi kuantitatif dengan metode korelasional pada 50 partisipan dengan pendidikan minimal SMA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa wanita Salafi yang bercadar mayoritasnya memiliki fundamentalisme beragama yang tinggi dan identitas sosial yang cenderung moderate dan bervariasi dari rata-rata (agak rendah-agak tinggi) hingga tinggi, serta tidak ada hubungan yang signifikan antara fundamentalisme beragama dengan identitas sosial pada wanita Salafi yang bercadar. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tinggi rendahnya fundamentalisme beragama tidak dapat dijelaskan dengan tinggi rendahnya identitas sosial mereka sebagai bagian dari kelompok Salafi. Dimungkinkan adanya faktor lain yang mempengaruhi kemunculan identitas sosial pada wanita Salafi yang bercadar.

ABSTRACT
This study aimed to describe of religious fundamentalism and social identity of Salafi women wearing veil and check the relationship between religious fundamentalism and social identity in Salafi women wearing veil. Veil is a fabric covering the face except the eyes. Religious fundamentalism refers to the fundamental beliefs in running the Islamic religion and social identity means their identity as a Salafi group. This study used a quantitative study with correlational design. Fifty Salafy women participated in this study. The results showed that majority of Salafi women wearing veil have high religious fundamentalism, and inclined moderate and have a variation from mean (slightly low-slightly high) to high social identity, and there was no significant relationship between religious fundamentalism with a social identity in Salafi women wearing veil. Thus, it can be concluded that the level of religious fundamentalism can not be explained by the level of their social identity as part of the Salafi group. Other possible factors may influence the emergence of social identity in Salafi women wearing veil."
2010
S3689
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>