Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fory Fortuna
"Latar Belakang: Proses epitelisasi yang cepat dapat menurunkan kontraksi luka pada proses penyembuhan luka yang kemudian dapat menurunkan formasi skar. Untuk jangka panjang, diprediksi akan menjadi faktor penting untuk membantu pertumbuhan maksila. Madu yang diberikan sebagai terapi oral mempercepat proses epitelisasi 2.1 kali lebih cepat pada defek lateral palatum pasca two flap palatoplasty. Namun hasil jangka panjang dari terapi ini belum dievaluasi.
Tujuan Penelitian: Untuk mengevaluasi pertumbuhan maksila sebagai efek jangka panjang proses epitelisasi yang cepat pada palatum yang diberikan terapi oral madu pasca two flap palatoplasty.
Metode : Merupakan studi kasus kontrol yang terdiri atas 2 grup membandingkan pertumbuhan maksila pasien dengan celah bibir dan langit-langit komplit yang diberikan terapi madu dan yang tidak diberikan madu setelah two flap palatoplasty pada tahun 2011-2012. Hasil pengukuran cephalometri dicatat dan dibuat cetakan gigi untuk tiap pasien kemudian dikategorisasi menggunakan metode GOSLON yardstick. Data yang diperoleh dianalisis dengan SPSS versi 20.
Hasil :Follow up dilakukan pada 20 orang pasien. Sepuluh orang diantaranya merupakan group kontrol yang tidak mendapat terapi oral madu setelah palatoplasty. Median masing-masing umur populasi adalah 8.5 pada subjek kisaran 6 tahun - 10 tahun dan 11 tahun pada kontrol kisaran 9 tahun - 14 tahun . Body Mass Index BMI r 0.49, 95 , p 0.03 . dan faktor keluarga dengan hipoplasi maksila p 0.02 berpengaruh secara statistik dengan panjang palatum. Hasil GOSLON yardstick tipe 4 merupakan hasil terbanyak pada kedua grup 40 dengan reliabilitas antara examiner 1-2 dan 2-3 adalah sedang kappa; 0.583 dan 0.512 dan 1-3 adalah kuat kappa 0.716 . Terdapat 40 SNA normal pada grup madu, sedangkan hanya 20 SNA normal pada grup kontrol.
Kesimpulan: Pemberian madu sebagai terapi oral setelah two flap palatoplasty memberikan hasil sudut SNA yang baik pada hampir separuh total subjek terapi madu. Sebagaimana pertumbuhan maksila berakhir pada umur 20 tahun, maka hasil penelitian ini tidak dapat menyimpulkan hasil final pertumbuhan maksila. Usaha lain untuk memperbaiki pertumbuhan maksila pada pasien sumbing langit-langit perlu dipertimbangkan kembali. Penelitan dalam bentuk inovasi baru dalam teknik operasi dapat berkontribusi sebagai usaha mambantu pertumbuhan maksila.

Background: It is expected that faster epithelialization decrease wound contraction and then reducing scar formation. For long term, it will be an important factor that will result in good maxillary growth.Honey given as oral drops significantly precipitates the epithelialization process of the lateral palatal defects post two flap palatoplasty 2.1 times faster. Long term result has not been evaluated.
Aim of Study: To evaluate maxillary growth as long term effect of fast epithelialization of the palates treated honey as oral drops after two flap palatoplasty.
Methods: This is a case control study consists of 2 groups. Comparing maxillary growth of the unilateral complete cleft lip and palate UCCLP patients who were given honey as oral drops and without oral drops after their two flap palatoplasty in 2011 2012. The cephalometric measurements were recorded and the dental cast for each patient are evaluated using GOSLON yardstick method. The collected data are analysed using SPSS version 20.
Result: Long term follow ups are done in 20 patients. Ten of them are control group who are not given honey oral drop after palatoplasty. The median age of each population are 8.5 years for subjects range 6 years 10 years and 11 years for control group range 9 years 14 years. Body Mass Index BMI r 0.49, 95 , p 0.03. and family history of maxillary hypoplasia p 0.02 are two significant factors. GOSLON yardstick type IV are the most frequent GOSLON on both group 40 with interratter reliability between examiner 1 2 and 2 3 were moderate kappa 0.583 and 0.512 and 1 3 is substantial kappa 0.716 . There is 40 normal SNA angle on honey group, while only 20 normal SNA angle is found on control group.
Conclusion: Honey oral drops after two flap palatoplasty result good SNA angle of children in almost half of the honey group at the phase of initiation skeletal growth. As the growth of maxilla end up to 20 years old, this result cannot be concluded as final result of maxillary growth. Other effort to make maxillary growth better for cleft palate patient should be reconsidered. New innovation for operative technique can be a major contributing factor in maxillary growth for further study.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Maulina Rachmasari
"ABSTRAK
Latar Belakang:Teknik conventional two flap palatoplasty akan menimbulkan defek lateral tanpa adanya pelindung periosteum. Defek lateral yang terbuka ini akan menyebabkan rentannya terkena kontaminasi dan infeksi. Hal inilah yang akan menimbulkan kontraksi luka, pembentukan skar dan mengganggu pertumbuhan maxilla.Tahun 2011, terdapat studi mengenai teknik ldquo;The Non Denuded Palatoplasty rdquo;. Teknik ini meninggalkan sebagian periosteum yang diharapkan dapat mempercepat proses epitelisasi pada defek lateral. Epitelisasi yang lebih cepat diharapkan mengurangi terjadinya kontraksi luka dan kedepannya dapat tercapai pertumbuhan maksila yang baik.Metode:Merupakan studi kasus kontrol yang terdiri atas 2 grup membandingkan pertumbuhan maksila pasien dengan celah bibir dan langit-langit unilateral komplit yang dikerjakan dengan teknik conventional ldquo;Two Flap Palatoplasty rdquo; dan teknik ldquo;The Non Denuded Palatoplasty rdquo;. Hasil pengukuran cephalometri dicatat serta dibuat cetakan gigi untuk tiap pasien kemudian dikategorisasi menggunakan metode GOSLON YARDSTICK. Data yang diperoleh dianalisis dengan SPSS versi 20.Hasil:Terdapat 4 pasien di kelompok ldquo;The Non Denuded Palatoplasty rdquo; dan 10 pasien pada teknik conventional ldquo;Two Flap Palatoplasty rdquo;. Hasil pengukuran cephalometri SNA, SNB dan ANB menunjukkan bahwa kedua grup tersebut masuk dalam golongan maloklusi tipe III defisiensi maksila . Sementara hasil GOSLON Yardstick memperlihatkan GOSLON tipe III sebagai kelompok yang sering ditemukan bagi kedua grup dengan reliabilitas inter-rater baik p=0.839 . Pada penelitian ini tidak ditemukan korelasi antara variabel cephalometri dengan skor GOSLON.Kesimpulan:Hasil studi kami menunjukkan bahwa teknik modifikasi ldquo;The Non Denuded Palatoplasty rdquo; tidak berhubungan secara signifikan terhadap pertumbuhan maksila. Namun penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, yaitu ukuran sampel yang sedikit karena faktor keluarga, sosial dan faktor lainnya yang berada di luar kendali tim peneliti. Selain itu usia pasien yang dievaluasi ialah 7-9 tahun, dimana hasil ini bukan merupakan hasil akhir. Kata Kunci: Evaluasi pertumbuhan maksila, cephalometri, GOSLON YARDSTICK, Two Flap Palatoplasty

ABSTRACT
Background Conventional Two Flap Palatoplasty technique will made lateral defects without any periosteal coverage. These denuded lateral defects are prone to contamination and infection. These will result in wound contraction, scar formation and maxillary growth impairment.In 2011, we studied ldquo The Non Denuded Palatoplasty rdquo technique. This technique precipitated the epithelialization process of the lateral defects. Faster epithelialization is expected to decrease wound contraction and in the long run will result in good maxillary growth.Methods This is a case control study to compare the maxillary growth of 2 groups consists of unilateral cleft lip and palate patients repaired with ldquo The Non Denuded Palatoplasty rdquo technique and Conventional Two Flap Palatoplasty. The outcome will be evaluated from cephalometry and the dental cast for each patient areevaluated using GOSLON YARDSTICK method. Data will be analyzed using SPSS version 20.Results A total of 4 patients in The Non Denuded Palatoplasty group and 10 in the Conventional Two Flap Palatoplasty. The cephalometric SNA, SNB and ANB point showed Class III skeletal jaw relationship or deficient maxilla. While the GOSLON yardstick type III are the frequent GOSLON on both group with good inter ratter reliability p 0.839 based on Mann Whitney test. In these study there were no correlation between cephalometric variables with GOSLON score.Conclusion Our results showed that modification The Non Denuded Palatoplasty technique made no statistically significant difference to the maxillary growth. However this study has several limitations, which are the sample size was small due to family, social and other factors that are beyond the control of the investigating team. Also the age of evaluation 7 9 years , means that the result is not the final outcome. "
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yonda Gestaningrum
"Tesis ini disusun untuk menilai pengaruh latihan Functional Chewing terhadap fungsi mengunyah pasien anak palsi serebral dengan disfagia fase orofaringeal menggunakan metode penelitian evidence-based case report (EBCR). Pencarian literatur dilakukan pada Cochrane, Pubmed, Science direct, Oxford Academic dan Sage Journals sesuai dengan pertanyaan klinis. Penelitian ini menggunakan meta-analisis pada kedua jurnal yang didapat untuk menilai kualitasnya berdasarkan validitas, kepentingan dan aplikabilitasnya. Dari hasil meta-analisis didapatkan bahwa subjek penelitian adalah disfagia orofaringeal pada anak palsi serebral dengan GMFCS level V dan indikator kemampuan mengunyah Karaduman Chewing Performance Scale (KCPS) 4 yang mendapatkan latihan Functional Chewing memiliki kemampuan mengunyah yang lebih baik dibandingkan yang mendapatkan latihan oromotor tradisional. Kesimpulan penelitian ini adalah latihan Functional Chewing dapat meningkatkan kemampuan mengunyah pada pasien anak palsi serebral dengan disfagia fase orofaringeal.

This thesis was designed to assess the effect of Functional Chewing exercise on the chewing function of children with cerebral palsy with oropharyngeal dysphagia using an evidence-based case report (EBCR) research method. A literature search was performed on Cochrane, Pubmed, Science direct, Oxford Academic and Sage Journals according to clinical questions. This study uses a meta-analysis of the two journals obtained to assess their quality based on their validity, importance and applicability. From the results of the meta-analysis, it was found that the research subject was oropharyngeal dysphagia in children with cerebral palsy with GMFCS level V and the Karaduman Chewing Performance Scale (KCPS) 4 chewing ability indicator who received Functional Chewing exercise had better chewing ability than those who received traditional oromotor exercise. The conclusion of this study is that Functional Chewing exercises can improve chewing ability in children with cerebral palsy with oropharyngeal dysphagia."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nandya Titania Putri
"Sumbing bibir dan lelangit adalah kelainan kongenital yang paling umum ditangani oleh bedah plastik. Teknik ortodonti dan orthofasial yang diaplikasikan untuk menangani masalah terkait lebarnya celah sumbing bibir dan lelangit bervariasi. Salah satu Teknik yang diaplikasikan di institusi kami adalah pemasangan nasoalveolar molding (NAM). Tujuan studi ini adalah untuk mengevaluasi dan membandingkan lebar celah alveolar dan palatum, dan perbedaan panjang celah alveolar pada cast intermaksila pada pasien dengan sumbing bibir dan lelangit satu sisi, sebelum dan sesudah NAM. Studi ini merupaka studi pre- post-, data diambil retrospektif. Seluruh cast intermaksila diambil dari pasien sumbing bibir dan lelangit satu sisi sebelum dan sesudah NAM di CCC Divisi Bedah Plastik Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Terdapat 21 pasang cast intermaksila diinklusikan. Terdapat hubungan signifikan pada ukuran lebar interalveolar dan interspina sebelum dan sesudah NAM (p=0.00). Serta terdapat hubungan signifikan pada panjang alveolar sebelum dan sesudah NAM (p=0.00). Hubungan signifikan menunjukkan lebar interalveolar dan interspina berkurang, dan dapat mencapai arah yang diinginkan dengan menggunakan NAM.

Cleft lip and palate is the most common congenital anomalies treated by plastic surgeons. Pre and postsurgical orthodontic and orthofacial techniques which have been applied to overcome the problems associated with wide unilateral cleft lip and palate (UCLP) are varies. One of technique that we use in our institution is nasoalveolar molding (NAM). The aim of this study is to evaluate and compare the cleft width of alveolar and palate, and the length of alveolar gap on the intermaxillary cast from the patient with unilateral cleft lip and palate, before and after NAM. The study is a prepost- study, the data was collected retrospective. Intraoral maxillary cast taken from all unilateral cleft lip and palate patients before and after NAM at CCC Plastic Surgery Divison Cipto Mangunkusumo Hospital. There were 21 pairs of intermaxillary casts included. The results showed that the interalveolar and interspina width before and after NAM was significance (p=0.00). And also the correlation between interalveolar length before and after NAM was significance (p=0.00). The significance correlation of the intermaxillary casts showed all the interalveolar and interspina width could be reduced by NAM application and achieved the desired direction using NAM."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library