Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Atika Bendra
Abstrak :
Antioksidan adalah senyawa yang mampu menghilangkan dan menahan pembentukan radikal bebas dalam tubuh. Radikal bebas adalah molekul yang tidak stabil karena memiliki elektron yang tidak berpasangan dalam orbital luarnya sehingga sangat reaktif untuk mendapatkan pasangan elektron dengan mengikat sel-sel tubuh. Apabila hal tersebut terjadi secara terus menerus, ini dapat menyebabkan kerusakan dan kematian sel. Berdasarkan sumbernya antioksidan dibagi dua macam, yaitu antioksidan alami dan antioksidan sintetik. Antioksidan sintetik dikhawatirkan dapat memberi efek samping yang berbahaya bagi kesehatan manusia karena bersifat karsinogenik. Kekhawatiran akan adanya kemungkinan efek samping dari antioksidan sintetik menyebabkan antioksidan alami menjadi alternatif. Indonesia memiliki keanekaragaman tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber antioksidan alami. Pada penelitian ini, dilakukan uji aktivitas antioksidan dari fraksi ekstrak daun cincau perdu (Premna oblongata Miq.). Pengujian dilakukan dengan metode 1,1-Difenil-2-Pikrilhidrazil (DPPH). Daun Premna oblongata Miq. diekstraksi dengan n-heksan, etil asetat, dan metanol. Ekstrak yang memiliki aktivitas antioksidan tertinggi difraksinasi dengan kromotografi kolom dipercepat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak yang paling aktif adalah ekstrak metanol dengan nilai IC50 sebesar 20.01 μg/ml. Selanjutnya ekstrak teraktif difraksinasi dengan kromotografi kolom dipercepat, dan didapatkan 6 fraksi gabungan. Hasil penggabungan fraksi masing-masing diuji aktifitas antioksidannya, dan diperoleh fraksi 5 sebagai fraksi teraktif dengan nilai IC50 sebesar 23.51 μg/ml. Golongan senyawa pada fraksi teraktif adalah flavonoid, glikon, saponin, dan tanin. ...... Antioxidants are compounds which can remove and resist free radical formation in the body. Free radical are unstable molecules which is caused by its unpaired free electron in the outer electron orbital which make it reactively bind body cells to gain the electron pair. if this continuously happens, the cells will be damaged and can cause death cells. For its sources, antioxidants are categorized as natural and synthetic antioxidants. Synthetic antioxidants?s carcinogenicity is faired to give harmful side effects to human healthy, which causes natural antioxidants become chosen alternative as antioxidant sources. Indonesia has many kinds of plants which can be used as antioxidant sources. This study is focused on antioxidant activity of Cincau Perdu leaves extract (Premna oblongata Miq.) by 1,1-Diphenyl-2-picrylhydrazyl (DPPH) assay. Premna oblongata Miq. leaves is extracted using n-hexane, ethyl acetate and methanol. The IC50 value of ethanol extract as the most active fraction was 20.01 μg/mL. The extract which had the highest antioxidant activity were fractinated by accelerated column chromatography and were earned 6 combination factions. The antioxidant activity of combination fractions were tested by DPPH assay and known having 5 active fractions whose the lowest IC50 value was 23.51 μg/mL. The compounds of the active fractions were flavonoid, glikon, saponin and tanin.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S42687
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Rachmawati
Abstrak :
Benzo(a)piren merupakan senyawa hidrokarbon polisiklik aromatik yang berpotensi karsinogenik pada manusia. Benzo(a)piren ditemukan dalam makanan yang dipanggang dengan pemanasan pada suhu tinggi diatas 200oC dan merupakan hasil dari pirolisis lemak. Pada penelitian ini digunakan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) untuk menentukan benzo(a)piren secara kuantitatif dalam ikan bakar dengan menggunakan kolom Kromasil C18-RP. Benzo(a)piren dideteksi pada panjang gelombang eksitasi 345 nm dan panjang gelombang emisi 430 nm, fase gerak asetonitril-air (90:10), dan laju alir 1,2 mL/menit. Waktu retensi yang dibutuhkan benzo(a)piren adalah ± 10,0 menit. Empat sampel yang digunakan pada penelitian ini yakni ikan bakar tanpa bumbu yang dibakar diatas arang hingga matang, ikan bakar bumbu yang dibakar diatas arang hingga setengah matang, ikan bakar bumbu yang dibakar diatas arang hingga matang, ikan bakar bumbu yang dibakar dalam oven hingga matang. Sampel disaponifikasi dengan KOH 2M dalam metanol menggunakan refluks selama tiga jam, kemudian disari dengan heksana. Filtrat heksana diuapkan dengan gas N2 sampai didapat ekstrak kering. Ekstrak kering dilarutkan dengan fase gerak. Kurva kalibrasi dibuat pada rentang 20 ? 200 ng/mL. Hasilnya menunjukkan nilai linieritas yang baik yakni 0,99985, batas deteksi 3,709 ng/mL, batas kuantitasi 12,366 ng/mL dan koefisien variasi sebesar 1,48 %. Dari empat sampel yang dianalisis, hanya satu sampel yang kadarnya dapat dihitung yaitu sampel III, ikan bakar bumbu yang dibakar diatas arang hingga matang dengan kadar sebesar 0,8256 ng/g ± 0,1173 ng/g.
Benzo(a)pyrene having the potential carcinogenic for human is a polycyclic aromatic hydrocarbon. Benzo(a)pyrene was found in food that was strongly heated to more than 200oC and formed from lipid pyrolysis. In this experiment, High Performance Liquid Chromatography (HPLC) was used for the quantitative determination of benzo(a)pyrene (BaP) in grilled fish using Kromasil C18-RP as column. Benzo(a)pyrene was detected at 345 nm excitation and 430 nm emission wavelength, asetonitril-water (90:10) as mobile phase, at the flow of 1.2 mL/minutes. Retention time of benzo(a)pyrene is about 10.0 minutes. Four samples were used in this experiment, i.e. grilled fish without spices in charcoal grilled until done, grilled fish with spices in charcoal grilled half done, grilled fish with spices in charcoal grilled until done, and grilled fish with spices in oven grilled until done. Samples were treated with KOH 2M in methanol for saponification followed by reflux for three hours, then the filtrate was extracted with hexane. The hexane phase was vapoured with N2 until the extract was dry. The residue obtained was dissolved with mobile phase. Calibration curve was performed in the range of 20 ? 200 ng/mL. Result showed good linierity with coefficient of correlation is 0.99985, limit of detection is 3.709 ng/mL, limit of quantitation is 12.366 ng/mL and the coefficient of variance is 1.48 %. One out of four samples can be calculated, i.e. grilled fish with spices in charcoal grilled (sample number three). The concentration of benzo(a)pyrene in sample number three is 0.8256 ng/g ± 0.1173 ng/g.
Depok: Universitas Indonesia, 2007
S33014
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putu Indah Lia
Abstrak :
Radikal bebas adalah atom, gugus atom atau molekul yang memiliki satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan. Radikal bebas bersifat sangat reaktif dan dapat menjadi reaksi yang tidak terkontrol, namun reaktivitas radikal bebas dapat diatasi dengan senyawa antioksidan. Antioksidan adalah senyawa yang dapat menyumbangkan satu atau lebih elektron sehingga reaktivitas dari radikal bebas dapat diredam. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas antioksidan dari ekstrak n-heksan, etil asetat, dan metanol daun Antidesma neurocarpum Miq. serta mengetahui golongan senyawa kimia yang terkandung dari fraksi teraktif. Daun Antidesma neurocarpum Miq. diekstraksi dengan metode maserasi bertingkat dengan pelarut n-heksan, etil asetat, dan metanol. Ekstrak paling aktif dari fraksi hasil kolom diuji aktivitas antioksidannya menggunakan metode DPPH. Dari uji yang dilakukan diperoleh hasil bahwa semua ekstrak memiliki aktivitas antioksidan yang dapat ditunjukkan dengan nilai IC50. Nilai IC50 dari ekstrak teraktif metanol, etil asetat, dan n-heksan secara berturut-turut adalah 2,18 ppm; 2,27 ppm; dan 41,15 ppm. Golongan senyawa yang terkandung di dalam ekstrak metanol adalah terpen, flavonoid, saponin, glikosida dan tanin. Hasil fraksinasi kolom dipercepat dari ekstrak metanol dihasilkan 6 fraksi gabungan dan diperoleh fraksi teraktif yaitu fraksi E dengan nilai IC50 2,03 ppm dengan kandungan kimia adalah terpen, flavonoid, tanin, glikosida dan saponin. ......Free radicals are atoms, a cluster of atoms or molecule which have one or more electrons which is not paired. Free radicals are very reactive and could be an uncontrolled reaction, but it could be solved by antioxidant. Antioxidant is a compound that can donate one or more electrons to free radicals so that its reactivity could be muted. The aim of this research was to know the antioxidant activity of n-hexan, ethyl acetate and methanol Antidesma neurocarpum Miq. leaves extracts and to know the chemical compounds of the most active fraction. Antidesma neurocarpum Miq. leaves were macerated by n-hexan, ethyl acetate, and methanol. The most active of the extract and column fraction were tested its antioxidant activity by DPPH method. The results showed that all of the extracts had antioxidant activity, which looked from their % inhibition and IC50. IC50 of methanol, ethyl acetate, and n-hexan extract were 2.18 ppm, 2.27 ppm and 41.15 ppm, respectively. Methanol extract contained terpene, flavonoids, saponin, glycoside and tanine. Six fractions were obtained from the accelerated fractionation of methanol extract and the most active fraction was fraction E with IC50 was 2.03 ppm and it contained terpene, flavonoids, tanin, glicoside and saponin.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2012
S42965
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Prawita Lintang Larasati
Abstrak :
ABSTRAK
Daun alpukat (Persea americana Mill) dan buah oyong (Luffa acutangula (L.) Roxb.) merupakan tanaman yang secara empiris digunakan untuk berbagai penyakit, salah satunya diabetes. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek penurunan kadar glukosa darah kombinasi ekstrak etanol daun alpukat dan buah oyong pada mencit. Dua puluh empat ekor mencit putih jantan galur ddY yang dibagi dalam enam kelompok. Mencit dipuasakan ±16 jam, kemudian diukur kadar glukosa darah puasa, lalu diberikan ekstrak daun alpukat, ekstrak buah oyong, ekstrak kombinasi, metformin HCl, dan larutan CMC 0,5%. Tiga puluh menit setelahnya, diukur kembali kadar glukosa, lalu diberikan glukosa 2 g/kg bb peroral. Pengukuran dilakukan pada menit ke-30, 60, 90, 120 setelah pemberian glukosa. Kadar glukosa darah diukur menggunakan glukometer Accu-Chek Active®. Pemberian kombinasi ekstrak 1, daun alpukat 50 mg/kg bb dan buah oyong 200 mg/kg bb dapat menurunkan kadar glukosa darah yang bermakna secara statistik pada setengah jam setelah pemberian glukosa, sedangkan kombinasi ekstrak 2, daun alpukat 100 mg/kg bb dan buah oyong 200 mg/kg bb dapat menurunkan kadar glukosa darah yang bermakna pada satu jam setelah pemberian glukosa.
Abstract
Avocado leaves (Persea americana Mill ) and ridge gourd fruit (Luffa acutangula (L.) Roxb) is a plant that empirically used for various diseases, one of them is diabetes. The aim of this research was to know the blood glucose lowering effect of combination extract ethanol avocado leaves and ridge gourd fruit on mice. Twenty-four of ddY mice white male which was divided into six groups. Each mice was fasted for ±16 hours, then measured blood glucose levels of fasting, and administered extract avocado leaves, extract ridge gourd fruit, extract combinations, metformin HCl, and CMC liquid 0,5%. Thirty minutes later, measured back glucose levels, and administered glucose 2 g/ kg bw orally. Blood glucose then was measured in 30, 60, 90, and 120 minutes after glucose administration. Blood glucose was measured using Accu-Chek Active® glucometer. Combination extract 1, avocado leaves 50 mg / kg bb and ridge gourd fruit 200 mg/ kg bw was able to lower glucose levels in 30 minutes after glucose administration, while combination extract 2, avocado leaves 100 mg / kg bw and ridge gourd fruit 200 mg/ kg bw was able to lower blood glucose levels in one hour after glucose administration.
Universitas Indonesia, 2012
S42765
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Satria Wicaksono
Abstrak :
Pada penelitian ini akan dilakukan modifikasi pereaksi Schryver yang diharapkan dapat memberikan stabilitas dan terbentuknya warna yang spesifik dan sensitif antara pereaksi dan formaldehida dengan batas deteksi yang lebih baik dari pereaksi Schryver. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan pereaksi untuk analisis formaldehida melalui reaksi polimerisasi oksidatif menggunakan kalium peroksodisulfat (PDS) dan untuk mengidentifikasi penggunaan formaldehida pada ikan dan udang segar yang dijual di Pasar Minggu. Penelitian ini diawali dengan identifikasi kandungan formaldehida dalam sampel ikan dan udang segar kemudian dilanjutkan dengan analisis kuantitatif untuk memperkuat hasil yang diperoleh. Analisis kualitatif dan kuantitatif formaldehida secara spektrofotometri UV-Vis dilakukan dengan pereaksi terpilih (asam sulfanilat dan PDS). Hasil validasi metode menunjukkan batas deteksi 0,0244 mg/L, batas kuantitasi 0,0815 mg/L, dan koefisien variasi 1,90%. Perolehan kembali formaldehida dalam sampel ikan berkisar antara 86,33-105,61% sedangkan dalam sampel udang 90,97-101,36%. Identifikasi terhadap sampel ikan dan sampel udang menunjukkan hasil yang positif dan hasil analisis kuantitatif pada seluruh sampel memperkuat hasil yang diperoleh, yaitu ditemukan adanya formaldehida dalam sampel ikan dan udang segar di Pasar Minggu dengan kadar rata-rata sebesar 888,32 μg/g untuk sampel ikan dan kadar rata-rata sebesar 1013,60 μg/g untuk sampel udang. ......In this research, Schryver modification reagent that is expected to provide stability and formation of specific and sensitive color between the reagent and formaldehyde with a detection limit better than Schryver reagents. This research aims to obtain reagents for the analysis of formaldehyde through oxidative polymerization reaction using potassium peroxodisulfat (PDS) and to identify the use of formaldehyde in fish and fresh shrimp sold in Pasar Minggu. The first step of this research was formaldehyde identification in fish and shrimp samples and the next was quantitative analysis to assure the results obtained. Qualitative and quantitative determination was carried out spectrophotometrically using the selected reagent (sulfanilic acid and PDS). The limit of detection, limit of quantitation, and coefficient of variation for formaldehyde were 0.0244 mg/L, 0.0815 mg/L,and 1.90%, respectively. Recovery of formaldehyde in fish samples was 86.33-105.61% and shrimp samples was 90.97-101.36%. Qualitative determination in fish samples and shrimp samples showed positive results and the quantitative analysis confirmed that formaldehyde was found in the fresh fish and shrimp samples from Pasar Minggu with an average concentration of 888.32 ug/g for fish samples and the average concentration of 1013.60 ug/g for shrimp samples.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S54642
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library