Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 15 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Adinda Endramari
Abstrak :
Selain sebagai hiburan, film juga beperan sebagai media yang merepresentasikan dan menyebarkan ideologi. Penelitian ini akan fokus membahas Hacksaw Ridge (2016) sebagai representasi film aksi peperang Hollywood yang menawarkan penggambaran baru maskulinitas hegemoni, khususnya pada lingkungan militer. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode strukturalis, khususnya teori semiotika Barthes, analisis karakterisasi berdasarkan teori Boggs dan Petrie, serta studi pustaka lebih lanjut terkait maskulinitas hegemoni. Penelitian ini diharapkan dapat menjelaskan (1) bagaimana film Hacksaw Ridge memanfaatkan beberapa aspek sinematik, seperti teknik pengambilan gambar dan pemilihan aktor, untuk menggambarkan maskulinitas hegemoni dan (2) bagaimana karakter utama film, Desmond Doss, memberikan perspektif baru terhadap apa yang dianggap maskulin. ......Other than a part of entertainment, a movie is also a suitable medium to represent and disperse ideology. This research will focus on highlighting Hacksaw Ridge (2016) as a representation of a war movie that offers a fresh portrayal of hegemonic military masculinity. The methods used will be the structuralist approach, specifically Barthes’s theory of semiotics, characterization analysis based on Boggs and Petrie, and further library research related to hegemonic masculinity. This research is expected to make a point on (1) how the movie uses several cinematic aspects, including camera work and choice of actors or casting, to portray hegemonic masculinity and (2) how the main character, Desmond Doss, gives a new perspective on what is considered masculinity.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Lontoh, Jason
Abstrak :
ABSTRAK
Berserk adalah adaptasi Macbeth yang dalam beberapa hal berbeda dari Macbeth orisinil karena ia mengadaptasi 5 babak drama Macbeth menjadi sesuatu yang lebih panjang. Kesuksesan Throne of Blood sebagai adaptasi Macbeth mendorong orang-orang di Asia Timur untuk membuat adaptasi Macbeth mereka sendiri. Kentaro Miura memutuskan untuk membuat manga dari Macbeth Shakespeare. Bagaimana tragedi Shakespeare Macbeth diadaptasi ke dalam komik jepang/manga? Lebih penting, apakah manga itu mengikuti ciri-ciri tragic heroes Shakespeare atau tragic heroes Jepang? Atau apakah menggabungkan keduanya? Esai ini memeriksa Berserk sebagai adaptasi Macbeth dan membahas dorongan etnografi mereka.
ABSTRACT
Berserk is a Macbeth rsquo s adaptation that in some ways is different from the original Macbeth as it adapts the original five acts into something longer. Throne of Blood 39 s success as Macbeth rsquo s adaptation encourages people in East Asia to make Macbeth rsquo s adaptation of their own. Kentaro Miura decided to make a manga out of Shakespeare rsquo s Macbeth. How is a Shakespearean tragedy Macbeth adapted into a Japanese comic manga More importantly, does it follow Shakespeare rsquo s tragic heroes or Japanese tragic heroes rsquo characteristics regarding the two main characters Or does it incorporate both This essay examines Berserk as Macbeth rsquo s adaptation and addresses their ethnographic impulses.
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Claudia
Abstrak :
ABSTRAK
Jurnal ini meneliti ideologi media dalam tiga media internasional, yaitu The Jakarta Post 2015 , The Guardian 2015 , dan The New York Times 2015 lewat teori orientalisme Said dalam Patrick Wolfe 1997 . Artikel berita yang dipilih dari masing-masing media menyoal pembatalan mata acara Ubud Writers and Readers Festival UWRF 2015, secara urut berjudul Being Silenced in Ubud , Indonesian writers 39; festival forced to cancel events linked to 1965 massacre , dan At a Bali Festival, Indonesia Enforces Silence About Its Bloody Past , dikaji menggunakan metode analisis wacana kritis komparatif dari Fairclough 2015 . Penelitian ini, menitikberatkan pada analisis representasi, dibagi menjadi tiga bagian analisis, yaitu analisis komparatif pada representasi proses, representasi aktor sosial, dan representasi ruang-waktu dalam tiap artikel berita. Temuan pertama adalah bahwa The Jakarta Post, sebagai media timur, membawa politik yang spesifik dan lokal dengan menarasikan masyarakat sipil Indonesia sebagai protagonis dan panitia penyelenggara festival sebagai antagonis, tetapi dengan fokalisasi yang lemah. Kedua, The Guardian, sebagai media barat, membawa politik yang umum dan global dengan menarasikan pemerintahan global sebagai protagonis dan pemerintah nasional yang otoriter sebagai antagonis dengan memfokalisasi sentimen pemerintah nasional terhadap bangsa asing. Terakhir, The New York Times, sebagai media barat, mirip dengan The Guardian, tetapi dengan fokalisasi yang berbeda - artikel berita The New York Times merepresentasikan keterlibatan Amerika Serikat AS sebagai protagonis dan narasi sejarah tragedi 1965 terkait pembatalan mata acara UWRF 2015.
ABSTRACT
This research analyzes the media ideology incorporated in three different international media, namely The Jakarta Post 2015 , The Guardian 2015 , and The New York Times 2015 in the framework of Said rsquo s in Patrick Wolfe 1997 orientalism. The news reports chosen from each media are of the cancellation in Ubud Writers and Readers Festival UWRF 2015, orderly entitled ldquo Being Silenced in Ubud rdquo , ldquo Indonesian writers rsquo festival forced to cancel events linked to 1965 massacre rdquo , and ldquo At a Bali Festival, Indonesia Enforces Silence About Its Bloody Past rdquo , dissected with Fairclough rsquo s 2015 comparative critical discourse analysis. The research, emphasizing on the representation analysis, is divided into three parts of analysis, which are the comparative analysis on the representation of process, the representation of social actors, and the representation of space time in each news reports. The first finding is that The Jakarta Post, as the Orient media, carries specific and local politics by framing Indonesian national civil society as the protagonist and the festival organizers as the antagonist, yet with weak focalization. Second, The Guardian, as the West media, carries generic and global politics by framing the international governance as the protagonist and the authoritarian national governance as the antagonist with focalization on the national governance rsquo s sentiment towards the foreign. Lastly, The New York Times, as the West media, is similar to The Guardian, yet with different focalization ndash it represents the United States of America rsquo s involvement as the protagonist and the narrative history of the 1965 tragedy in accordance to the cancellation in UWRF 2015.
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Riska Avi Amanda
Abstrak :
ABSTRAK
Kehamilan remaja sering digambarkan secara negatif di media. Melihat dari beberapa film Hollywood tentang kehamilan remaja, ibu remaja cenderung terlihat tidak dewasa dan tidak mengerti ketika membuat keputusan dan berurusan dengan bayinya. Hal ini disebabkan pengaruh orang tuanya dan lingkungan mereka. Film Juno 2007 merupakan film yang menampilkan perlawanan terhadap stereotip ibu remaja di masyarakat. Dalam film, Juno, remaja yang hamil di usia 16 tahun, memilih untuk menjaga bayinya dan menempatkannya untuk diadopsi. Menggunakan analisis tekstual agensi seorang perempuan mdash;ibu remaja mdash;melalui film, penelitian ini menunjukkan bahwa Juno mewakili kedewasaan di luar usianya ketika dia sedang dalam proses pengambilan keputusan. Melalui ideologi pro-kehidupan dan pro-pilihan yang ditampilkan dalam beberapa karakter dalam film, Juno menunjukkan agensinya yang mengarahkan dirinya pada keputusan akhir.
ABSTRACT
Teenage pregnancy is often portrayed negatively in the media. Looking from some Hollywood movies about teen pregnancy, teenage mothers tend to be seen as immature and clueless in dealing and making decision of the baby since they often make decision based on their parents and surroundings. Juno 2007 somehow counters the stereotypes of teenage mothers in the society and media nowadays through the character of Juno, a 16 year-old pregnant teenager, who chooses to keep her baby and place it for an adoption. Using a textual analysis of female agency of teenage mother in the film, this research shows that Juno represents maturity beyond her age when she is in the process of making decision. Through the ideologies of pro-life and pro-choice which are represented in some characters in the film, Juno shows her agency that makes her come to the final decision.
2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Habib Akbar
Abstrak :
Domestikasi adalah salah satu teknik penerjemahan yang memiliki fungsi untuk membuat pembaca mudah memahami teks target dengan menghilangkan kesulitan yang disebabkan oleh istilah budaya dalam teks sumber. The Land of Five Towers adalah novel versi bahasa Inggris dari Negeri 5 Menara Ahmad Fuadi yang menceritakan kisah tentang seorang remaja laki-laki yang belajar di pesantren atau pesantren. Studi ini meneliti teknik domestikasi yang diterapkan oleh penerjemah dalam menerjemahkan istilah budaya pesantren yang ditemukan di Tanah Lima Menara Ahmad Fuadi. Data dikumpulkan dan dianalisis menggunakan teori domestikasi Venuti 1995 dan konsekuensinya terhadap representasi identitas dalam istilah budaya pesantren yang diklasifikasikan menjadi dua teknik; Persamaan fungsional Nida 1995 dan kelalaian. Analisis data menunjukkan bahwa semua istilah pesantren dalam novel ditandai dengan italisasi. Hasilnya menunjukkan bahwa terjemahan dari ST ke TT mengurangi identitas budaya melalui teknik domestikasi yang diterapkan. ...... Domestication is the one of translation techniques which has a function to make the reader easily understand the target text by removing the difficulty caused by cultural terms in the source text. The Land of Five Towers is an English-version novel from Ahmad Fuadi rsquo;s Negeri 5 Menara which tells a story about a teenage boy who studied in Islamic boarding school or pesantren. This study examines the domestication technique which is applied by the translator in translating the pesantren cultural terms found in Ahmad Fuadi rsquo;s The Land of Five Towers. The data are collected and analyzed using Venuti rsquo;s theory of domestication 1995 and its consequence towards identity representation in pesantren cultural terms which are classified into two techniques; Nida rsquo;s functional equivalence 1995 and omission. The data analysis shows that all pesantren terms in novel are marked with italicization. The result shows that the translation from ST into TT reduces cultural identity through domestication techniques which are applied in the translation.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Rofi Ulwan
Abstrak :
Stereotip terhadap ras atau etnis tertentu sering ditemukan di serial televisi sebagai contoh adalah Sense8 2015-2017 di Netflix. Meskipun tampaknya Sense8 ingin menyajikan sebuah acara yang memiliki keragaman dari berbagai macam ras dan etnis, stereotip dapat ditemukan pada salah satu karakter dalam acara tersebut yaitu Kala, seorang wanita Asia Selatan. Representasi Kala sebagai wanita India dalam acara tersebut adalah perjodohannya, sikap submissivenya, dan bagaimana ia harus diselamatkan oleh pria kulit putih. Tulisan ini juga mencoba untuk menganalisis patriarki dari ayah Kala. Dengan menggunakan metode tekstual analisis, tulisan ini berharap dapat mengetahui bagaimana sebuah acara televisi dapat mendukung stereotip untuk menggambarkan karakter-karakter di dalamnya. ...... Stereotypes of certain race or ethnicity are often found in television series, for example, in Netflix rsquo;s Sense8 2015-2017 . Even though the show intends to present diversity, stereotypes can be found in one of the characters, Kala, a South Asian woman. The representations of Kala as an Indian woman in the show are arranged marriage, her submissiveness, and how she needs to be saved by a white male. This paper will also try to analyze Kala rsquo;s father rsquo;s patriarchy. Using textual analysis, this paper aims to achieve how a television series could reinforce stereotypes to portray their own characters.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Aritonang, Maura Aprilia D`Yona
Abstrak :
Film dapat menjadi sebuah media yang membantu penontonnya mengatasi ketakutan mereka terhadap kematian, juga meminimalisasi stigmatisasi negatif terkait topik tersebut. Penulis mengusulkan bahwa film dan kemampuannya untuk menceritakan sesuatu dapat mengubah kematian menjadi sebuah subyek yang dapat dibicarakan secara terbuka. Penulis melihat bahwa dua film Tim Burton, Corpse Bride (2005) dan Frankenweenie (2012), telah berdiskusi tentang kematian secara kasual. Tulisan ini membandingkan bagaimana kedua film membahas kematian. Tulisan ini juga meneliti bagaimana film Burton menggunakan latar spesifik dan aliansi antara karakter yang hidup dan mati untuk menormalisasi topik kematian. Dengan menggunakan metode analisis teks kualitatif, tulisan ini berusaha membuktikan bahwa film tersebut menormalisasi isu kematian dalam film dengan menggambarkan kematian secara tidak realistis dan berusaha mendorong dibukanya ruang diskusi tentang kematian yang kasual dengan mengulang konflik yang sama di kedua film. Film-film tersebut juga menormalisasi topik kematian dengan menciptakan dunia fiksi yang menerima keberadaan makhluk yang sudah mati dan hubungan mereka dengan makhluk hidup. Terakhir, tulisan ini membahas karakter yang diasingkan dari masyarakat yang digambarkan sebagai pahlawan karena mau menerima keberadaan makhluk yang sudah mati. ......Films can be a method to help people cope with their fear of death and minimize the negative stigmatizations surrounding the topic. The writer proposes that film and its ability to tell a story is capable of making death a subject that can openly be talked about. The writer notices two of Tim Burton’s movies, Corpse Bride (2005) and Frankenweenie (2012), are discussing death casually. The article compares how the two movies discuss death. The article also examines why Burton’s films use specific settings and the alliance between the living and the dead characters to normalize death. Using qualitative textual analysis as a method, this article argues that the movies normalize the issues by portraying death unrealistically and encouraging to talk about death casually by using the same conflict in the two movies. The films also try to normalize death by creating a fictional world that is accepting of dead creatures and their contact with the living. Lastly, the article discusses that the characters alienated in their society are portrayed as the hero for accepting dead creatures.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Affan Taufiqulhakim Johardian
Abstrak :
Representasi hegemoni dominasi kekuatan Inggris pada perang dunia kedua dapat direpresentasikan melalui teks-teks budaya populer seperti film perang Hollywood, Dunkirk (2017). Membahas film Dunkirk (2017) dengan buku yang berjudul Film as Social Practice oleh Graemer Turner dan buku Film Art Textual film analysis oleh David Bordwell dan Kristin Thompson sebagai kerangka pada penelitian ini, esai ini membuktikan bahwa ada beberapa pesan-pesan ideologi tertentu sebagaimana film tersebut memperlihatkan bendera Inggris dan Insignia sebagai lambang nasional dari tantara Inggris, bagaimana film tersebut menunjukkan superioritas tantara Inggris melebihi tantara Perancis, dan bagaimana representasi ambiguitas antara hirarki tentara Inggris dihasilkan dalam film ini. Penelitian ini menunjukkan bahwa memori Dunkirk digambarkan sebagai serangkaian aksi heroik pada layar lebar dan secara implisit mengabadikan supremasi dari kekuatan Inggris melalui elemen-elemen sinematografi pada Dunkirk (2017). Selain itu, dengan memasukkan kepercayaan ideologi berupa hegemoni kekuatan Inggris ke dalam budaya populer, Christopher Nolan bermaksud untuk menampilkan sejarah dari peristiwa Dunkirk menurut versi negaranya. ......The representation of Hegemony of British power domination in World War II can be represented through popular culture texts such as Hollywood war movies, Dunkirk (2017). Examining Dunkirk (2017) with Graeme Turners book titled Film as Social Practice and David Bordwell and Kristin Thompson books Film Art textual film analysis as the frameworks of this research, this essay argues that there are some particular ideological messages, such as how the film displays the British flag and insignia as the national symbol of British army, how it shows British armys superiority over the French soldier, and how the ambiguity between British soldiers hierarchy representation is generated in the film. This research shows that the memory of Dunkirk is portrayed as a series of heroic actions on the screen and implicitly perpetuates the British power supremacy through cinematography elements in Dunkirk (2017). Moreover, by inserting ideological belief such as hegemony of British power into popular culture, Christopher Nolan intends to show the history of Dunkirk according to his own countrys version.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Octavia Anantaputri
Abstrak :
Indonesia adalah negara yang mengakui kepercayaan agama, seperti Islam, Kristen, Hindu, dan Budha. Namun, populasi yang dominan adalah umat Muslim; dengan demikian, norma sosial yang berlaku kurang lebih mencerminkan kepercayaan mayoritas. Budaya asing, khususnya budaya barat, sering dianggap tidak pantas dan tidak sesuai dengan budaya Indonesia. Salah satu contoh terbaru adalah lagu "God is a Woman," yang menyampaikan pesan pemberdayaan perempuan. Lagu tersebut dianggap kontroversial karena membawa nama Tuhan dan menyamakannya dengan sifat manusia, termasuk memiliki jenis kelamin. Selain itu, lagu ini berisi konten yang eksplisit secara seksual yang dianggap tabu. Meskipun ada banyak tantangan agar lagu ini dapat diterima di masyarakat, lagu ini masih banyak beredar di kalangan generasi muda di Indonesia. Menurut teori respon audiens Stuart Hall, ada tiga jenis audiensi yang menerima, menolak, atau menegosiasikan sebuah karya. Dalam penelitian ini, akan dibahas bagaimana pemuda Indonesia menegosiasikan lagu yang sebenarnya kontroversial tetapi tetap menjadi favorit mereka. ......Indonesia is a country that recognizes religious beliefs, including Islam, Christianity, Hinduism and Buddhism. However, the dominant population is Muslims; thus, the prevailing social norms more or less reflect the majority‟s belief. Foreign cultures, especially western culture, are often considered to be inappropriate and not in accordance with Indonesian culture. One of the most recent examples is the song "God is a Woman," which conveys the message of female empowerment. The song was considered controversial because it brought the name of God and equated it with human traits, which include having a gender. In addition, this song contains sexually explicit content that is considered taboo. Although there are many challenges for this song to be accepted in the community, surprisingly, it is still widely circulating within the younger generation in Indonesia. According to Stuart Hall's reception theory, there are three types of audiences who accept, reject, or negotiate a work. In this research, we will discuss how Indonesian youth negotiate songs that are actually controversial but remain their favourite.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Maisha Rachmat
Abstrak :
Representasi hubungan antara satu kelompok ras/etnis dengan yang lain di budaya populer Amerika Serikat lebih sering membahas hubungan orang kulit hitam sebagai minoritas dengan orang kulit putih sebagai mayoritas. Namun, ada peningkatan representasi di budaya populer yang menggambarkan hubungan antar kelompok minoritas, khususnya kelompok-kelompok orang kulit hitam yang beragam di AS. Walaupun representasi keragaman ini patut dirayakan, representasi ini layak dikritik. Penelitian ini menganalisis hubungan antara karakter-karakter Afrika Amerika dan Jamaika dalam serial televisi Netflix Marvel Luke Cage (2018) dengan menggunakan teori konstruksi Self/Other. Penulis berargumen bahwa karakter-karakter Afrika Amerika diposisikan sebagai Self melalui cara-cara yang menggambarkan mereka sebagai karakter-karakter yang bertentangan terhadap karakter-karakter Jamaika. Oleh karena itu, karakter-karakter Jamaika diposisikan sebagai Other. Proses Othering terhadap karakter-karakter tersebut dapat dilihat dari bagaimana mereka mempunyai lebih sedikit kekuasaan dari karakter-karakter Afrika Amerika. Selain itu, identitas mereka dipertentangkan dengan identitas karakter-karakter Afrika Amerika sehingga identitas mereka diberi kesan tidak sama unggulnya dengan identitas Afrika Amerika. Walaupun karakter-karakter Jamaika ini mempunyai agency untuk merespon terhadap proses Othering, mereka dapat dianggap sebagai “the dangerous Other” karena salah satu cara mereka menunjukkan agency tersebut. ......Popular representations of race and ethnic relations in the US more often than not revolve around the Black minority-White majority discourse; however, there is an increase in pop culture media focusing on relationships among minorities, particularly the diverse Black population in the US. Although representing the diversity within Black people is applaudable, these representations are worth critiquing. This research analyzes the relationship between the Jamaican and African American characters in the Netflix Marvel TV series Luke Cage (2018) through the Self/Other construction theory. It argues that the African American characters are positioned as the Self due to how they are defined against the Jamaican characters. In turn, the Jamaican characters are positioned as the Other by having them struggle for power and contrasting their identity with the one embodied by the African American characters. Although the Jamaican characters are portrayed to have agency, the way they exercise it risks confining them to the dangerous Other trope.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>