Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 45 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Burdahyat
"ABSTRAK
Budaya organisasi yang kuat akan memberikan stabilitas pada organisasi dan dapat
mendorong peningkatan kinerja karyawan. Tujuan penelitian ini menggambarkan
hubungan Budaya organisasi dengan kinerja perawat pelaksana di RSUD Sumedang.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasi dengan rancangan Cross
Sectional. Penelitian ini menggunakan total sampling dengan kriteria inklusi, perawat
pelaksana yang bekerja di Instalasi Rawat Inap RSUD Sumedang Tahun 2009
berjumlah 109 perawat. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner budaya organisasi
(tuntutan kerja, hubungan interpersonal, dukungan kerja serta lingkungan fisik) dan
kinerja. Hasil uji validitas dan reliabilitas di dapatkan hasil seluruh pernyataan dalam
Kuesioner dalah valid (0,364-0,771) dan Reliabel (0.959). Analisis data menggunakan
analisis univariat, bivariat dan multivariat. Hasil penelitian adalah Perawat
mempersepsikan baik tentang budaya organisasi 49,5% dan lingkungan kerja fisik
(71,6%). Perawat mempersepsikan kurang tentang tuntutan kerja (60,6%), dukungan
kerja (53,2%) dan hubungan interpersonal (52,3%). Sedangkan 49,5% kinerja
dipersepsikan baik (50%). Analisis bivariat didapatkan ada hubungan antara budaya
organisasi meliputi sub variabel tuntutan kerja, dukungan kerja, dan hubungan
interpersonal dengan kinerja perawat pelaksana (p value<0,05), sedangkan lingkungan
kerja fisik tidak berhubungan dengan kinerja perawat pelaksana (p value=0,225). Hasil
multivariat didapatkan budaya organisasi merupakan variabel yang paling berhubungan
dengan kinerja perawat pelaksana setelah di kendalikan umur dan jenis kelamin. Saran:
hasil penelitian ini diharapkan pihak manajer rumah sakit mempertahankan dan
meningkatkan budaya organisasi dengan cara membuat surat keputusan tentang uraian
tugas bagi perawat pelaksana, pembuatan daftar urutan kesempatan mengikuti
pendidikan dan latihan serta kebijakan pengembangan lingkungan yang baik.

ABSTRACT
The strong organization culture it will give stability and create with nurse
performance. The aim of this research is to give a description of the correlation
between organization culture with nurse performance in Sumedang hospital. The
design of research was description correlation with cross sectional method. The
research used total population which have fulfilled inclusion criteria were 109
subject. The questionnaires used from organization culture and nurse performance.
The validity questionnaires was valid (0,364-0,771) and reliable (0,959). In analysis
univariate, bivariate and multivariate. The result from this research showed
perception nurses for organization culture good (49,5%) and work environment
physic (71,6%). Who had less for working demand (60,6%), working support
(53,2%), and interpersonal relationship (52,3%) and 49,5% the nurse has good nurse
performance. The conclusion of this study showed that there was significant
relationship between organization culture sub variable working demand, working
supporting, and interpersonal relationship with nurse performance (p value < 0,05).
Their work environment physic do not significant correlation with nurses
performance (p value=0,225). Analysis multivariate show that organization culture
the most influential factor with nurses performance as the control age and gender.
From this result can be suggested to manager Sumedang hostital to maintenance and
increase good organization culture with upon policy make standardized performance
appraisal, to give selection for education and training for nurse provider and policy to
work conditioning for increase work nurse performance."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Supono
"ABSTRAK
Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis (CAPD) adalah dialisis yang dilakukan
melalui rongga peritonium (rongga perut) dengan selaput/membran perutonium
berfungsi sebagai filter. Tindakan CAPD dilakukan dengan insisi kecil pada dinding
abdomen untuk pemasangan kateter, risiko komplikasi yang sering terjadi adalah infeksi
pada peritonium (peritonitis). Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan faktorfaktor
yang berkontribusi terjadinya peritonitis pada pasien CAPD di Rumah Sakit
Umum Dr. Saiful Anwar Malang Jawa Timur. Jenis penelitian deskkriptif korelasi
dengan rancangan Cross Sectional study. Jumlah sampel penelitian 22 pasien peritonitis
CAPD dan 13 perawat dialisis, dengan tehnik pengambilan sampel total sampling. Hasil
penelitian menunjukan ada hubungan yang signifikan antara status nutrisi (p=0.032),
kemampuan perawatan (p=0.024) dengan kejadian peritonitis pada pasien CAPD. Tidak
ada hubungan yang signifikan antara umur (p=0.702), jenis kelamin (p=0.669), tingkat
pendidikan (p=0.771), penghasilan (p=1,000), personal hygine (p=0.387), supot sistem
(p=1,000), fasilitas perawatan (p=0,088), standar struktur (p=0.203), standar proses
(p=0.559) dengan kejadian peritonitis pada pasien CAPD. Rekomendasi untuk perawat
meningkatkan kunjungan rumah untuk memberikan pendidikan kesehatan tentang
perawatan dialisis dan pengeloaan nutrisi seimbang. Saran untuk pasien diharapkan
mengikuti prosedur standar perawatan yang telah diajarkan.

ABSTRACT
Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis (CAPD) was dialysis with cavum of
peritoneal as filter. The procedure of CAPD is inserted catether in to abdoment wall with
small incision, the commone complication of this intervention is peritonitis. The purpose
of study was to identify the relation of peritonitis factors on CAPD patiens at Public
Hospital of Dr. Saiful Anawar Malang. The Design of study was cross sectional, with 22
samples patiens of peritonitis and 13 nurses dialysis, that was taken with total sampling.
The result was showed significant correlation between peritonitis insident with nutrition
status (p=0.032) and self care (p=0.024) but not significant corelation with gender
(p=0.669), level of education (p=0.771), income (p=1,000), personal hygiene (p=0.387),
suport system (p=0,088), home care facilities (p=1,000), standard of structur (p=0.203),
standard of proces (p=0.559). The conclusion of this study the decrease of self care of
dialysis, result increasing of peritonitis incidence. It is recomended for the nurses
provide health education self care dialysis to manage of balance and for patiens to folow
self care standard."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tarigan, Rosina Br.
"ABSTRAK
"
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmawati Kusumastuti Roosadiono
"Pembatasan cairan merupakan salah satu intervensi yang dilakukan pada pasien penyakit ginjal tahap akhir untuk mencegah hipervolemia dan komplikasi kardiovaskuler. Namun, peningkatan kadar Angiotensin II, mulut yang kering serta peningkatan ureum darah pada penyakit ginjal tahap akhir dapat menimbulkan haus yang berlebihan, sehingga pembatasan cairan sering menjadi hal sulit dan menimbulkan ketidaknyamanan bagi pasien. Pengaturan interval dan suhu air minum merupakan salah satu intervensi yang dapat dilakukan untuk mengurangi sensasi haus dengan menstimulasi sensor-sensor yang ada di oropharingeal.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pengaturan interval dan suhu air minum terhadap sensasi haus pasien penyakit ginjal tahap akhir yang menjalani pembatasan cairan. Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati Jakarta, dengan pendekatan crossover design. Sampel dipilih secara non random jenis consecutive sampling, dengan jumlah sampel sebesar 12 responden. Penelitian terdiri atas dua periode yaitu periode kontrol dan periode intervensi, masing-masing periode selama dua hari. Pada periode kontrol pasien melakukan pengaturan minum sendiri seperti biasa sedangkan pada periode intervensi dilakukan pengaturan interval dan suhu air minum oleh peneliti.
Hasil penelitian menunjukan bahwa intensitas haus secara bermakna menurun pada periode intervensi (p=0,000, a=0,05). Faktor perancu yang berhubungan dengan penurunan intensitas haus adalah jenis kelamin. Karena itu, dapat disimpulkan bahwa pengaturan interval dan suhu air minum dapat menurunkan intensitas haus pasien penyakit ginjal tahap akhir yang menjalani pembatasan cairan. Rekomendasi dari penelitian ini bahwa pengaturan interval dan suhu air minum dapat menjadi alternatif dalam menurunkan sensasi haus pasien penyakit ginjal tahap akhir dengan pembatasan cairan.

Fluid restriction is one of intervention given to end stage renal failure patient intended to prevent hipervolemia and cardiovascular complication. Elevated Angiotensin II level, drymouth and elevated blood urea in end stage renal failure create excessive thirst, thus fluid restriction often become difficult and stressful for the patients. Drinking interval and water temperature regulation is one of nursing intervention that can be given to alleviate thirst sensation by stimulating receptors in oropharingeal.
This research was aimed to examine effect of drinking interval and water temperature regulation on thirst sensation of end stage renal failure client who having fluid restriction. The research was conducted at Fatmawati Hospital Jakarta, using crossover design. 12 non random participants were selected by consecutive sampling. The research consisted of two periods, control and intervention period, for two days respectively. In control period, participants were allowed to regulate their drinking interval using water at room temperature whereas in intervention period, participants given drinking interval every an hour and water temperature at 5–10°C.
The results revealed that thirst intensity significantly alleviated in intervention period (p=0,000, a= 0,05). Sex variabel was significantly correlated to thirst intensity reduction. It is concluded that drinking interval and water temperature regulation can alleviate thirst intensity of end stage renal failure patient who having fluid restriction. It is recommended to employ drinking interval and water temperature regulation to alleviate thirst sensation of end stage renal failure patient who having fluid restriction.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fredna J.M. Robot
"ABSTRAK
Beban kerja perawat adalah seluruh kegiatan atau aktifitas yang dilakukan oleh seorang perawat selama bertugas di suatu unit pelayanan keperawatan. Beban kerja perawat penting diketahui, dalam mengevaluasi kebutuhan tenaga perawat di ruang rawat inap rumah sakit umum Prof dr R. D. Kandou Manado. Asuhan keperawatan merupakan beban kerja utama perawat dan menjadi fokus dari semua aktifitas perawat dapat dilaksanakan dengan baik, bila jumlah tenaga perawat tercukupkan. Tujuan dari penelitian ini dapat mengetahui beban kerja perawat pelaksana, diketahui kebutuhan jumlah tenaga perawat di ruang rawat inap rumah sakit umum Prof dr R. D. Kandou Manado. Desain penelitian menggunakan deskritif analitik untuk mengobservasi kegiatan perawat pelaksana dengan menggunakan metoda work sampling. Sampel penelitian adalah pekerjaan perawat pelaksana rawat inap yang dilakukan selama shift berlangsung baik shift pagi, shift sore maupun shift malam, total sebanyak 330 sampel. Instrumen penelitian menggunakan format observasi kegiatan perawat pelaksana, dengan panduan klasifikasi jenis kegiatan perawat. Penetapan waktu dan perawat yang diamati menggunakan teknik random sampling dengan interval waktu lima menit. Hasil analisis kegiatan terbanyak dari perawat pelaksana di ruang rawat inap Irina B adalah kegiatan keperawatan langsung 46,67%, dengan pencapaian waktu kegiatan 843 menit dari total waktu 2380 menit. Kebutuhan perawat pelaksana di ruang rawat inap Irina B dengan kapasitas 29 tempat tidur dan BOR rata-rata 90,1% dengan hasil beban kerja dihitung berdasarkan formula standar Dep.Kes, hasilnya ruangan ini kelebihan 3 perawat dari jumlah yang ada sebanyak 27 perawat. Rekomendasi: Manajemen Keperawatan Dan Direktur Manajemen Sumber Daya Manusia perlu mempertimbangkan beban kerja perawat sebagai acuan dalam menentukan kebutuhan tenaga keperawatan. Diperlukan evaluasi kembali uraian tugas perawat dalam mengoptimalkan waktu kerja perawat."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mila Triana Sari
"ABSTRAK
Budaya organisasi merupakan nilai bersama yang dimiliki dan tercermin dalam prilaku
anggota organisasi. Budaya organisasi yang kuat dapat meningkatkan kinerja. Kinerja
perawat berperan penting dalam meningkatkan mutu layanan rumah sakit. Selain budaya
organisasi, faktor lain yang dapat mempengaruhi kinerja adalah gaya kepemimpinan
kepala ruang. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi hubungan budaya organisasi
dan gaya kepemimpinan kepala ruang dengan kinerja perawat pelaksana di RSD Raden
Mattaher Jambi. Disain penelitian menggunakan deskriptif korelasi dengan pendekatan
potong lintang (cross sectional) terhadap 143 perawat pelaksana yang diambil secara
proporsional sampling yang memenuhi kriteria inklusi. Instrumen yang digunakan adalah
kuesioner yang disusun berdasarkan elemen-elemen budaya organisasi, gaya
kepemimpinan, dan kinerja. Hasil uji validitas dan reliabilitas didapatkan seluruh
pernyataan dalam kuesioner adalah valid (0,368-0,841) dan reliabel (0,947). Analisis data
menggunakan analisis univariat, bivariat dan multivariat. Hasil penelitian adalah 58,7%
perawat pelaksana mempersepsikan budaya organisasi lemah, gaya kepemimpinan kepala
ruang berorientasi karyawan tinggi 53,1%, dan berkinerja baik 53,8%. Lebih lanjut
didapatkan adanya hubungan yang bermakna antara budaya organisasi yang meliputi
keterlibatan, penyesuaian, konsistensi, misi dan gaya kepemimpinan kepala ruang
berorientasi karyawan dengan kinerja perawat pelaksana. Variabel yang paling
berhubungan dengan kinerja adalah penyesuaian, misi dan jenis kelamin sebagai variabel
confounding. Variabel penyesuaian merupakan variabel yang paling berhubungan dengan
kinerja perawat pelaksana. Rekomendasi penelitian: perlu mensosialisasi visi, misi dan
tujuan organisasi, dasar kebijakan, peraturan, diaplikasikan dalam aktifitas pelayanan
keperawatan; gaya kepemimpinan kepala ruang berorientasi pada perawat pelaksana
dengan membangun hubungan kerjasama yang baik melalui pelaksanaan pendekatan
interpersonal kepala ruangan kepada perawat pelaksana.

ABSTRACT
Organizational culture is a system of shared values by the organizations people to produce norms that powerfully shape the behavior of individuals in the organization. The strong organizational culture it will create with staff nursing performance inpatient wards.The best performance is reflected through the quality nursing care in hospital. The else organizational culture, which is one factors that can increase the nurse’s work performance is predicted to be contributed by leadership style of head nurse.The aim of this research is to give a description the relationship between organizational culture and leadership style of head nurse with work of nurse performance inpatients ward in Raden Mattaher general hospital Jambi. The design of this research was descriptif correlational with cross sectional method to 143 subject of nurse with proporsional sampling with inclusion criteria. The quesionaires were used to be valid and reliable. The validity and reliability test of the organizational culture, style leadership head nurse and the nurse performance instrument was validity (0,368-0,841) and reliability (0,947). In analyzes the research with univariate, bivariate and multivariate. The results of univariate analyzes described nurses who perceived weak to the organizational culture 58,7%, who style leadership head nurse was high 53,1%, and good nurses perfomance 53,8%. The conclution of the study showed that their was significant relationship between organizational culture and style leadership the head nurse with nurses performance. The variable responsibility, mission and gender are considered as the influential factors toward nurse performance and the most influential factor between of them is responsibility, mission. The dominant variable that correlated with nurses perfomance were responsibility. From this result can be sugested: Direction of Raden Mattaher hospital need to make socialization, vision, mission and goal of organization, empowered the nurses with opportunities through formal education or give trainings with patient nursing care and nursing leadership trainings for head nurse in Raden Mataher hospitali. To head nurses inpatient increased good relationship with the nurse provider’s and make interpersonal relation."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rika Harini
"Pijat merupakan terapi sentuh tertua dalam metode pengobatan sejak lama. Tesis ini bertujuan mengetahui pengaruh terapi pijat terhadap bilirubin pada bayi hiperbilirubinemia yang menjalani fototerapi. Desain penelitian adalah quasi experiment nonequivalent control group, before-after design. Jumlah sampel 30 orang diambil secara non probability jenis consecutive samplin. Hasil penelitian menunjukan perberdaan bermaksan rata-rata penurunan level total serum bilirubin (TSB) pada kelompok kontrol dan intervensi sebesar 1,5mg/dL (p<0,05). Terapi pijat berpengaruh pada bayi yang mendapat fototerapi single. Dari hasil multivariat didapatkan bahwa jenis fototerapi paling berpengaruh terhadap penurunan level bilirubin. Hasil penelitian merekomendasikan penelitian lanjut tentang pengaruh terapi pijat terhadap perilaku bayi hiperbilirubinemia yang di fototerapi.

Massage is the oldest touch therapy that used on the treatment since long ago. This thesis aims to determine the influence of massage therapy with bilirubin level on hyperbilirubinemia infant who undergoing phototherapy. The research design is quasi-experimental nonequivalent control group, before-after design. The samples were 30 infants that taken by non-probability method of consecutive sampling. Results showed that there were significant differences an average decrease of Total Serum Bilirubin (TSB) on control and intervention group 1,5mg/dL (p=0,05). Massage therapy were influence to infant who undergoing single phototherapy. The multivariate analyze showed that kind of phototherapy is the most influences to total serum bilirubin decrease. The results recommend further studies about the influence of massage therapy to infant behaviour as long as phototherapy."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
T28418
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dewy Haryanti Parman
"Gagal Ginjal Terminal dengan adekuasi nutrisi sangat penting bagi kualitas hidup pasien hemodialisis, namun sering tidak dapat terpenuhi akibat beberapa faktor seperti ketidakpatuhan pasien terhadap diet, atau efek dari uremia yang menyebabkan penurunan nafsu makan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan adekuasi nutrisi terhadap kualitas hidup pasien yang menjalani hemodialisis di RSUD Dr.Achmad Mochtar Bukittinggi.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif korelasi dengan menggunakan metode pendekatan cross sectional dengan total sampling, dengan perhitungan rumus jumlah sampel di dapatkan minimal 53 sampel namun untuk lebih meningkatkan tingkat kepercayaan pada penelitian ini maka digunakan total sampling sebanyak 65 responden.
Analisis hasil penelitian yang menggunakan Chi-Square (bivariat) dengan α=0,05, didapatkan hubungan yang bermakna antara Indeks Massa Tubuh, Albumin, Feritin, TIBC, HDL, trigliserida, LDL, kalori, protein, lemak, adekuasi nutrisi dengan kualitas hidup dengan nilai p berkisar antara p=0,0005 ? 0,33, Pada penelitian ini disimpulkan bahwa adekuasi nutrisi dapat memberikan manfaat terhadap kualitas hidup pasien hemodialisis."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T35765
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tania Khaerunnisa
"Angka prevalensi penyakit tidak menular seperti hipertensi semakin meningkat dikarenakan adanya perubahan pola hidup. Kondisi ini terjadi juga di wilayah pedesaan. Komplikasi dari hipertensi dapat membahayakan penderitanya. Salah satu faktor resiko perparahan yang dapat dikontrol salah satunya adalah perubahan pola makan sehat menurut Dietary Approaches to Stop Hypertension (DASH) dan diet rendah garam. Penelitian ini bertujuan untuk melihat kebiasaan makan penderita hipertensi. Desain penelitian deskriptif dengan pendekatan potong lintang. Metode sampling yang digunakan adalah teknik accidental sampling dengan total sampel 79. Pengambilan data dilakukan dari bulan Maret sampai Mei 2014 di wilayah Desa Rancasalak Kabupaten Garut. Alat ukur yang digunakan adalah kuisioner modifikasi Eating Habit Behavior dan Healthy Heart Questionnaire. Hasil penelitian menunjukan bahwa 53.2% penderita hipertensi memiliki kebiasaan makan yang tidak sesuai anjuran dan 46.8% memiliki kebiasaan makan sesuai anjuran. Hasil merekomendasikan perbaikan asuhan keperawatan komunitas terkait program preventif dan rehabilitatif dari faktor terkontrol hipertensi di pedesaan.

The significant increase in prevalence of non-communicable disease such as hypertension is due to transition of lifestyle. The complication of hypertension is dangerous for the patient. One of the risk factor that can be controlled is healthy diet or eating habit for hypertension based on Dietary Approaches to Stop Hypertension (DASH) and low sodium diet. The objective was to determine eating habit of hypertension patient. A quantitative cross-sectional descriptive research was conducted among 79 subjects since March until May 2014. The sampling method was accidental sampling. The instrument used self-administered questionnaire with modifying the questionnaire of eating habit behavior and healthy heart questionnaire. The result showed that 53.2% patients have healthy eating habit for hypertension and 46.8% have non-appropriate of healthy eating habit. This research recommends a better community nursing care plan to control hypertension patient eating habit and lifestyle in rural area."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
S57170
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Winarto
"ABSTRAK
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah arterial yang abnormal. Secara etiologi,
hipertensi terdiri dari hipertensi primer dan sekunder. Hipertensi primer adalah suatu
kondisi saat penyebab sekunder dari hipertensi tidak ditemukan. Terapi nonfarmakologis
harus diberikan kepada semua pasien hipertensi. Intervensi terapi nonfarmakologis yang
menarik untuk dikaji pada pasien hipertensi primer adalah terapi menggunakan hipnosis
(medical hypnosis). Hipnosis menarik untuk diteliti karena aman, meminimalkan biaya
dan telah didukung penelitian. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi efek
hipnosis terhadap penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi primer yang
menjalani rawat jalan di RSU Banyumas. Desain penelitian menggunakan Quasi
eksperimental with pre-post control group, dengan 19 responden pada kelompok
intervensi dan 19 responden pada kelompok kontrol. Teknik pengambilan sampel dalam
penelitian ini dengan simple random sampling. Instrumen penelitian karakteristik
responden menggunakan kuesioner, tingkat kecemasan diukur menggunakan 100mm
Visual Analog Scale(VAS), observasi tingkat sugestibilitas menggunakan Stanford
Hypnosability Sugestibility Scale Form C (SHSS Form C). Tekanan darah sebelum dan
setelah intervensi diukur menggunakan tensimeter digital. Data dianalisis menggunakan
t test dan analisis korelasi regresi linear. Hasil penelitian menunjukan tekanan darah
sistolik turun secara bermakna 17,16 mmHg (p=0,001), tekanan darah diastolik turun
secara bermakna 10,21 mmHg (p=0,000), antara sebelum dan setelah terapi hipnosis.
Faktor usia dan penurunan tekanan darah diastolik setelah terapi hipnosis menunjukan
hubungan yang kuat dan bermakna (r=0,736, p=0,000). Faktor riwayat merokok pasif
menunjukan adanya hubungan yang bermakna dengan penurunan tekanan darah
diastolik pada kelompok intervensi (p=0,043). Hasil penelitian ini diharapkan dapat
mengembangkan pelayanan keperawatan di rumah sakit, dan menjadi dasar untuk
penelitian keperawatan selanjutnya terkait dengan hipnosis dalam keperawatan.

ABSTRACT
Hypertension is known as abnormal increases of blood pressure at the arterial. Based on
etiology, hypertension devided into primary and secondary hypertension. Primary
hypertension is a condition when secondary cause of hypertension is not found. Nonpharmacologic
therapy has to be given to all hypertension patients. Intervention of nonpharmacologic
therapy interesting to be studied at primary hypertension patient is
hypnosis (medical hypnosis). Hypnosis became interested to investigate because it is
save, cost minimize and was supported with much study. The objective of this research
is to identify hypnosis effect toward the blood pressure decrease at primary hypertension
patient who were treated in outpatient service in Banyumas General Hospital. Research
design applied Quasi experimental with pre-post control group, using 19 respondents at
intervention group and 19 respondents at control group. Sampling technique in this
research used simple random sampling. Research instrument of respondent characteristic
applied questionnaire; level of anxious is measured by 100mm visual analogue scale;
observation of suggestibility level employed Stanford Hypnosability Sugestibility Scale
Form C ( SHSS FORM C). Blood pressure before and after intervention is measured by
digital tension meter. Data was analyzed by t test and linear regression correlation
analysis. Result of this research shows that systolic blood pressure was significant
decreased 17.16 mmHg (p=0,001), diastolic blood pressure was significant decreased
10.21 mmHg (p=0,000), between before and after interventions with hypnosis. Age
factor and diastolic blood pressure after intervention shows strong and significant
relationship (r=0.736, p=0.000). Passive smoking history factor shows a significant
relationship with diastolic blood pressure in intervention group (p=0,043). The result of
this research is expected to be able in developing nursing care in hospital, and becomes a
basic for the next nursing research related to hypnosis in the nursing area.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>