Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rizki
"Latar belakang: Warfarin merupakan antikoagulan yang rutin diberikan dalam 90 hari pertama pascabedah katup jantung. Salah satu komplikasi yang dapat timbul selama pemberian warfarin adalah perdarahan saluran cerna. Persentase periode intraterapeutik (PIT) dan periode supraterapeutik (PST) warfarin dikaitkan dengan kejadian perdarahan pada populasi fibrilasi atrium non-valvular, namun pengaruhnya pada perdarahan saluran cerna pascabedah katup masih belum diketahui.
Tujuan: Mengidentifikasi pengaruh PIT dan PST warfarin pada kejadian perdarahan saluran cerna pascabedah katup jantung.
Metode: Penelitian ini merupakan studi kohort retrospektif pada subjek yang telah menjalani bedah katup jantung di Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh darah Harapan Kita. Subjek diikuti dalam 90 hari pertama untuk mengevaluasi insiden perdarahan saluran cerna. Pemeriksaan International Normalized Ratio (INR) yang dilakukan setelah tujuh hari setelah inisiasi warfarin hingga terjadi luaran klinis atau akhir masa pengamatan dicatat untuk perhitungan PIT dan PST.
Hasil: Dari 195 subjek penelitian, insiden perdarahan saluran cerna ditemukan pada 18 subjek. Median jumlah pemeriksaan INR adalah lima kali. Dalam periode pengamatan, 84% subjek tidak mencapai PIT >60%. Terdapat perbedaan bermakna untuk PST antara subjek dengan dan tanpa perdarahan p>18% (AUC 0,842; sensitivitas 72 dan spesifisitas 80%) dengan risiko relatif (RR) 14,2 (p<0,0001;IK 95% 4,06-49,71). Gangguan fungsi ginjal preoperatif merupakan faktor lainyang berhubungan dengan luaran klinis (p=0,007; RR 6,69 dengan IK 95% 1,67-2677).
Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan antara PIT dengan insiden perdarahan saluran cerna, namun PST .18% secara independen berhubungan dengan peningkatan risiko terjadinya perdarahan saluran cerna pascabedah katup jantung pada pasien yang mendapat terapi warfarin.

Background: Warfarin is routinely given in the first 90 days after valvular surgery. One of the complications that may arise during warfarin administration is gastrointestinal bleeding. Time in Therapeutic Range (TTR) and Time Above Therapeutic Range (TATR) of warfarin is associated with bleeding occurrence in non-valvular atrial fibrillation populations, but its relationship with gastrointestinal GI bleeding on postoperative patients remains unknown.
Objective: To identify the role of warfarin's TTR and TATR in the incidence of GI bleeding post valvular surgery.
Methods: This is a retrospective cohort study on subjects who have undergone valvular surgery in National Cardiovascular Centre Harapan Kita and received warfarin. Subjects were followed in the first 90 days to evaluate the incidence of GI bleeding. All International Normalized Ratio (INR) examinations after seven days of initiation of warfarin until bleeding occurred or end of follow-up period were collected for TTR and TATR calculations.
Results: From 195 study subjects, the incidence of gastrointestinal bleeding were found in 18 subjects. The median amount of INR examination was five times. In the follow-up period, 84 of subjects did not achieve TTR> 60%. There was a significant difference for TATR values between subjects with and without bleeding (p<0.0001), but not for TTR (p=0.44). The incidence of GI bleeding was associated with TATR>18% (AUC 0.842, 72% sensitivity and 80% specificity) with relative risk (RR) 14.2 (p<0.0001; 95% CI 4.06-49.71). Preoperative renal insufficiency was another factor related with clinical outcome (p=0,007; RR 6,69 with 95% CI 1,67-26,77)
Conclusions: There were no association between TTR values and incidence of GI bleeding, however TATR>18% was independently associated with an increased risk of gastrointestinal bleeding after valvular surgery in patients receiving warfarin. "
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Estu Rudiktyo
"ABSTRAK
Latar Belakang. Penyakit jantung katup masih banyak ditemui di Indonesia, akan tetapi karena keterbatasan fasilitas kesehatan, banyak pasien yang terlambat mendapatkan intervensi. Keterlambatan intervensi akan mengakibatkan peningkatan morbiditas dan mortalitas. Beberapa studi besar seperti EuroSCORE dan STS telah mengembangkan model prediksi mortalitas pasca pembedahan katup jantung, akan tetapi sedikit sekali studi terkait yang dilakukan di Indonesia, padahal terdapat perbedaan karakteristik pasien. Studi ini bertujuan mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat menjadi prediktor kejadian mortalitas di rumah sakit pada pasien yang menjalani pembedahan katup jantung.
Metode. Studi kohort retrospektif dilakukan di Pusat Jantung Nasional Harapan Kita, Jakarta pada pasien yang menjalani pembedahan katup jantung.
Karakteristik demografi, parameter klinis, data laboratorium, ekokardiografi dan teknis operasi merupakan kategori dari variabel yang dikumpulkan melalui rekam medis dan sistem informasi rumah sakit. Data kemudian diolah dengan analisis multivariat menggunakan metode regresi logistik.
Hasil. Sebanyak 305 sampel berhasil dikumpulkan, dengan 24 diantaranya mengalami kematian (7.9%). Variabel yang berkaitan dengan mortalitas adalah kelas fungsional, riwayat diabetes, endokarditis aktif, riwayat operasi jantung sebelumnya, kadar hemoglobin, TAPSE dan durasi CPB dan jenis operasi. Uji diskriminasi dan kalibrasi dari model menunjukkan hasil yang baik.
Kesimpulan. Beberapa variabel telah diidentifikasi merupakan prediktor mortalitas pasca operasi katup jantung. Informasi ini diharapkan dapat membantu menentukan strategi tatalaksana selama intervensi dan perawatan

ABSTRAK
Background. Valvular heart disease still become one of the leading heart disease in Indonesia. Unfortunately, because of very limited cardiac centres, many patients diagnosed late. Delay in intervention would increase the morbidity and
mortality rate if intervention ultimately performed. Several surgical mortality prediction models such as EuroSCORE and STS had been developed. However, until now, there is no specific mortality risk assessment in our population, despite very different in patients characteristics. Aim of this study is to identify risk factors to predict in-hospital mortality in patient underwent heart valve surgery Methods. A retrospective cohort study, done in National Cardiovascular Center Harapan Kita, Jakarta in patients underwent heart valve surgery. Categories for data obtained was basic characteristics, clinical examinations, echocardiography and operation procedure. Statistical analysis was done using multivariat analysis using logistic regression method.
Result. 305 subjects fit the inclusion and exclusion criteria. Mortality event occured in 24 patients (7.9%). The variables are functional class III or IV, diabetes, active endocarditis, previous open heart surgery, hemoglobin level, TAPSE, CPB time and type of operation. Calibration and discrimination test of prediction model shows good result.
Conclusion. Several variables has been identified as predictor of in-hospital mortality after heart valve surgery. These information are expected to be helpful in deciding intervention and treatment strategies."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Donny Setyawan Syamsul
"Latar Belakang : Hipertensi merupakan kondisi yang banyak ditemui di pusatkesehatan primer dan menjadi suatu faktor risiko terjadinya disfungsi diastolik.Disfungsi diastolik ini terjadi sebelum gagal jantung pada pasien hipertensidengan fraksi ejeksi ventrikel kiri normal, sehingga diagnosa disfungsi diastolikpenting untuk dapat diketahui secara dini sebelum terjadi gagal jantung. Beberapafaktor telah diketahui dapat mempengaruhi terjadinya disfungsi diastolik ventrikelkiri. Faktor-faktor tersebut diharapkan dapat digunakan untuk dibuat suatu sistemskor disfungsi diastolik ventrikel kiri.
Tujuan : Mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kejadian disfungsidiastolik ventrikel kiri pada pasien hipertensi, dan membuat suatu sistem skor darifaktor-faktor tersebut.
Metode : Penelitian ini merupakan studi potong lintang yang dilakukan di RumahSakit Umum Daerah Tarakan Kalimantan Utara pada subyek dengan hipertensi.Penelitian dilakukan pada bulan Oktober 2016. Dilakukan pencatatan karakteristikpasien, faktor-faktor yang diketahui mempengaruhi disfungsi diastolik, serta hasilpemeriksaan ekokardiografi, terutama parameter pemeriksaan penilaian fungsidiastolik ventrikel kiri.
Hasil : Total sampel penelitian ini adalah 132 sampel, dimana disfungsi diastolikventrikel kiri didapatkan pada 40,2 pasien hipertensi. Faktor-faktor yang dapatdijadikan sebagai determinan untuk model akhir sistem skor dari hasil analisisregresi logistik adalah usia ge;55 tahun OR 4,97, IK95 1,60-15,42, p=0,006 ,tekanan darah tidak terkontrol OR 22,33, IK95 4,11-121,48, p.

Background: Hypertension is the most common condition seen in primary careand as a risk factor for diastolic dysfunction. Diastolic dysfunction occurredbefore heart failure in hypertensive patients with preserved ejection fraction, sothat early diagnosis of diastolic dysfunction diagnosis is very important. Severalfactors has been known related with left ventricular diastolic dysfunction. A newscoring system of left ventricular diastolic dysfunction could be formulated fromthose factors.
Objectives: To identify factors related to left ventricular diastolic dysfunction inhypertensive patients, and to create a scoring system from those related factors.
Methods: This is a cross sectional study that was conducted in Tarakan GeneralDistrict Hospital North Borneo with hypertensive subjects, on October 2016.Patients characteristics was noted, and all factors related to left ventricukardiastolic dysfunction, echocardiographic examination, especially for leftventricular diastolic function parameters.
Results: There are 132 total samples in this study, and left ventricular diastolicdysfunction was found in 40,2 samples. Determinant variables for the finalmodel of scoring system from logistic regression analysis were age ge 55 years old OR 4.97, 95 CI 1.60 15.42, p 0,006 , poor blood pressure control OR 22.33,95 CI 4.11 121.48, p
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
T57639
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library