Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ihsan
Abstrak :
ABSTRAK
Skripsi ini merupakan sebuah pengkajian tentang hubungan atau relasi antarkonstituen frasa bahasa Indonesia, Tujuannya adalah mendeskripsikan sistem relasi yang terjadi antarkonstituen, khususnya pada frasa yang terdiri atas gabungan dua kata raja. Frasa adalah gabungan kata nonpredikatif yang menghasilkan suatu relasi tertentu. Unsur pembentuk frasa adalah kata. Berdasarkan pendapat Keraf yang menyatakan terdapat empat kelas kata, maka didapati enam belas kemungkinan hubungan atau relasi yang terjadi antarkonstituen frasa. Pola gabungan nomina + nomina (NN) ditemukan pada semua konstruksi frasa. Beberapa konstruksi ternyata tidak dapat terdeskripsikan relasi antarkonstituennya.
1996
S10909
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Leli Dwirika
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian mengenai alih kode telah dilakukan di lingkungan mahasiswa Program Studi Jerman FSUI dengan tujuan untuk memperkenalkan teori-teori yang berkaitan dengan alih kode, kemudian menerapkan teori-teori tersebut untuk menganalisa alih kode yang terjadi di lingkungan mahasiswa Program Studi Jerman FSUI. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian empiris yang berbentuk studi kasus. Pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan dan perekaman secara langsung percakapan-percakapan mahasiswa.

Hasilnya menunjukkan bahwa alih kode di lingkungan mahasiswa Program Studi Jerman FSUI terjadi baik dalam situasi resmi maupun tidak resmi untuk dan karena alasan yang berbeda. Kemampuan berbahasa Jerman mereka berpengaruh terhadap terjadinya alih kode terutama jika mereka sedang bercakap-cakap dalam bahasa Jerman. Adanya kesalahan-kesalahan atau penyimpangan-penyimpangan dari kaidah-kaidah bahasa Jerman disebabkan karena bahasa Indonesia sebagai bahasa ibu masih berpengaruh pada diri mereka. Beralih kode tidak untuk tujuan merusak bahasa, dalam hal inl mencampurbaurkan kedua bahasa, tetapi hanya untuk alasan seperti karena tidak ada padanan kata atau ungkapan yang tepat atau agar pembicaraan kita tidak dimengerti oleh orang lain.
1989
S14796
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hari Prasetyo
Abstrak :
Kegiatan kesusastraan Indonesia pada tahun lima puluhan cenderung terpusat di majalah--majalah yang ter_bi t pada saat itu. Hal itu membuat Nugroho Notosusanto memperkenalkan istilah sastra majalah. Ia menyatakan bahwa situasi tahun 1954 ditandai dengan banyaknya majalah kebudayaan sehingga penelitian kesusastraan hares diaraakan ke majalah tersebut. Majalah kebudayaan yang terbit pada tahun lima pu_luhan antara lain; Zenith (1951_1954), Basis (1951 sam_pai sekarang) , Budaja (1953-1962) , Kisah (1943-1956), Konfrontasi (1954-1960). Berkaitan dengan perkembangan kesusastraan di maja_lah pada tahun puluhan, makin dirasakan perlunya usaha penelitian kesusastraan di majalah-ma jalah tersebut dalam penyusunan sejarah kesusastraan Indone_sia. Oleh karena itu, skripsi ini ditulis dengan harapan menambah jumlah penelitian yang telah dilakukan. Diharap_kan dengan semakin banyaknya penelitian akan didapat sua_tu kesimpulan umum mengenai perkembangan kesusastraan di majalah periode 1950. Penulisan skripsi ini dibatasi pada majalah kebuda_yaan Konfrontasi. Pemilihan ini tidak didasarkan pada pertimbangan tertentu selain bahwa majalah tersebut terbit pada tahun lima puluhan dan belum pornah diteliti oleh para ahli kesusastraan lndonesia. Tujuan penulisan skripsi ini mengungkapkan kecende_rungan temaL-ik yang ada dalam cerpen-cerpen Konfrontasi Pemilihan tema didasarkan pada alasan bahwa melalui te_ma dapat dilihat pengaruh situasi sosial tahun lima pu_luhan terhadap cerpen-cerpen Konfrontasi. Hasil pengumpulan tema yang terdapat dalam cerpen_-cerpen Konfrontasi ternyata membuktikan bahwa cerpen_cerpen yang menceritakan kohidupan di daerah-daerah Indonesia merupakan tema sosial yang paling banyak di_tampilkan oleh pengarang. Selanjutnya cerpen-cerpen yang menceritakan kehidupan di masa perang merupakan tema sosial kedua yang banyak diminati oleh para penga_rang. Selain hal itu, cerpen-cerpen Konfrontasi yang menceritakan keberadaan manusia menunjukkan adanya pengaruh pandangan hidup Eropa dalam ceritanya. Hal itu terlihat dengan diungkapkannya paham filsafat sistensialisme Eropa oleh para pengarang dalam cerpen-cerpen yang bertema keberadaan manusia.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1990
S11153
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Puspitorini
Abstrak :
Telaah linguistis terhadap Bahasa Jawa Kuna masih belum banyak dilakukan. Oleh sebab itu, tesis ini mengambil partikel pwa dalam bahasa Jawa Kuna sebagai topik penelitian. Partikel pwa disorot melalui tiga hal berikut ini. (a) Fungsi gramatikal partikel pwa. Telaah ini meliputi analisis intrakalimat dan analisis ekstrakalimat; (b) Hubungan semantis antarklausa dalam kalimat pwa; dan (c) Partikel pwa dalam kaitannya dengan partikel sejenis. Secara umum, penelitian ini dilaksanakan untuk mendapat deskripsi tentang partikel pwa dalam bahasa Jawa Kuna melalui analisis sintaktis dan semantis. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk (a) mengungkapkan fungsi gramatikal partikel pwa; (b) mengungkapkan jenis-jenis hubungan makna antarklausa dalam kalimat pwa; (c) membandingkan antara partikel pwa dan to dan mengungkapkan fungsi gramatikal partikel majemuk to pwa, pwa ya, dan pwa ya ta. Secara struktural, partikel pwa hadir pada satu konstruksi berupa sebuah klausa. Jangkauan partikel ini hanya satu klausa. Dengan menggunakan pola A pwa-R untuk menggambarkan struktur klausa pwa, partikel pwa merupakan pewatas dari dua konstituen yang berbeda secara fungsional. Partikel pwa menandai elemen kalimat yang dianggap penting atau yang menjadi fokus. Elemen ini terletak di awal kalimat dan biasanya merupakan informasi baru. Jadi pwa mewatasi informasi lama dari informasi barn. Dengan menggunakan pola A-pwa-B, maka A merupakan informasi barn, sedangkan B merupakan informasi lama. Hubungan makna antarklausa dalam kalimat pwa bisa berupa hubungan waktu berurutan dan bersamaan, dan hubungan sebab-akibat. Secara intrakalimat, persamaan antara partikel pwa dan ta (5.2.1) terletak pada jangkauannya yang berupa satu klausa. Keduanya mewatasi dua konstituen yang berbeda secara fungsional. Dilihat dari segi fungsi komunikatifnya, keduanya merupakan penanda Fokus. Fokus biasanya berupa informasi baru. Perbedaan antara pwa dan ta tampak pada urutan dua klausa yang menyatakan hubungan makna. Partikel majemuk ta pwa hadir dalam klausa berpola A-ta pwa-B yang didominasi dengan posisi A berupa P verba berafiks arealis, terutama yang membawa amanat perintah. Partikel pwa ya memiliki fungsi yang sama dengan partikel pwa jika hadir dalam klausa berpola A-pwa-B. Partikel majemuk ini dapat mengikuti konstituen yang menyatakan keterangan waktu. Konstituen ini mengawali klausa ta. Partikel pwa ya ta mempunyai fungsi gramatikal yang sama jika hadir dalam klausa berpola A-pwa ya ta-B.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1997
T37425
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mustakim
Abstrak :
Language Attitude Towards Indonesian New Words among College People in Jakarta. This study is focused on language attitude towards Indonesian new words among college people in Jakarta with respect to the acceptability of the new words. The data were collected by means of questioner as primary instrument and interview as secondary instrument. This research aims at describing language attitude among college people and the degree of acceptability of new words. To achieve the aims, this research makes use two approaches: sociolinguistics and psycholinguistics approaches. The sociolinguistics approach--in this case language planning--is used in this research because this study is concerned with corpus planning that is the corpus of the Indonesian language. Corpus planning is part of language planning which deals with the development of language code in order to make language capable of being effectively and efficiently used to express various modem concepts. The psycholinguistics approach is used in this research because this study is concerned with language speakers' attitude, the field of social psychology. This study reveals that college people in Jakarta tend to have a positive attitude towards Indonesian new words and its development. This attitude can be seen not only in its cognitive components, but also in its affective and cognitive component. This study also shows that this language attitude is highly correlated with the acceptability of Indonesian new words although the acceptability of Indonesian new words is also determined by the characteristics of the new words, i.e. clarity of meanings, economy of word forms, beauty of sounds, and usefulness. The characteristics of the new words are found to have correlation with the acceptability of new words. But the social variables, i.e. gender, job, education, age, and the first language of the respondents do not seem to contribute to the attitude towards, and acceptability of the new words.
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fathur Rokhman
Abstrak :
This sociolinguistic study focuses on language attitudes among santries. This research aims to describe language attitudes among santries in Al-Ihsan Pondok Pesantren, Beji, Banyumas on the languages they are able to speak, such as: Indonesian, vernacular languages, Arabic language, and English.

There are three approaches used in this research: sociological approach, psychological approach, and anthropological approach, as ordinarily used in sociolinguistic researches. Data are collected through distributing questionnaires, matched-guise, interviews, and participatory observations. The main data obtained are respondents' self-report about their language attitudes. The data obtained through questionnaires and matched-guise are analyzed quantitatively using one-way analysis of variance (Anova) in order to get the santries' language attitudes based on social variables, such as: gender, age, education, and mother tongue. The data obtained through interviews and observations are analyzed qualitatively using categorical analysis.

This research finds out three basic attitudinal aspects of santries' language attitudes, those are: cognitive, affective, and conative. Santries language attitudes, in this case, are categorized into four groups: santries' language attitudes on Indonesian, santries' language attitudes on vernacular languages, santries' language attitudes on Arabic language, and santries' language attitudes on English. Beside those things, this research also finds out that language attitudes are related to social factors to analyze which cover gender, age, education, and mother tongue.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kim, Geung Seob
Abstrak :
Kalimat yang mengandung dua verba, atau lebih, secara berderet dalam bahasa Indonesia cukup banyak terdapat baik dalam karya tulis fiksi dan berita jurnalistik, maupun dalam karya tulis nonfiksi. Perihal verba berderet (selanjutnya disingkat dengan VB) ini sejak lama telah disinggung-singgung secara sepintas baik dalam tata bahasa Melayu maupun bahasa Indonesia. Pembahasan tentang VB Melayu terdapat dalam tata bahasa Melayu yang ditulis oleh Garth Van Wijk (1985) dan Spat (1989). Pemerian tentang VB bahasa Indonesia ditemukan dalam tulisan Slametmuljana (1959), Fokker(1972), Kridalaksana (1985, 1986, 1988), Ramlan (1886), Moeliono dan Dardjowidjojo (1988), dan Aiwi (1993). Tulisan--tulisan tersebut tidak menyinggung adanya konstruksi VB dan hanya secara sepintas membahas fungsi dan hubungan verba. Khususnya, penyebutan adanya konstruksi VB dalam bahasa Indonesia ditemukan dalam sejumlah tulisan yang terbatas, yaitu dalam Rohanady (1989) dan Lapoliwa (1990a, b). Karya-karya itu memfokuskan pengamatan pada verba kedua (selanjutnya disingkat dengan V2). Dalam bahasa-bahasa Afrika Barat, Asia Timur, Asia Tenggara, Papua Nugini dan kreol Karibia terdapat juga konstruksi yang memiliki VB yang tidak dikenal dalam bahasa-bahasa Eropa, yang dikenal dengan nama "serial verb constructions". Pemerian "serial verb constructions" telah tersebar di dalam berbagai tulisan baik di dalam bidang sintaksis, seperti Li & Thompson (1976), Lord (1982), Foley & Van Valin (1984), Nichols & Woodbury {1985), Bradshaw (1987), Crowley (1987), Foley & Olson (1987), Sebba (1987), Baker (1989), dan Kang (1991a, 1993), di bidang semantik seperti Li & Thompson (1973), Jansen {1978), dan Blake (1994). Berdasarkan fakta-fakta yang disebutkan di atas, penelitian yang memfokuskan pengamatan pada verba pertama (selanjutnya disingkat dengan V1) belum mendapat perhatian ahli bahasa Indonesia untuk dideskripsi secara mendalam. Hal ini menjadi alasan pokok saya untuk membahas konstruksi VB yang khususnya memfokuskan V1 dalam bahasa Indonesia. Ciri-ciri semantis VB merupakan permasalahan pokok yang dibahas dalam penelitian ini. Permasalahan pokok ini dapat diuraikan menjadi beberapa pokok bahasan dan subpokok bahasan pada subbab berikut ini.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gusdi Sastra
Depok: Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Ratnawati Rachmat
Depok: Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reniwati
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1995
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>