Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 42 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lasmita Nurana
"ABSTRAK
Concubinaqe merupakan suatu ikatan antara pasangan heteroseksual/homoseksual. Pasangan concubinaqe menjalani hidup bersama tanpa menikah. Kini di Prancis, hidup bersama tanpa menikah merupakan satu hal yang wajar. Pasangan concubinaqe memiliki pembagian hak dan kewajiban yang jelas seperti halnya pasangan menikah...

"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2001
S14399
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Areispine Dymussaga Sevilla Miraviori
"ABSTRAK
Tesis ini membahas bagaimana struktur dan permasalahan yang terdapat di dalam tiga naskah drama Afrizal Malna, yaitu Pertumbuhan di Atas Meja Makan (1991), Biografi Yanti Setelah 12 Menit (1992), dan Migrasi dari Ruang Tamu (1993). Dengan menggunakan pendekatan karakteristik serta konsep acts dan words yang dimiliki oleh teater Absurd, diketahui bahwa ketiga naskah merupakan drama absurd yang dapat dilihat melalui tokoh-tokoh tanpa identitas dan dalam pencarian, alur yang tidak menyajikan hubungan sebab-akibat, serta adanya beberapa komunikasi yang tidak dapat berjalan dengan baik antartokohnya. Selain itu, dengan menggunakan gagasan Foucault mengenai power dan governmentality, diketahui bahwa ciri absurd yang muncul menunjukkan adanya perbenturan ruang individu yang membuat tokoh-tokoh yang terdapat di dalam ketiga naskah mengalami ketidakberdayaan

ABSTRACT
This theses discusses the structure and problem within three plays of Afrizal Malna, namely Pertumbuhan di Atas Meja Makan (1991), Biografi Yanti Setelah 12 Menit (1992), and Migrasi dari Ruang Tamu (1993). Using the characteristic approach and the concepts of acts and words from absurdist theatre, it was found that these three plays are absurdist plays. This can be asserted through identity-less characters in search of their own identity, a plot that does not contain causality, and some miscommunication between the characters. Furthermore, through Foucault's conception of power and governmentality, it was revealed that the absurd characteristic within these three plays displayed collisions of individual spaces that makes the characters inside to feel powerless."
2016
T46224
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nor Islafatun
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan wacana kekuasaan yang direpresentasikan dalam novel Son (2012) karya Lois Lowry. Untuk menganalisisnya, digunakan konsep kekuasaan dari Michel Foucault. Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kekuasaan dihadirkan dengan cara berbeda dalam ketiga komunitas yang ada dalam novel, mulai dari yang berjalan represif hingga terselubung, yaitu melalui pengetahuan. Kekuasaan di komunitas pertama (Book I, Before) direpresentasikan secara represif, sehingga membentuk objektifikasi dan impersonalisasi. Pola tersebut terbentuk melalui praktik indoktrinasi dan pendisiplinan oleh penguasa ke masyarakat. Kekuasaan di komunitas kedua (Book II, Between) tidak berjalan represif, tapi hidup melalui nilai tradisi dan norma sosial. Keduanya berjalan karena adanya dukungan pengetahuan dan produksi kekuasaan. Sementara itu, di komunitas terakhir (Book III, Beyond) kekuasaan menghasilkan tatanan yang menjunjung subjektifitas. Hal tersebut terwujud karena adanya pengetahuan dan legalitas kekuasaan yang beroperasi dalam komunitas tersebut. Berdasarkan hal tersebut, teks menunjukkan bahwa ada hubungan antara kekuasaan dan pengetahuan. Novel Son menunjukkan bahwa pengetahuan menghasilkan pola kekuasaan yang berbeda. Komunitas terakhir menunjukkan bahwa pengetahuanlah yang membentuk kekuasaan di komunitas ini dalam menciptakan subjektifitas."
2018
T51873
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rein De Komar
"ABSTRAK
Tesis ini menganalisis karakter tokoh Masago, seorang istri samurai zaman Heian di dalam film Rashomon. Dengan menggunakan metode karakterisasi, teori analisis film Bordwell dan Thompson, serta konsep gender dalam masyarakat Jepang, tesis ini menjawab permasalahan bagaimana karakter tokoh Masago di dalam film Rashomon mengubah gambaran tentang pemikiran perempuan zaman Heian. Dalam analisisnya, perubahan pemikiran tokoh Masago muncul melaui dialog-dialog, perilaku, dan sudut pandang tokoh. Hal ini juga didukung dari aspek style film yang mencakup mise en scene dan teknik sinematografi. Masago mengubah gambaran tentang pemikiran perempuan zaman Heian yang lekat dengan stereotip lemah dan pasif menjadi tokoh penting yang memiliki suara dalam menghadapi dominasi laki-laki terhadapnya.

ABSTRACT
This thesis analyzes the character of Masago, a Heian samurai wife in Rashomon. Using the characterization method, Bordwell and Thompson 39 s theory of film analysis, and concept of gender in Japanese society, this thesis answers the question of how Masago characters in Rashomon change the image of the thinking of the Heian women. In the analysis, Masago 39 s thinking changes arose through the dialogues, behaviors, and point of view. It is also supported from the movie style aspect which includes mise en scene and cinematography techniques. Masago changed the picture of the thinking of a Heian woman who was attached to a weak and passive stereotype to become an important figure who had a voice in the face of male domination against him. "
2016
T50494
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Wulansari
"ABSTRAK
Tesis ini mengkaji novel berjudul Pasung Jiwa, sebuah novel fiksi yang ditulis oleh Okky Madasari. Pembahasan tesis menjawab permasalahan tubuh yang dijadikan sebagai instrumen untuk menegosiasikan kondisi yang merepresi dan membatasi kebebasan tubuh, pikiran, dan jiwa. Penelitian ini mengkaji empat tokoh, yaitu tokoh Sasana, Elis, Jaka dan Banua. Keempat tokoh diambil sebagai bahan kaji untuk melihat hasil penelitian negosiasi dengan menggunakan tubuh pada tokoh marginal. Penelitian ini menggunakan metode kajian gender dengan teori gender 1999 dan tubuh 2011 dari Butler serta konsep naratologi Bal 2009 yang mengidentifikasi memori, perspektif dan persepsi fokalisator digunakan untuk menganalisis strategi negosiasi tubuh dalam novel ini. Analisis menunjukkan bahwa strategi negosiasi keempat tokoh telah dipengaruhi oleh keinginan dan tujuan setiap tokoh. Tujuan negosiasi juga dipengaruhi oleh kondisi, latar tempat dan pihak yang terlibat dapat proses negosiasi. Hasil kesimpulan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa ada keterkaitan antara pikiran dan jiwa yang dapat menjadikan dan memilih tubuh sebagai instrumen untuk menegosiasikan tubuh, pikiran, dan jiwa keempat tokoh.

ABSTRACT
This thesis analyzes Okky Madasari rsquo s fiction novel entitled Pasung Jiwa. It discusses the problem of body which serves as an instrument to negotiate conditions that oppress and limit body, mind, and soul rsquo s freedoms. This study examines four characters, Sasana, Elis, Jaka, dan Banua as study materials to see the result of their negotiations which use their body as an instrument. It uses gender perspective with gender theory 1999 and body concept 2011 from Judith Butler also narratology concept from Bal 2009 which helps to identify memory, perspective, and perception as types of focalization. This thesis shows that four characters negotiation rsquo s strategies have been inspired by needs and purposes of every character. Their goal achievement is also influenced by the conditions of the characters, setting of place, and the intervention of the dominant parties involved when negotiation process takes place. The research finds that there is connection between mind and soul which can shape and choose the body into an instrument to negotiate their body, mind, and soul rsquo s freedom. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
T50786
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Apriadi Bumbungan
"Jejak kesejarahan masyarakat etnis Toraja di Kota Makassar dan strategi pembentukan identitas diasporanya, salah satunya dapat dilacak melalui kehadiran ruang Kampung Rama. Nama ‘Rama’ acap dikaitkan dengan beberapa akronim yakni Toraja-Makassar, Rantepao-Makale yang merupakan nama dua ibukota Kabupaten Toraja, dan nama salah satu kota di Israel yang diambil dari narasi kitab suci umat Kristen, Alkitab. Penelitian ini menganalisa kontestasi pemaknaan pada narasi nama Kampung Rama dalam mengkonstruksi identitas dan ingatan kolektif masyarakat diaspora Toraja di Kota Makassar. Tujuan penelitian ini untuk melihat konstruksi ideologis dan relasi kuasa yang bermain dalam penamaan Kampung Rama melalui pendekatan toponimi kritis, identitas, dan memori kolektif dari aktor-aktor yang terlibat dalam prosesnya. Data penelitian didapatkan dari hasil wawancara dan obervasi partisipasi pada lingkungan Kampung Rama. Penelitian menunjukkan ketiga narasi penamaan menghadirkan kompleksitas pemaknaan bagi masyarakat, baik dari dalam maupun dari luar wilayah tersebut yang berkelindan dengan identitas migran Toraja pada lanskap Kota Makassar. Pemaknaan dan narasi nama tersebut dikonstruksi oleh aktor-aktor yang memiliki kepentingan politis, ekonomis, dan ideologis, seperti; Gereja Toraja Jemaat Rama, pemerintah, dan masyarakat Makassar yang berada di luar wilayah tersebut. Penelitian menemukan keragaman identitas, peliyanan, jaringan relasi kuasa yang hierarkis, serta strategi penyesuain diri dan unifikasi migran Toraja pada wilayah ini maupun terhadap masyarakat kota Makassar secara umum.

The migration history of the Toraja in Makassar, the their present mobility and the way the Toraja in Makassar construct their diasporic identities can be traced in the very name of a Torajan village in the heart of the city of Makassar, Kampung Rama. The word “Rama” designates different meanings for different segments of population, within the village and the city of Makassar. The word Rama stands for Toraja-Makassar, thus signifying the relations between the two ethnic groups. For some Torajans in the village and Makassar, the word Rama stands for Rantepao-Makale, the capitals of two main districts in Toraja. The third and most pervasive meaning amongst the Christian elites in the village, however, is biblical, a reference to a city in Israel. This article investigates the way different interpretations of the same name, Rama, reflects not only different strategies of positioning the Toraja diaspora within the city of Makassar, but also internal differences within the community in constructing their identity and their collective memory. Through ethnographic method, namely interviews and participation observation, the researchers map and categorizes the way different actors: Church elites, government officials, inhabitants of Kampung Rama and outsiders construct their narratives about Kampung Rama. Different interpretation of the name also reveals positionality within the history of migration (between old and new settlers), and also social structures (educated, Church elite and the lower classes), the ones originating from the two main districts in the homeland and those from less visible villages, and the role of government in promoting “Little Toraja” tourism. The findings reveal diversity within the migrant communities, and layers of othering, hierarchical structures with its power relations, as well as strategies in creating unity within and with the Makasarese."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Almas Aprilia Damayanti
"Tesis ini membahas motif mother dalam novel Searching for Sylvie Lee (2019) karya Jean Kwok. Teks dianalisis dengan pendekatan struktur naratif Mieke Bal, dan teori Kepribadian Carl Gustav Jung. Analisis struktur naratif teks membuktikan ketidakhadiran figur ibu menyebabkan tokoh utama memiliki banyak permasalahan dalam kehidupannya. Selanjutnya, tokoh utama Sylvie Lee dikaji lebih lanjut menggunakan teori kepribadian Jung khususnya pada motif arketipe mother. Analisis membuktikan bahwa tokoh utama mencari figur ibu dan mendapatkan figur ibu pada tokoh nenek. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kekosongan bentuk relasi antara ibu dan anak pada masa lalu membuat tokoh utama kehilangan self. Tesis ini diharapkan menjadi sebuah refleksi masyarakat dalam menghadapi permasalahan terhadap diri sendiri dan sosial terutama ibu. Hasil penelitian dapat digunakan untuk mempelajari fenomena migrasi yang menyebabkan kesenjangan hubungan antara anak dan ibu.

This thesis discusses mother’s motive in Searching for Sylvie Lee novel by Jean Kwok (2019). Text is analyzed through narative theory by Mieke Bal as structural approach and personality theory by Carl Gustav Jung. Analysis on the structure and narrative text is carried out to prove the absence of mother’s figure causes Sylvie Lee having a lot of prombles in her life. Furthermore, the position of Sylvie Lee as main character is further examined through personality analysis by Jung especially on archetype of mother. The result of the analysis by Jung shows that the main character searches mother’s figure and gets her mother’s figure from grandma. The result of the study shows that the absense of relation between mother and daughter in the past makes the main character loses her self. This thesis is expected to be a reflection to the community in dealing with self and social especially mother. The results of the study can be used to learn the migration phenomenon which resulted in gap relation between mother and daughter."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Revinda Syahniza Renata
"Kekerasan rumah tangga merupakan isu yang dapat ditemukan di berbagai belahan dunia. Di Prancis, kekerasan rumah tangga disebut sebagai violence conjugale, yaitu kekerasan yang terjadi pada pasangan yang telah resmi di mata hukum ataupun belum. Biasanya, kekerasan tersebut dialami oleh perempuan. Kekerasan rumah tangga di Prancis tidak hanya berdampak pada keamanan masyarakat, tetapi juga pada perekonomian negara. Pada 2010, berdasarkan hasil penelitian yang berjudul Évaluation économique des violences conjugales en France (Penilaian ekonomi tentang kekerasan dalam rumah tangga di Prancis) diketahui bahwa kerugian yang diakibatkan oleh kekerasan dalam rumah tangga di Prancis mencapai 2,472 miliar euro per tahun. Sebagai Presiden yang menjabat pada periode 2012-2017, François Hollande berjanji untuk menangani isu-isu gender, termasuk kekerasan terhadap perempuan, secara lebih serius dan berkomitmen untuk melindungi para perempuan di Prancis pada kampanyenya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat seberapa besar upaya Presiden François Holland dalam memenuhi janji kampanyenya terkait perlindungan terhadap perempuan dan kebijakan apa saja yang telah dikeluarkan di masa pemerintahannya untuk mengatasi tingginya angka kekerasan rumah tangga di Prancis serta melihat apakah kebijakan tersebut sudah mencapai sasarannya. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode kualitatif dan teori yang digunakan adalah analisis kebijakan milik William Dunn, khususnya analisis retrospektif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Presiden Francois Holande telah berusaha menepati janji pemilunya, di antaranya adalah dengan meratifikasi Konvensi Istanbul pada 2014 dan mengesahkan undang-undang 4 Agustus (La Loi de 4 Aôut) tahun 2014 beserta kebijakan-kebijakan kesetaraan gender yang mencakup usaha untuk mengurangi jumlah angka kekerasan terhadap perempuan. Namun, berdasarkan data pada tahun 2012-2017, penerapan kebijakan tersebut tidak terlalu berhasil dalam menurunkan angka kematian akibat kasus kekerasan rumah tangga secara signifikan. Nyatanya, angka korban kekerasan terhadap perempuan, khususnya dalam ranah domestik, masih bersifat fluktuatif. Meskipun demikian, kebijakan-kebijakan tersebut telah berhasil meningkatkan kewaspadaan dan kesadaran masyarakat di Prancis untuk lebih peduli terhadap masalah kekerasan rumah tangga dengan cara melapor kepada pihak yang berwenang.

Domestic violence is an issue that can be found in various parts of the world. In France, domestic violence is referred to as the violence conjugale, which is violence that occurs to partners who are legal or not. Usually, this violence is experienced by women. Domestic violence in France has an impact not only on the security of the society but also on the country's economy. In 2010, based on the results of a study with the title of Évaluation économique des violences conjugales en France (Economic assessment of domestic violence in France), the losses caused by domestic violence in France reached 2.472 billion euros per year. François Hollande, as The President who served in the 2012-2017 period, during the presidential campaign promised to take gender issues, including violence against women, more serious and committed to protecting women in France. This study aims to see how much effort President Francois Holland has made in fulfilling his campaign commitments regarding the protection of women and what policies have been issued during his presidential reign to solve the high number of victims
of domestic violence in France and to see whether these policies have achieved their goals. In this research, the method used is a qualitative method and the theory used is William Dunn's policy analysis, particularly the retrospective analysis. The result shows that President Francois Hollande attempted to keep his election commitments, by ratifying the Istanbul Convention in 2014 and passing the law of August 4 (La Loi de 4 Aôut) in 2014 along with gender equality policies that include efforts to reduce the number of rates of violence against women. However, based on data for 2012-2017, the implementation of this policy was not very successful in reducing the mortality rate, caused by domestic violence, significantly. The number of victims of violence against women, especially in the domestic domain, is still fluctuating. Nevertheless, these policies have succeeded in increasing the awareness and consciousness of the society of France to be more concerned about the problem of domestic violence by speaking up and reporting to the authorities.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Lailatus Sholihah
"Tesis ini membahas representasi masyarakat urban dalam puisi-puisi Wahyu Prasetya yang terdapat dalam kumpulan puisi Wahyu Menulis Puisi melalui unsur-unsur puitik yang dikembangkan oleh Terry Eagleton, konsep representasi dari Stuart Hall, dan konsep produksi ruang sosial dari Henri Lefebvre. Penelitian ini berupaya membongkar wacana terkait representasi masyarakat urban melalui pemahaman tentang gambaran ruang urban Jakarta, serta melihat pemosisian masyarakat di dalam ruang sosial Jakarta. Hal ini bertujuan untuk memperlihatkan bagaimana puisi-puisi tersebut mengkritik kapitalisme di dalam kehidupan urban yang menempatkan masyarakat miskin dalam posisi marginal. Gambaran tentang ruang urban Jakarta menunjukkan adanya relasi dan interaksi masyarakat terhadap dominasi kota. Keberadaan kota yang merepresi masyarakat kampung kota pada dasarnya dikendalikan oleh sistem kapitalisme yang berperan dalam kebijakan pembangunan, modernisasi, dan globalisasi untuk membentuk citra kemajuan kota sebagai representasi negara. Hasil analisis menunjukkan bahwa masyarakat urban Jakarta direpresentasikan melalui unsur-unsur puitik sebagai masyarakat yang terdikotomi ke dalam kelas masyarakat kota dan masyarakat kampung kota. Marginalisasi masyarakat kampung kota menimbulkan adanya praktik spasial, representasi ruang, dan ruang representasi Jakarta sebagai wacana identitas. Pemosisian diri masyarakat kampung kota melalui adanya sikap mengembalikan persoalan pada Tuhan dan menempati ruang absurd menunjukkan bahwa strategi teks menjadi bentuk resistensi masyarakat miskin di perkotaan. Selain itu, sikap eskapisme yang mengembalikan sesuatu ke hal-hal yang bersifat transenden dapat dimaknai sebagai gambaran perjuangan kelas yang paradoks. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa selain menghadirkan representasi masyarakat yang terdikotomi, terdominasi, serta berada dalam wacana marginal, puisi-puisi Wahyu Prasetya juga menunjukkan kritik terhadap kapitalisme yang mendominasi kehidupan urban melalui produksi ruang sosial

This research discusses the representation of urban society in Wahyu Prasetya’s poems which is contained in Wahyu Menulis Puisi through poetic elements from Terry Eagleton, the concept of representation from Stuart Hall, and the concept of social space production from Henri Lefebvre. This research investigates the discourse of urban society representation through an understanding of Jakarta’s urban spatial background and the positioning of the people in Jakarta’s social space. It aims to describe how the poems present a critique of capitalism in Jakarta’s urban life that places the poor in a marginal position. The depiction of Jakarta’s urban space shows the society relation and interaction that socially and spatially are dominated by the city. The existence of the city that represses urban village communities is controlled by a capitalist system that plays a role in development policies, modernization and globalization to form an image of urban progress. The results of the analysis indicates that urban Jakarta society is represented through poetic elements as a dichotomized society into the urban community and urban village community class. The marginalization of the urban village community has led to the practice of spatial, spatial representation, and space representation of Jakarta as a discourse on identity. The self-positioning of the community, which is shown through the attitude of returning problems to God and occupying an absurd space, indicates that the text strategy is a form of resistance for the urban poor. Moreover, the attitude of escapism which returns things to transcendent things is possibly interpreted as a paradoxical class struggle. It can be concluded that besides presenting a dichotomous, dominated, and marginal discourse, Wahyu Prasetya’ poetry also indicates criticism of capitalism which dominates urban life through the social space production."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jihan Layla Afifah
"Aljazair merupakan salah satu negara di Afrika Utara yang pernah mengalami masa penjajahan oleh Prancis. Pada perjalanannya, kolonialisme Prancis selama 132 tahun di Aljazair mendorong munculnya kesusastraan frankofon. Pada umumnya, kesusastraan frankofon terkenal berkaitan dengan keadaan dan budaya di negara yang bersangkutan dengan tema-tema kolonialisme seperti isu identitas dan feminisme. Dalam novel Vaste est la Prison, Assia Djebar menghadirkan perempuan-perempuan Aljazair yang tertindas oleh budaya patriarki yang semakin kuat oleh sebab Arabisasi. Menggunakan metode kualitatif, penelitian ini menerapkan teori naratologi Roland Barthes (1966) yang diperkuat oleh konsep alienasi Melvin Seeman (1959) serta konsep écriture féminine Hélène Cixous (1975). Analisis struktur teks menggunakan kajian Barthes menunjukkan adanya unsur perjuangan perempuan dan dominasi budaya patriarki di Aljazair. Melalui sudut pandang sastra dengan teori dan konsep-konsep yang diterapkan, penelitian ini menunjukkan alienasi perempuan-perempuan Aljazair dari dunia patriarki dan reaksi mereka sebagai bentuk dari resistensi.

Algeria is a North African country which once was colonized by the French. French colonialism in Algeria for 132 years leads to the emergence of francophone litterature that is famed for being associated with the cultural circumstances in the respective country, such as identity and feminism issues. In the novel Vaste est la Prison, Assia Djebar presents Algerian women who are repressed by the reinforced patriarchal culture due to Arabization. By using qualitative method, this research is supported by narrative theory by Roland Barthes (1966), alienation concept by Melvin Seeman (1959), and écriture féminine Hélène Cixous (1975). Further reading using Barthes’ narratology shows women’s struggle and patriarchal culture dominance in Algeria. Through literary standpoint, this research conveyed the alienation of Algerian women from the patriarchal world and their reactions as a form of resistance."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>